DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
3. Nadia Furi
4. Nurhayati Sinaga
MATA KULIAH :
KEPERAWATAN KOMUNITAS I
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Paradigma
Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Perbedaan Kompetensi Perawat Generalis Dan
Spesialis Keperawatan Komunitas
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibuyang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk itulah aradigm dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum
maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan
yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
B. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui pengertian aradigm keperawatan.
Untuk mengetahui unsur-unsur paradigma keperawatan
Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan
Untuk mengetahui hakekat paradigma keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fegurson
Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek-aspek teertentu
dari setiap kenyataan.
Poerwanto P (1997)
Paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan cara pandang
dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih
tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan.
Paradigma Keperawatan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang
memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan
berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama
dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu
mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung
jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan
cultural.
2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium
Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La
Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.
Terdiri dari :
Spiritual
mempunyai keyakinan / mengakui adanya tuhan
memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religious yang
dianutnya.
Kultural
mempunyai nilai budaya yang berbeda
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan
akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan
terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan
lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang
maladaptif .
Sebagai sarana pelayanan atau askep dan praktek keperawatan. manusia adalah klien
yang dibedakan menjadi individu, keluaarga dan masyarakat.
Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagi kesatuan untuh dari aspek bio-psiko-
sosial-spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan bio-psiko-sosio-piritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien.
2. Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati sebagai
bentuk pelayanan professional yang merupakan kajian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan bio-psiko-sosial-
kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kedada individu, keluarga, kelompok
dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan manusia.
Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan
kesehatan utaa dalam upaya mengadakan perbaikan system pelayanan kesehatan
sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.
3. Kosep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan
keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah
psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor
lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah
rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk
mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat
dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat
sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status
kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi
apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellness area).
Pengertian Sehat
Menurut WHO
Sehat berarti keadan yang sempurna dari fisik, mental dan sosial, tidak yhanya bebas
dari penyakit atau cacat.
Menurut Perkins
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan
fungsinya yang dapat mengadakan penyesuaikan sehingga tubuh dapat mengatasi
gangguan dari luar.
Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai
umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing.
Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat menguasai keadaan lingkungan tanpa
menimbulkan ketegangan dan tekanan serta tidak menimbulkan ketidakseimbangan
pada dirinya.
Pengertian Sakit
Menurut Parkins
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yan menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,
rohani dan sosial.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah
Sakit adalah keadaan yang disebabkan atau bermacam-macam hal, bisa suatu
kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan
tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
Keadaaan sehat sakit pada dasarnya adalah :
Produksi interaksi seseorang dengan lingkungannya
Sebagai manifestasi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam mengadaptasi diri
dengan lingkungannya.
Gangguan kesehatan disebabkan terjadinya ketidakseimbangan antar faktor-faktor:
Penyebab penyakit (agent)
Tuan rumah (host) – keadaan individu manusia
Lingkungan (environment)
Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para ahli sepakat
menggunakan suatu rentang atau skala seseorang. Salah satu ukuran yang dipakai adalah
healthillnes continum atau rentang sehat sakit.
Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan
seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, dan
tergantung individualis dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut model ini keadaan sehat selalu berubah secara konstan → penyakit meningkat
menyebabkan tidak sehat → perasaan sakit menurut kemampuan fungsional.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang
termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
Observasi dari lingkungan actor terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
Suatu pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat yang berdasarkan cinta kasih
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit yang khususnya
mempunyai masalah kesehatan dalam upaya mencapai derajat ksesehatan semaksimal
mungkin yang meliputi upaya-upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative
dengan potensi yang ada padanya.
Akan lebih bijak serta lebih efisien, bagi sang pasien untuk mencari
pelayanan jasa dari seorang dokter SPESIALIS, atau sang dokter UMUM
merujuk sang pasien pada dokter SPESIALIS alih-alih memaksakan dirinya
secara sengaja menjadi SPESIALIS terhadap semua jenis penyakit—yang
tentunya tidak mungkin sanggup menjadi SPESIALIS dalam seluruh bidang
spesifik disiplin ilmu manapun, setidaknya akibat faktor keterbatasan waktu
bila bukan faktor keterbatasan biaya investasi pendidikan spesialis.
Karenanya pula, adalah sebuah “dusta” bagi kalangan profesi mana pun,
bila dirinya menyatakan seolah-olah “tahu segalanya”, “menguasai
segalanya”, “menangani segalanya”, “sanggup segalanya”, atau seperti
“bisa segalanya”. Seorang CEO atau direksi suatu perusahaan besar, tidak
pernah mengatakan “saya bisa segalanya”, namun “akan saya panggil
anggota tim saya yang terampil (SPESIALIS) untuk membahas dan
mengerjakannya, lalu mendelegasikan kepada mereka masing-masing”
(fungsi pekerjaan manajerial, itulah tugas pokok dan fungsi seorang
manajer).
Menyatakan “lebih banyak yang tidak saya ketahui”, bukanlah suatu aib
terlebih tabu untuk dikatakan dan disampaikan secara terbuka kepada calon
pengguna jasa—justru reputasi kita dibangun dari kejujuran dan spesifikasi
kompetensi. Seseorang, lebih dikenal dan dikenang oleh publik bukan
karena kemampuan GENERALIS yang dimiliki olehnya, namun karena
keterampilan SPESIALIS yang dimiliki oleh seseorang. Tokoh seperti
Beethoven, bukan dikenal karena pandai memasak, namun karena
keterampilan spesifiknya, yakni citarasa bermain musik. Tokoh seperti Steve
Jobs, bukan dikenal karena pandai melukis, namun karena keterampilan
spesifiknya, yakni bidang teknologi komputerisasi.
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang
memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan
berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama
dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu
mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung
jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan
cultural.
B. Saran