Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUMBUH KEMBANG DALAM KEPERAWATAN


KESEHATAN JIWA USIA SEKOLAH

Dosen pengampu: Ns. Muhammad Pauzi, M.Kep

Disusun Oleh

Kelompok 3:

Adrian Dhany Hidayat (211000414201002)

Azzahra Marcelia (211000414201009)

Cica Purnama Sari (211000414201012)

Dewi Afriyanti (211000414201013)

Efrila Putri Pratama (211000414201017)

Endah Nopriza (211000414201020)

Fahrul Hawari (211000414201023)

Feni Atikasuri (211000414201025)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATANMASYARAKAT

UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat , Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan
kepasa Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di
dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II yang
berjudu l“Tumbuh Kembang dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa Usia Sekolah” dan
juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin.Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan, maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah
ini yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Bukittinggi, 13 Oktober 2023

Kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah............................3


B. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................9
BAB III PENUTUP ................................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23 tahun
1992 tentang kesehatan). Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah suatu
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang
bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang memungkinkan
seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari
serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas. Kesehatan jiwa adalah suatu
bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur
utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.

Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa sebagai


suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan
orang lain. Selain dengan itu pakar lain mengemukakan bahwa kesehatan jiwa merupakan
suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing) yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas hidup seseorang dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain (Sumiati dkk, 2009).

Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa


Keperawatan kesehatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya
untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mendukung pada fungsi yang
terintegrasi sehingga sanggup mengembangkan diri secara wajar dan dapat melakukan
fungsinya dengan baik, sanggup menjalankan tugasnya sehari-hari sebagaimana
mestinya. Dalam upaya mengembangkan pelayanan keperawatan jiwa, perawat sangat
penting, untuk mengetahui dan meyakini akan peran dan fungsinya, serta memahami
beberapa konsep dasar yang berhubungan dengan asuhan keperawatan jiwa. Para perawat
kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi dan spesifik.

Aspek dari peran tersebut meliputi kemandirian dan kolaborasi.


1. Pelaksana asuhan keperawatan
Perawat memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa kepada individu,
keluarga dan komunitas. Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan
konsep perilaku manusia, perkembangan kepribadian dan konsep kesehatan jiwa

1
serta gangguan jiwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada individu,
keluarga dan komunitas. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan jiwa, yaitu pengkajian,
penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, dan
melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap tindakan tersebut.
2. Pelaksana pendidikan keperawatan
Perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan
komunitas agar mampu melakukan perawatan pada diri sendiri, anggota keluarga
dan anggota masyarakat lain. Pada akhirnya diharapkan setiap anggota masyarakat
bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa.
3. Pengelola keperawatan
Perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan perannya ini perawat:
a. Menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan dalam mengelola asuhan
keperawatan jiwa
b. Menggunakan berbagai strategi perubahan yang diperlukan dalam mengelola
asuhan keperawatan jiwa
c. Berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus seperti mengorganisasi,
koordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi individu
maupun keluarga
d. Mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas keperawatan
4. Pelaksana penelitian
Perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa (Dalami, 2010).

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kesehatan?
2. Apa pengertian kesehatan jiwa?
3. Apa pengertian tumbuh kembang anak usia sekolah?
4. Bagaimana perkembangan anak usia sekolah
5. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada anak usia sekolah?
6. Apa saja tugas – tugas perkembangan pada masa anak sekolah?

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah


1. Pengertian
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai berikut : bertambah besar dalam arti
fisik sebagai akibat dari perbanyakan dari jumlah sel dan membesarnya sel itu sendiri
di dalam tubuh manusia. Perkembangan berarti bertambahya keterampilan dan fungsi
yang kompleks dari seseorang. Perumbuhan dan perkembangan pada praktiknya
saling berkaitan sehingga sulit mengadakan pemisahan. Sejak masa bayi hingga masa
remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan dalam segi-segi jasmani, mental, dan
intelektual (Adriana & Wirjatmadi, 2012).
Tahap perkembangan dibagi menjadi lima bagian yang memiliki prinsip atau
ciri dalam setiap perkembangannya yaitu masa pralahir, masa neonates, masa bayi,
masa anak dan masa remaja. (Supartini, 2004). Di sini akan membahas tentang
tumbuh kembang masa anak periode pertumbuhan dan perkembangan mulai
akhir prasekolah hingga remaja santara usia 6-12 tahun.

