Anda di halaman 1dari 12

MODEL KEPERAWATAN GERONTIK

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Ns. Chandra Tri Wahyudi, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :

Fitria Damayanti (1810701003)

Fitria Dian Andina (1810701018)

Ayu Rubiyani (1810701019)

Amelia Nurazizah Afchani (1810701027)

UNIVERSITAS PEMBANGUN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
D III KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Model
Keperawatan Gerontik”. Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Penyusun menyadari
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................iii

A. Latar Belakang ..............................................................................................iii


B. Rumusan Masalah .........................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................1

A. Model Konseptual Keperawatan Henderson .................................................1


B. Model Konseptual Budaya Leininger ...........................................................1
C. Model Konseptual Perilaku Johnson .............................................................2
D. Model Keperawatan Self Care Orem ............................................................3

BAB III PENUTUP .................................................................................................6

A. Simpulan .......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu dan proses
alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial serta saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang
terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),
ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu
pelayanan konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi. Pelayanan
ini tidak lain untuk meningkatkan taraf  kesejahteraan lansia, mewuujudkan
kemandirian usaha  sosial ekonomi lansia.   
Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat
menjadi 11,37 % penduduk Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki
potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu
membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasilnya dalam
praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima.
Praktik yang bersifat evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari
kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar
langkah-langkah tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan tersebut. Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai
strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan
pengambilan keputusan.

iii
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Model Konseptual Keperawatan Henderson?
2. Bagaimana Model Konseptual Budata Leininger ?
3. Bagaimana Model Konseptual Perilaku Johnson?
4. Bagaimana Model Keperawatan Self Care Orem?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
2. Untuk Mengetahui Model Konseptual Keperawatan Henderson
3. Untuk Mengetahui Model Konseptual Budata Leininger
4. Untuk Mengetahui Model Konseptual Perilaku Johnson
5. Untuk Mengetahui Model Keperawatan Self Care Ore

iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Konseptual Keperawatan Henderson

Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki


keterikatan hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase
ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan
lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan
aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau
mencapai kematian yang damai. Bantuan ini diberikan oleh perawat karena
kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan
14 komponen kebutuhan dasar. :

Ada 14 kebutuhan dasar Henderson yang merupakan kerangka kerja


dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson,1966):
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian ; berpakaian dan melepas pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang
mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal
B. Model Konseptual Budaya Leininger

1
Model konseptual Leininger sering disebut sebagai  Trancultural
Nursing Theory atau teori perawatan transkultural.Pemahaman yang benar
pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu
(klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi
karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture
imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu,
keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.

C. Model Konseptual Perilaku Johnson

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada


bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress
actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan
dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak
lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku
berikut:

1. Perilaku mencari keamanan


2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi
prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan
cultural

2
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri

Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori


perilaku diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien
berfungsi secara efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres
mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan
tidak jelas.Perawat mengidentikasi ketidakmampuan beradaptasi seperti ini
dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah dalam
memenuhi kebutuhan tersebut.

D. Model Keperawatan Self Care Orem

Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi


kebutuhan klien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal.

1. Teori Self Care Deficit


Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki
berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
2. Teori Self Care
Ketika klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya sendiri maka
deficit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien untuk
melakukan tugas perawatan dirinya
3. Teori Nursing System
Perawat menentukan, mendesain, dan menyediakan perawatan yang
mengatur kemampuan individu dan memberikannya secara terapeutik
sesuai dengan tiga tingkatan.

3
Model Orem ini memiliki hubungan dengan paradigma keperawatan yaitu
dalam hubungannya dengan manusia, lingkungan, sehat dan sakit, dan
keperawatan.

1.      Manusia

Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pad ide
diri dan perawatan diri. namun demikian seseorang dianggap paling ekslusif
dalam konteks ini, sedangkan kompleksitas perawatan manusia tidak
dipertimbangkan. Manusia dianggap sebagai sejumlah kebutuhan perawatan
diri.

2.      Lingkungan

Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. namun, hal ini
terutama dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau
kurangnya perawatan diri.

3.      Sehat dan sakit

Ide ini juga terdapat dalam model tersebut,namun dibahas dalam


kaitannya dengan perawatan diri. Alasannya adalah bahwa jika individu
dalam keadaan sehat mereka dapat memenuhi sendiri defisit perawatan diri
yang mereka alami. jika mereka sakit atau cedera, orang tersebut bergeser dari
status agens perawatan diri menjadi status pasien atau penerima asuhan.

4.      Keperawatan

Harus diketahui bahwa keperawatan ditampilkan dalam bentuk


pendekatan mekanistik berdasarkan pendekatan suportif  - edukatif,
kompensasi parsial, kompensasi total. Pendekatan tersebut merupakan
pendekatan langsung yang dapat ditatalaksanakan.

4
Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :

1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat


memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga/ komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri


secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya
yang  mengalami gangguan secara kompeten.
4. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s
yang diterapkan pada praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:
a. aspek interpersonal : hubungan didalam keluarga
b. aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya
c. aspek prosedural ; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu   mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar
yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres
secara benar.

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-


konsep yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan
pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk
berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui
sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta menunjukkan suatu
pemecahan masalah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Konsep Dasar Keperawatan Gerontik. Diakses pada tanggal 16


Februari 2020 dari http://ebookbrowse.com/konsep-dasar-keperawatan-
gerontik-doc-d189511678

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Nugroho, Wahjudi SKM. (1995). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC

Potter & Perry. (2005). Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai