&
UPAYA PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER,TERSIER
PADA SISTEM REPRODUKSI
OLEH
KELOMPOK II
Segala puji atas kebesaran bagi ALLAH yang telah menciptakan alam semesta dalam
suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat ALLAH SWT.
Karena atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya lah sehingga kami diberikan kesempatan
dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN MATERNITAS. ini
dengan judul “PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA DAN UPAYA
PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER,TERSIER PADA SISTEM REPRODUKSI’’.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang
diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke
puncak peradaban seperti sekarang ini. Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan
makalah ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi
dari pihak pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini.
Olehnya itu, secara mendalam kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepada
ALLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini dapat menjadi
referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua. Aamiin Yaa Robb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
1. Pengertian Pengkajian..........................................................................................6
2. Tujuan Pengkajian.................................................................................................6
1. Pencegahan Primer...............................................................................................8
2. Pencegahan sekunder.........................................................................................10
3. Pencegahan Tersier............................................................................................11
1. Exercise...............................................................................................................12
2. Kegel Exercise.....................................................................................................13
4. Management stress.............................................................................................15
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan.Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.Kemandirian masyarakat diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya
sendiri adalah kelangsungan pembangunan.GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S, 2007).
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan
oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan,
Imemberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama kepada ibu
pascapersalinan mengenai berbagai pendidikan kesehatan yang dapat kita berikan
sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kepada ibu selama masa nifas,
dan menyusui.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas merupakan
hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di
indonesia. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin
dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi
yang mengancam keselamatan jiwa. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Pengkajian Dan Promosi Kesehatan ?
2. Apa Saja Pencegahan Primer?
3. Apa Saja Pencegahan Sekunder?
4. Apa Saja Pencegahan Tersier?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian dan promosi kesehatan
2. Untuk Mengetahui Tentang Pencegahan Primer
3. Untuk Mengetahui Tentang Pencegahan Sekunder
4. Untuk Mengetahui Tentang Pencegahan Tersier
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data
tentang individu, keluarga, dan kelompok (Carpenito dan Moyet 2007, dalam
Haryanto 2008).
Pengkajian harus dilakukan secara komperhensif terkait dengan aspek
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
2. Tujuan Pengkajian
Tujuan pengkajian adalah (Karen &Marilyn, 1992), In addition to
identifying the current health status of the client, the nurse undertakes health
assessment as the essential first steps at arriving at an appropriately
individualized plane of care for the client. Dengan melakukan pengkajian
perawat dapat mengidentifikasi status kesehatan saat ini. Serta pengkajian
adalah langkah pertama yang penting untuk membuat rencana perawatan
individu secara tepat.
Pengkajian bertujuan untuk menetapkan suatu database tentang respon klien
terhadap perhatian pada kesehatan atau penyakit dan kemampuan untuk
mengatur kebutuhan perawatan kesehatan (Kozier,
2. Upaya preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya
penyakit.Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi.Tujuannya
untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/ menjadi sakit
(primary prevention).Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan
antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
3. Upaya kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih
parah melalui pengobatan.Sasarannya adalah kelompok orang sakit
(pasien) terutama penyakit kronis.Tujuannya kelompok ini mampu
mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary
prevention).Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
4. Upaya rehabilitative
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan
kondisi/ mencegah kecacatan.Sasarannya adalah kelompok orang yang
baru sembuh dari penyakit.Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan
kecacatan (tertiary prevention).
1. Pada Pria
a). Promosi Kesehatan
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promosi kesehatan oleh
para ahli kesehatan di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,
bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang
terkandung dalam istilah promotion of health disini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi
seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut
tetap sehat, tidak terserang penyakit. Namun demikian, bukan berarti
bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan
promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tentang
promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan
gizi dan sebagainya peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan
dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)
kepada individu dan masyarakat.Usaha ini merupakan pelayanan
terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam
pencegahan primer. Seperti peningkatan kesehatan, misalnya:
dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS;
standarisasi nutrisi; menghindari seks bebas dan sebagainya.
Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi; atau
pemakaian kondom.
b). Spesific Protection
Di bawah ini merupakan pencegahan primer (specific protection)
secara umumyang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya
masalah dalam sistem reproduksi.
1). Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar
kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
2). Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak
menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak
kepanasan.
3). Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur
yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.
4). Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan
bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual,
dan menciptakan ketenangan psikis.
5). Menghindari minuman berakohol dan rokok.
2. Pada Wanita
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan
promosi kesehatan dan spesific protection. Pada promosi kesehatan
seperti peningkatan kesehatan, misalnya dengan pendidikan kesehatan
reproduksi tentang menghindari seks bebas kanker serviks; dan
sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada penjelasannya :
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran
utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan
sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Adapun beberapa
pengobatan terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat melalui obat
dan operasi.Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan
pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit
pada tahap ini
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular
3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
orang sakit serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.Karena rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan
penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di
masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Pencegahan sekunder terdiri dari :
a). Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk
mendeteksi gejala kanker serviks secara dini. Dengan melakukan
pemeriksaan pap smear setiap tahun, jika ditemukan adanya kanker
serviks baru pada tahap awal sehingga kesempatan untuk sembuh
lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui
maka semakin mudah menanganinya.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui
kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk
memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau
mamografi atau kolposcopy
b). Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka
tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit
terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna
dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau
mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi mencegah terjadinya infertilitas.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama
dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi.Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah
untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis
berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan.Pencegahan tersier terhadap
penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan
pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir
kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi.
contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker
payudara dan lain sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan
tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit,
kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula
masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang
normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja
untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan
pada masyarakat.Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK,
dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1. Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.
2. Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan
mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3. Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya
sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4. Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri
tidak dapat dikembalikan.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota
masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka
(fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam
proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang
sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan
falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang
ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-
mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan
berurutan mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier.
Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati
masih menjadi dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit
sebaiknya berurutan dari primer menuju tersier.
2. Kegel Exercise
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul merupakan terapi
bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Bagi wanita yang
tidak terlatih otot Panggulnya akan mengalami penurunan uterus akibat
melemahnya atau menipisnya otot Panggul.Senam kegel adalah latihan
kontraksi kecil yang terjadi di dalam otot dasar panggul yang menguatkan
uretra, kandung kemih, rahim, dan dubur.
Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang dokter
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun
1950-an. Dokter Kegel seringkali melihat pasiennya yang sedang dalam
proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol).
Timbullah inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya tidak
mengalami hal tersebut.
Senam kegel atau senam yang juga disebut sebagai senam seks ini adalah
jenis senam yang sangat baik dilakukan untuk membantu mengencangkan
kembali organ intim kewanitaan. Senam ini merupakan jenis senam yang
sangat bagus dilakukan oleh para ibu-ibu tertama bagi mereka yang sudah
pernah melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan biasanya akan mengalami
pengenduran otot pada bagian panggula bagian bawah dan juga pada bagian
sekitar kewanitaan.
Gerakan senam dalam senam kegel membuat otot-otot di sekitar organ intim
wanita akan semakin kembali kencang. Selain itu gerakan senam kegel
tentunya akan membuat seorang wanita bisa menemukan kembali gairah cinta
membara dan menggelora serasa kembali berbulan madu lagi.
Latihan senam kegel atau senam seks biasanya dilakukan sebagai bagian
dari latihan aerobik, yaitu sebagai latihan senam lantai. Senam ini banyak sekali
melibatkan otot-otot pantan, perut, panggul, dan otot dasar panggul.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu :
a). Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
b). Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri :
makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan
minum susu 1 gelas setiap hari.
c). Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
d). Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.
Kegunaan makanan pada ibu hamil :
a). Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
b). Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk sang ibu
sendiri.
c). Agar luka-luka persalinan cepat sembuh.
d). Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.
4. Management stress
Stress adalah suatu kondisi normal pada waktu menghadapi perubahan
dan ancaman dengan respon yang dapat adaptive. Stress melibatkan
perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai baik sebagai
anxiousness (distress) atau pleasure (eustress). Tugas dari tiap orang untuk
menemukan nilai optimum dari stress stimulation, yang menyegarkan dan
energizing, dan dengan tetap mempertahankan tingkatan relaksasi. Tiap
orang harus juga mencari keseimbangan antara periode stress dan
ketenangan diri. Stress management adalah usaha seseorang untuk mencari
cara yang paling sesuai dengan kondisinya untuk mengurangi stress yang
terjadi dalam dirinya.
Ada beberapa strategi atau metode untuk mengurangi stress. Diantaranya
adalah muscle relaxation exercises, meditational breathing, suntikan pereda
stress, dan prioritizing. Bagaimanapun juga, tidak semua pendekatan untuk
stress management ditujukan untuk mengurangi stress. Jadi, semuanya
tergantung dari kondisi masing-masing individu, tingkatan stress yang ada dan
kejadian yang melatarbelakangi stress-nya.
Dalam menghadapi stress, individu akan memberikan respon yang berbeda-
beda untuk mengatasinya. Dewasa ini proses ‘coping’ terhadap stress menjadi
pedoman untuk mengerti reaksi stress. Secara umum, stress dapat diatasi
dengan melakukan transaksi dengan lingkungan dimana hubungan ini
merupakan suatu proses yang dinamis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya
adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan
menderita penyakit tertentu.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penulisan
ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf. Karena
kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami
ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya
DAFTAR PUSTAKA
Novita, Nesi dan Yunetra Franciska.2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan
kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.
http://www.academia.edu/10082175/Makalah_Upaya_promkes?
login=&email_was_taken=true
http://tikamustikasari.blogspot.com/2013/05/promosi-kesehatan-ibu-nifas-dan-
menyusui.html
https://febriyenti17.wordpress.com/2015/03/18/upaya-promosi-kesehatan-dalam-
pelayanan-kebidanan-nifas/
https://helvinovita.wordpress.com/2015/03/27/promosi-kesehatan-masa-nifas/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65999/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika
Syafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media
Soepardan,suryani.2008. “Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGC
Notoatmojo,soekidjo.2008 “Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Jakarta :
Rineka Cipta