Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup
sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien
adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan merupakan sumber dalam merumuskan
standard dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan
oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-
prinsip suatu profesi yang tercermin dalam standar praktek professional
Profesi keperawatan mempunyai kontrak social dengan masyarakat,
yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang di butuhkan. Konsekwensi dari hal
tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu di
pertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan dan setiap pengambilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah
semata tetapi juga dengan memperhatikan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai
acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan tang baik dan
buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan seuatu kewajiban dan
tanggungjawab moral.
Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui prinsip-prinsip
etika keperawatan, ethichal issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-
prinsip legal dalam praktik keperawatan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana konsep etik keperawatan?
2. Apa saja tipe-tipe etik keperawatan?
3. Apa saja kode etik keperawatan di Indonesia?
4. Apa saja prinsip-prinsip Etik Keperawatan?
5. Apa saja kasus pelanggaran prinsip-prinsip etik keperawatan (Justice) ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Konsep etik keperawatan
b. Tipe-tipe etik keperawatan
c. Kode etik keperawatan di indonesia
d. Prinsip-prinsip etik keperawatan
e. Kasus pelanggaran prinsip-prinsip etik keperawatan (justice)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etik
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang
menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku”
atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau
dorongan yang mempengaruhi prilaku.
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik
bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi
perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang
tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan
untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta
prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral,
menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak
memiliki moral yang baik.
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan
buruk dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang
perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa
yang baik dan berharga bagi semua orang.
Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki
terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan
terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau
dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan
kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawatan.

3
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia
berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.

B. Tipe-Tipe Etik
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi
dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut,
bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan
antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi
etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas,
bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin
membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap
perasaan takut dan nyeri
2. Etik klinik
Merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics :
adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.

C. Kode Etik Keperawatan Indonesia


Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.

4
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawtan
Indonesia :
1. Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Perawat dan praktek
a. Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang
keperawatan melalui belajar terus-menerus
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan
serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.

5
3. Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
4. Perawat dan teman sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
ilegal.
5. Perawat dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

D. Prinsip – Prinsip Etik


1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu

6
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
5. Prinsip Veracity
Prinsip Veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors
knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk

7
mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.

E. Kasus Pelanggaran Prinsip – Prinsip Etik Keperawatan (Justice)


1. Bayi Pasien BPJS Meninggal karena Ditolak 7 RS
Reny Wahyuni, 40, harus merelakan kehilangan anak ketiganya yang baru
lahir. Bayi perempuan itu meninggal akibat terlambat mendapat
penanganan dari pihak rumah sakit. Padahal, ia merupakan anggota Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kejadian bermula saat
Reny yang tengah hamil delapan bulan kontrol ke Rumah Sakit Taman

8
Harapan Baru (THB) Bekasi. Kondisi Reny kurang fit. Darah tingginya
kumat. Pihak rumah sakit menyarankan Reny untuk segera bersalin.
Namun, tiga hari setelah dirawat Reny tak kunjung dioperasi. Pihak rumah
sakit beralasan menunggu tekanan darah pasien normal dulu. Sayangnya
hingga Jumat 9 Juni 2017 tekanan darah pasien tak membaik. Pihak rumah
sakit pun akhirnya memanggil keluarga pasien dan mengatakan tidak bisa
menangani Reny karena tidak memiliki inkubator untuk memfasilitasi bayi
saat lahir nanti. Sabtu pagi 10 Juni, keluarga Reny pun akhirnya diberi
surat rujukan ke RSUD Kota Bekasi, namun gagal karena kamar Intensive
Care Unit (ICU) di rumah sakit penuh. "Pihak THB telepon ke RSUD tapi
katanya di sana penuh. Akhirnya kami disuruh cari sendiri," keluh Aldi.
Sejak pukul 10 pagi, Aldi bersama suami Reny berkeliling ke sejumlah
rumah sakit di Kota Bekasi. Setidaknya ada enam rumah sakit swasta yang
didatangi, yakni RS Ananda Bekasi, RS Anna Medika Bekasi, RS Mekar
Sari, RS Bakti Kartini, RS Bella, dan RS Hermina Bekasi.
Sayangnya, semua rumah sakit menolak dengan alasan sama, yakni ruang
ICU sedang penuh. Aldi mengatakan, karena merasa diabaikan pihak RS
THB, Reny memilih pulang. Sabtu 10 Juni 2017, sekira pukul 03.00 WIB,
Reny pulang ke kediamannya di Perumahan Pejuang Pratama Bekasi.
Tapi, pukul 08.00 WIB Reny kembali dirujuk ke RS Koja, Jakarta Utara.
Menurut Aldi, pihaknya sempat ragu untuk ke RS Koja karena berada di
Jakarta. Sementara BPJS yang dimiliki ada di wilayah Bekasi. "Ternyata
di Koja diterima, bahkan langsung ditangani," tambahnya.
Reny pun akhirnya melahirkan pukul 20.00 WIB. Namun, kendati sempat
menangis saat dilahirkan, beberapa menit bayi tersebut dinyatakan
meninggal dunia. Aldi menambahkan, keluarganya menyatakan kecewa
dengan pelayanan rumah sakit di Bekasi dan meragukan keterangan
ketujuh rumah sakit yang mengatakan ruang ICU penuh di saat bersamaan.
2. Salah seorang perawat yang ditugaskan untuk menangani pasien yang
kurang mampu dan berada pada ruangan kelas III. Perawat ini awalnya
merawat pasien tersebut ini dengan baik. Namun, suatu hari keluarga dari

