Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Perempuan Dan Anak Dengan

Kondisi Rentan

Dosen Pengampu : Rizka Mutmaina, S.Tr.Keb.,M.Keb

KELAINAN MENTAL/JIWA dan TRAUMA PERSALINAN

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok pada Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Perempuan Dan Anak Dengan Kondisi Rentan

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. Ningsi Safitri ( PBD23045 )


2. Nur Linsa ( PBD23046 )
3. Nur Sahrah ( PBD23047 )
4. Renny Andriani. AH ( PBD23048 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur selalu Kami panjatkan kepada Allah SWT atas
ridho-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis. Tak lupa juga
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami ibu Rizka
Mutmaina, S.Tr.Keb.,M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah ( Asuhan
Kebidanan Pada Perempuan Dan Anak Dengan Kondisi Rentan ) yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.

Makalah yang berjudul “ Kelainan Mental/Jiwa Dan Trauma Persalinan


disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Asuhan Kebidanan
Pada Perempuan Dan Anak Dengan Kondisi Rentan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pe
mbaca yang bersifat sangat membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,


ilmu pengetahuan, dan juga sebagai acuan untuk menulis makalah lainnya.

Kendari, 20 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................6

A. DEFINISI KELAINAN MENTAL/JIWA dan TARUMA


PERSALINAN...........................................................................6
B. JENIS KELAINAN MENTAL/JIWA dan TRAUMA
PERSALINAN...........................................................................7
C. GANGGUAN KELAINAN MENTAL/JIWA dalam
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS dan
IBU MENYUSUI.......................................................................9
D. DAMPAK TRAUMA PERSALINAN TERHADAP
GANGGUAN PSIKOLOGIS...................................................11
E. PENANGANAN FISIK dan PSIKOLOGIS pada
KELAINAN MENTAL/JIWA.................................................11
F. PENANGANAN FISIK DAN PSIKOLOGI pada
TARUMA PERSALINAN........................................................12
G. PERAN BIDAN TERHADAP KASUS KELAINAN
MENTAL/JIWA dan TRAUMA PERSALINAN .................13
BAB III PENUTUP...............................................................................15

A. KESIMPULAN..........................................................................15
B. SARAN.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mental illness ( mental disorder ), disebut juga dengan gangguan


mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran,
perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini
dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama ( kronis ).

Gangguan ini bisa ringan hingga parah, yang dapat memengaruhi


kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini
termasuk melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, hingga menjalani
hubungan dengan keluarga. Meski rumit, gangguan kesehatan mental
termasuk penyakit yang dapat di obati. Bahkan, sebagian besar penderita
mental disorder masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari selayaknya
orang normal.

Kesehatan mental adalah kondisi individu yang memiliki


kesadaran akan kemampuan diri, dapat menghadapi tekanan hidup, dapat
hidup dengan produktif serta mampu berkontribusi dalam komunitas.
Menurut pendapat yang di kemukakan oleh Spedding dkk ( 2018 )
Sebanyak 10% - 20 % wanita mengalami penyakit mental selama
kehamilan dan pasca persalinan di seluruh dunia. Di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah prevalasi masalah kesehatan mental
masih cukup tinggi dengan prevalasi rata-rata mencapai 15,6%.

Di kutip dari word heard organization ( 2020 ) melaporkan bahwa


berkisar 15 % wanita yang baru melahirkan mengalami masalah mental,
terutama depresi. Angka kejadian di negara berkembang bahkan lebih
tinggi yaitu 19,8%, kondisi ini melatarbelakangi pentingnya upaya untuk
mencegah permasalahan mental pada saat kehamilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kelainan mental/jiwa dan trauma persalinan ?
2. Apa saja jenis kelainan mental/jiwa dan trauma pesalinan ?
3. Apa saja gangguan kelainan mental/jiwa dalam kehamilan,
persalinan, nifas, dan ibu menyusui ?
4. Apa dampak dari taruma persalinan terhadap gangguan psikologis?
5. Bagaimana penanganan fisik dan psikologis pada kalainan
mental/jiwa ?
6. Bagaimana penanganan fisik dan psikologis pada trauma
persalinan ?
7. Bagaimana peran bidan terhadap kasus kelainan mental/jiwa dan
trauma persalinan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi kelainan mental/jiwa dan trauma
persalinan.
2. Untuk mengetahui jenis kelainan mental/jiwa dan trauma
persalinan.
3. Untuk mengetahui gangguan kelainan mental/jiwa dalam
kehamilan, persalinan, nifas, dan ibu menyusui.
4. Untuk mengetahui dampak dari trauma persalinan terhadap
gangguan psikologis.
5. Untuk mengetahui bagaimana penanganan fisik dan psikologis
pada kelainan mental/jiwa.
6. Untuk mengetahui bagaimana penanganan fisik dan psikologis
pada trauma persalinan.
7. Untuk mengetahui bagaimana peran bidan terhadap kasus kelainan
mental/jiwa dan trauma persalinan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KELAINAN MENTAL/JIWA dan TRAUMA