Perkembangan anak usia sekolah menurut Cahyaningsih (2011):


a. Perkembangan Biologis
Pertumbuhan serata 5 cm pertahun untuk tinggi badan dan meningkat
2-3 kg pertahun untuk berat badan. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi,
anak perempuan cenderung gemuk. Pembentukan jaringan lemak lebih cepat
perkembangannya dari pada otot.
b. Perkembangan Proporsional
Postur tubuh lebih tinggi dari pada anak usia pra sekolah untuk
memfasilitasi lokomotor dan efisiensi dalam menggunakan lengan tubuh,
sehingga proporsi ini memudahkan untuk beraktifitas seperti memanjat,
bersepeda dll. Perubahan wajah, proporsi wajah berubah pada saat wajah tumbuh
lebih cepat terkait pertumbuhan tulang tengkorak yang tersisa. Semua gigi primer
(susu) telah tanggal.
c. Kematangan Sistem
Sistem gastrointestinal: masalah lambung sedikit, mempertahankan
kadar glukosa darah dengan lebih baik, dan peningkatan kapasitas lambung yang
memungkinkan retensi makanan lebih lama. Kebutuhan kalori anak lebih sedikit
dibandingkan usia pra sekolah. Kapasitas kandung kemih: umumnya lebih besar
pada anak perempuan disbanding laki-laki. Denyut jantung dan frekuensi
pernafasan akan terus menurun dan tekanan darah meningkat. Sistem imun lebih
kompeten untuk melokalisasi infeksi dan menghasilkan respon antigen dan
antibody. Tulang terus mengalami pengerasan tetapi kurang dapat menahan dan
tarikan otot disbanding tulang yang sudah matur.

d. Perkembangan Psikososial

3
Masa kanak-kanak pertengahan adalah periode perkembangan
psikoseksual yang dideskripsikan oleh Freud sebagai periode laten, yaitu waktu
tenang antara fase odipus pada masa kanak-kanak awal dan erotisme masa
remaja, membina hubungan dengan teman sebaya sesama jenis setelah
pengabaian pada tahun-tahun sebelumnya dan didahului ketertarikan pada lawan
jenis yang menyertai pubertas.
Anak usia sekolah ingin sekali mengembangkan keterampilan dan
berpartisipasi dalam pekerjaan yang berarti dan berguna secara social.
e. Perkembangan Kognitif
Mulai memperoleh kemampuan untuk menghubungkan serangkaian
kejadian untuk menggambarkan mental anak yang dapat diungkapkan secara
verbal maupun simbolik. Kemampuan anak meningkat dalam menguasai simbol-
simbol dan menggunakan simpanan mengenai pengalaman masa lalu mereka
untuk mengevaluasi dan mengintrepertasikan masa kini.
f. Perkembangan Moral
Mengintrepesantikan kecelakaan dan ketidakberuntungan sebagai
hukuman atau akibat tindakan buruk yang dilakukan anak.
g. Perkembangan Spiritual
Berfikir dalam batasan konkret tetapi merupakan pelajar yang baik dan
memiliki kemauaan besar untuk mempelajari Tuhan. Mereka tertarik pada
konsep surga dan neraka, dengan perkembangan kesadaran diri dan perhatian
terhadap peraturan, anak takut akan masuk neraka karena kesalahan dalam
berperilaku.
h. Perkembangan Sosial
Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman sebaya memberi
sejumlah hal yang penting kepada anggotanya. Anak-anak memiliki budaya
merek sendiri, disertai rahasia, adat istiadat, dan kode etik yang yang
meningkatkan rasa solidaritas kelompok dan melepaskan diri dari orang dewasa.
Orang tua merupakan pengaruh utama dalam membentuk kepribadian anak,
membuat standar perilaku, dan menetapkan sistem nilai yang biasanya
mendominasi ketika terjadi konflik antara sistem nilai orang tua dan teman
sebaya.
i. Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri yang positif membuat anak merasa senang, berharga, dan
mampu memberikan kontribusi dengan baik. Perasaan seperri itu menyebabkan
penghargaan diri, kepercayaan diri, dan perasaan bahagia secara umum. Perasaan
negatif menyebabkan keraguan terhadap diri sendiri. Anak usia sekolah memiliki
persepsi yang cukup akurat dan positif tentang keadaan fisik mereka sendiri.
j. Bermain
Dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologis,
karena mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga memungkinkan
untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak.

2. Etiologi

4
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
menurut Soetjiningsih (1998) yaitu:
a. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti
sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan pra natal, antara lain:
1) Gizi ibu pada waktu hamil
2) Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
3) Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin,
methadion, obna-obat anti kanker)
4) Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid,
insulin)
5) Radiasi
6) Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio,
campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
7) Stres
8) Imunitas

Faktor lingkungan nost Natal, yaitu :


1) Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis,
fungsi metabolisme, hormon.
2) Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3) Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak-orang tua.
4) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan
keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam
keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-
norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang
mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa pada Anak Usia


Sekolah

5
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada anak usia
sekolah menurut Depkes RI (2001, dalam Noviana, 2010) antara lain:
a. Guru
Perilaku guru menunjukan suatu pengaruh yang besar dan kuat terhadap
iklim atau suasana sekolah, baik sosial maupun emosional. Keberhasilan
guru dalam mengajar dan mendidik, khususnya dapat membantu
perkembangan kepribadian anak.
b. Teman sebaya
Sehari-hari anak bergaul dengan teman sekolah atau teman di luar sekolah.
Orang tua dan guru harus mengetahui kelompok teman bermain anak baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Di rumah anak berada dalam “dunia
dewasa”, yang penuh dengan norma dan nilai yang harus dipatuhi,
sedangkan di luar rumah anak dalam “dunia usia sebaya”, yang penuh
dengan kebebasan.
c. Kondisi fisik sekolah
Anak tidak akan tenang belajar, apabila sekolah terletak di dekat pasar,
perkampungan yang padat, dekat pabrik, atau disekitar tempat hiburan.
Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perilaku anak.
d. Kurikulum
Kurikulum sekolah merupakan pedoman proses pembelajaran yang sangat
penting. Undang-undang No. 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah No.
28 Tahun 1990 sudah menggariskan jenis dan muatan kurikulum, khususnya
kurikulum nasional yang cukup fleksibel menampung keperluan khusus
setempat dalam bentuk muatan lokal.
e. Proses pembelajaran
Suasana sekolah yang menantang dan merangsang belajar, akan menentukan
iklim sekolah. Hal ini tergantung pada kemampuan guru mengajar, serta tata
tertib yang berlaku di sekolah. Sekolah terasa nyaman dan menarik, sehingga
anak senang berada di sekolah dan guru pun bergairah dalam mengajar.
f. Keluarga
Keluarga merupakan faktor pembentuk kepribadian anak secara dini yang
pertama dan utama. Orang tua yang bersifat otoriter, tidak sabar, mudah
marah, selalu mengatakan “tidak”, selalu melarang, sering memukul, akan
sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan kepribadian anak.

4. Tugas – tugas Perkembangan pada Masa Sekolah


a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil,
makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf
penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan
permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan
sebagainya.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis

6
Hakikat tugas ini ialah
1. mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi
kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan;
2. mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau
wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur
tubuhnya) secara positif.
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru
serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman
sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan
temannya itu berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak
senang karena teman sepermainannya suka mengganggu atau nakal.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin
tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki
tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainnan khas
yang laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena
pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang
untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang
berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari
sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan sikap sehari-hari
Apabila kita sudah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan
mengalami, tinggallah suatu ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatn
yang telah lalu itu disebut konsep (tanggapan). Demikianlah kita mempunyai
tanggapan tentang ayah, ibu, rumah, pakaian, buku, sekolah, dan juga
mengenai gerak-gerik yang dilakukan, seperti berbicara, berjalan, berenang,
dan menulis. Bertambahnya pengalaman akan menambah perbendaharaan
konsep pada anak. Tak perlu diuraikan lagi bahwa dalam kehidupan sangat
banyak konsep yang dibutuhkan. Semakin bertambah pengetahuan, semakin
bertambah pula konsep yang diperoleh. Tugas sekolah yaitu menanamkan
konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-
kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan
sebagainya. Untuk mengembangkan tugas perkembangan anak ini, maka guru
dalam mendidik/ mengajar di sekolah sebaiknya memberikan bimbingan
kepada anak untuk:
1. Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang
sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan
bermasyarakat.
2. Banyak membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin
dipahami konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk

7
memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk
mempergunakannya pada waktu berpikir.

g. Mengembangkan kata hati


Hakikat tugas ini ialah mengambangkan sikap dan perasaan yang berhubungan
dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan
penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan
senang untuk melakukan tau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini
berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu
baik, bohong itu buruk, dan sebagainya. h) Belajar memperoleh kebebasan
yang bersifat pribadi Hakikat tugas ini adalah untuk dapat menjadi orang yang
berdiri sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang
lain.
h. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembaga lembaga
Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan
menghargai hak orang lain. Umpamanya, mengembangkan sikap
tolongmenolong, sikap tengggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain,
toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain (Yusuf,
2006).

5. Tanda dan Gejala


Hubungan dengan orang lain, konsep diri, fisik, jaringan otot, jaringan
lemak, rambut, gigi.

6. Penatalakasanaan
a. Medis: pemeriksaan laboratorium, radiologis, neorologis
b. Keperawatan: tahap-tahap peenilaian perkembangan anak:
1) Anamnesis
Skrining gangguan perkembangan anak
Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
2) Evaluasi bicara dan bahasa anak
Pemeriksaan fisik

7. Pencegahan
a. Menurunkan faktor risiko
b. Deteksi dini
c. Tindakan klinis langsung yang bertujuan mencegahan kerusakan lebih lanjut
dan mengurangi komplikasi setelah penyakit itu dideteksi.

8. Komplikasi
a. Interaksi social

8
b. Kecelakaan diri
c. Alergi

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan dahulu
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat psikososial
f. Pemeriksaan fisik
g. Pemeriksaan penunjang

2. Analisis Data dan Diagnosis Keperawatan


Analisa: data penunjang apa yang dikeluhkan dan data observasi berupa data
subyektif dan obyektif, masalah yang dialami dan kemungkinan penyebabnya.
Diagnosa keperawatan: Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan(NANDA
Internasional)
Faktor yang berhubungan:
a. Efek ketunadayaan fisik
b. Defisiensi lingkungan
c. Pengasuhan yang tidak adekuat
d. Responsivitas yang tidak konsisten
e. Pengabaian
f. Pengasuh ganda
g. Ketergantungan yang terprogram
h. Perpisahan dari orang yang dianggap penting
i. Defisiensi stimulasi
Batasan Karakteristik:
a. Gangguan pertumbuhan fisik
b. Penurunan waktu respons
c. Terlambat dalam melakukan keterampilan umum kelompok usia
d. Kesulitan melakukan keterampilan umum anak usia
e. Afek datar
f. Ketidakmampuan melakukan aktifitas perawatan diri yang sesuai dengan
usianya
g. Ketidakmampuan melakukan aktivitass pengendalian diri yang sesuai dengan
usianya
h. Lesu/ tidak bersemangat

3. Rencana Asauhan Keperawatan


a. Tujuan

9
Tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang diberikan dan
menguntungkan klien dan keluarga.
b. Kriteria keberhasilan
Secara verbal maupun non-verbal menunjukkan adanya perubahan
berangsur-angsur menjadi sehat, apabila asuhan keperawatan yang diberikan
dapat dilaksanakan sesuai tujuan.
c. Tindakan keperawatan
Kumpulan intervensi atau perencanaan perawat dalam mengasuh klien
agar masalah yang dikeluhkan dapat dikurangi maupun diatasi baik secara
mandiri, kolaborasi, edukasi, dan promotif.
d. Rasional
Pertimbangan yang didasarkan pada literatur pendukung, yaitu merupakan
tindakan keperawatan spesifik yang terpilih.

BAB III
PENUTUP

10
A.Kesimpulan
1. Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
2. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang kesehatan jiwa sebagai suatu
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan
orang lain
3. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai berikut : bertambah besar dalam arti fisik
sebagai akibat dari perbanyakan dari jumlah sel dan membesarnya sel itu sendiri di
dalam tubuh manusia
4. Perkembangan anak usia sekolah menurut Cahyaningsih
a. Perkembangan Biologis
b. Perkembangan Proporsional
c. Kematangan Sistem
d. Perkembangan Psikososial
e. Perkembangan Kognitif
f. Perkembangan Moral
g. Perkembangan Spiritual
h. Perkembangan Sosial
i. Perkembangan Konsep Diri
j. bermain

B. Saran

Apabila dalam penyusunan makalah ini ada kata-kata yang kurang berkenaan
dengan topik pembahasan maupun sistematika penulisanyanya kurang baik mohon untuk
dikoresksi, agar kedepanya dalam pembuatan makalah atau karya tulis lainya akan lebih
baik.

DAFTAR PUSTAKA

11
Adriana, M & Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Cahyaningsih, D S. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: TIM.
Soetjingsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC

12

Anda mungkin juga menyukai