Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Dosen : Yusrah Taqiyah S.Kep.,Ns.,M.Kes

MAKALAH
MANAJEMEN STRESS

DISUSUN OLEH :
ASMIYAH 14220170018
DELLA RELYANA 14220170001
DELVINA RAHMADANI 14220170008
ENDANG ASTUTI 14220170023
NUR HAINI 14220170017
NURHAZIZA HAMSUL 14220170016
SUMARNO 14220170029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S.1


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Keperawatan Materrnitas”.
Makalah ini Kami susun agar pembaca dapat lebih mememahami tentang apakah
itu Manajemen Stress yang disajikan berdasarkan studi dari berbagai sumber. Tak
lupa Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak serta sumber yang telah
memberi dukungan maupun informasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri
Kami sendiri, para mahasiswa dan semua yang membaca makalah ini, dan mudah-
mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini.

Makassar, 7 Mei 2019

Penulis ,

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................... i


Daftar isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


A. Pengertian Stress ............................................................................ 3
B. Penyebab Stress pada ibu hamil .................................................... 3
C. Indikasi/gejala stress ...................................................................... 4
D. Tngkat stres dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil ................ 4
E. Cara mengurangi resiko stres pada ibu hamil ................................ 7
F. Upaya menangani stress ................................................................. 9
G. Dampak manajemen stress ............................................................. 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12


A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses ilmiah untuk menjaga kelangsungan
keturunan peradapan manusia. Kehamilan bisa tejadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Kehamilan
merupakan fenomena normal yang terjadi karena adanya pertemuan sel sperma
dengan sel telur di tuba fallopi, kemudian bernidasi dilapisan endometrium
yang akan berkembang menjadi janin, lamanya kehamilan normal 280 hari atau
40 minggu. Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan pada calon ibu baik
secara fisiologis dan psikologis. Perubahan tersebut sebagian besar
dikarenakan pengaruh hormon esterogen dan progesteron.
Pada kehamilan 3 bulan pertama status psikologis seorang calon ibu
sangatlah tidak menentu atau labil. Dengan adanya bayi pada rahim ibu secara
tidak langsung dapat mempengaruhi emosi dan mental sang ibu. Jika hal ini
tidak didukung dengan lingkungan dan keluarga yang harmonis maka si ibu
akan mengalami stres. Jika tingkat stres tejadi secara terus menerus tentunya
sang calon ibu akan mengalami depresi, hal ini akan berakibat juga pada bayi
yang ada di dalam perutnya, karena bayi yang berada di dalam rahim dapat
merespon apa yang dialami oleh ibu.
Sekarang ini stres seakan menjadi sesuatu yang sulit sekali dipisahkan dari
masa-masa kehamilan seorang wanita. Terkadang sang calon ibu tak
menyadari jika sedang mengalami stres. Kondisi stres pada umumnya ditandai
dengan gejala sakit kepala, gelisah, tegang dan tak karuan.
Oleh sebab itu, demi menjaga kesehatan ibu dan janinnya sangat
dianjurkan untuk mengurangi beban mental yang akan menimbulkan stres
berlebihan. Menjaga pola makan, berolah raga, dan melakukan aktivitas sehari-
hari yang positif, hal ini dinilai akan membantu mnengurangi stres selama
masa kehamilan ibu.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian stres dan kehamilan?
2. Apa faktor yang menyebabkan stres selama masa kehamilan?
3. Bagaimana indikasi/gejala stress
4. Bagaimana tingkat stres dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil?
5. Bagaimana cara mengurangi resiko stres pada ibu hamil?
6. Bagaimana upaya menangani stress ?
7. Bagaimana dampak manajemen stress ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian stres dan kehamilan.
2. Untuk mengetahui Apa faktor yang menyebabkan stres selama masa
kehamilan.
3. Untuk mengetahui bagaimana indikasi/gejala stress.
4. Untuk mengetahui bagaimana tingkat stres dapat mempengaruhi kesehatan
ibu hamil.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengurangi resiko stres pada ibu
hamil.
6. Untuk mengetahui bagaimana upaya menangani stress.
7. Untuk mengetahui dampak dari menejemen stress.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Stress
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 2 pengertian stress : (1)
Gangguanatau kekacauan mental dan emosional (2) Tekanan. Secara teknis
psikologik,stress didefinisikan sebagai suatu respons penyesuaian seseorang
terhadap situasi yang dipersepsikan menantang atau mengancam kesejahteraan
orang yang bersangkutan. ~ Stress is an adaptive response to a situation that is
perceived as challenging or threatening to the person’s well-being. Jadi stress
merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap ‘stressor ‘ hal
yang dipandang sebagai menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan
(homeostasis), baik internal maupun eksternal.
Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif
sesuai persepsi orang yang memandangnya. Dengan perkataan lain apa yang
mencekam bagi seseorang belum tentu dipersepsikan mencekam bagi orang
lain.
Menurut Robbins (2001) stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan
dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia)
secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional
yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu
sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi
lebih baik.

