Anda di halaman 1dari 4

1

PICA
A. DEFINISI
Pica ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu
makan terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong makan,
misalnya tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran
hewan, cat kering, dinding tembok, dan sebagainya.

B. FAKTOR RESIKO
a. Terdapat pada golongan anak di bawah umur 3 tahun, biasanya di atas 1
tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak sapihan wajar
bila suka memasukkan benda-benda yang dipegangnya ke dalam
mulutnya.
b. Penderita retardasi mental
c. Orang yang memiliki gangguan kejiwaan seperti histeria
d. Orang dengan cacat perkembangan atau gangguan serupa
e. Orang-orang yang keluarga atau etnisnya memakan zat non-makanan
f. Orang yang diet, menjadi lapar, dan mencoba untuk meringankan
kelaparan dengan zat rendah kalori

C. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding
a. Retardasi Mental
b. Pervasive Developmental Disorder
c. Skizofrenia
d. Autis
e. Kleine-Levin syndrome

D. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Presentasi klinis pica sangat bervariasi dan berhubungan dengan sifat
spesifik dari kondisi medis yang dihasilkan dan zat tertelan. Pada keracunan
atau paparan agen infeksi, gejala dilaporkan sangat bervariasi dan
berhubungan dengan jenis toksin atau agen infeksi tertelan. Gejala pada
2

saluran Gastrointestinal (GI) seperti sembelit, sakit perut kronis atau akut
yang mungkin menyebar atau terfokus, mual dan muntah, distensi perut, dan
kehilangan nafsu makan.
Pasien mungkin menyembunyikan informasi mengenai perilaku pica
dan menyangkal adanya pica ketika ditanya. Kerahasiaan ini sering
mengganggu diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif. Kisaran luas
komplikasi yang timbul dari berbagai bentuk pica dan keterlambatan
diagnosis yang akurat dapat menyebabkan gejala ringan sampai mengancam
nyawa.

E. TERAPI
1. Terapi lama
Menurut ADAManual Clinical Dietetics tahun 2000, Pica
didefinisikan sebagai kelainan psikobehavioral yang melibatkan
keinginan-keinginan yang abnormal untuk memakan sesuatu yang
sebenarnya bukan merupakan makanan yang lazim dikonsumsi seperti
tanah, kapur, dan sebagainya. Pica menjadi sebuah perhatian karena
substansi-substansi yang bukan merupakan makanan itu dikhawatirkan
dapat menggantikan nutrisi-nutrisi dari makanan yang sesungguhnya dan
hal ini bisa menjadi berbahaya. Tidak ada suatu panduan yang spesifik
mengenai rencana terapi pada pica, tetapi pendekatan personal dan
pemberian edukasi serta saran-saran yang baik mengenai nutrisi yang
seimbang pada pasien pica menjadi suatu hal penting untuk upaya
mengurangi keinginan-keinginan mengkonsumsi benda-benda yang aneh
sehingga dapat tercipta keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Penatalaksanaan pasien pica dengan cara yang sama belum tentu
mendapatkan hasil yang sama, kesadaran dari praktisi kesehatan adalah
hal yang paling penting dalam manajemen pasien pica

2. Terapi Baru
a. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (Farmakologis)
3

Terapi baru yang kemungkinan bisa digunakan dan telah
direkomendasikan karena hasil yang memuaskan saat diuji coba
pada pasien pica adalah terapi farmakologis dengan selective
serotonin reuptake inhibitors (SSRi) dan neuroleptic atipikal lain.
Terapi baru ini bekerja dengan memblok reuptake atau reabsorpsi
serotonin oleh sel-sel saraf di otak.

b. Bupropion (Farmakologis)
Bupropion merupakan golongan obat dari aminoketone
norepinephrine and dopamine reuptake inhibitor yang terbukti bisa
digunakan sebagai terapi pada gangguan pica yang persisten, kronik,
dan mengalami ketergantungan nikotin yang parah. Intervensi
perilaku pada pasien pica dengan tujuan untuk mengalihkan
perhatian, seperti menyusun ulang llingkungannya, konseling, dan
terapi-terapi perilaku yang lain tidak berhasil, maka terapi
farmakologis merupakan opsi selanjutnya seperti bupropion.

c. Response Effort (Pendekatan perilaku)
Response effort merupakan salah satu terapi pada pica dengan
pendekatan metode perilaku. Pada terapi ini, yang dinilai adalah
usaha pasien untuk berusaha memakan sesuatu yang menjadi objek
pica. Benda-benda yang biasa menjadi obyek pica pasien diletakkan
di tempat yang sulit dijangkau oleh pasien sehingga kejadian pica
berkurang.

d. Response Blocking
Response Blocking merupakan usaha yang dilakukan oleh
individu yang merawat atau menjaga pasien pica agar tidak
mengambil benda (bukan makanan) untuk dimakan.

F. PROGNOSIS
4

Keberhasilan dalam pengobatan bervariasi, sebagian besar kasus pica
berlasung beberapa bulan dan akan sembuh dengan sendirinya, tapi ada
beberapa kasus yang bisa berlanjut ke masa remaja dan dewasa terutama
ketika terjadi bersamaan dengan gangguan perkembangan.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi pica
a. Infeksi
b. Obstruksi usus
c. Menyebabkan keracunan
d. Malnutrisi
e. Diare
f. Anemia
g. Konstipasi

Anda mungkin juga menyukai