Di Susun Oleh :
1. Elsa Ananda P1337424220094
2. Afidah Azhar P1337424220095
3. Alfina Deviani P1337424220096
4. Istiana Nurul Hidayah P1337424220097
5. Zulaicha Fitri Umaamah P1337424220099
DANDELION
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tericinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita natikan syafaatnya di
akhirat nanti. Tidak lupa kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Obstetri dengan judul “Gangguan Psikologi
Kebidanan”
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Obstetri yang telah membimbing
kami menyelesaikan tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya kepada kami. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, kami berharap kritik saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikian kata pengantar ini kami sampaikan, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini ,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi semua
kalangan. Sekian dan terima kasih.
Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...5
B. Rumusan Masalah........................................................................................................6
C. Tujuan Penyusunan.......................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
1.Gangguan Mental Minor Dalam Kehamilan Trimester 1..............................................7
A. Pengertian Gangguan Mental Minor TM 1 ............................................................7
B. Penyebab Gangguan Mental Minor TM 1...............................................................7
C. Gejala Gangguan Mental Minor TM 1....................................................................8
D. Cara Mengatasi Gangguan Mental Minor TM 1.....................................................9
2. Gangguan Mental Minor Dalam Kehamilan Lanjut...................................................10
A. Pengertian Gangguan Minor Kehamilan Lanjut………………………………….10
← 3. Gangguan Mental Mayor Dalam Kehamilan
A. Pengertian…………………………………………………………………………12
B. Gejala……………………………………………………………………………...13
C. Dampak……………………………………………………………………………14
D. Cara Mengatasi…………………………………………………………………….14
4. Gangguan Mental Pada Puerpurium…………………………………………………...15
A.Pengertian………………………………………………………………………...15
B. Faktor Resiko……………………………………………………………………..15
C. Penyebab………………………………………………………………………….16
D.Gejala……………………………………………………………………………..16
E. Diagnosis………………………………………………………………………….17
F. Komplikasi………………………………………………………………………...17
G.Pengobatan………………………………………………………………………...18
H.Pencegahan
3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau postpartum adalah periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, 4 sampai 6 minggu walaupun merupakan
masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak
perubahan fisiologis. Pada masa ini perubahan yang terjadi tidak hanya secara fisiologis
maupun sosiokultural, tetapi juga psikologi. Perubahan kompleks pada ibu postpartum atau
setelah proses persalinan memerlukan penyesuaian terhadap diri dengan pola hidup dan
kondisi setelah proses tersebut (Prawihardjo, 2013). Beberapa dari perubahan tersebut
mungkin hanya sedikit mengganggu “ibu baru” walaupun komplikasi serius juga dapat terjadi
(Cuningham et al., 2013).
Setelah melahirkan, ibu akan menghadapi banyak tantangan sebagai seorang ibu
(Ardiyanti dan Dinni, 2018). Pada ibu yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi dapat menimbulkan gangguang psikologi, baik gangguan psikologi ringan maupun
berat. Gangguan psikologis utama pada ibu hamil disebut dengan depresi materna(antepartum
atau postpartum). World Health Organization (2020) depresi pada ibu hamil merupaka
permasalahan yang diperkirakan akan menjadi beban penyakit terbesar nomor dua (Masyuni,
et al., 2019) Salah satu gangguan psikologi yang bisa terjadi pada ibu postpartum yaitu
depresi postpartum (Syafrianti, 2018). Depresi postpartum adalah gangguan perasaan yang
dialami oleh ibu nifas sebagai kegagalan dalam penerimaan psikologis pada proses adaptasi
(Ria, et al., 2018). Depresi postpartum apabila tidak ditanggulangi dengan baik dapat
berkembang menjadi psikosis postpartum, serta pembunuhan anak sendiri oleh ibu (Cmace,
2011). Ibu dengan depresi postpartum akan mengalami perasaaan sedih yang berlebihan dan
diiringi tangisan tanpa alasan yang jelas, perubahan pola tidur, penurunan konsentrasi, merasa
putus asa, tidak berdaya, perubahan pada nafsu makan, gangguan psikomotor dan pada
keadaan berat dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri (Suryati, 2018). Faktor yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan depresi postpartum. Faktor biologis dikaitkan dengan
peningkatan risiko depresi postpartum, yaitu depresi selama kehamilan, adanya riwayat
depresi, gangguan pramenstruasi dan riwayat keluarga depresi. Faktor psikososial, termasuk
5
peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan kurangnya dukungan sosial, secara terus
menerus juga dapat memicu timbulnya gejala depresi postpartum.
