Anda di halaman 1dari 21

DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA

PERSALINAN

Di Susun Oleh:
1. Penti Sundari
2. Rahayu Widiastuti
3. Ratna Maida
4. Ratna Setiawati

S1 KEBIDANAN KHUSUS
UNIVERSITAS KADER BANGSA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan segaa puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ucapkan,
karena melaui berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah awasan
untuk memahami manusia dari perndekatan psikologis. Selain itu juga penulis berharap
makalah ini dapat menjadi dasar pengantar pemenuhuan materi perkuliahan psikologi
kebidanan.
Seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap pada pembaca kiranya dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Sebagai akhir kata penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Psikologis Dalam Persalinan.................................................5
2.2 Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan..................8
2.3 Kebutuhan Psikologis................................................................................12
2.4 Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan...............15
2.5 Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan.............................16
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................18
3.2. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik
maupun psikososial seorang wanita. Ibu hamil di trimester pertama
akan mengalami mual yang membuatnya merasa tidak sehat dan tidak
nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bisa jadi menolak kehamilannya
tersebut. Pada trimester kedua, ibu hamil mulai merasa nyaman dengan
kehamilannya, namun di trimester ketiga saat janin sudah memasuki
rongga panggul, ibu hamil bisa jadi merasa cemas dan khawatir
dikarenakan ketakutan akan kehilangan perhatian spesial yang
didapatkan semasa kehamilan (Handayani, Netty, Farida, Rachmadi,
Haslinda, Eritawidhayani,…Darmantilah, 2007)
Bagi seorang ibu yang sedang hamil atau mengandung sudah
tentu akan mengalami perubahan didalam badannya. Kebanyakan
wanita yang sudah siap hamil tidak menjadi masalah terhadap
perubahan yang akan dialaminya, akan tetapi bagi wanita yang belum
siap untuk hamil kemudian tiba-tiba menjadi hamil maka sering
menimbulkan perasaan-perasaan yang menekan jiwanya terutama
karena perubahan badan atau fisiknya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, di
seluruh dunia sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang
baru saja melahirkan mengalami gangguan mental, terutama
depresi. Khususnya di negara berkembang, gangguan mental saat
hamil menjadi 15,6% dan 19,8% setelah kelahiran.
Pada umumnya kehamilan dan kelahiran bayi itu memberikan
arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal. Kehamilan
termasuk salah satu periode kritis dalam kehidupan seorang wanita
tidak dapat dielakan. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan
hanya fisik tetapi juga psikologis. Dalam aspek psikologis timbul

1
pengharapan yang disertai kecemasan menyambut persiapan
kedatangan bayi
Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan
perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Sedangkan
pengertian dari kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatif yang
menyatakan terjadinya hiperaktifitas system syaraf otonom.
Kecemasan juga diartikan suatu respon terhadap situasi yang
penuh dengan tekanan. Bentuk-bentuk kecemasan dibagi dalam dua
tingkat yaitu :
a. Tingkat Psikologis, yaitu kecemasan yang berwujud sebagai
gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar
konsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya.
b. Tingkat fisiologis, yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi
atau terwujud pada gejala-gejala fisik terutama pada system syaraf,
misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut
mual, dan sebagainya. Meskipun persalinan adalah suatu hal yang
fisiologis namun didalam menghadapi proses pra persalinan
dimana terjadi serangkaian perubahan fisik dan psikologis yang
dimulai dari terjadinya kontraksi rahim sampai pengeluaran bayi
serta placenta yang diakhiri dengan bonding awal antara ibu dan
bayi.
Setiap ibu hamil biasanya akan mengalami ketakutan terhadap
hal-hal yang belum diketahuinya seperti tidak siap untuk melahirkan
atau persalinan tidak sesuai dengan jadwal, ibu hamil akan mengalami
kelelahan, tegang selama kontraksi dan nyeri yang luar biasa sehingga
ibu menjadi cemas. Kecemasan juga terjadi karena pengalaman buruk
kerabat atau teman tentang persalinan dan kenyataan bahwa
kehamilan yang beresiko juga menyebabkan ibu tidak siap
menghadapi persalinan. Tenaga medis dan situasi tempat yang tidak
bersahabat dapat mempengaruhi rasa nyaman ibu untuk melahirkan,

