Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI BERHUBUNGAN

DENGAN IBU HAMIL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Jasmani
Dosen Pengampu : Dede Mahpud, S.Pd., M.Pd

Kelompok 1
23 F

Nama Anggota Kelompok :


1. Amelia Deviana
2. Anisa Yuriska Dewi
3. Destria Meita
4. Fadya Senjaswari
5. Isnawati
6. Sabila Fatimatuz Zahra
7. Wahyu Lukman Nugraha
8. Wigi Julian Sutriano

Program Studi Keperawatan

Sekolah Tinggi Kesehatan


Indonesia Wirautama

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
banyak kenikmatan bagi kita semua sebagai makhluknya sehingga hari ini atas kehendak-Nya
jugalah makalah ini dapat terselesaikan.

Tidak lupa pula shalawat dan salam kami hantarkan pada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya keislaman, ketauhidan dan intelektualitas
pada kami semua.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada segenap sahabat maupun teman-teman sekalian
yang ikut berperan serta atas terselesainya makalah ini sebagai syarat tugas yang diberikan
oleh dosen untuk kelompok kami.

Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Permintaan maaf yang sebesar-besarnya kami ucapkan, apabila terdapat kesalahan dan
kekhilafan, karena kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wa Jalla. Dan hanya kepada Nya
lah penulis memohon petunjuk dan kepada-Nya lah kembali segala urusan.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin

Bandung, 27 November 2023

Penyusun,
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3


A. Definisi Kesehatan Jasmani dan Rohani
Berhubungan dengan Ibu Hamil ................................................................... 3
B. Cara Menjaga Keseimbangan Emosional ........................................................ 3
C. Olahraga untuk Kesehatan Ibu dan janin…………………………………….. 5
D. Tips Mengurangi Stres Selama Kehamilan ....................................................... 6
E. Hubungan Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Kesehatan Janin.......................... 8
F. Manfaat Kesehatan Rohani untuk Ibu Hamil…………………......................... 8

BAB III. PENUTUP .................................................................................................... 9


A. Kesimpulan ..................................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani)
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pemerintah selalu melakukan pembangunan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Kementerian Kesehatan
RI., 2012). Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara
jasmani dan rohani, tidak terkecuali pada ibu hamil. (Kementerian Kesehatan RI., 2012).

Masa kehamilan merupakan masa yang selayaknya dipersiapkan dengan baik.


Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat 2 dan tidak
mengalami gangguan atau kelainan. Selain pola makan yang seimbang juga diperlukan
pemeriksaan kesehatan ibu secara menyeluruh. Awal kehamilan biasanya ibu hamil
mengalami lesu, mual dan kadang-kadang sampai muntah. Lesu, mual atau muntah ini
menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam mulut. (Kementerian Kesehatan
RI, 2012).

Salah satu faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan adalah faktor


pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, teinga, dan sebagainya). Pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indera pendengaran (telinga) dan indera pengelihatan (mata). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda (Notoatmojo, 2010).

Meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang


diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal melalui proses penyuluhan
(Mubarak 2011). Salah satu metode penyuluhan dapat dilakukan dengan memberikan
informasi melalui selebaran yang diberikan pesan tertentu misalnya dengan menggunakan
leaflet. Leaflet dapat dijadikan media sosialisasi untuk mencapai tujuan berupa peningkatan
pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2014). Metode ini
sangat tepat pada masa pencegahan penularan covid-19 di masa new normal. New normal
merupakan tatanan, kebiasaan dan prilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara sering mencuci tangan, selalu
menggunakan masker, serta menjaga jarak (Yuri, 2020).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Kesehatan Jasmani dan Rohani berhubungan dengan Ibu Hamil?
2. Bagaimana cara menjaga keseimbangan emosional Ibu Hamil?
3. Apa hubungan antara Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Kesehatan Janin?
4. Apa manfaat Kesehatan Rohani untuk Ibu Hamil?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :


1. Untuk mengetahui Kesehatan Jasmani dan Rohani Ibu Hamil
2. Untuk mengetahui cara menjaga keseimbangan emosional Ibu Hamil
3. Untuk mengetahui hubungan antara Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Kesehatan Janin
4. Untuk mengetahui manfaat Kesehatan Rohani untuk Ibu Hamil
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kesehatan Jasmani dan Rohani berhubungan dengan Ibu


Hamil

Kesehatan jasmani bagi ibu hamil mencakup kondisi fisik tubuh, seperti kecukupan gizi,
aktivitas fisik yang sesuai, dan perawatan medis yang diperlukan. Sementara itu, kesehatan
rohani melibatkan aspek kejiwaan dan emosional, seperti dukungan sosial, manajemen stres,
dan keseimbangan mental yang positif. Keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani
penting untuk mendukung kehamilan yang sehat.

Dari perspektif medis, kesehatan ibu hamil mencakup pemantauan kesehatan fisik dan
medis secara menyeluruh. Ini melibatkan pemeriksaan rutin, pemantauan pertumbuhan janin,
penanganan kondisi medis yang mungkin muncul selama kehamilan, dan aspek kesehatan
reproduksi.Selain itu, penekanan diberikan pada asupan nutrisi yang seimbang, kebugaran
fisik, dan pencegahan komplikasi kehamilan. Faktor psikologis juga dianggap penting,
dengan perhatian pada kesehatan mental ibu hamil untuk mendukung kehamilan yang
optimal.

