DISUSUN OLEH :
ASMIYAH
C.1
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah kami
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
Asmiyah
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pemeriksaan Tes IVA ...................................................... 3
A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meliputi fisik, mental, dan sosial yang bebas dari penyakit atau kecacatan.
Makhfudli (2009) merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
dalam berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi.
kesehatan reproduksi, salah satunya adalah kanker serviks yang merupakan jenis
kanker pembunuh nomor dua setelah kanker payudara pada wanita (Irianto, 2014).
ndakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut Rasjidi (2009) antara lain
dengan menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dapat dilihat dengan
1
pengamatan secara langsung (Nugroho, 2010 dalam Rahayu 2015). Berdasarkan
90%, nilai duga positif 84%, dan nilai duga negatif 69%, sehingga dari hasil
hasil sensitivitas yang tinggi (Wiyono dkk, 2008). Metode IVA ini merupakan sebuah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud TES IVA?
2. Untuk mengetahui apa Tujuan TES IVA ?
3. Untuk mengetahui siapa yang menjadi sasaran TES IVA ?
4. Untuk mengetahui apa indikasi TES IVA ?
5. Untuk mengetahui kapan harus dilakukan pemeriksaan IVA ?
6. Untuk mengetahui apa saja peralatan dan bahan TES IVA ?
7. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah Pemeriksaan dan TES IVA ?
8. Untuk mengetahui bagaimana hasil interpretasi TES IVA ?
9. Untuk mengetahui syarat pemeriksaan TES IVA?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini kanker serviks.
mulut rahim (serviks) dapat di periksa secara langsung. Mulut rahim kemudian di
olesi zat asam cuka, apabila zat asam mengenai sel-sel yang abnormal, warna jaringan
akan berubah menjadi putih dan di katakan sebagai hasil tes positif. Pemeriksaan IVA
yang positif biasanya menandakan adanya suatu lesi pre kanker, tetapi tentu saja
pemeriksaan IVA harus di pastikan dengan pemeriksaan lainnya oleh dokter spesialis
kandungan, dengan di lakukan pemeriksaan lanjutan seperti pap smear, atau biopsi.
Hasil tes positif ini perlu di tindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter
spesialis kandungan
leher rahim yang telah diberiasam asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo
dan dilihat dengan penglihatan mata telanjang. Tujuannya untuk melihat adanya
sel yang mengalami dysplasia sebagai salah satu metode deteksi dini kanker mulut
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan metode skrining paling efektif
yang biasa digunakan untuk deteksi dini kanker serviks pada negara-negara
berkembang dengan sumber daya yang masih belum adekuat. Pemeriksaan IVA
adalah pemeriksaan paling sederhana dan memiliki sensitivitas yang paling tinggi
3
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan cara melihat serviks dengan mata
telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka (3-
5%). Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi
putih (acetowhite) yang mengindikasikan bahwa serviks mungkin memiliki lesi pra-
kanker.
masyarakat, organisasi lintas profesi, serta berbagai pihak lain mengadakan Gerakan
Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia selama 5 tahun sejak
tahun 2015. Salah satu fokus utama adalah menggalakan deteksi dini kanker serviks
Metode IVA dapat dijadikan pilihan skrining yang tepat pada pelayanan
primer. Hal ini disebabkan oleh pemeriksaan IVA mempunyai karakteristik sebagai
berikut
b. Akurasi sama dengan skrining lainnya. Sensitifitas IVA sebesar 77% (range antara
laboratorium.
4
B. Tujuan pemeriksaan IVA
pemeriksaan skrining kanker serviks melalui metode IVA (Inspeksi Visual Asam
asetat).
Deteksi dini kanker serviks dilakukan pada kelompok perempuan 20 tahun ke atas,
namun prioritas program deteksi dini di Indonesia pada perempuan usia 30-50 tahun.
sebagai berikut
a. Wanita usia ≥ 20 tahun atau telah melakukan hubungan seksual secara aktif.
b. Wanita dengan duh vagina yang abnormal atau nyeri pada abdomen bawah.