PERSALINAN
1. Definisi Kelainan Mental/Jiwa
Gangguan mental/jiwa adalah penyakit yang
mempengaruhi emosi, pola pikir dan perilaku penderitanya. Sama
dengan penyakit fisik, penyakit mental juga dapat diobati. Semakin
beratnya persoalan hidup, dapat menyebabkan makin banyak orang
yang mengalami gangguan mental dan jumlahnya terus bertambah
apabila penanganannya terlambat, kondisi ini menjadi sakit jiwa
yang serius meski memang setiap orang eggan mengalami hal ini.
2. Trauma Persalinan
Trauma persalinan adalah kondisi kesehatan mental yang
dipicu oleh peristiwa menakutkan, entah mengalami atau
menyaksikannya secara langsung. Masalah mental tersebut sekilas
memiliki gejala yang mirip seperti depresi postpartum tetapi
sebenarnya berbeda. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
trauma melahirkan atau persalinan. Menjadi orang tua seolah
merupakan sebuah batu lompatan besar yang menantang sekaligus
menyenangkan. Namun, bagi beberapa orang tua khususnya ibu,
ada tantangan tersendiri yang mungkin terjadi di masa pasca
kelahiran yakni trauma melahirkan. Selain disibukkan dengan
aktivitas baru mengurus bayi, ada beberapa tantangan yang
terkadang dialami ibu di masa pasca melahirkan.
Beberapa ibu dalam proses alami melahirkan dapat memicu
trauma berat. Ibu dengan trauma pasca melahirkan umumnya
mengalami mimpi buruk, kecemasan parah, kilas balik peristiwa (
flashback ), dan pikiran mengenai peristiwa tersebut. Kadang kala
perhatian pada proses persalinan lebih banyak ditujukan kepada
bay, sedangkan kondisi ibu kurang diperhatikan berdasarkan
American Psychiatric Association, ibu dengan trauma persalinan
selalu masih terbayang mengenai pengalaman traumatis yang
pernah dialami atau disaksikannya.