B. Bagaimana cara menjaga keseimbangan emosional Ibu Hamil

Untuk menjaga keseimbangan emosional selama kehamilan, penting untuk:

Komunikasi Terbuka: Berbicara dengan pasangan atau teman-teman dapat membantu


mengurangi stres.

Istirahat Cukup: Pastikan ibu hamil mendapatkan istirahat yang cukup untuk mendukung
keseimbangan emosional.

Aktivitas Fisik: Melibatkan diri dalam aktivitas fisik ringan seperti berjalan atau prenatal
yoga dapat membantu meredakan stres.
Makan Sehat: Asupan makanan yang seimbang dapat memengaruhi suasana hati. Pilih
makanan bergizi untuk mendukung kesehatan emosional.

Pemahaman tentang Perubahan Tubuh: Memahami perubahan fisik yang terjadi selama
kehamilan dapat membantu mengatasi perasaan cemas atau tidak nyaman.

Dukungan Sosial: Bergantung pada dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat
memberikan rasa aman dan dukungan emosional.

Teknik Relaksasi: Praktikkan teknik pernapasan dalam dan meditasi untuk membantu
mengelola stres.

Ingatlah bahwa setiap kehamilan berbeda, dan penting untuk berkonsultasi dengan
profesional kesehatan untuk saran yang lebih spesifik.

5
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndike, yang banyak melakukan penelitian
dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndike dan definisinya sendiri
tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas
yang berusaha untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas
kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
● Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus
dipenuhi
● Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak
mungkin

Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar
dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan
bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut
sebagai contoh adalah :
● Rumah sakit umum
● Rumah sakit jiwa
● Institusi untuk penderita cacat mental
● Rumah perawatan
● Keperawatan distrik
● Perawatan di rumah

Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit
umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam
modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan
asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
● Urutan aktivitas yang harus dilakukan
● Aktivitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
● Perubahan-perubahan yang harus dibuat

Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
● Fungsi unik dari keperawatan
● Upaya pasien ke arah kemandirian
● Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
● Perencanaan asuhan yang akan diberikan

Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari
fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah
sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju
kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru tersebut.

C.Apa hubungan antara Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Kesehatan Janin

Kesehatan mental ibu hamil dapat berpengaruh pada kesehatan jasmani, dan sebaliknya. Stres
atau masalah mental pada ibu hamil dapat memengaruhi kehamilan dan perkembangan janin.
Sebaliknya, kesehatan jasmani yang baik dapat mendukung kesehatan mental, mengurangi
risiko stres, dan memberikan dampak positif pada kehamilan. Perawatan yang holistik,
mencakup perhatian terhadap kesehatan mental dan jasmani, penting untuk mendukung
kehamilan yang sehat.

1. Ibu Hamil Yang Bahagia


Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bernafas dengan normal
2. Makan dan minum cukup.
3. Pembuangan eliminasi tubuh.
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi lingkungan.
8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan.
9. Menghindari bahaya di lingkungannya dan menghindari mencederai orang lain.
10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan
pendapat.
11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
12. Bekerja sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan
yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Menurut Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus tersebut dipengaruhi
oleh :
1. Usia
2. Kondisi emosional (mood & temperamen)
3. Latar belakang sosial dan budaya.
4. Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif, dan status mental

8
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di
dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas).
Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.

3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk
mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan
meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta
pengetahuan yang cukup.

4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

9
B. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan

Ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan


bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada
pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula
bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari
kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji,
merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan
perawatan dasar.

Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14
komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi,
indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis
data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil
analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis
keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan
kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.

Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana perawatan


sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya
perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sakit
atau sehat.

Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan


dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu,
memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi
yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar
belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu.
Terakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai
kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

10
C. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson

Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu
klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien
merupakan makhluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual
keperawatan, Meidiana D).

Menurut Henderson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai


kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat
belas kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan
adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan
fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah
mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.

D. Manfaat Teori Virginia Henderson Pada Praktik Keperawatan


1. Teori Virginia Henderson memberikan pernyataan tentang profesi perawat yang unik,
terlepas dari profesi kedokteran, sehingga perawat dapat menentukan rencana
keperawatannya dengan mandiri tanpa menunggu instruksi dari dokter.
2. Melengkapi model konseptual keperawatan yang telah ada.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Teori Virginia Henderson tentang
model konsep keperawatan dalam buku "The Principles and Practice of Nursing" menerapkan
Model Keperawatan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan proses keperawatan
didunia ini dengan pemenuhan ke-14 komponen dasar kebutuhan manusia.

Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung
kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan,
atau pengetahuan untuk itu.

B. Saran

Sebagai akhir dari karya tulis ini penulis berharap agar pembaca dapat memberikan saran
yang bersifat membangun. Mengambil dari referensi-referensi dari karya tulis ini sebagai
penutup, penulis ingin mengemukakan saran yang mudah-mudahan bermanfaat yang
ditunjukkan umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi para generasi yang akan
datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lyn Basfort & Oliver Slevin, 2006. Teori dan Praktik Keperawatan : Pendekatan
Integral
Pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC
A. Aziz Alimul Hidayat, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika
Potter & Perry, 1999 "Fundamental Keperawatan", Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
14

Anda mungkin juga menyukai