B. Penyebab stress
Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan
emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik. Stres ini
di bagi menjadi 2 :

3
1. Stres Internal : Faktor psikologis yang mempengaruhi dalam kehamilan
dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (internal). Faktor psikologis yang
mempengaruhi ibu hamil sendiri ialah latar belakang kepribadian ibu dan
pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
memiliki kepribadian immature atau kurang matang biasanya dijumpai
pada calon ibu dengan usia ibu yang masih sangat muda, introvet atau tidak
mau berbagi dengan orang lain.
2. Stres Eksternal : berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau penolakan
orang lain terhadap individu. Penyebab lain dari stres dapat berasal dari
eksternal dimana terjadinya keretakan dalam rumah tangga, pengangguran
atau adanya kematian anggota keluarga.
Stres yang terjadi pada ibu hamil juga berasal dari support keluarga. Ibu
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga.
Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi
orang tua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan
berkeluarga yang dapat diikuti oleh stres dan kecemasan. Dukungan keluarga
memegang peranan yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu, karena
selama hamil ibu mengalami perubahan fisik atau psikologis sehingga
membuat emosi ibu hamil labil.
Subtstance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau bahan
yang beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat
memberikan pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut
dalam bentuk ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala- gejala
gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain : ganggguan dalam
sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi, euphoria atau ketagihan dan
over dosis, paranoid, stres.
Partner abuse merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan oleh
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Kekerasan terebut dapat berupa kekerasan emosional,seksual atau fisik,
kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan

4
psikologis seperti tidak di perhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab
yang pasti, istri menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk
seperti mabuk,judi dan pemarah. Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi pada
semua kebudayaan, pendidikan, ras, agama dan latar belakang sosial ekonomi.
Kekerasan terhadap wanita merupakan suatu bentuk kejantanan laki-laki
terhadap wanita. Seseorang wanita bagaikan sebuah benda, harta yang harus
tunduk pada peraturan rumah tangga dan patut mendapat kekerasan .

C. Indikasi/gejala stress
a. gejala fisiologik, antara lain : denyut jantung bertambah cepat , banyak
berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa
tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dst
b. gejala psikologik, antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit
berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau
perasaan kewalahan ( exhausted) dsb
c. Tingkah laku, antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku,
menggoyang-goyangkan kaki, ticks, Gemetaran, berubah nafsu makan (
bertambah atau berkurang).

D. Resiko Stres dalam Mempengaruhi Kesehatan Ibu Hamil


Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik saja,
tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu seorang calon ibu
harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan
adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan
mental ibu. Bila kondisi ini tidak didukung dengan lingkungan dan keluarga
yang harmonis maka ibu akan mengalami stres, terutama pada calon ibu yang
masih bekerja di kantor saat hamil.
Stres yang dialami ibu sewaktu hamil tentu akan dapat mempengaruhi
janin yang ada dalam andungan. Ada banyak hal yang sering dikhawatirkan
para ibu pada masa kehamilannya, rasa khawatir yang berlebih inilah yang

5
membuat stres tak dapat dihindari. Berikut ini adalah beberapa resiko stres
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak dalam kandungan.
1. Meningkatkan Resiko Alergi Pada Janin
Sebuah penelitian mengungkapakan bahwasanya stres yang dialami ibu
ketika hamil akan mampu meningkatkan resiko alergi pada bayi kelak.
Hal ini terjadi, disebabkan saat stres, janin akan menyerap hormon
kortisol yang diproduksi oleh ibu sewaktu mengalami stres. Dan bayi
dengan tingkat kadar hormon kortisol yang tinggi akan memiliki resiko
lebih besar mengidap alergi dibandingkan bayi dengan kadar hormon
kortisol yang rendah.
2. Meningkatkan Resiko Abortus (Keguguran)
Stres yang menimpa ibu hamil tentunya akan beresiko lebih bahaya
terhadap kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Pada kondisi
terparah hal ini dapat menyebabkan ibu kehilangan janinnya atau
keguguran. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan ibu dngan tingkat
stresor yang lebih rendah dan memiliki sistem pengendalian stres yang
lebih baik ketika menghadapi sumber stres pada ibu hamil.
3. Membuat Sistem Kekebalan Bayi Berkurang
Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Jurnal Brain, Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang sering
mengalami tegang, panik, dan cemas yang berlebihan akan dapat
melemahkan sistem kekebalan bayi ketika bayi berusia 6 bulan.
4. Terganggunya Kesehatan Ibu
Jika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun berat, seorang
ibu akan kehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan seorang
ibu kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan yang
mempengaruhi kesehatan seorang ibu, seperti diare, pusing, lemas, lesu
dan berbagai gangguan metabolisme lainnya.

6
E. Cara Mengurangi Tingkat Stres Selama Masa Kehamilan
Seorang wanita biasanya lebih cepat bereaksi dengan setiap kondisi daripada
seorang pria. Begitu juga ketika seorang wanita sedang hamil dan tidak dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan maka bisa membuatnya mudah stres.
Ada beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stres selama
kehamilan, yaitu:
1. Dukungan Suami
Dukungan suami kepada istri sangat penting dan diperlukan dalam
membantu melewati masa kehamilan. Dengan menumbuhkan rasa
percaya diri kepada istri dapat membuat mentalnya menjadi lebih kuat.
Selain itu, membantu istri dalam menyiapkan kebutuhan calon bayi
akan menumbukan rasa aman dan nyaman pada sang istri. Dan dengan
begitu, yang awalnya sang istri takut, cemas, dan stres akan mulai
menghilang menjadi kebahagiaan.
2. Menghindari Pekerjaan yang Beresiko
Pada saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, jumlah wanita
yang memiliki pekerjaan cukup banyak. Tetapi pada saat kehamilan,
sebuah pekerjaan menjadi masalah yang cukup dilema sehingga
membuat sebahagian wanita stres dalam memikirkannya. Stres bisa
melemahkan kondisi fisik dan mengganggu perkembangan janin. Jika
dihadapi oleh masalah dilema seperti ini, maka tidak ada salahnya
meminta dipindahkan kebagian yang tidak beresiko bagi perkembangan
janin atau bahkan meminta cuti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi
jika dua hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka wanita hamil
harus tegas dalam memutuskan pekerjaan yang diambil atau kesehatan
bayi. Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaan yang mungkin
harus dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli di
laboatorium, bertani, polisi lalu-lintas, juru masak, dan pekerjaan yang
memerlukan waktu yang lama ketika duduk berjam-jam di depan layar
komputer. Selain itu, jangan pernah menganggap remeh pekerjaan

