Disusun Oleh :
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Model
Keperawatan Gerontik”. Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Simpulan .......................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu dan proses
alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial serta saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang
terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),
ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu
pelayanan konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi. Pelayanan
ini tidak lain untuk meningkatkan taraf kesejahteraan lansia, mewuujudkan
kemandirian usaha sosial ekonomi lansia.
Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat
menjadi 11,37 % penduduk Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki
potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu
membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasilnya dalam
praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima.
Praktik yang bersifat evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari
kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar
langkah-langkah tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan tersebut. Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai
strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan
pengambilan keputusan.
iii
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Model Konseptual Keperawatan Henderson?
2. Bagaimana Model Konseptual Budata Leininger ?
3. Bagaimana Model Konseptual Perilaku Johnson?
4. Bagaimana Model Keperawatan Self Care Orem?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
2. Untuk Mengetahui Model Konseptual Keperawatan Henderson
3. Untuk Mengetahui Model Konseptual Budata Leininger
4. Untuk Mengetahui Model Konseptual Perilaku Johnson
5. Untuk Mengetahui Model Keperawatan Self Care Ore
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Konseptual Keperawatan Henderson
1
Model konseptual Leininger sering disebut sebagai Trancultural
Nursing Theory atau teori perawatan transkultural.Pemahaman yang benar
pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu
(klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi
karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture
imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu,
keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa
budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.
2
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri
3
Model Orem ini memiliki hubungan dengan paradigma keperawatan yaitu
dalam hubungannya dengan manusia, lingkungan, sehat dan sakit, dan
keperawatan.
1. Manusia
Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pad ide
diri dan perawatan diri. namun demikian seseorang dianggap paling ekslusif
dalam konteks ini, sedangkan kompleksitas perawatan manusia tidak
dipertimbangkan. Manusia dianggap sebagai sejumlah kebutuhan perawatan
diri.
2. Lingkungan
Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. namun, hal ini
terutama dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau
kurangnya perawatan diri.
4. Keperawatan
4
Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :
5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
6
DAFTAR PUSTAKA