DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Lasmarina Sinurat S.Kep,M.Kep
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama Kelompok II :
1
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah“MANAGEMEN
STRESS PADA IBU HAMIL” Dengan baik.Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dorongan, dan bantuan moril maupun
material dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimaksih kepada :
1. Bapak PERLINDUNGAN PURBA, SH,MM, selaku Ketua Yayasan Sari
Mutiara Indonesia Medan.
2. Ibu Dr.IVAN ELISABETH PURBA, M.KES, selaku Rector Universitas
Sari Mutiara Indonesia
3. Bapak TARULI SINAGA, SP. M. KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
4. Ibu Ns.RINCO SIREGAR, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
5. Ibu Ns. LASMARINA SINURAT,M.Kep, selaku Dosen Pengajar yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam
menyelesaikan makala ini.
Tim penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari isi maupun susunannya, untuk tim penulis akan
membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dari
pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
dibidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimaksih.
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari stres dan kehamilan.
2. Mengetahui faktor penyebab dari stres selama masa kehamilan sang ibu.
3. Mengidentifikasi tingkatan stres dalam mempengaruhi kesehatan ibu
hamil.
4. Mengetahui cara-cara mengurangi resiko stres pada ibu hamil.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun mental.
Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan
stres dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-
gangguan mental. Pada dasarnya, stres adalah sebuah bentuk ketegangan
ketegangan.
Menurut Robbins (2001) stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan
dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya
sistem kognitif, apresiasi stres menyebabkan segala peristiwa yang terjadi
disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stres berdasarkan arti atau
interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut dan bukan karena
peristiwa itu sendiri.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Stres menurut Hans Selye (1976) merupakan respons tubuh yang bersifat
tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
6
pada calon ibu dengan usia ibu yang masih sangat muda, introvet atau tidak
mau berbagi dengan orang lain.
Stres Eksternal : berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau penolakan
orang lain terhadap individu. Penyebab lain dari stres dapat berasal dari
eksternal dimana terjadinya keretakan dalam rumah tangga, pengangguran
atau adanya kematian anggota keluarga.
Stres yang terjadi pada ibu hamil juga berasal dari support keluarga. Ibu
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga.
Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi
orang tua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan
berkeluarga yang dapat diikuti oleh stres dan kecemasan. Dukungan keluarga
memegang peranan yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu, karena
selama hamil ibu mengalami perubahan fisik atau psikologis sehingga
membuat emosi ibu hamil labil.
Subtstance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau bahan
yang beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat
memberikan pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut
dalam bentuk ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala- gejala
gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain : ganggguan dalam
sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi, euphoria atau ketagihan dan
over dosis, paranoid, stres.
Partner abuse merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan oleh
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Kekerasan terebut dapat berupa kekerasan emosional,seksual atau fisik,
kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan
psikologis seperti tidak di perhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab
yang pasti, istri menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk
seperti mabuk,judi dan pemarah. Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi pada
semua kebudayaan, pendidikan, ras, agama dan latar belakang sosial ekonomi.
Kekerasan terhadap wanita merupakan suatu bentuk kejantanan laki-laki
7
terhadap wanita. Seseorang wanita bagaikan sebuah benda, harta yang harus
tunduk pada peraturan rumah tangga dan patut mendapat kekerasan .
8
Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Jurnal Brain, Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang sering
mengalami tegang, panik, dan cemas yang berlebihan akan dapat
melemahkan sistem kekebalan bayi ketika bayi berusia 6 bulan.
4. Terganggunya Kesehatan Ibu
Jika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun berat,
seorang ibu akan kehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan
seorang ibu kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan
yang mempengaruhi kesehatan seorang ibu, seperti diare, pusing, lemas,
lesu dan berbagai gangguan metabolisme lainnya.
9
kebagian yang tidak beresiko bagi perkembangan janin atau bahkan
meminta cuti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi jika dua hal ini tidak
mungkin untuk dilakukan, maka wanita hamil harus tegas dalam
memutuskan pekerjaan yang diambil atau kesehatan bayi.
Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaan yang mungkin
harus dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli di laboatorium,
bertani, polisi lalu-lintas, juru masak, dan pekerjaan yang memerlukan
waktu yang lama ketika duduk berjam-jam di depan layar komputer. Selain
itu, jangan pernah menganggap remeh pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan
rumah tangga dan pekerjaan yang lain sama melelahkan dan menguras
tenaga dan pikiran.