7
rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang lain sama
melelahkan dan menguras tenaga dan pikiran.
3. Melakukan Yoga
Selain mengurangi dan menghilangi stres, yoga dapat mengurangi rasa
sakit punggung dan memelihara kesehatan baik untuk sang ibu atau
calon bayi. Berlatih yoga juga dapat memberi dampak positif yaitu
mempermudah dan mempercepat proses kelahiran yang akan
mendatang.
Posisi-posisi berikut ini dapat membantu menyesuaikan diri dengan
perubahan yang ada, yaitu:
 Posisi Mudah
Duduk tegak, luruskan punggung hingga menyangga dengan baik.
Letakkan kedua tangan di lutut.
 Membungkuk ke depan
Regangkan tubuh membungkuk ke depan mulai dari panggul, cobalah
untuk memegang jempol kaki atau lutut. Luruskan tulang punggung dan
kaki. Rendahkan kepala. Tahan selama 30 detik. Luruskan kembali
tubuh. Ulangi 2 kali.
 Meregangkan punggung
Telungkuplah dengan posisi kaki rapat, siku terlipat, kening menempel
pada lantai. Perlahan angkatlah tubuh ke arah belakang, tahan bagian
perut agar tetap menempel di lantai, punggung melengkung dan dada
condong ke luar. Tahan selama 10 detik, lalu turunkan tubuh kembali.
Ulangi sebanyak 3 kali.
 Posisi kaki
Berlututlah, jatuhkan pantat ke lantai bagian kaki kiri. Tekuklah kaki
kanan dan silangkan ke arah bagian luar lutut kaki kiri. Tegakkan
punggung, tangan terpaut di lutut.
 Memutar
Letakkan tangan kanan ke belakang, pegang pergelangan kaki kanan
dengan tangan kiri. Palingkan kepala ke kanan. Ulangi ke arah kiri.

8
 Memutar tulang belakang
Setelah membungkuk ke depan dan ke belakang, tulang belakang perlu
diputar untuk menjaga kelenturannya. Cobalah memutar tubuh seperti
di atas, mulai dari posisi duduk, hingga posisi berlutut.
 Relaksasi terakhir
Berbaring terlentang dan tutup mata. Gulingkan kepala dari satu sisi ke
sisi lainnya, lalu kembalilah ke posisi tengah. Tarik napas dalam-dalam.
Rentangkan tangan, dengan telapak ke atas. Kendorkan rahang dan
wajah. Diamlah selama 10 menit. (Elizabeth, 2006)
4. Mengikuti Senam Hamil
Kelas kelahiran adalah suatu program pelatihan untuk menghadapi
kelahiran di bawah bimbingan dokter kandungan atau bidan yang sudah
berpengalaman. Tujuan mengikuti kelas ini adalah mempersiapkan diri
ibu hamil secara fisik dan mental. Sering kali ibu hamil mengalami
ketakutan akan rasa nyeri pada saat melahirkan sehingga menyebabkan
stres. Melahirkan memang nyeri, tetapi ditambah dengan rasa takut dan
stres justru memperburuk keadaan. Dengan mengikuti kelas kelahiran,
maka ibu hamil dapat mematahkan hubungan antara rasa nyeri-takut.
Disana juga ibu hamil juga dapat bertemu dengan ibu-ibu yang lain
dengan kondisi yang sama sehingga bisa saling bertukar informasi dan
memberi dukungan.

F. Upaya Menangani Stress


Dalam menghadapi situasi yang dinilai sebagai sumber stress, seseorang dapat
melakukan beberapa cara agar tidak menjadi stress yang berdampak secara
negative kepada diri seseorang. Ada 3 (tiga) tingkatan perilaku yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya stress yaitu :
1. Primary prevention, dengan cara merubah cara kita melakukan sesuatu.
Untuk keperluan ini kita perlu memiliki beberapa ketrampilan yang
relevan, seperti ketrampilan mengatur atau mengelola waktu, berusaha
menerapkan positive thinking dalam setiap menghadapi situasi yang