2
terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan
fisik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan ,
maka penulis akan merumuskan pokok masalah yang akan menjadi
pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1. faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan mental pada ibu
hamil
2. Dampak Perubahan Psikologis Pada Masa Kehamilan
3. bagaimana cara mengatasi dan mengurangi dampak gangguan
kesehatan mental dalam kehamilan.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat
menganalisa dan menemukan apa saja Dampak Kehamilan
Terhadap Status Kesehatan Mental Perempuan. Dimana
Kesehatan mental kini harus menjadi perhatian dan bukan
sesuatu yang dianggap tabu atau aib,dengan mengetahui
factor penyebab dari gangguan mental tersebut sejak awal
kehamilan, ibu dan keluarga, serta suami bisa memahami
kondisi mental ibu sehingga dapat mengurangi gangguan
mental , sehingga ibu bisa menjalani kehamilanya dengan
nyaman dan bayi yang dilahirkan sehat.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya
gangguan mental pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui Dampak Perubahan Psikologis Pada
Masa Kehamilan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dan mengurangi
dampak gangguan kesehatan mental dalam kehamilan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Psikologis Dalam Persalinan


Perubahan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi
terhadap proses kehamilan yang terjadi. Dukungan psikologik dan
perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial pada
wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek sumber
daya.
a. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I
Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus,
umumnya ibu dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu
pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam
persalinan kala I adalah :
a) Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-
kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika
bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta
takhayul lain.
b) Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik
batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin
dalam kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah
capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering
kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
c) Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan
serta tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang
dikandungnya menjadi terganggu. Ini disebabkan karena kepala
bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi pada
rahim.

4
d) Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan
bayi yang merupakan hambatan dalam proses persalinan :
a. Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat
dan tanpa sebab sebab yang jelas
b. Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung
berdebar-debar
c. Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat
persalinan
d. Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan
takikardi
e) Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang
akan dilahirkan. Timbullah dualitas perasaan yaitu:
a. Harapan cinta kasih
b. Impuls bermusuhan dan kebencian
f) Sikap bermusuhan terhadap bayinya
a. keinginan untuk memiliki janin yang unggul
b. Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
c. Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
g) Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
a. Takut mati
b. Trauma kelahiran
c. Perasaan bersalah
d. . Ketakutan riil
b. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan
bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut.
Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat
pembukaan lengkap
2. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
3. Frustasi dan marah

5
4. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar
bersalin
5. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
6. Fokus pada dirinya sendiri

Masalah psikologis yang terjadi pada masa persalinan adalah


kecemasan. Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang
dan bangga akan kelahiran bayinya, tetapi ada juga yang merasa
takut. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai
dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan. Ibu bersalin mengalami gangguan dalam menilai
realitas, namun kepribadian masih tetap utuh. Perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas batas normal (Haward 2004).
Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon
emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subyektif dialami dan
dikomunikasikan interpersonal secara langsung. Kecemasan dapat
diekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis (Sulistyawati,
dkk, 2003).
Secara fisiologis, respon tubuh terhadap kecemasan adalah
dengan mengaktifkan sistem syaraf otonom (simpatis dan
parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktivasi proses tubuh,
sedangkan sistem saraf parasimpatis akan menimbulkan respons
tubuh. Bila korteks otak menerima rangsang, maka rangsangan akan
dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar adrenal yang akan
melepaskan adrenal/epineprin sehingga efeknya antara lain nafas
menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan tekanan darah meningkat.
Darah akan tercurahkan terutama ke jantung, susunan saraf pusat dan
otak. Dengan peningkatan glikegenolisis maka gula darah akan
meningkat. Secara psikologis, kecemasan akan mempengaruhi
koordinasi atau gerak refleks, kesulitan mendengar atau mengganggu
hubungan dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu

6
menarik diri dan menurunkan keterlibatan orang lain (Sulistyawati,
dkk, 2003).
Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala
yang mirip dengan orang yang mengalami stress. Bedanya stress
didominasi oleh gejala fisik, sedangkan kecemasan didominasi oleh
gejala psikis.
Adapun gejala gejala orang yang mengalami kecemasan
adalah sebagai berikut:
1. Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri
otot, letih, tidak dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening
berkerut, dan mudah kaget.
2. Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti
keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di
telapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering
buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas
cepat
3. Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
seperti cemas, takut, khawatir, membayangkan akan datangnya
kemalangan terhadap dirinya.
4. Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih,
sukar konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak
sabar (Haward, 2004).

2.2 Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan


Menjelang minggu terkahir kelahiran bayi, kegelisahan dan
ketidaknyamanan ibu hamil telah mencapai puncak. Signifikan tekanan
bobot bayi semakin jelas. Semakin besar hasrat siibu melihat bayinya,
maka semakin besar efek psikologis yang ditimbulkan seperti
kegelisahan terhadap fase pemisahan probadi ibu dan pribadi bayi.
Jenis gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu dapat
berupa kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dan reaksi sikap ibu
dalam menanti kelahiran bayinya.

7
Adapun kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dapat berupa
sebagai berikut :
1. Perasaan Takut Mati
Persalinan merupakan fenomenal fisiologis yang normal, tapi
pada kenyataannya terkadang disertai dengan pendarahan dll, yang
dapat menimbulkan ketakutan bahkan kematian.
Ketakutan kematian yang sangat mendalam disebut dengan
ketakutan primer. Ketakutan ini akan menjadi intensif bila semua
keluarga ikut panik dan gelisah dengan kondisinya. Sehingga
diperlukan dukungan psikologis dan sikap menghibur dan
mendukung pada ibu agar ketakutan tersebut tidak terjaddan dapat
mengatasi konflik bathin pada ibu
Ketakutan mati bisa dikurangi dengan mekanisme pertahanan
diri yang kuat seperti persiapan mental menghadpi persalinan dan
menghindari konflik yang serius.
2. Rasa Bersalah
Perasaan bersalah berkaitan dengan kehidupan emosi dan kasih
sayang yang diterima wanita dari ibunya. Disaat dia menerima kasih
sayang yang baik kemungkinan besar rasa bersalahnya juga besar.
Atau sebaliknya jika anak yang dilahirka dari hasil perkosaan maka
dia akan cenderung ingin ,membunuh anaknya.
Slaah satu usaha yang dilakukan adalah meminta ibu untuk
menemani selama persalinan berlangsung.
3. Rasa Takut Riel
Rasa takut yang konkrit akan muncul bersamaan dengan
perasaan atau pikiran ketakutan akan anak yang lahir cacat atau
bernasib buruk karena dosa ibunya atau sejenisnya sehingga muncul
perasaan takut yang berleihan dan berkepanjangan.
4. Trauma Kelahiran
Berkaitan dengan rasa takut berpisah dengan bayi yang dalam
kandunganya. Ketautan ini muncul karena sikap ibu yang berlebihan
melindungi bayinya, sehingga merasa tidak mampu untuk merawat

8
bayinya diluar rahim. Analogi trama genital semacam ini merupakan
bentuk angguan seksual neurotis.
5. Halusinasi Hipnagogik
Dinatara kontrasi terkadang ibu akan mengalami kantuk dantidur.
Disaat ini lah muncul halusinasi hipnagogik. Halusinasi hipnagogik
adalah gambaran-gambaran tanpa disertai perangsangyang adekuat
yang berlangsung saat setengah tidur dan setengah jaga. Selama
interval rilex ini akn bermunculan konflik-konflik batin, tendensi
psikis yang tak terselesaikan, masih mengganggu, dan ketenangan
yang mengganggu kelahiran.
Sedangkan reaksi sikap ibu menanti kelahiran ada reaksi pasif
dan aktif. Secara umum tipe-tipe reaksional ibu menjelang kelahiran
dapat berupa sebagai berikut :
a. Pasif Secara Total
Sejak awal dia telah menerima kehamilan dan persalinannya
adalah hal yang normla jdi dia tidak terlalu merasakan kecemasan
dan ketakutan tersebut. Namun ketika merasakan sakit yang
sesungguhnya dia akan menjadi marah, tidak sabaran, dan selalu
menuntu segra kehadiran dokter atau bidan.
b. Hiper Pasif
Ibu dengan hipepasif ini merupakan ibu yang tidak perduli
dengan kehamilannya dan merasa tidak bertanggungjawab dengan
kehamilannya. Ibu dengan hiperpasif ini selalu bergantung pada
orang tua, suami dan keluarganya, bertingkah laku seperti anak-
anak dan banyak mengeluh, jika kehamilan sudah matang dia tidak
sabaran, persalinan dianggap sebagai hal yang menakjubkan,
merasa tidak takut mati, dan berharap ibu selalu menemani.
c. Pasif Menyerah
Ibu dengan pasif menyerah biasanya tidak mampu bekerjasam
sehinga memperlambat proses persalinan. Kondisi ini
menyebabkan kontrksi menjadi lemah, bahkan hilang total.
Biasanya keadaan ini dibantu denga persalinan ceasar.

9
d. Aktif Secara Total
Ibu aktif total ini ditandai dengan semakin tingginya tingkat
kegelisahan saat mendekati proses persalinan dan menigkatkan
berbagai macam aktifitas sehari-hari. Semua kegelisahahan
dirasionalisasikan sebagai satu metode untuk mempersingkat
penantian dalam persalinan.
Aktivitas yang meningkat merupakan persiapan untuk
mengantisipasi secara aktif saat kelahiran bayinya yang bayak
didorong oleh impuls dalam dir yang sangat kuat
e. Hiperaktif Secara Total
Ibu ini biasanya akan berusaha melepaskan diri dari ritme
kalahiran normal. Ia berupaya mengatur sepenuhnya irama
kontraksi rahim
f. Hiper Maskulin
Tipe wanita yang bersifat kejantanan ekstrem dan sejak
semula kehamilannya selalu berubah-uabh antara keinginan untuk
memiliki anak dan keinginan tidak memiliki anak krna dianggap
akan menghambat karirnya.
Kehidupan emosinya senantiasa digoyahkan anatar
kerinduan dan kebencian terhadap anak. Kedua gejala ini akan
memuncak mejadi suatu gejala neurotis yang obsesif.
Dampak buruk dari sikap ini yaitu tidak memiliki
kepercayaan diri, sering mengalami migrain( gangguan syaraf),
serig mengalami konflik batin, dan mengalamikonflik maskulin
dan feminitasnya.
g. Kompleks Maskulin
Merupakan tipe wanita yang menganggap persalinan adalah
tugas penghinaan, dipaksakan oleh alam, sebagai ketidak adilan,
pembalasan, sikap menolak penderitaan dan kesakitan melahirkan
bayi, menuntut kelahiran ceasar, memaka bidan untuk merawat
sepenuhnyadan secepat mungkin persalinan, dan menuntut
berbagai fasilitas lain dalam proses persalinan.

10
2.3. Kebutuhan Psikologis
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis
yang dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus merupakan suatu hal
yang menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut
maupun cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan.
Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis,
seperti: nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah,
yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan
diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan
selama proses persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama
persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud
dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama
proses asuhan berlangsung.
Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan menurut Lesser dan
Kenne meliputi:
1. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus
2. Penerimaan atas sikap dan perilakunya
3. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.
Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin merupakan salah satu
kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatikan bidan.
Keadaan psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan
hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional dari
bidan sebagai pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan
baik suami/anggota keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik dapat
mengurangi tingkat kecemasan pada ibu bersalin yang cenderung
meningkat.
Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat
mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan membuatnya merasa
nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan:

11
1. Membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya
dengan tetap melakukan komunikasi yang baik
2. Memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan,
3. Membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa
nyeri, serta
4. Mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan
memperhatikan privasi ibu.
Secara terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat
diberikan dengan cara:
1. memberikan sugesti positif,
2. mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan
selama persalinan, dan
3. kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.
Pemberian dukungan psikologis dapat berupa :
1. Pemberian Sugesti
Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh
pada ibu dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti
yang diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan
memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan sebagaimana
mestinya. Menurut psikologis sosial individu, orang yang
mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah
dipengaruhi/mendapatkan sugesti.
Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan
psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima
sugesti/pengaruh. Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu
bersalin diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa
proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal,
ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan keyakinan
pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja.
2. Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama
proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang

12
sebenarnya. Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan
bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa
empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru akan
bertambah.
Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan
untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan
misalnya adalah dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda
gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau menonton
televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu masih tetap
merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya
mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran
suara, dan atau pijatan harus tetap dilakukan.
3. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam
membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari
bidan. Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa
dia mampu melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses
persalinan yang dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara
psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap
dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung
sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu.
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu
melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar,
didasari pengetahuan dasar dan keterampilan yang baik serta
mempunyai pengalaman yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut,
maka dengan sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman
selama proses persalinan berlangsung.

13
2.4. Mengatasi Gangguan Psikologi Yang Berhubngan Dengan Persalinan
Periode kehamilan dan melahirkan merupakan periode kehidupan
yang rentang mengalami stres karena mengalami keterbatasan kondisi fisik
yang membuatnya harus membatasi aktivitas. Perubahan fisik maupun
psikologis biasa terjadi pada Ibu bersalin.
Perubahan psikologis pada Ibu bersalin memerlukan bimbingan
dari keluarga dan penolong persalinan agar Ibu bersalin dapat menerima
keadaan yang terjadi pada selama persalinan. Penyebab gangguan
psikologis pada Ibu bersalin yaitu perubahan hormone, kurangnya
persiapan mental, dan adanya keinginan narsitis yaitu cenderung menolak
kelahiran bayinya dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di
dalam kandungan.
Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik Komunikasi teraupetik
merupakan komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien.
Proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada
klien. Komunikasi teraupetik termasuk komunikasi interpersonal dengan
titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien.
Tujuan komunikasi teraupetik, yaitu:
a. Membantu klien mengurangi beban persaan dan pikiran selama proses
persalinan
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
c. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri
untuk kesejahteraan Ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan
dengan semestinya.
Dalam mengatasi gangguan psikologis ini maka diperlukannya
adanya konseling. Konseling Gangguan psikologi pada persalinan terbagi
atas 2 fase yaitu :
1. Fase Laten: Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena
masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal
persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir
sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia

14
ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan
menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa
proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan
tersebut.
2. Fase Aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan
maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi
semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak
dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius.
Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya
karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan
kontraksinya.
Cara mengatasi Sebagai seorang bidan, tugas utama dalam mengatasi
gangguan psikologi pada masa persalinan yaitu dengan cara pendekatan
komunikasi terapeutik/ konseling dan peningkatan support mental/ dukungan
keluarga.

2.5. Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan


Deteksi dini merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan atau gangguan perkembangan mental, psikologis atau
perilaku yang meyebabkan kecacatan secara dini atau gangguan yang
dapat mempengaruhi suatu proses dalam kehidupan.
Deteksi dini gangguan psikologis pada persalinan merupakan
suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya gangguan perkembangan
mental, psikologis atau perilaku yang dapat mempengaruhi kehamilan
dan persalinan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi
proses kelahiran.
Gangguan psikologis dapat dicegah atau dideteksi secara dini
dengan cara :
1. Melakukan pemeriksaan berkala selama kehamilan
2. Diperlukannya dan ditekankan nya peranan dak partisipasi dari
keluarga terutama orangtua dan suami.

15
3. Melakukan konseling dan temu wicara untuk menangani masalah
atau keluhan yang sedang dirasakan ibu
4. Memebrikan asuhan dan pengetahuan pada ibu seputas kehamilan
dan persalinan agar ibu tidak merasa takut dan berandai andai dengan
persalinannya
5. Jika ditemukan adanya gangguan selama proses hamil atau bersalin
dengan adanya pemantauan berkala dari bidan maka dengan segera
dapat diatasi dan ditangani dan diminimalisir agar tetap terwujud
persalinan yang man ibu dan anak sehat

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setiap ibu hamil akan selalu dihadapkan kepada perubahan, baik
itu perubahan psikologis, mental ataupun perubahan fisiologis. Pada
setiap perubahan yang dialami oleh ibu hamil, diharapkan adanya peran
serta suami, keluarga dan tenaga kesehatan dalam mengurangi keluhan
terhadap perubahan tersebut, agar ibu hamil merasa nyaman dan aman
dalam melewati masa kehamilannya.

3.2. Saran
Ibu hamil harus paham degan kehamilan sehingga tidak akan
terkejut atau stress dengan perubahan yang akan dilami selama masa
kehamilannya

17
DAFTAR PUSTAKA

Herri Zan Pieter, dkk.2011. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta.


Kencana. 2011
Dr. Kartini Kartono, 2007. Psikologi Wanita 2. Bandung. Sumber Sari
Indah. 2007
https://www.popmama.com/pregnancy/first-trimester/bella-lesmana/cara-
mengatasi-gangguan-psikologi-pada-ibu-hamil/4

18

Anda mungkin juga menyukai