3. Melakukan Yoga
Selain mengurangi dan menghilangi stres, yoga dapat mengurangi
rasa sakit punggung dan memelihara kesehatan baik untuk sang ibu atau
calon bayi. Berlatih yoga juga dapat memberi dampak positif yaitu
mempermudah dan mempercepat proses kelahiran yang akan mendatang.
Posisi-posisi berikut ini dapat membantu menyesuaikan diri dengan
perubahan yang ada, yaitu:
Posisi Mudah
Duduk tegak, luruskan punggung hingga menyangga dengan
baik. Letakkan kedua tangan di lutut.
Membungkuk ke depan
Regangkan tubuh membungkuk ke depan mulai dari panggul,
cobalah untuk memegang jempol kaki atau lutut. Luruskan tulang
punggung dan kaki. Rendahkan kepala. Tahan selama 30 detik.
Luruskan kembali tubuh. Ulangi 2 kali.
Meregangkan punggung
Telungkuplah dengan posisi kaki rapat, siku terlipat, kening
menempel pada lantai. Perlahan angkatlah tubuh ke arah belakang,
tahan bagian perut agar tetap menempel di lantai, punggung
melengkung dan dada condong ke luar. Tahan selama 10 detik, lalu
turunkan tubuh kembali. Ulangi sebanyak 3 kali.
10
Posisi kaki
Berlututlah, jatuhkan pantat ke lantai bagian kaki kiri. Tekuklah
kaki kanan dan silangkan ke arah bagian luar lutut kaki kiri. Tegakkan
punggung, tangan terpaut di lutut.
Memutar
Letakkan tangan kanan ke belakang, pegang pergelangan kaki
kanan dengan tangan kiri. Palingkan kepala ke kanan. Ulangi ke arah
kiri.
Memutar tulang belakang
Setelah membungkuk ke depan dan ke belakang, tulang
belakang perlu diputar untuk menjaga kelenturannya. Cobalah
memutar tubuh seperti di atas, mulai dari posisi duduk, hingga posisi
berlutut.
Relaksasi terakhir
Berbaring terlentang dan tutup mata. Gulingkan kepala dari satu
sisi ke sisi lainnya, lalu kembalilah ke posisi tengah. Tarik napas
dalam-dalam. Rentangkan tangan, dengan telapak ke atas. Kendorkan
rahang dan wajah. Diamlah selama 10 menit. (Elizabeth, 2006)
4. Mengikuti Senam Hamil
Kelas kelahiran adalah suatu program pelatihan untuk menghadapi
kelahiran di bawah bimbingan dokter kandungan atau bidan yang sudah
berpengalaman. Tujuan mengikuti kelas ini adalah mempersiapkan diri ibu
hamil secara fisik dan mental. Sering kali ibu hamil mengalami ketakutan
akan rasa nyeri pada saat melahirkan sehingga menyebabkan stres.
Melahirkan memang nyeri, tetapi ditambah dengan rasa takut dan stres
justru memperburuk keadaan. Dengan mengikuti kelas kelahiran, maka
ibu hamil dapat mematahkan hubungan antara rasa nyeri-takut. Disana
juga ibu hamil juga dapat bertemu dengan ibu-ibu yang lain dengan
kondisi yang sama sehingga bisa saling bertukar informasi dan memberi
dukungan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stres merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun
mental. Setiap manusia pasti pernah mengalami stres tidak terkecuali ibu
hamil. Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik
saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu, seorang calon
ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan
adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan
mental ibu. Banyak faktor yang menyebabkan ibu hamil stres diantaranya stres
yang berasal dari internal dan stres yang berasal dari eksternal. Selain memberi
dampak negatif pada ibu, stres juga memberi dampak negatif bagi sang calon
bayi. Oleh sebab itu, dengan dukungan suami dan keluarga, menghindari
pekerjaan yang beresiko, berlatih yoga, dan mengikuti kelas senam hamil
diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu yang sedang hamil.
3.2 Saran
Tidak hanya fisik, psikis calon ibu pada saat hamil harus diperhatikan.
Stres yang berkelanjutan sangatlah memberi dampak negatif. Dengan
melakukan hal-hal yang positif seperti berolahraga, pola hidup yang sehat,
komunikasi yang baik dengan keluarga dan orang lain diharapkan akan
mengurangi stres calon ibu pada masa kehamilan demi menjaga kesehatan ibu
dan calon bayi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Christian, M., Yusron N., 2006. 1001 Tentang Kehamilan. Bandung: PT. Triext
Media.
Priyadi, K., 2006. 101 Tips Terpenting Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat
Sunarsih, T., Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
13