9
menekan atau mempersiapkan secara khusus mental-spiritual dalam
menghadapi situasi yang dapat menimbulkan stress
2. Secondary prevention, strategi yang kita lakukan adalah dengan
menyiapkan diri menghadapi stressor melalui kegiatan olah raga
(exercise), diet, rekreasi, istirahat, meditasi, mendekatkan diri kepada
Allah melalui kegiatan amal ibadah yang dituntunkan.
3. Tertiary prevention, strateginya adalah kita menangani dampak stress
yang terlanjur ada, misalnya melalui bantuan professional yang
berhubungan dengan penyebab stress atau dengan meminta bantuan
jaringan supportive ( social-network).

G. Dampak akibat stress


Dampak stress dibedakan dalam 3 kategori yaitu fisiologik, psikologik dan
perilaku
a. Dampak Fisiologik
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan
fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot
(kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat
dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti
cardiovasculer, hypertensi, dst. Dengan kata lain dampak fisiologis ini dapat
berupa gangguan pada organ tubuh, system reproduksi maupun pada system
pernafasan.
b. Dampak Psikologik
Dampak psikologis yang biasanya berupa keletihan emosi, jenuh, depresi,
terjadinya depersonalisasi (memperlakukan orang lain sebagai “sesuatu”),
perasaan tidak berharga dan perasaan tidak mampu mencapai tujuan
hidupnya.
c. Dampak Perilaku
Manakala stress menjadi distress, maka prestasi belajar menurun dan sering
terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh masyarakat. Level stress yang
cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat informasi,

10
mengambil keputusan, mengambil langkah tepat. Pada mahasiswa sering
muncul perilaku membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stres merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun
mental. Setiap manusia pasti pernah mengalami stres tidak terkecuali ibu
hamil. Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik
saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu, seorang calon
ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan
adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan
mental ibu.
Banyak faktor yang menyebabkan ibu hamil stres diantaranya stres yang
berasal dari internal dan stres yang berasal dari eksternal. Selain memberi
dampak negatif pada ibu, stres juga memberi dampak negatif bagi sang calon
bayi. Oleh sebab itu, dengan dukungan suami dan keluarga, menghindari
pekerjaan yang beresiko, berlatih yoga, dan mengikuti kelas senam hamil
diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu yang sedang hamil.
B. Saran
Tidak hanya fisik, psikis calon ibu pada saat hamil harus diperhatikan.
Stres yang berkelanjutan sangatlah memberi dampak negatif. Dengan
melakukan hal-hal yang positif seperti berolahraga, pola hidup yang sehat,
komunikasi yang baik dengan keluarga dan orang lain diharapkan akan
mengurangi stres calon ibu pada masa kehamilan demi menjaga kesehatan ibu
dan calon bayi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Christian, M., Yusron N., 2006. 1001 Tentang Kehamilan. Bandung: PT. Triext
Media.
Hani, U., Kusbandiyah, J., Yulifah, R., Marjati. 2011. Asuhan Kebidanan pada
Proses Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Priyadi, K., 2006. 101 Tips Terpenting Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat
Sunarsih, T., Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Herdiyani.2013. Pengertian stres.
http://dedeh89-psikologi.blogspot.in/2013/04/pengertian-stress.html?m=1.
(Di akses pada 9 November 2015, pukul 15.00 WIB)
Liana,Merry.2013.Faktor Psikologis yang mempengaruhi Kehamilan.
http://merry-ceations.blogspot.in/2013/02/faktor-psikologis-yang-
mempengaruhi.html?m=1. (Di akses pada 9 November 2015, pukul 20.00
WIB).
Hart, Anna. (2010). Stress Management for Students. EzineArticles Submission –
Submit Your Best Quality Original Articles For Massive Exposure, Ezine
Publishers Get 25 Free Article Reprints. http://ezinearticles.com
Keliat, B.A. (2011). Standar Asuhan Keperawatan Management Stress. Jakarta.
Universitas Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai