Anda di halaman 1dari 14

Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PADA PASIEN


PRE OPERASI APENDISITIS DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SITI AISYAH
KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2017.

Bambang Soewito.
Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau
Email.: Bambangsoewito1974@gmail.com

ABSTRAK
Apendiksitis adalah peradangan dari apendik periformis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam
adalah kurang tepat karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum. Apendisitis
diperkirakan ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan. Namun,
pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang jelas. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor pengetahuan, pendidikan,
umur dan ekonomi secara simultan dengan kecemasan pada pasien pre operasi
appendisitis di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau tahun 2017. Desain penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan
metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien appendisitis yang dirawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun pada saat penelitian dilakukan yang
diperkiraan berjumlah 139 orang. Berdasarkan Uji statistik dengan metode Chi-Square di
dapatkan hasil yang didapatkan yaitu ada hubungan antara faktor pengetahuan secara
parsial dengan kecemasan pada pasien pre operasi appendisitis dengan ρ-value = 0,002.
Tidak ada hubungan antara faktor pendidikan secara parsial dengan kecemasan pada
pasien pre operasi appendisitis dengan ρ-value = 0,543. Ada hubungan antara faktor
umur secara p arsialdengan kecemasan pada pasien pre operasi appendisitis dengan ρ-
value = 0,046. Ada hubungan antara faktor ekonomi secara parsial dengan kecemasan
pada pasien pre operasi appendisitis dengan ρ-value = 0,030. Diharapkan kepada pihak
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau, khususnya bagi perawat
untuk meningkatkan kinerja perawat dalam mencegah atau mengurangi kecemasan
pasien sebelum dilakukan operasi apendisitis.
Kata Kunci : Pengetahuan, pendidikan, umur, ekonomi, kecemasan, apendisitis.

ABSTRACT
Appendicitis is an inflammation of the periform appendic, and is the most common cause
of acute abdomen. The term appendix that is known in ordinary people is less precise
because the appendix is actually a caecum. Appendicitis is thought to be involved in the
sectoral immune system in the digestive tract. However, appendix removal does not have
a clear functional effect on the immune system. The purpose of this research is to know
the correlation between knowledge factor, education, age and economics simultaneously
with anxiety in patient pre operation appendisitis at inpatient ward of Siti Aisyah Regional
Hospital of Lubuklinggau City 2017. Desain penelitian ini adalah kuantitatif yang
menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien appendisitis yang dirawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun pada saat penelitian
dilakukan yang diperkiraan berjumlah 139 orang. Based on statistical test with Chi-Square
method in getting result obtained that there is correlation between knowledge factor
partially with anxiety at patient pre operation appendisitis with ρ-value = 0,002. There is no

579
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

correlation between partial education factor with anxiety in patients with preoperative
appendicitis with ρ-value = 0.543. There is a correlation between age factor in punctuality
with anxiety in patients with preoperative appendicitis with ρ-value = 0.046. There is a
relationship between economic factors partially with anxiety in patients with preoperative
appendicitis with ρ-value = 0.030. It is expected that the Regional General Hospital Siti
Aisyah Lubuklinggau City, especially for nurses to improve the performance of nurses in
preventing or reducing anxiety patients before appendicitis surgery.
Keywords: Knowledge, education, age, economy, anxiety, appendicitis