Dampak depresi postpartum bagi ibu dan bayi, seperti keterikatan ibu dan bayi yang
buruk dalam emosional dan perkembangan kognitif anak (Hymas dan Girard, 2019). Hal ini
disebabkan oleh ibu yang depresi cenderung untuk tidak menyusui, bernyanyi untuk bayi
mereka, membawa bayi mereka ke kunjungan anak dan mengurusi bayi mereka. Dampak
buruk dari depresi postpartum selama masa bayi dan bertahan sampai remaja (Miller dan
LaRusso, 2011). Bayi dari ibu yang depresi cenderung mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan dibandingkan dengan bayi dari ibu yang tidak mengalami depresi, seperti
lebih beresiko malnutrisi yaitu dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Deteksi dini depresi postpartum, pencegahan dan pengobatan gangguan
depresi ibu serta strategi yang efektif tidak hanya akan memperbaiki dampak gangguan
depresi pada ibu tetapi juga mendukung perkembangan dan pertumbuhan bayi yang optimal
(Sharmin, et al., 2018).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gangguan mental minor dalam kehamilan TM 1, penyebab gangguan, gejala, dan
cara mengatasi?
2. Apa itu gangguan mental minor pada kehamilan lanjut?
3. Apa itu gangguan mental mayor dalam kehamilan, apa gejalanya, dampak dan cara
mengatasi?
4. Apa itu depresi postpartum , apa faktor resikonya, penyebab, gejala, cara menanganinya,
serta komplikasi yang terjadi?
C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui pengertian, penyebab, gangguan, gejala dan cara mengatasi gangguan minor
dalam kehamilan TM 1
2. Mengetahui tentang gangguan mental minor pada kehamilan lanjut
3. Mengetahui pengertian, gejala yang menyertai, dampak dan cara mengatasi gangguan
mental mayor dalam kehamilan
4. Mengetahui pengertian depresi postpartum, faktor resiko, penyebab,gejala, cara
mengatasinya, serta komplikasi pada depresi postpartum.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Penurunan vitamin pada tubuh ibu hamil yakni asam folat (37%) dalam serum
darah dapat ditemukan pada ibu hamil. Ibu hamil dengan gangguan mental minor
dalam kehamilan trimester 1 lebih mungkin menjadi kekurangan darah, karena
sebagian besar obat anti gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 yang
dikonsumsi berperan sebagai pelawan terhadap asam folat dan juga. Jadi walaupun
terdapat sedikit kekhawatiran terhadap pemberian asam folat namun dosis rendah
minimal 0,4 mg/ hari tiap hari secara teratur masih dianggap aman dan dapat
7
dilanjutkan selama kehamilan pada ibu hamil penyandang atau penderita gangguan
mental minor dalam kehamilan trimester 1. Dosis tinggi (4 mg/ hari) diberikan
pada ibu hamil yang sebelumnya melahirkan anak dengan kelainan otak, terutama
ibu hamil yang pernah mendapat obat anti gangguan mental minor dalam
kehamilan trimester 1.
Psikologik (stres dan rasa cemas)
Stres dan rasa cemas sering berhubungan dengan peningkatan jumlah terjadinya
serangan jiwa yang berujung pada gangguan mental minor dalam kehamilan
trimester 1. Keadaan ini sering disertai dengan gangguan tidur, gangguan nutrisi,
dan gangguan psikologik depresi.
9
Tahap akut Gejalanya ditangani, dosis obat disesuaikan untuk mencegah
efek yang merugikan dan penderita diberi penyuluhan.
Tahap lanjut Penderita dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah
terjadinya kambuh. Pada tahap pemeliharaan, individu penderita yang beresiko
kambuh sering kali tetap diberi obat bahkan selama masa kehamilan. Untuk
penderita yang dianggap tidak beresiko tinggi mengalami kambuh, pengobatan
dihentikan.
10
Gejala yang sudah berlangsung sekurang-kurang dua minggu dan menunjukan adanya
perubahan dari fungsi sebelumnya.contoh depresi pada ibu saat keamilan lanjut :
- Mood depresi yang berlangsung spanjang hari hamper sepanjang hari yang di
tunjukan oleh adanya rasa sedih, pada ibu
- Berkurangnya minat pada kehamilannya terhadap kesenangan keseluruhan, terhadap
aktifitas sehari-hari.
- berkurangnya berat badan sehingga berdampak pada janin ibu.
- Tidur terganggu sehinga waktu istirahat kurang, berlangsung tiap hari
- Mengamuk mara-marah atau malas
- Kesulitan untuk berkonsentrasi fositif terhadap kehamilannya
- Fikiran yang berulang tenang kematian janin dan hal-hal yang tidak diininginkan
pada kehamilannya
Cata penanggulangan depresi :
a) usahakan agar ibu terhindari dari hal-halyang membahayakan keselamatanya
b) kirimkan kedokter / psikiater untuk dapat piñata laksaanan selanjutnya.
c) Lakukan usaha untuk mengulangi atau menghilangkan penyebab terjadinya depresi
d) Mencoba berkomunikasi yang baik memberikan hal-hal yang fosihtif pada ibu tentang
kehamilannya sekarang.Untuk mendiagnosakan retardasi mental pada ibu dengan tepat, perlu
di ambil anamnesa dari orang terdekat, denga sangat teliti tentang kehamilannya,
perkembangan janin dan persalinan.
Stress
- sters dapat mengakibatkan kecemasan yang berlebihan pada kehamilan ibu
memasuki trimester ketiga sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas nyata,
alas an yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan aadalah kecemasan
mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekwatiran terhadap anaknya.
Penanggulangan kecemasan dalam kehamilan , seorang ibu yang tabah akan
berusaha menguasai keadaan menganggap saat melahirkan sebagai suatu puncak
yang telah dapat di lalui akan mendatangkan kebahgiaan.
Mempercayai anjuran dan pengobatan yang di berikan oleh tenaga
kesehatan
Menyelenggarakan hubungan batin yang baik sehingga usaha pertolongan
dapat mudah di lakukan
11
Memberikan penerangan, penjelasan dan pengertian mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan rumah tangga peristiwa kehamilan dan
persalinan
Sumber stres dapat di golongkan dalam bentuk :
Krisis = Perubahan yang timbul mendadak dan mengoncangkan keseimbangan
ibu di luar jangkauan daya penyesuaian sehari-hari
Frutrasi = Kegagalan dalam usaha pemuasan diri / dorongan naluri sehingga
timbul kekecewaan pada ibu atas kandungannya
Konflik = Pertentangan antara dua keinginan antara dorongan naluri dan
kekuatan yang menngendalikan dorongan – dorongan naluri tersebut
Tekanan = Berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus di
tanggungnya.
Akibat dari stress ( perasaan cemas, rasa takut, tertekan, kehilangan rasa
nyaman, gelisah, Pusing, kurang istirahat, tidak dapat berfikir fositif)
Cara penanggulangan stress :
mengenal dan menyadari sumber-sumber stress
mengembangkan hidup sehat
mengucapkan syukur kepada tuhan yang maha esa terhadap seuatu yang
terjadi saat ini dan nanti
meminta bimbingan, nasehat serta masukan yang fositif untuk kebaikan
dirinya dan janin yang di kandungnya
kepada pendamping dan tenaga kesehatan
menghindarkan sikap-sikap negative dari ibu itu sendiri.
12
gangguan mental mayor dalam kehamilan pada ibu hamil akan berbahaya bagi sang
ibu dan janin dalam kandungan.
b. Gejala Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan
Tanda dan gejala gangguan mental mayor dalam kehamilan, ialah :
Terjebak dalam mood gangguan mental mayor dalam kehamilan setiap waktu
Kesedihan yang tak kunjung usai
Terlalu banyak atau sedikit tidur (Baca juga mengenai penyebab perubahan
psikologis pada ibu hamil)
Kehilangan minat secara drastis pada hal hal yang biasanya dinikmati
Rasa bersalah
Menarik diri dari dunia sekitar, termasuk keluarga dan kerabat dekat
Rasa tidak berharga
Tidak berenergi, lemah lesu berkepanjangan
Konsentrasi yang buruk, atau kesulitan dalam membuat keputusan
Perubahan nafsu makan (terlalu banyak atau sedikit)
Merasa putus asa (Baca juga mengenai gangguan emosi pada ibu hamil)
Tidak memiliki motivasi
Memiliki masalah ingatan
Menangis terus menerus
Mengalami sakit kepala, nyeri dan ngilu, atau gangguan pencernaan yang tidak
kunjung sembuh
Cemas berlebihan yang sulit dikendalikan
Mudah marah dan tersinggung (Baca juga mengenai dampak stres bagi wanita
hamil)
Nyeri/ sakit otot
Merasa gelisah
Kelelahan
Pikiran berulang dan berkelanjutan tentang kematian, bunuh diri, atau
keputusasaan
Kecenderungan untuk melakukan tindakan atau perilaku berulang untuk
meringankan pikiran merusak tersebut
Ketakutan yang menetap akan peluang serangan panik selanjutnya
Penyebab Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan
13
Umumnya wanita dengan kondisi seperti di bawah ini beresiko mengalami gangguan
mental mayor dalam kehamilan :
Riwayat medis personal atau keluarga terhadap gangguan mood, seperti gangguan
mental mayor dalam kehamilan atau gangguan kecemasan.
Riwayat dari premenstrual dysphoric disorder (PMDD).
Menjadi seorang ibu muda (di bawah usia 20 tahun).
Kurangnya dukungan sosial (dari keluarga dan teman) yang dimiliki.
Hidup sendiri.
Mengalami masalah hubungan suami istri.
Tidak memiliki suami (hamil di luar nikah atau cerai), menjanda, atau berpisah
karena suatu hal.
Pernah mengalami beberapa kejadian traumatik atau penuh stres dalam setahun
belakangan.
Komplikasi atau masalah kesehatan dalam kehamilan.
Memiliki pemasukan keuangan yang rendah.
Memiliki lebih dari tiga anak.
Pernah mengalami keguguran.
Riwayat KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga.
Penyalahgunaan obat obatan.
Kecemasan atau perasaan negatif tentang kehamilan tersebut.
c. Dampak Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan
Risiko pada bayi dalam janin dari ibu hamil yang mengalami gangguan mental mayor
dalam kehamilan atau kecemasan selama hamil, termasuk lahir dengan berat badan
yang kurang, kelahiran prematur (sebelum 37 minggu), skor APGAR rendah, dan
gangguan pernapasan dan gelisah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa
gangguan mental mayor dalam kehamilan yang melanda ibu hamil juga akan turun
kepada janinnya. Wanita yang mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan
akan menurunkan peningkatan risiko stres pada anak mereka saat dewasa nanti.
Sementara risiko keturunan genetik bisa menjadi satu penjelasan potensial, Pearson,
mengatakan bahwa konsekuensi fisiologis gangguan mental mayor dalam kehamilan
yang dialami ibu dapat masuk ke dalam plasenta dan mempengaruhi perkembangan
otak janin.
d. Cara Mengatasi Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan
14
- Pada gangguan mental mayor dalam kehamilan pasca melahirkan, faktor
lingkungan seperti dukungan sosial memiliki efek besar dalam penyembuhan.
- Perawatan seperti terapi perilaku kognitif, jenis terapi berbicara tatap muka, telah
terbukti membantu wanita hamil dengan gangguan mental mayor dalam kehamilan
tanpa risiko efek samping yang mungkin timbul dari obat obatan psikoaktif.
- Penyedia layanan kesehatan profesional harus menyadari dan sigap untuk
mendukung wanita. Gangguan mental mayor dalam kehamilan sama pentingnya
dengan gangguan mental mayor dalam kehamilan pasca melahirkan, dan harus
segera ditangani sedini mungkin bukan hanya guna mencegah supaya deresi tidak
berlanjut setelah kelahiran.
- Melakukan konsleing dan mencari tahu apa sebabnya, selanjutnya dapat diberikan
semangat dan kegiatan untuk meningkatkan perasaan positif sehingga ibu hamil
merasa lebih baik dan lebih bersemangat dalam menjalani masa kehamilannya serta
dapat terbebas dari gangguan jiwa seperti gangguan mental mayor. Intinya ialah
dengan memberikan kebahagiaan sepenuhnya pada ibu hamil tersebut, sebab
dengan memiliki kondisi yang sehat normal serta selalu dalam keadaan bahagia,
maka ibu hamil akan bebas dari gangguan mental mayor.
15
Riwayat depresi postpartum pada kehamilan sebelumnya.
Mengalami kejadian yang berat dalam satu tahun terakhir yang mengganggu
emosi dan psikis.
Bayi memiliki kebutuhan khusus atau keadaan khusus.
Bayi kembar, atau kehamilan triplet yang membutuhkan perhatian lebih.
Kesulitan dalam memberikan ASI.
Memiliki permasalahan dengan pasangan.
Masalah finansial saat menjelang persalinan.
Kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan.
17
Pencegahan Depresi Postpartum
Jika memiliki riwayat gangguan kejiwaan seperti kecemasan atau depresi sebelumnya,
segera beritahukan kepada dokter saat melakukan pengecekan rutin kehamilan.
Selama kehamilan, Dokter akan mengobservasi gejala dan tanda dari depresi. Selama
kehamilan beberapa ibu memiliki kecenderungan untuk memiliki depresi ringan.
Setelah bayi lahir. Setelah bayi lahir dokter akan merekomendasikan pemeriksaan
rutin untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda depresi atau baby blues syndrome.
18
BAB III
PENUTUP
1) Kesimpulan
Setelah melahirkan, ibu akan menghadapi banyak tantangan sebagai seorang ibu (Ardiyanti
dan Dinni, 2018). Pada ibu yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dapat
menimbulkan gangguang psikologi, baik gangguan psikologi ringan maupun berat. Gangguan
psikologis utama pada ibu hamil disebut dengan depresi materna(antepartum atau
postpartum). Antara lain gangguan mental minor dalam kehamilan tm 1 yaitu gangguan yang
berhubungan dengan kejiwaan karena dampak dari kondisi stres dan ketidaksiapan atau
lingkungan yang kurang mendukung selama kehamilan, gangguan mental minor pada
kehamilan lanjut yang merupakan kedepresian oleh yang ibu atas kehamilannya yang telah
berusia lanjut untuk menjelang proses persalinannya. gangguan mental mayor dalam
kehamilan yaitu gangguan dalam jiwa (mood) yang mempengaruhi yang sering tidak
terdiagnosis dengan benar. Selanjutnya gangguan mental pada puerpurium yaitu keadaan
ketika seorang ibu merasakan rasa sedih, bersalah, dan bentuk umum depresi lainnya dalam
jangka waktu yang lama setelah melahirkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://erika-septiana.blogspot.com/p/gangguan-mental-minor-pada-kehamilan.html?m=1
https://dosenpsikologi.com/gangguan-mental-minor-dalam-kehamilan-trimester-1
https://id.scribd.com/presentation/245997379/Gangguan-Mental-Minor-pada-Kehamilan-Lanjut
20