9
perawat ini dirawat di rumah sakit yang sama juga tapi di ruang VIP.
Setiap hari perawat ini selalu berkunjung ke ruangan keluarganya tersebut
sampai-sampai melupakan seorang pasien yang ada di kelas III yang sudah
menjadi tanggung jawab sepenuhnya untuk perawat itu. Ketika ditanya
kenapa perawat itu sering berkunjung ke ruangan pasien yang merupakan
keluarganya, perawat itu menjawab karena yang dirawat itu tantenya. Jadi
dia harus setiap saat mengecek keadaan tantenya itu dan melupakan
tanggung jawabnya yang terdahulu yaitu pasien di ruangan kelas III. Tentu
saja ini melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan karena
perawat itu sudah membeda-bedakan perawatan pada kelurarganya dan
pasien yang sudah menjadi tanggung jawabnya dimana dia lebih sering
mengecek keadaan tantenya tersebut dan melupakan pasien yang berada di
ruangan kelas III tersebut.
3. Suatu hari Tn. Arif berobat ke rumah sakit karena anaknya demam tinggi
dan muntah-muntah dengan hanya mengandalkan kartu miskin yang
diterima dari kelurahan setempat. Pada saat yang bersamaan, ada juga
seorang anggota dewan yang berobat ke rumah sakit tersebut dengan
keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini kemudian hanya melayani
anggota dewan tersebut terlebih dahulu tanpa melihat pasien yang datang
lebih awal yang parah. Ketika Tn. Arif bertanya apakah anaknya bisa di
tolong, perawat itu menjawab, “Maaf pak, bapak duduk di ruang tunggu
saja dulu. Saya akan menangani pasien ini dulu. Bapak biar nanti
belakangan.” Kasus ini jelas sangat melanggar prinsip etik keperawatan
justice / keadilan karena membeda-bedakan mana yang miskin dan mana
yang kaya. Perawat seperti ini patut diberikan sanksi yang setimpal.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tindakan kelalaian dapat di minimalisir dengan pengetahuan serta
pemahaman penuh tentang kode etik perawat yang akan menjadikan pedoman
perawat profesional dalam melakukan tindakan praktik keperawatan secara
professional sehingga keselamatan dan kenyamanan pasien selalu menjadi
prioritas utama. Pelanggaran berkaitan kode etik tersebut banyak di pengaruhi
oleh karakteristik perawat, pasien, dan kurangnya pemahaman tentang
landasan teori berkaitan kode etik perawat.

B. Saran
Penyusun menyarankan agar semua perawat dan tenaga medis lainnya
bekerja sesuai etik serta bekerja secara kolaborasi dengan menjadikan
keamanan dan keselamatan pasien sebagai prioritas utama sehingga berbagai
bentuk kelalaian dapat di hindari atau di minimalisir.

11
DAFTAR PUSTAKA

Efendi. Ferry. Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori, dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Handy. 2013. “Makalah Etika dan Hukum” Online tersedia :
http://pvhandyexp.wordpress.com/…/…/makalah-etika-dan-hukum/ (diakses
pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 10.30 WITA)
Pratiwi, Lis. 2017. “Kronologi Bayi Pasien BPJS Meninggal karena Ditolak 7 RS”
Online tersedia: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/4KZEPq0k-
kronologi-bayi-pasien-bpjs-meninggal-karena-ditolak-7-rs (diakses pada
tanggal 28 Maret 11.57 WITA)
Setyawan, Dody. 2012. “Etik, Dilema Etik Dan Contoh Kasus Dilema Etik”
http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-
kasus.html (diakses pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 11.15 WITA)
Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai