PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
B. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi.
Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes
akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
C. Klasifikasi
Pada Diabetes Mellitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak
dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan
memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan
otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.
F. Pemeriksaan Diagnostik
a) Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan
waktu makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan
Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
c) Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine
rutin yang selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan
adanyaglukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan
reduksi urine adalah:
1. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan
untuk menegakkan diagnosis
2. Nilai (+) sampai (++++)
3. Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria,
obat-obatan, dan lainnya
4. Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
5. Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 – 400 mg%
6. Reduksi (++++) kemungkinan KGD: 400 mg%
7. Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
8. Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman.
H. Penatalaksanaan
1. Terapi Diet
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
Sifat-sifat diet B2
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein
kurang.
2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan
20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.
3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori /
hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Sifat diet B3
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40
gram/hari.
3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan
2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah protein).
4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes mellitus
dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap
hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk
melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud
untuk menurunkan BB. Penyuluhan kesehatan, untuk meningkatkan
pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara
dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui
media-media cetak dan elektronik.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir
lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin
mendadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui
drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya
pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan
infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25
kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori
yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum
mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah
105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera
dimulai.
2. Terapi Insulin
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet,
menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol
glikemik dan olah raga.
3. Olahraga
I. Komplikasi
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik,
apalagi penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh
dokter ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis
kebidanan. Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal
biasanya karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat,
terutama yang disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya,
prognosis bagi anak jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh ;
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
1. Nama : Ny ‘S’
2. Umur : 31th
3. Suku/Bangsa : Sumatera/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekarjaan : Pedagang
9. Dx. Medis : DM
2. Umur : 34th
5. Pendidikan : D3
7. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
2. Data Subjektif
b. Keluhan utama
Ibu mengeluh sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 6 Minggu
Trimester II
Frekuensi : 2x
Keluhan : pusing
Komplikasi : DMG
Trimester III
Frekuensi : 2x
Komplikasi : DMG
Terapi : tablet fe
d. Imunisasi TT:
TT 1 : TT Caten
TT 4 : tanggal
TT 5 : tanggal
f. Aspek psikologis
Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dan menerima dengan kehamilan
sekarang. Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dengan
kehamilan sekarang. Ibu mengatakan hubungan ibu, suami, keluarga, dan
tetangga baik-baik saja
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien
rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
i). Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
3. Data Objektif
a) .Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Tanda vital :
BB : 68kg TB : 150cm
Palpasi
· Leopold I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan ridak melenting
yaitu bokong janin.
· Leopold II : pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu
punggung janin, pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu
ekstremitas janin.
· Leopold III : Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu
kepala janin.
Auskultasi
DJJ : 144x/menit
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat
ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik,
gerakan bola mata baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
2) Sistem pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik
karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) Sistem penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi
disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat
bau yang dirasakan.
4) Sistem pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula
disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang
dirasakan.
5) Sistem integument
6) Sistem pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi utuh mukosa bibir kering, reflek menelan ada,
auskultasi pada bising usus 10x/menit.
7) Sistem pernafasan
8) Sistem kardiovaskuler
9) Sistem perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri
pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak
terasa nyeri.
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada
nyeri dan tidak ada luka.
f). Pola Aktivitas Sehari-hari
4. Personal Hygiene
Mandi
- Frekuensi 2x sehari Tidak
- Penggunaan Sendiri
Sabun
- Cara
Oral Hygiene
- Frekuensi 2x sehari Tidak
- Penggunaan Sendiri
pasta gigi
Pemeliharaan
Rambut
- Frekuensi 2x Seminggu Belum cuci rambut
- Penggunaan Sendiri
shampoo
- Cara
melakukan
Pemeliharaan Kuku
- Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu
- Cara sendiri
melakukan
4. Aktivitas
Klien mengatakan mulai beraktivitas pada jam 05.30 – 16.30 WIB sebagai Petani
B. Diagnosa Keperawatan
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
C. Intervensi
D. Evaluasi