B. JENIS KELAINAN MENTAL/JIWA dan TRAUMA PERSALINAN


1. Jenis Kelainan Mental/Jiwa
a. Gangguan Tak Mampu Mengendalikan Keinginan
Seorang dapat mengalami gangguan ini di mana ia tidak
lagi mampu mengendalikan keinginannya dan tidak juga
dapat menolak segala dorongan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri. Hal-hal ekstrim dan merugikan akan dipilih
untuk dilakukan, seperti piromania atau suka menyulut api
serta kleptomania atau suka mencuri barang kecil.
Kelihatan umum dan sederhana, tapi kesbiasaan atau
perilaku tersebut adalah salah satu tanda kelainan
mental/jiwa.
b. Gangguan Mood atau Afektif
Seseorang dengan gangguan mood bisa merasa sedih secara
berkelanjutan, lalu akan merasa senang di saat tertentu, atau
malah bisa jadi perasaan sangat sedih dan senang terjadi
secara fluktuatif. Kondisi semacam ini dapat dikatakan
sebagai depresi atau gangguan bipolar, yaitu bentuk yang
paling umum. Kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai
gangguan kiklomitik di mana mood akan berubah dari sedih
ke senang atau senang ke sedih secara signifikan.
c. Gangguan Pada Kepribadian
Seseorang dengan masalah kepribadian akan mengalami
gangguan yang pada umumnya akan memperlihatkan
karakter ekstrim. Orang-orang dengan gangguan
kepribadian akan cenderung kaku dan bahkan biasanya tak
begitu sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan di
masyarakat, seperti paranoid ataupun ataupun antisosial.
d. Gangguan Kecemasan
Seseorang bisa memiliki maalah yang berkaitan dengan
kecemasan dalam memberikan respon situasi maupun
terhadap objek tertentu. Respon tersebut dapat
diekspresikan dengan perasaan panik dan takut serta
berkeringat, tak jarang juga meningkatnya detak jantung
sehingga lebih cepat. Respon tersebut tidak dapat
dikendalikan oleh orang tersebut sehingga akan
mengganggu kegiatan sehari-hari, fobia terhadap keadaan
tertentu juga bisa dimasukkan ke dalam kategori gangguan
kecemasan, baik itu dalam bentuk gangguan panik atau
gangguan kecemasan sosial.
e. Gangguan Obsesif-Kompulsif ( OCD/ Obsossive-
Complusive Disorder )
Sesorang yang mengalami gangguan ini pikirannya akan
didominasi dengan segala ketakutan maupun pikiran yang
sangat menggangu sehingga dinamakan obsesif. Keadaan
ini justru membawa penderita untuk melakukan ritual
berulang kali yang akhirnya kita bisa sebut kompulsif.
Contoh kasus dimana seseorang suka mencuci tangan
secara berkali-kali.
2. Jenis Trauma Persalinan
a. Trauma Melahirkan Sectio Cecarea
Banyak ibu yang melahirkan dengan operasi caesar merasa
gagal menjadi seorang ibu, ia tak mau hamil lagi karena
takut tak bisa melahirkan secara normal.
b. Trauma Melahirkan Normal
Ada banyak yang pastinya masih mengingat penderitaan
akibat kontraksi dan proses kelahiran bayi yang teramat
sangat menyakitkan walaupun mereka sebenarnya masih
punya keinginan untuk menambah anak.
c. Trauma Berhubungan Seks
Biasanya ibu masih takit sakit pada bagian vaginanya,
karena merasa vaginanya belum sembuh total sehingga
tidak mau bagian tersebut disentuh.
d. Trauma Perlakuan Buruk Pelayanan Kesehatan
Kunci persalinan yang baik adalah kemampuan dalam
mengelola proses melahirkan. Bisa jadi ibu merasa
diperlakukan buruk oleh pihak Rumah Sakit saat proses
melahirkan dan hal ini kemudian menimbulkan taruma.

C. GANGGUAN KELAINAN MENTAL/JIWA dalam KEHAMILAN,


PERSALINAN, NIFAS, dan IBU MENYUSUI
1. Gangguan Kelainan Mental/Jiwa dalam Kehamilan
a. Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling
umum pada masa kehamilan. Hal ini sering menjadi pemicu
gangguan kesehatan menta, bahkan muncul bersamaan
dengan gejala masalah mental lainnya. Contohnya,
gangguan kecemasan dan gangguan pola makan. Depresi
pada ibu hamil memiliki pola bervariasi, pada trimester
pertama dan ketiga biasanya depresi akan terasa makin
berat dan tingkat keparahan depresi akan cenderung lebih
rendah atau menurun pada trimester kedua kehamilan.
Penanganan depresi saat hamil sama seperti depresi pada
umumnya dengan pilihan yang aman bagi janin, yakni
terapi perilaku kognitif dan terapi kejiwaan interpersonal.
b. Panic Disorder
Gangguan ini dapat muncul saat masa kehamilan meskipun
wanita tersebut tidak memiliki riwayat pernah mengalami
panic disorder. Hal ini muncul dari rasa cemas dan stres,
jika tidak di tangani dapat mempengaruhi perkembangan
janin dalam kandungan. Penanganan tanpa obat dilakukan
dengan cara terapi perilaku kognitif dan supportif, seperti
menerapkan teknik relaksasi serta pengaturan pola makan.
c. Obsessive-Compulsive Disorder ( OCD )
Adalah gangguan berupa obsesi dan kebiasaan berulang
yang sulit dikendalikan, kondisi ini dapat muncul di periode
awal masa kehamilan. Gangguan kesehatan mental ibu
hamil seperti OCD ini bisa meningkat seiring masa
kehamilan hingga setelah melahirkan. OCD saat hamil
dapat mengganggu aktivitas ibu hamil dan perlu ditangani
dengan terapi perilaku atau konsumsi obat.
2. Gangguan Kelainan Mental/Jiwa dalam Persalinan
Gangguan kelainan mental saat melahirkan berbeda dengan
gangguan kehamilan dan masa nifas, merupakan
komplikasi kejiwaan yang terjadi selama persalinan. Paling
sering gangguan mental kejiwaan saat melahirkan yaitu
pingsan, kemarahan, dan tindakan putus asa.
3. Gangguan Kelainan Mental/Jiwa dalam Masa Nifas dan Ibu
Menyusui
a. Baby Blues Syndrome
Baby Blues Syndrome di tandai dengan rasa khawatir atau
keraguan yang berlebihan terhadap kemampuannya
merawat anak. Sekitar 80% wanita mengalami baby blues
syndrome setelah melahirkan. Penderita gangguan ini kerap
bersikap gelisah, tidak sabar, mudah marah, menangis tanpa
alasan yang jelas, hingga sulit tidur. Sebagian penderita
sulit membangun ikatan pada bayinya.
b. Depresi Pasca Melahirkan
Sebagian wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan
dapat memiliki rasa bersalah atau penyesalan yang
mendalam. Wanita rentan mengalami depresi pasca
melahirkan jika memiliki riwayat trauma dan depresi di
masalalu.