Menjalani tes kanker atau prakanker dianjurkan bagi semua wanita berusia 30-
45 tahun. Kanker rahim menempati angka tertinggi diantara kanker lain wanita,
tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra-kanker lebih mudah
a) Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia <20
tahun)
5
f) Wanita perokok
dan (HIV/AIDS)
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat siklus menstruasi,
saat kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska keguguran. Tes IVA dapat dilakukan
pada wanita yang dicurigai atau diketahui menderita IMS atau HIV/AIDS.
Bimbingan diberikan untuk tiap hasil tes, termasuk ketika harus konseling
yang sederhana untuk ibu (misalnya, kunjungan ulang ibu untuk tes IVA setiap
tahun secara berkala atau 3-5 tahun paling lama) atau isu-isu khusus yang harus
dibahas seperti kapan dan dimana pengobatan diberikan, risiko potensial atau
manfaat pengobatan dan kapan perlu merujuk untuk tes tambahan atau pengobatan
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan IVA adalah peralatan yang
6) Kondom yang telah dipotong ujungnya untuk disarungkan pada bilah spekulum. Hal
ini berfungsi untuk mencegah dinding vagina masuk ke dalam celah spekulum
6
7) Kapas lidi atau forceps untuk memegang kapas.
8) Spatula kayu untuk mendorong jaringan ikat yang menonjol diantara bilah
spekulum.
Dapat digunakan asam cuka 25% yang dijual di pasaran kemudian diencerkan
bagian air). Contohnya: 10 ml asam cuka 25% dicampur dengan 40 ml air akan
10) Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat dan sarung tangan.
G. Langkah-langkah Pemeriksaan
Paritas.
Usia pertama kali berhubungan seksual atau usia pertama kali menikah.
Pemakaian alat KB.Jumlah pasangan seksual atau sudah berapa kali menikah.
Merokok.
Ibu atau saudara perempuan kandung yang menderita kanker leher rahim.
2) Pasien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan
7
3) Pasien diposisikan dalam posisi litotomi dan tutup area pinggang hingga lututnya
dengan kain.
5) Bersihkan genitalia eksterna pasien dengan air DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi).
6) Inspeksi genitalia eksternal dan lihat apakah terdapat duh pada mulut uretra. Palpasi
kelenjar Skene and Bartholin. Jangan menyentuh klitoris karena akan menimbulkan
rasa tidak nyaman pada pasien. Katakan pada ibu/klien bahwa spekulum akan
7) Masukan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada tahanan, lalu secara perlahan
buka bilah spekulum untuk melihat leher rahim. Atur spekulum sehingga seluruh
8) Bila serviks dapat terlihat seluruhnya, kunci spekulum dalam posisi terbuka sehingga
tetap berada di tempatnya. Dengan cara ini petugas memiliki satu tangan yang bebas
bergerak.
9) Amati serviks apakah ada infeksi (serviksitis), duh ektopik, kista Nabothi, atau lesi
10) Bersihkan serviks dari cairan, darah, dan sekret dengan kapas lidi bersih.
Jika SSK tidak tampak, maka dilakukan pemeriksaan mata telanjang tanpa
asam asetat lalu beri kesimpulan sementara, misalnya hasil negatif namun
8
Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah
Tunggu hasil IVA selama 1 sampai 2 menit di bawah pencahayaan 100 watt,
12) Gunakan kapas lidi baru untuk menghilangkan sisa asam asetat dari serviks dan
13) Lepaskan spekulum secara halus. Jika hasil tes IVA negatif, letakkan spekulum ke
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk didesinfeksi. Jika hasil tes IVA
spekulum pada nampan atau wadah agar dapat digunakan pada saat krioterapi.
14) Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya sementara alat-alat
lainnya direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
15) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus melakukan pemeriksaan lagi,
Pada pasien dengan serviks yang normal, serviks akah terlihat halus, bulat,
berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur, dan terlubrikasi dengan cairan mukus
yang encer dan terlihat lubang di bagian tengah (os eksternal). Pemeriksaan IVA
dikatakan negatif apabila lesi acetowhite tidak ditemukan, dan positif apabila terdapat
lesi acetowhite setelah dilakukan pemulasan asam asetat dan dibiarkan 1 sampai 2
menit.
eksisi LEEP/LLETZ.
Krioterapi dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis obstetri dan
ginekologi.
9
Elektrokauterisasi dan LEEP/LLETZ dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan
ginekologi.
penatalaksanaan.
(acetowhite) pada lesi prakanker jaringan ektoserviks yang diolesi larutan asam
asetat. Bila ditemukan lesi makroskopis yang dicurigai kanker, pengolesan asam
asetat tidak dilakukan namun segera dilakukan rujukan ke sarana yang lebih lengkap.
dengan metode IVA karena zona transsisional leher rahim pada kelompok ini
10
biasanya berada pada endoserviks dalam kanalis servikalis sehingga tidak bisa dilihat
NO HASIL INTERPRETASI
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesehatan serviks secara dini (skrining) karena gejala kanker serviks tidak terlihat
sampai stadium yang lebih parah. Pemeriksaan dengan menggunakan metode IVA
merupakan pemeriksaan untuk mencegah kanker serviks yang cukup efisien dan
efektif karena dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti perawat, bidan dan
B. Saran
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Juanda, D., & Kesuma, H. (2015). Pemeriksaan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat )
untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 2(2), 169–174.
PPID Kabupaten Buleleng. (2015). Test dan Prosedur IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).
Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Buleleng, 2–3.
Retrieved from https://ppid.bulelengkab.go.id/assets/data/Test dan Prosedur
IVA_891107.pdf
Juanda dan Kesuma. 2015 . Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk
Pencegahan Kanker Serviks , VOLUME 2, NO. 2, Fakultas Kedokteran Universitas
Riau, Pekanbaru.
Meilan, Nessi, dkk. 2018. Kesehatan Reproduksi Remaja :Implementasi PKPR dalam Teman
Sebaya. Malang : Wineka Media.
13
LAMPIRAN REFERNSI
14
15
16
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015: 169-174
Desbyjuanda@gmail.com
Abstrak
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kelompok berisiko untuk terjadinya kanker
serviks adalah wanita di atas usia 30 tahun yang memiliki banyak anak dan dengan perilaku menjaga kesehatan
reproduksi yang masih kurang. Kebiasaan gonta ganti pasangan seksual merupakan salah satu faktor utama
penularan virus HPv penyebab kanker serviks ini terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk deteksi kanker
serviks pada kelompok beresiko menggunakan pemeriksaan skrining kanker serviks melalui metode IVA
(Inspeksi Visual Asam asetat). Ditemukan 1 orang (3%) dari subjek penelitian 30 orang dengan positif IVA
pada hasil pemeriksaan serviks inspekulo. Sedangkan 5 orang (16%) mengalami keluhan seperti keputihan dan
gatal pada alat kelamin. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan pada pasien dengan IVA Positif untuk memastikan
adanya lesi yang mengarah pada keganasan agar penatalaksanaan dapat dilakukan dengan segera.
Abstract
Cancer of the cervix or also called cervical cancer is a type of cancer that is 99,7% caused by the human
papilloma virus (HPV) which attacked the cervix. Groups at risk for the occurrence of cervical cancer are
women over the age of 30 who have many children with behavior and maintaining reproductive health are still
lacking. The habit of dressing mutually sexual partners is one of the main factors in the transmission of the virus
HPV causes cervical cancer occurs. The purpose of this study is to detect cervical cancer in the Group at risk of
cervical cancer screening examination using via method IVA (Visual inspection of acetic acid). There was one
person (3%) of the subjects of the study 30 people with positive results on screening cervical IVA inspeculo.
While 5 persons (16%) experience a complaints such as vaginal discharge and itching in the genitals. Further
investigation is required in patients with positive IVA to ensure lesions that lead to fierceness to treatment can
be done in immediately.
Pendahuluan
Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan oleh Yayasan
Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan didunia
setiap tahun didiagnosa terkena kanker serviks dan 80% berada di Negara Berkembang
termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1
orang perempuan karena kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul
17
18