PENDAHULUAN adalah sekum. Apendiks diperkirakan


Penyakit inflamasi pada system ikut serta dalm system imun sektorik di
pencernaan sangat banyak, diantaranya saluran pencernaan. Namun,
appendisitis dan divertikular disease. pengangkatan apendiks tidak
Apendiksitis adalah suatu penyakit menimbulkan efek fungsi system imun
inflamasi pada apendiks diakibanya yang jelas. Peradangan pada apendiks
terbuntunya lumen apendiks. Divertikular selain mendapat intervensi farmakologik
disease merupakan penyakit inflamasi juga memerlukan tindakan bedah segera
pada saluran cerna terutama kolon. untuk mencegah komplikasi dan
Keduanya merupakan penyakit inflamasi memberikan implikasi pada perawat
tetapi penyebabnya berbeda. dalam bentuk asuhan keperawatan.1
Appendiksitis disebabkan terbuntunya Komplikasi utama pada
lumen apendiks. dengan fecalit, benda appendiksitis adalah perforasi apendiks
asing atau karena terjepitnya apendiks, yang dapat berkembang menjadi
sedang diverticular disebabkan karena peritonitis atau abses. Insidens perforasi
massa feces yang terlalu keras dan berkisar 10% sampai 32%. Insidens lebih
membuat tekanan dalam lumen usus tinggi pada anak kecil dan lansia.2
besar sehingga membentuk tonjolan- Di Asia indisdensi appendiksitis
tonjolan divertikula dan divertikula ini pada tahun 2013 adalah 4,8%
yang kemudian bila sampai terjepit atau penduduk dari total populasi.
terbuntu akan mengakibatkan Sedangkan dari hasil Survey Kesehatan
diverticulitis 12 Rumah Tangga (SKRT) di indonesia,
Apendiksitis adalah peradangan appendiksitis akut merupakan salah satu
dari apendik periformis, dan merupakan penyebab dari akut abdomen dan
penyebab abdomen akut yang paling beberapa indikasi untuk dilakukan
sering (Dermawan & Rahayuningsih, operasi kegawatdaruratan abdomen.
2014). Istilah usus buntu yang dikenal di Insidens appendiksitis di Indonesia
masyarakat awam adalah kurang tepat menempati urutan tertinggi di antara
karena usus yang buntu sebenarnya kasus kegawatan abdomen lainya, pada

580
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

tahun 2013 jumlah penderita penanganan yang berasal dari tenaga


appendiksitis di indonesia mencapai medis adalah kesalahan diagnosis,
591.819 orang dan meningkat pada keterlambatan merujuk ke rumah sakit,
tahun 2014 sebesar 596.132 orang.3 dan penundaan tindakan bedah.11
Dinas Kesehatan Provinsi Dalam mendiagnosis
Sumatera Selatan menyebutkan pada appendiksitis, sering terjadi kesulitan
tahun 2015 jumlah kasus apendisitis di dikarenakan adanya beberapa pasien
Provinsi Sumatera Selatan sebanyak yang menunjukkan gejala dan tanda
5.980 penderita, dan 177 penderita yang tidak khas, sehingga dapat
diantaranya menyebabkan kematian. menyebabkan kesalahan dalam
Dari kasus appendiksitis diketahui mendiagnosis sehingga dapat
(31,3%) kasus memiliki appendiksitis memperburuk prognosis dari penyakit itu
perforasi, sementara (69,7%) kasus sendiri. Dalam mendiagnosis
memiliki appendiksitis sederhana.11 appendiksitis, anamnesis dan
Di Kota Lubuklinggau berdasarkan pemeriksaan memegang peranan utama
data dari rumah sakit umum daerah Siti dengan akurasi 76-80%, tetapi dalam
Aisyah dalam 3 tahun terakhir angka mencegah pasien agar tidak terjadi
kejadian penyakit appendiksitis masih perforasi tidaklah cukup hanya dengan
cukup tinggi, pada tahun 2014 angka anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dapat
kejadian apendisitis berjumlah 67 orang juga dilakukan Ultrasonography (USG)
(24,5%), tahun 2015 angka kejadian dan Computed Tomography (CT) scan,
apendisitis berjumlah 67 orang (24,5%), tetapi dikarenakan alat ini memerlukan
dengan angka kematian 1 orang, dan biaya yang tidak murah dan tidak
pada tahun 2016 terjadi peningkatan semua unit pelayanan memilikinya,
yang sangat signifikan angka kejadian sehingga pemeriksaan ini masih jarang
apendisitis yaitu berjumlah 139 orang untuk dilakukan.8
(51,0%).14 Menurut Ludeman, (2015) sistem
Faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan pada pasien apendisitis
keterlambatan penanganan appendiksitis yaitu, pengobatan yang paling baik
akut dapat mengakibatkan timbulnya adalah operasi appendiks. Dalam waktu
komplikasi. Faktor-faktor tersebut dapat 48 jam harus dilakukan. Penderita di
berasal dari pasien maupun dari tenaga obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler,
medis. Faktor yang berasal dari pasien diberikan antibiotik dan diberikan
meliputi pengetahuan dan mahalnya makanan yang tidak merangsang
biaya yang harus dikeluarkan. peristaltik, jika terjadi perforasi diberikan
Sedangkan faktor keterlambatan drain diperut kanan bawah. Perawat

581
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

perlu memprioritaskan keperawatan yang dirawat di Ruang Rawat Inap Rumah


dilakukan yaitu dengan menghilangkan Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota
nyeri, mencegah terjadinya komplikasi, Lubuklinggau tahun pada saat penelitian
dan memberikan informasi tentang dilakukan yang diperkiraan berjumlah
kondisi atau prognosis dan kebutuhan 139 orang
pengobatannya.
Operasi adalah pengalaman baru HASIL PENELITIAN
bagi pasien yang menimbulkan Analisis Univariat
kecemasan, respon pasien ditujukan 1. Distribusi Frekuensi Responden
melalui ekspresi marah, bingung, apatis Berdasarkan Pengetahuan Pada
atau mengajukan pertanyaan. Pasien Pre Op Apendiksitis di Ruang
Kemampuan komunikasi terapeutik Rawat Inap
penting dalam mengidentifikasi dan Tabel 1 responden berdasarkan
pengetahuan
mengatasi kecemasan pasien
No Pengetahuan Jumlah Persentase
preoperasi. Kecemasan dapat dikurangi 1 Baik 16 38.1
dengan tindakan keperawatan fokus 2 Kurang 26 61.9
pada komunikasi terapeutik bagi pasien Jumlah 42 100
dan keluarganya.
Kecemasan adalah satu perasaan Dari tabel diatas distribusi pengetahuan
subjektif yang dialami seseorang pasien didapatkan bahwa sebagian
terutama oleh adanya pengalaman baru, besar responden mempunyai tingkat
termasuk pada pasien yang akan pengetahuan yang kurang yaitu
mengalami tindakan invasif seperti sebanyak 26 responden (61.9%).
pembedahan. Dilaporkan pasien
mengalami cemas karena hospitalisasi, 2. Distribusi Frekuensi Responden
pemeriksaan dan prosedur tindakan Berdasarkan Pendidikan Pada
medik yang menyebabkan perasaan Pasien Pre Op Apendiksitis di Ruang
tidak nyaman seperti tindakan pro Rawat Inap Rumah
operasi apendiksitis.2
Tabel 2 responden berdasarkan
Pendidikan
METODE PENELITIAN No Pendidikan Jumlah Persentase

Desain penelitian ini adalah kuantitatif 1 Tinggi 24 57.1


2 Rendah 18 42.9
yang menggunakan metode survei
Jumlah 42 100
analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini Dari tabel diatas distribusi tingkat
adalah seluruh pasien appendisitis yang pendidikan pasien didapatkan bahwa

582
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

sebagian besar responden mempunyai sebagian besar responden mempunyai


tingkat pendidikan yang tinggi yaitu tingkat ekonomi yang rendah yaitu
sebanyak 24 responden (57.1%). sebanyak 22 responden (52.4%).

3. Distribusi Frekuensi Responden


5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur Pada Pasien Pre
Berdasarkan Kecemasan Pada
Op Apendiksitis di Ruang Rawat
Pasien Pre Op Apendiksitis di Ruang
Inap
Rawat Inap

Tabel 3 responden berdasarkan Umur


No Umur Jumlah Persentase Tabel 5 responden berdasarkan
1 Beresiko 24 57.1 Kecemasan pasien pre Op
Apendiksitis
2 Tidak 18 42.9
beresiko No Kecemasan Jumlah Persentase
pre Op
Jumlah 42 100
1 Ya 27 64.3
2 Tidak 15 35.7
Dari tabel diatas distribusi tingkatan umur Jumlah 42 100
pasien didapatkan bahwa sebagian
Dari tabel diatas distribusi kecemasan
besar responden mempunyai tingkatan
pada pasien pre op apendisitis
umur yang beresiko yaitu sebanyak 24
didapatkan bahwa sebagian besar
responden (57.1%).
responden mempunyai tingkat
kecemasan yaitu sebanyak 27
4. Distribusi Frekuensi Responden
responden (64.3%).
Berdasarkan Ekonomi Pada Pasien
Pre Op Apendiksitis di Ruang Rawat
Inap
Analisa Bivariat

Tabel 4 responden berdasarkan Analisa ini dilakukan untuk mengetahui


Ekonomi apakah ada hubungan antara variabel
No Ekonomi Jumlah Persentase
independen (Pengetahuan, pendidikan,
1 Tinggi 20 47.6
umur dan ekonomi) dengan variabel
2 Rendah 22 52.4
dependen (Kecemasan pada pasien pre
Jumlah 42 100
op apendisitis) dengan menggunakan uji
statistik “Chi Square” untuk lebih
Dari tabel diatas distribusi tingkat
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ekonomi pasien didapatkan bahwa

583
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Pengetahuan


yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Pasien Pre Op Apendiksitis
Kecemasan pada pasien
No Pengetahuan pre op apendiksitis Jumlah  Odds
Ya Tidak value Ratio
n % n % N % 0,083
1 Baik 5 31,3 11 68,8 16 100 0,002 (0,018-
2 Kurang 22 84,6 4 15,4 26 100 0,371)
Total 27 15 42 100

Berdasarkan hasil tabel diatas, antara pengetahuan dengan kecemasan


dapat dilihat dari 16 responden yang pada pasien pre op apendiksitis di ruang
termasuk kategori pengetahuan baik rawat inap rumah sakit daerah Siti
yang mengalami kecemasan pre op Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2017,
apendisitis berjumlah 5 responden sehingga hipotesis yang menyatakan
(31,3%). Dan dari 26 responden yang bahwa ada hubungan antara
termasuk kategori pengetahuan kurang pengetahuan dengan kecemasan pada
yang mengalami kecemasan pre op pasien pre op apendisitis terbukti secara
apendiksitis berjumlah 22 responden statistik. Sedangkan hasil analisis
(84,6%). statistik Odds Ratio didapatkan 0,083
Dari uji statistik Chi-Square pada artinya responden yang berpengetahuan
tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ- baik berpeluang 0,083 kali untuk
value = 0,002 yang berarti ada hubungan mengalami kejadian kecemasan

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Pendidikan Yang


Mempengaruhi Kecemasan Pada Pasien Pre Op Apendiksitis
Kecemasan pada pasien pre
No Pendidikan op apendkisitis Jumlah
Ya Tidak  Odds
n % n % N % value Ratio
1 Tinggi 14 58,3 10 41,7 24 100 0,538
2 Rendah 13 72,2 5 27,8 18 100 0,546 (0,145-
Total 27 15 42 100 2.000)

Berdasarkan hasil tabel diatas, apendisitis berjumlah 13 responden


dapat dilihat dari 24 responden yang (72,2%).
termasuk kategori pendidikan tinggi yang Dari uji statistik Chi-Square pada
mengalami kecemasan pre op tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ-
apendisitis berjumlah 14 responden value = 0,546 yang berarti tidak ada
(58,3%). Dan dari 18 responden yang hubungan antara pendidikan dengan
termasuk kategori pendidikan rendah kecemasan pada pasien pre op
yang mengalami kecemasan pre op apendisitis di ruang rawat inap rumah
sakit daerah Siti Aisyah Kota

584
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

Lubuklinggau tahun 2017, sehingga Sedangkan hasil analisis statistik Odds


hipotesis yang menyatakan bahwa ada Ratio didapatkan 0,538 artinya
hubungan antara pendidikan dengan responden yang berpendidikan tinggi
kecemasan pada pasien pre op berpeluang 0,538 kali untuk mengalami
apendisitis tidak terbukti secara statistik. kejadian kecemasan.

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Umur Yang


Mempengaruhi Kecemasan Pada Pasien Pre Op Apendiksitis
Kecemasan pada pasien pre
No Umur op apendiksitis Jumlah
Ya Tidak  Odds
n % N % N % value Ratio
1 Beresiko 19 79,2 5 20,8 24 100 4,750
2 Tidak 8 44,4 10 55,6 18 100 0,046 (1,226-
beresiko 18,406)
Total 27 15 42 100

Berdasarkan hasil tabel diatas, pasien pre op apendiksitis di ruang rawat


dapat dilihat dari 24 responden yang inap rumah sakit daerah Siti Aisyah Kota
termasuk kategori umur yang beresiko Lubuklinggau tahun 2017, sehingga
yang mengalami kecemasan pre op hipotesis yang menyatakan bahwa ada
apendisitis berjumlah 19 responden hubungan antara umur dengan
(79,2%). Dan dari 18 responden yang kecemasan pada pasien pre op
termasuk kategori umur yang tidak apendisitis terbukti secara statistik.
beresiko yang mengalami kecemasan Sedangkan hasil analisis statistik Odds
pre op apendisitis berjumlah 8 responden Ratio didapatkan 4.750 artinya
(44,4%). responden yang umur beresiko
Dari uji statistik Chi-Square pada berpeluang 4,750 kali untuk mengalami
tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ- kejadian kecemasan.
value = 0,046 yang berarti ada hubungan
antara umur dengan kecemasan pada

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Ekonomi Yang


Mempengaruhi Kecemasan Pada Pasien Pre Op Apendisitis
Kecemasan pada pasien pre
op apendiksitis Jumlah
No Ekonomi Ya Tidak  Odds
n % N % N % value Ratio
1 Tinggi 9 45,0 11 55,0 20 100 0,182
2 Rendah 18 81,8 4 18,2 22 100 0,030 (0,045-
Total 27 15 42 100 0,735)

Berdasarkan hasil tabel diatas, termasuk kategori ekonomi tinggi yang


dapat dilihat dari 20 responden yang mengalami kecemasan pre op

585
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

apendisitis berjumlah 9 responden Menurut (Stuart & Sundeen, 2011)


(45,0%). Dan dari 22 responden yang faktor-faktor yang mempengaruhi
termasuk kategori ekonomi rendah yang kecemasan ada 2 (dua) yaitu faktor
mengalami kecemasan pre op predisposisi dan faktor presipitasi, dari
apendisitis berjumlah 18 responden faktor presipitasi seperti : Ancaman
(81,8%). integritas diri. Meliputi ketidak mampuan
Dari uji statistik Chi-Square pada fisiologis atau gangguan terhadap
tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ- kebutuhan dasar. Hal ini dipengaruhi
value = 0,030 yang berarti ada hubungan oleh faktor eksternal seperti lingkungan
antara ekonomi dengan kecemasan dan ekonomi, dan faktor internal seperti
pada pasien pre op apendiksitis di ruang pengetahuan, pendidikan dan umur. Dan
rawat inap rumah sakit daerah Siti Ancaman sistem diri. Meliputi ancaman
Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2017, terhadap identitas diri, harga diri dan
sehingga hipotesis yang menyatakan hubungan interpersonal, kehilangan
bahwa ada hubungan antara ekonomi serta perubahan status atau peran.
dengan kecemasan pada pasien pre op Faktor eksternal yang mempengaruhi
apendisitis terbukti secara statistik. harga diri adalah kehilangan, dilematik,
Sedangkan hasil analisis statistik Odds tekanan dalam kelompok sosial maupun
Ratio didapatkan 0,182 artinya budaya.
responden yang ekonomi rendah Menurut Ellis (2014). Tindakan
berpeluang 0,182 kali untuk mengalami operasi sering menyebabkan kecemasan
kejadian kecemasan. pada pasien. Menanggulangi atau
menurunkan kecemasan pasien adalah
salah satu tugas perawat. Salah satu
PEMBAHASAN
caranya yaitu dengan komunikasi.
a. Tingkat kecemasan pada pasien pre
Misalnya penjelasan tentang prosedur
op apendiksitis di ruang rawat inap
tindakan. Fenomena yang ada sekarang,
rumah sakit daerah Siti Aisyah Kota
bahwa komunikasi yang dilakukan
Lubuklinggau tahun 2017
perawat sebagai orang yang terdekat

Berdasarkan tabel 5 distribusi dan paling lama berada di dekat pasien

kecemasan pada pasien pre op cenderung mengarah pada tugas

apendisitis didapatkan bahwa sebagian perawat dari pada mengenali kecemasan

besar responden mempunyai tingkat dan persepsi pasien tentang tindakan

kecemasan yaitu sebanyak 27 yang menyebabkan kecemasan.

responden (64.3%). Kecemasan adalah perasaan yang


difius, yang sangat tidak menyenangkan,

586
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

agak tidak menentu dan kabur tentang yang mengalami kecemasan pre op
sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini apendisitis berjumlah 5 responden
disertai dengan suatu atau beberapa (31,3%). Dan dari 26 responden yang
reaksi badaniah yang khas dan yang termasuk kategori pengetahuan kurang
akan datang berulang bagi seseorang yang mengalami kecemasan pre op
tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa apendisitis berjumlah 22 responden
kosong di perut, dada sesak, jantung (84,6%).
berdebar, keringat berlebihan, sakit Dari uji statistik Chi-Square pada
kepala atau rasa mau kencing atau tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ-
buang air besar. (Rawling, 2014). value = 0,002 yang berarti ada hubungan
Hasil penelitian ini tidak jauh antara pengetahuan dengan kecemasan
berbeda dengan hasil penelitian yang pada pasien pre op apendisitis di ruang
dilakukan oleh Hanna, (2009) yang rawat inap rumah sakit daerah Siti
berjudul “hubungan pengetahuan dan Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2017,
sikap orang tua dengan kecemasan yang sehingga hipotesis yang menyatakan
terjadi pada pasien operasi di ruang bahwa ada hubungan antara
rawat inap rumah sakit M Yunus Kota pengetahuan dengan kecemasan pada
Bengkulu” menunjukkan bahwa sebagian pasien pre op apendisitis terbukti secara
besar pasien mengalami kecemasan statistik.
yaitu berjumlah 87,3% responden dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang tidak mengalami kecemasan hanya pendapat Notoatmodjo (2008) yang
ada 12,7% responden. mengatakan bahwa pengetahuan itu
merupakan salah satu faktor yang
b. Hubungan pengetahuan dengan
menyebabkan seseorang berprilaku.
kecemasan pada pasien pre op
Selain itu juga Notoatmodjo
apendiksitis di ruang rawat inap
mengungkapkan pengetahuan adalah
rumah sakit daerah Siti Aisyah Kota
pemberian bukti oleh seseorang melalui
Lubuklinggau tahun 2017.
proses pengingatan atau pengenalan
Berdasarkan tabel 1 distribusi
informasi, ide dan fenomena sebelumnya
pengetahuan pasien didapatkan bahwa
melalui penginderaan terhadap objek
sebagian besar responden mempunyai
tertentu dan prilaku yang didasari
tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
pengetahuan yang baik akan lebih
sebanyak 26 responden (61.9%).
lenggang dari pada prilaku yang tidak
Berdasarkan hasil tabel diatas,
didasari pengetahuan.
dapat dilihat dari 16 responden yang
Pada hasil penelitian ini pasien yang
termasuk kategori pengetahuan baik
mempunyai pengetahuan yang baik tentu

587
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

mampu memahami penjelasan dari hubungan antara pendidikan dengan


dokter maupun perawat tentang tindakan kecemasan pada pasien pre op
operasi yang akan dilakukan, dengan apendiksitis tidak terbukti secara statistik.
bertambahnya pemahaman tentu akan Hasil penelitian ini tidak sesuai
dapat mengurangi rasa kecemasan yang dengan teori yang diungkapkan oleh
dimiliki oleh pasien. Ahmadi (2013) yang menyatakan bahwa
pendidikan sangat berpengaruh dalam
c. Hubungan pendidikan dengan mengambil sikap, semakin tinggi
kecemasan pada pasien pre op pendidikan semakin matang dalam
apendiksitis di ruang rawat inap bertindak. Semakin tinggi pendidikan
rumah sakit daerah Siti Aisyah Kota maka semakin memudahkan untuk
Lubuklinggau tahun 2017. menerima dan menangkap informasi
Berdasarkan tabel 2 distribusi tingkat yang disampaikan. Pendidikan adalah
pendidikan pasien didapatkan bahwa kegiatan untuk memperbaiki kemampuan
sebagian besar responden mempunyai seseorang dengan cara meningkatkan
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu bukan hanya pengetahuan akan tetapi
sebanyak 24 responden (57.1%). juga keterampilan.
Berdasarkan hasil tabel diatas, Terjadinya ketidak sesuaian antara
dapat dilihat dari 24 responden yang hasil penelitian ini dengan teori yang ada
termasuk kategori pendidikan tinggi yang kemungkinan dapat disebabkan oleh
mengalami kecemasan pre op adanya faktor lain, seperti faktor
apendisitis berjumlah 14 responden pengalaman, jenis kelamin dan lain-lain,
(58,3%). Dan dari 18 responden yang karena hasil penelitian ini menunjukkan
termasuk kategori pendidikan rendah dari 24 responden yang termasuk
yang mengalami kecemasan pre op kategori pendidikan tinggi yang
apendisitis berjumlah 13 responden mengalami kecemasan pre op
(72,2%). apendisitis berjumlah 14 responden
Dari uji statistik Chi-Square pada (58,3%). Hal ini terjadi karena walaupun
tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ- pasien sudah mempunyai pendidikan
value = 0,546 yang berarti tidak ada yang tinggi tetapi pasien belum pernah
hubungan antara pendidikan dengan ada pengalaman tentang tindakan
kecemasan pada pasien pre op operasi, hal ini juga dapat mempengaruhi
apendisitis di ruang rawat inap rumah tingkat kecemasan pasien.
sakit daerah Siti Aisyah Kota Hasil penelitian ini juga sesuai
Lubuklinggau tahun 2017, sehingga dengan hasil penelitian yang dilakukan
hipotesis yang menyatakan bahwa ada oleh Qirana, (2010) yang berjudul

588
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

“hubungan pendidikan dengan tingkat pasien pre op apendisitis di ruang rawat


kecemasan pasien sebelum dilakukan inap rumah sakit daerah Siti Aisyah Kota
tindakan operasi di ruang operasi rumah Lubuklinggau tahun 2017, sehingga
sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas”. hipotesis yang menyatakan bahwa ada
Hasil yang didapat yaitu ρ-value = 0,847 hubungan antara umur dengan
yang berarti tidak ada hubungan yang kecemasan pada pasien pre op
bermakna antara pendidikan dengan apendiksitis terbukti secara statistik.
tingkat kecemasan pasien sebelum Berdasarkan hasil penelitian ini
dilakukan tindakan operasi di ruang terlihat jelas bahwa pasien yang
operasi rumah sakit dr. Sobirin mempunyai fakor umur yang beresiko
Kabupaten Musi Rawas. akan mengalami tingkat kecemasan
yang lebih tinggi hal ini terjadi karena
d. Hubungan umur dengan kecemasan
pasien merasa bahwa faktor umur yang
pada pasien pre op apendiksitis di
masih muda dan belum mempunyai
ruang rawat inap rumah sakit daerah
pengalaman tentang tindakan operasi
Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun
tentu hal ini akan meningkatkan
2017.
kecemasan pasien.
Berdasarkan tabel 3 distribusi
tingkatan umur pasien didapatkan bahwa
e. Hubungan ekonomi dengan
sebagian besar responden mempunyai
kecemasan pada pasien pre op
tingkatan umur yang beresiko yaitu
apendiksitis di ruang rawat inap
sebanyak 24 responden (57.1%).
rumah sakit daerah Siti Aisyah Kota
Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat
Lubuklinggau tahun 2017.
dilihat dari 24 responden yang termasuk
Berdasarkan tabel 4 distribusi tingkat
kategori umur yang beresiko yang
ekonomi pasien didapatkan bahwa
mengalami kecemasan pre op
sebagian besar responden mempunyai
apendisitis berjumlah 19 responden
tingkat ekonomi yang rendah yaitu
(79,2%). Dan dari 18 responden yang
sebanyak 22 responden (52.4%).
termasuk kategori umur yang tidak
Berdasarkan hasil tabel diatas,
beresiko yang mengalami kecemasan
dapat dilihat dari 20 responden yang
pre op apendiksitis berjumlah 8
termasuk kategori ekonomi tinggi yang
responden (44,4%).
mengalami kecemasan pre op
Dari uji statistik Chi-Square pada
apendisitis berjumlah 9 responden
tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ-
(45,0%). Dan dari 22 responden yang
value = 0,046 yang berarti ada hubungan
termasuk kategori ekonomi rendah yang
antara umur dengan kecemasan pada
mengalami kecemasan pre op

589
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

apendisitis berjumlah 18 responden sudah pasti memerlukan biaya yang


(81,8%). sangat mahal sedangkan pasien tidak
Dari uji statistik Chi-Square pada mempunyai uang untuk membayar biaya
tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh ρ- tersebut.
value = 0,030 yang berarti ada hubungan
antara ekonomi dengan kecemasan SIMPULAN DAN SARAN
pada pasien pre op apendiksitis di ruang simpulan
rawat inap rumah sakit daerah Siti 1. Responden dengan tingkat
Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2017, pengetahuan yang kurang yaitu
sehingga hipotesis yang menyatakan sebanyak 26 responden (61.9%).
bahwa ada hubungan antara ekonomi 2. responden mempunyai tingkat
dengan kecemasan pada pasien pre op pendidikan yang tinggi yaitu
apendisitis terbukti secara statistik. sebanyak 24 responden (57.1%).
Menurut Elfindri, (2013) keluarga 3. responden mempunyai tingkatan
berpenghasilan rendah mempunyai umur yang beresiko yaitu sebanyak
kondisi yang kurang menguntungkan 24 responden (57.1%).
baik fisik maupun non fisik dalam 4. responden mempunyai tingkat
menjamin status kesehatan yang optimal ekonomi yang rendah yaitu
bagi anggota keluarganya dibandingkan sebanyak 22 responden (52.4%).
kelompok berpenghasilan tinggi. 5. responden mempunyai tingkat
Ekonomi yang sudah mapan dapat kecemasan yaitu sebanyak 27
memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk responden (64.3%).
menunjang dalam mencapai derajat 6. Tidak Ada hubungan antara faktor
kesehatan yang optimal. Rendahnya pengetahuan, pendidikan, umur dan
tingkat ekonomi akan mempengaruhi ekonomi secara simultan dengan
pengetahuan akan perlindungan diri kecemasan pada pasien pre operasi
sendiri, seseorang akan dapat appendkisitis di ruang rawat inap
mengkomsumsi barang dan jasa dibatasi Rumah Sakit Umum Daerah Siti
oleh besarnya pendapatan. Aisyah Kota Lubuklinggau tahun
Hasil penelitian ini sesuai dengan 2017.
teori karena pasien yang mempunyai 7. Ada hubungan antara faktor
tingkat ekonomi yang rendah tentu akan pengetahuan secara parsial dengan
mengalami tingkat kecemasan yang kecemasan pada pasien pre operasi
tinggi juga yaitu 81,8%, hal ini terjadi appendiksitis di ruang rawat inap
karena pasien merasa khawatir dengan Rumah Sakit Umum Daerah Siti
tindakan operasi yang dilakukan yang

590
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 1. Sjamsu hidajat, R. & Jong, W.D.


2017. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi
8. Tidak ada hubungan antara faktor revisi. EGC. Jakarta
pendidikan secara parsial dengan 2. Smaltzer. 2001. Keperawatan
kecemasan pada pasien pre operasi Medikal Bedah Edisi 8, Vol 2. EGC.
appendiksitis di ruang rawat inap Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Siti 3. Arikunto,S. 2003 Prosedur penelitian
Aisyah Kota Lubuklinggau tahun Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
2017. Revisi V, Rineka Cipta,
9. Ada hubungan antara faktor umur Jakarta.http://www.blogspot.com.
secara p arsialdengan kecemasan 4. Mansjoer Arif, dkk. 2008. Kapita
pada pasien pre operasi Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta.
appendiksitis di ruang rawat inap Media Aesculapius
Rumah Sakit Umum Daerah Siti 5. Mundakir, 2006 Komunikasi
Aisyah Kota Lubuklinggau tahun keperawatan (Aplikasi dalam
2017. pelayanan). Yogyakarta. Graha
j. Ada hubungan antara faktor Medika
ekonomi secara parsial dengan 6. Notoatmodjo, 2008. Metodologi
kecemasan pada pasien pre operasi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
appendiksitis di ruang rawat inap Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Siti 7. Brunner, Suddarth, 2011 Buku Ajar
Aisyah Kota Lubuklinggau tahun Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8
2017. Volume 3, EGC : Jakarta
8. ___________, 2012. Pendidikkan
saran dan kesehatan untuk penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Rumah mahasiswa. Rineka Cipta. Jakarta
Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota 9. Nursalam. 2008. Konsep &
Lubuklinggau, khususnya bagi perawat Penerapan Metodologi Penelitian
untuk meningkatkan kinerja perawat Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
dalam mencegah atau mengurangi Jakarta
kecemasan pasien sebelum dilakukan 10. Padila, 2012 Buku ajar
operasi apendicitis. keperawatan medikal bedah.
Yogyakarta. Nuha medika
DAFTAR PUSTAKA 11. Elfindri, 2013. Propil Kesehatan.
Diakses dari
http://www.blogspot.com.

591
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

12. Juliardinsyah. 2015 Askep 14. Rumah Sakit Daerah Siti Aisyah,
Apendisitis. Diakses dari http: 2017.Medical Record rumah sakit
//juliardisyah.blogspot.com/2015/ Daerah Siti Aisyah Lubuklinggau
11/askep-apendisitis.html tahun 2017
13. Ludeman. 2015. The pathology of 15. Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D.
diverticular disease. Diakses dari 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi
http://linkinghub.elsevier.comretrieve revisi. EGC. Jakarta
/pii/S1521691802902970. Februari 16. Badan Pusat Statistik, 2017 Upah
2017. minimum provinsi. Diakses dari
17.

592

Anda mungkin juga menyukai