D. DAMPAK TRAUMA PERSALINAN TERHADAP GANGGUAN


PSIKOLOGIS
Melahirkan bisa menjadi hal menakjubkan namun, terkadang
menakutkan dan bahkan traumatis. Beberapa orang menganggap trauma
adalah sebuah kata yang terlalu besardan mereka tidak ingin mengalami
trauma. Kejutan atas apa yang sebenarnya terjadi pada saat melahirkan
dapat menimbulkan sebuah tantangan mental, termasuk kecemasan,
depresi, dan gangguan lainnya. Trauma psikologis dapat muncul sebagai
berikut :
1. Gangguan stres pasca trauma pasca melahirkan ( PTSD )
2. Depresi atau kecemasan pasca melahirkan ( PNDA )
3. Gangguan obsesif kompulsif ( OCD ) misalnya , pikiran
obsesif yang dapat mempengaruhi perilaku kita, seperti
terus menerus memeriksa bayi.
4.
E. PENANGANA FISIK dan PSIKOLOGI pada KELAINAN
MENTAL/JIWA
Penanganan fisik dan psikologis pada kelainan mental atau jiwa biasanya
melibatkan pendekatan holistik dan multidisiplin seperti berikut :
1. Melakukan Rujukan Kepada Psikiater Untuk di Lakukan
Psikoterapi termasuk termasuk terapi kognitif-perilaku, terapi
intertpersonal, dan terapi keluarga. Tujuannya adalah untuk
membntu individu memahami dan mengelola pikiran, emosi, dan
perilaku mereka.
2. Memantau dan Memastikan Obat-obatan dari Dokter yang
diminum, dokter dapat meresepkan obat seperti antidepresan,
antipsikotik atau stabilisator mood untuk mengelola gejala-gejala
tertentu.
3. Memberi Kesempatan untuk Bercerita kepada Orang Terdekat,
dukungan dari keluarga, teman atau orang terdekat dapat
memberikan koneksi sosial yang penting bagi pemulihan.
4. Menganjurkan Olahraga rutin, aktivitas fisik seperti olahraga
teratur dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana
hati, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
5. Manajemen stres, teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau
pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan
meningkatkan kesejahteraan mental.

F. PENANGANAN FISIK dan PSIKOLOGIS pada TRAUMA


PERSALINAN
1. Penanganan Fisik pada Trauma Persalinan
a. Evaluasi dan Stabilisasi
Menilai kondisi ibu dan bayi, memastikan bahwa mereka
stabil secara medis.
b. Penanganan Luka
Perawatan luka jahitan atau robekan pada perineum atau
vagina, jika ada.
c. Penanganan Perdarahan
Mengendalikan perdarahan postpartum dengan tekanan,
obat-obatan, atau tidakan bedah jika diperlukan.
d. Manejemen Nyeri
Memberikan pengobatan untuk mengurangi nyeri pasca
salin seperti analgestik.
e. Rehabilitasi
Memberikan perawatan dan saran bagi ibu untuk pemulihan
yang optimal, termasuk latihan otot panggul dan perawatan
luka.
f. Pemantauan
Memantau kondisi ibu dan bayi secara teratur untuk
mendeteksi komplikasi yang tidak diinginkan.
2. Penanganan Psikologis pada Trauma Persalinan
a. Dukungan Emosional
Memberikan dukungan yang berempati kepada ibu untuk
membantu mengatasi perasaan cemas, sedih, atau marah
yang mungkin muncul setelah pengalaman trauma
persalinan.
b. Konseling
Menyediakan layanan konseling psikologis atau terapi
untuk membantu ibu memproses pengalaman mereka,
mengidentifikasi dan mengatasi trauma, serta
mengembangkan strategi pemulihan yang sehat.

G. PERAN BIDAN TERHADAP KASUS KELAINAN MENTAL/JIWA


dan TRAUMA PERSALINAN
Peran bidan sangat penting dalam penanganan kasus kelainan
mental dan trauma persalinan. Berikut beberapa peran bidan dalam
konteks ini :
1. Pencegahan
Bidan dapat memberikan pendidikan kepada ibu tentang perubahan
emosional yang mungkin terjadi selama kehamilan, persalinan, dan
pasca persalinan. Mereka juga memberikan informasi tentang
pencegahan trauma persalinan dan cara mengelola stres dan
kecemasan.
2. Identifikasi
Bidan memiliki peran penting dalam mengidentifikasi tanda-tanda
kelainan mental atau trauma persalinan pada ibu. Mereka dapat
melakukan skrining rutin selama kehamilan dan pasca persalian
untuk mendeteksi gejala depresi pospartum, kecemasan, atau stres
pasca trauma.
3. Konseling
Bidan dapat memberikan konseling dan dukungan emosional
kepada ibu yang mengalami kelainan mental atau trauma
persalinan. Mereka dapat memberikan informasi tentang sumber
daya layanan kesehatan mental yang tersedia, serta membantu ibu
mengembangkan strategi pemulihan yang sehat.
4. Rujukan
Jika diperlukan, bidan dapat merujuk ibu ke spesialis kesehatan
mental atau tim perawatan multidisiplin untuk evaluasi dan
menejemen lebih lanju. Mereka juga dapat membantu koordinasi
perawatan antara berbagai penyedia layanan kesehatan.
5. Edukasi
Bidan dapat memberikan edukasi kepada keluarga tentang
pentingnya dukungan emosional dan psikologis bagi ibu yang
mengalami kelainan mental atau trauma persalinan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan materi dari pembahasan makalah ini penulis dapat


menarik kesimpulan bahwa penting untuk diingat bahwa kelainan mental atau
jiwa serta trauma persalinan adalah maslah kesehatan yang kompleks dan
berdampak besar pada kesejahteraan ibu dan bayi. Identifikasi dan
penanganan dini kelainan mental atau jiwa serta trauma persalinan sangat
penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan memastikan
kesejahteraan ibu dan bayi.

Penanganan kelainan mental atau jiwa serta trauma persalinan


memerlukan pedekatan holistik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
termasuk Bidan, Dokter, Psikolog, dan Tenaga Kesehatan lainnya. Dukungan
emosional dan psikologis yang adekuat sangat penting bagi ibu yang
mengalami kalainan mental atau jiwa serta trauma persalinan ini mencakup
dukungan kelompok, konseling, dan edukasi tentang kesehatan mental.

B. Saran

Tenaga kesehatan harus menerima pendidikan dan pelatihan yang


memadai tentang deteksi dini, penanganan, dan pengobatan kelainan mental
atau jiwa dan trauma persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Books.gogle.co.id

https://chat.openai.com

https://www.darya-varia.com

https://www.ncbi.nlm.nih.gov

Hutabarat, vitrilina., dkk. 2024, BUKU AJAR pada KELOMPOK RENTAN,


Mahakarya Citra Utama, Jakarta Selatan.

Maryati,2023, ASUHAN KEBIDANA pada PEREMPUAN dan ANAK


KELOMPOK RENTAN, Scipindo Media Pustaka. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai