Anda di halaman 1dari 32

1 MAKALAH

PARADIGMA KEPERAWATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu:

Ns Suyamto, SST., MPH

OLEH:

SYIFA SAHASITA PUSPANINGRUM (3420234125)

STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai paradigma keperawatan.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Klaten, Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu kep
erawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilm
u lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan
harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di
sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan
pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi
keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi–instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang–
kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh
terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelaya
nan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan
yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara
umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan
menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pe
ndidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

1.2 Pentingnya Paradigma


Mengapa paradigma ini begitu penting? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena
dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau
menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah–
masalah yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.

1.3 Tujuan Makalah


Untuk mengetahui paradigma keperawatan.

1.4 Rumusan Masalah


Bagaimana sikap perawat dalam menghadapi klien yang meminta ditunggu keluarganya
diunit gawat darurat sesuai dengan paradigma keperawatan?
BAB II

Tinjauan Teori

2.1 Pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan


Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu.
Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma
memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit dalam siklus kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau car
akita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
fenomena yang ada dalam keperawatan.

2.2 Komponen Paradigma Keperawatan


Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan kultural.
Paradigma memiliki fungsi antara lain:
1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dan
organisasi profesi.
2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar
kita.

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori
keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi: manusia,
keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

1. 1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya.
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi.
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai
sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual
sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap
perubahan lingkungannya dan akan menunjukkan respon yang adaptif maupun respon
maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai
mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila
kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka
manusia akan menunjukan perilaku yang maladaptif.
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun
masyarakat yang menerima asuhan keperawatan. Keluarga merupakan sekelompok
individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama
lain baik secara perorangan maupun bersama-sama, di dalam lingkungan sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Beberapa alasan keluarga sebagai fokus dalam
pelayanan keperawatan diantaranya adalah keluarga merupakan suatu kelompok yang
dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki, mengabaikan masalah dalam
kelompoknya sendiri serta merupakan perantara yang efektif dalam melakukan upaya
kesehatan. (Baylon Maglaya, 1974)
Peran perawat dalam individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologis, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah
kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator
pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam
masalah-masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu
memperhatikan sifat-sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang
unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan
keputusan, sikap, nilai, cita-cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda-beda.
Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada
masyarakat umum dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).
2. 2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan
memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik
terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan
humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga,
keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia,
warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat,
keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa
keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. 3. Konsep Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
mempertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang
mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses
penyakit. Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar
individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan
fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan
adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hepotesa yang
berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada
skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaan sehat selalu berubah secara
konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan
kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam
area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak kearah sehat
maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
4. 4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah yang
termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi
dan kesehatan. Fokus lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya dan
spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu:
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
 Lingkungan fisik (physical enviroment)
 Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
 Lingkungan sosial (social enviroment)
b. Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya)

2.3 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan


Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila
lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu
merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan
lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka
akan memerlukan lingkungan yang bersih.

2.4 Pendapat Para Ahli Mengenai Paradigma Keperawatan


1. 1. Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman (System Model)
Manusia :
Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia dipandang
secara total sebagai suatu sistem yang multidimensional.
5 variabel subsistem manusia adalah:
1) Fisiologi : struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manusia
2) Psikologis : proses mental dan emosional manusia
3) Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan
mempengaruhi aktivitas manusia
4) Spiritual : kepercayaan
5) Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan
perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupannya

Lingkungan :

Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun
eksternal, dimana didalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi
manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat
mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem.

Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan:


 Lingkungan internal : yang terdapat di dalam diri masing-masing individu
 Lingkungan ekternal : segala sesuatu yang berada di luar diri individu
 Created environment (lingkungan yang diciptakan) diartikan sebagai
lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan
merupak simbol sistem secara keseluruhan

Kesehatan :

Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat


keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya,
sistem klien akan bergeser kearah sakit dan kematian ketika banyak energi yang
dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan bergeser kearah kesehatan apabila
energi yang dibutuhkan terpenuhi (Neuman, 1995).

Keperawatan :

Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang


konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien disertai
respon individu saat menghadapi suatu stressor.

Keperawatan didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu,


keluarga dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (tercapainya
stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor melalui serangkaian tindakan
keperawatan).

1. 2. Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson (Behavioral System


Model)
Manusia :
Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis
dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan
fokus keperawatan adalah behavioral system (sistem perilaku).
Lingkungan :
Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku individu
dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
Kesehatan :
Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik,
mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai
stabilitas dan kenyamanan.
Keperawatan :
Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan equilibrium dan
perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi, namun
fokus utamanya adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku ketika dalam
keadaan sakit.

1. 3. Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem (Self-Care


Deficit Theory of Nursing)
Manusia :
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka
membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara
berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan
sosial.
Lingkungan :
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan
lingkungan.
Keperawatan :
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi.
Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan
perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal
ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan
meminimalisasi efek dari penyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
Kesehatan :
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi
dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai
macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengsn
orang lain.

1. 4. Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy (Adaption Model)


Manusia :
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai
sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
mempunyai input, control, output dan proses umpan balik. Proses control adalah
mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik
manusia di definisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi
fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem
yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan
perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam
istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional
untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan
istilah input, proses control dan umpan balik serta output.
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input
atau stimulus termasuk variable standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat
dibandingkan. Variable standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat
adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan
usaha-usaha yang biasanya dilakukan.
Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping
yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator
dan kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat
efektor cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi.
Lingkungan – Stimulus :
Roy membedakan 3 jenis lilngkungan, yaitu :
a. Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi manusia
b. Kontekstual : semua stimulus pada setiap situasi yang berkontribusi
memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal
c. Residual : faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi. Menurut Roy,
semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan
perilaku manusia
Kesehatan :
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi
manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan
manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak
terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari
pemenuhan potensi manusia. Jadi integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang
tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tadi adanya sakit
tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera. Dalam model adaptasi
keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang
bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap
stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan
mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan
konsep adaptasi dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik
proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proes adaptasi
termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu
meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan
lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan ekternal yang membutuhkan sebuah
respon. Perubahan-perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi
oleh faktor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan
interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang
merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah
kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan
hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi
akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi
peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi
oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih
tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia
sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat
yang lebih tinggi pada keadaan Sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut
sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
Keperawatan :
Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dan keluarga
terhadap 4 model adaptif, yang berkontribusi terhadap Kesehatan, kualitas
kehidupan, kematian dengan bermartabat dengan mengkaji perilaku dan faktor
kemampuan adaptif.

1. 5. Paradigma Keperawatan menurut Imogene King (Interacting System


Framework and Middle Range Theary of Goal Attainment )
Manusia :
Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin
tahu. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih
dan menetapkan tujuan, serta membuat keputusan.
Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar :
 Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya
 Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit
 Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit

Lingkungan :

Lingkungan merupakan latarbelakang interaksi manusia, terdiri atas :

 Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang akan


memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan eksternal
 Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal. Keperawatan
merupakan bagian dari lingkungan klien.

Kesehatan :

Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada kehidupan manusia,
dimana hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap adanya stressor lingkungan baik
internal maupun eksternal dengan menggunakan sumber-sumber optimum sehingga
dicapai potensi yang maksimum dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Keperawatan :

Keperawatan didefinisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat
dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang persepsi keduanya dan kondisi
keperawatan. Proses interaksi perawat-klien melibatkan komunikasi, menentukan
tujuan, eksplorasi dan menyetujui makna dari tujuan.

 Aksi : didefinisikan sebagai perilaku mental dan phisic


 Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi
 Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan kesehatan
agar perannya dapat berfungsi.

2.5 Penerapan Paradigma Keperawatan dalam Praktek Keperawatan


Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah
memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang
ada dalam profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk
pelayanan professional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh
aspek yang termasuk dalam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk
holistic dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal maupun
eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan mempengaruhi kondisi
sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang
optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic, perawat juga
hendaknya mengaplikasikan paradigma keperawatan yang tepat yang telah
dikemukakan oleh para ahli disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga tujuan asuhan
keperawatan akan tercapai. Sebagai contoh dala memberikan asuhan keperawatan di
ruang rawat inap, perawat menggunakan paradigma yang dikemukakan oleh Orem
dimana perawat membagi pasien berdasarkan tingkat kemandirian pasien, sehingga
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan maksimal dan efisien.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kasus
Seorang pasien datang ke unit gawat darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan
telah mencederai diri sendiri dengan cara menyilet nadinya. Perawat kemudian meminta
agar keluarga menunggu di luar namun pasien berteriak-teriak agar keluarganya tidak
meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut. Keluarga meminta kepada perawat agar bisa
menemani pasien karena khawatir pasien tidak bisa tenang. Dokter meminta saudara untuk
membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika saudara menjadi perawatnya pada saat itu apa
yang akan saudara lakukan?

3.2 Penerapan Paradigma dalam Penyelesaian Kasus


Sebagai perawat dalam menyikapi kasus diatas, akan memilih untuk
memperbolehkan keluarga menunggui di dekat pasien agar pasien merasa nyaman dan
aman dengan catatan keluarga bisa kooperatif dengan semua penatalaksanakan yang akan
dilakukan pada pasien.
Keluarga pasien diperbolehkan untuk menunggui di dekat pasien didasarkan para
paradigma keperawatan yang meliputi :
1. 1. Manuia
Pasien dan keluarga adalah manusia. Menurut teori keperawatan humanistik
oleh Paterson and Zderad, manusia sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang
mampu, terbuka terhadap pilihan, mempunyai nilai, dan manifestasi unik terhadap
mereka yang dulu, sekarang dan masa depan. Sehingga kita sebagai perawat harus
menghargai keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak membahayakan
pasien. Pasien dan keluarga membutuhkan pilihan. Individu dan kelompok
membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.
Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem
manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan balik
serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan menambah
ketenangan, kekuatan dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi
kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa
perawatan. Jadi sebagai perawat seharusnya tidak mempermasalahkan jika pasien
ingin selalu ditunggui keluarga di ruang rawat manapun dengan beberapa catatan :
a. Keluarga bersedia kooperatif dengan segala penatalaksanaan pada pasien.
b. Keluarga tidak melakukan Tindakan yang membahayakan keselamatan
pasien.
Menurut Myra Estrin Levine (The Conservation Model), manusia dipandang
secara whole yaitu tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan pada
pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan menyilet nadinya, tetapi kondisi
psikologis pasien juga sama pentingnya. Pasien yang mencoba melakukan percobaan
bunuh diri mengalami kondisi tekanan psikologis, sehingga dengan menghadirkan
keluarga di dekat pasien diharapkan tidak menambah tekan psikologis pasien.
1. 2. Keperawatan
Martha E. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human
Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang
mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan
sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan
adalah ilmu pengetahuan humanistic yang didedikasikan untuk menghibur agar
mendapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat
serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan
bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam
keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan makhluk. Seorang perawat
yang menjalankan praktik keperawatan yang professional, perawat melayani secara
total kebutuhan pasien bukan fisik saja tapi juga psikologis pasien, jadi semua
kebutuhan pasien harus diusahakan untuk dipenuhi selama tidak mengancam
keselamatan.
Menurut Myra Estrin Levine asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan
terapi (untuk mencapai tingkat maksimum adaptasi). Tugas perawat adalah melakukan
asuhan keperawatan yang baik dan mendukung terapi yaitu holistik. Sifat holistik
diartikan sebagai perawatan yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien
yang berupa aman, nyaman, tenang. Menghadirkan keluarga di dekat pasien akan
memberikan rasa aman dan nyaman sehingga mengurangi kecemasan dan ketakutan
saat dirawat di unit gawat darurat maupun ruang rawat lain selama tidak
membahayakan pasien.
1. 3. Kesehatan
Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat
keserasian pada seluruh maupun sebagian variable dalam diri klien. Menurutnya,
sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang
dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan system akan bergeser ke arah kesehatan
apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi. Ketika energi pasien ke arah kesehatan
adalah dari keluarga, maka keluarga sangat penting dihadirkan di dekat pasien selama
proses perawatan.
1. 4. Lingkungan
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan
internal maupun eksternal, dimana didalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat.
Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat
mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem. Created environment (lingkungan
yang diciptakan) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa
disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan. Ketika lingkungan
yang diciptakan nyaman bagi pasien, maka hal ini akan mendukung kondisi pasien
kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien yang menginginkan keluarga selalu
berada didekatnya merupakan dari created environment, artinya menciptakan
lingkungan yang nyaman bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika
2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
3. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC.
4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
5. Paterson, Josephin & Zderad, Loretta, Humanistic Nursing Theory dalam
Elisasiregar,2012. Internet 10 Oktober 2013
6. Wahit, 2008. Asuhan Keperawatan Komunitas, Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:
Salemba
2 TUGAS MAKALAH
PENERAPAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan : Ns.Suyamto. SST.,MPH

Disusun oleh:

AISYAH ALIFIA AZZAHRA

NIM : 3420234131

Kelas : 1B

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2023/2024

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas
berkat rahmat dan inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Paradigma
Keperawatan“

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, terdapat banyak


hambatan yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras penulis
serta dengan bantuan dari teman- teman sehingga Alhamdulillah segala sesuatu
dapat teratasi.

Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati
demi kesempurnaan makalah ini.

Bantul, 04 Oktober 2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara paradignal sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan
keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah
melalui proses keperawatan.

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan
sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja aradi yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi –
instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang
tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan
keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang paradignal.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun
perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi
profesi.

Tujuan Makalah

- Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan.

- Untuk mengetahui unsur-unsur paradigma keperawatan.

- Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan.

- Untuk mengetahui hakekat paradigma keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

a. Fegurson

Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek-aspek teertentu dari setiap
kenyataan.
b. Poerwanto P (1997)

Paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan cara pandang dasar yang khas
dalam melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan
atau fenomena kehidupan manusia.

c. Adam Smith (1975), cit Gaffar (1997)

Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan
sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang,
memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan.

d. La Ode Jumadi (1999)

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan,
memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan,
member makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan.

Paradigma Keperawatan

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang memenuhi
tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan
kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7
hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan
keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.

Paradigma memiliki fungsi antara lain :

1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek
pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan organisasi profesi.

2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita
untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.

B. Unsur-Unsur Paradigma Keperawatan

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan
masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang
sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai
profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma
keperawatan akan terus berkembang.
C.Konsep Paradigma Keperawatan

1. Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan
utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai
tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).

Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya
serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)

Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan
kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem
adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.

Konsep manusia terdiri dari :

a) Manusia sebagai makhluk hidup

b) Manusia sebagai makhluk holistic ð keseluruhan/utuh

Terdiri dari :

- Bio – Bios = Hidup

· manusia empunyai suatu susunan system organ tubuh

· mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya

· tidak lepas dari hokum alam : lahir,berkembang, mati.

- Psiko – psicha = jiwa, roh, sukma

· mempunyai struktur kepribadian

· mempunyai daya pikir, kecerdasan

· mempunyai kebutuhan psikologis, berkembang

- Spiritual

· mempunyai keyakinan / mengakui adanya tuhan

· memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religious yang dianutnya.

- Kultural

· mempunyai nilai budaya yang berbeda


c) Manusia sebagai system

Sistem adalah suatu kesatuan yang bekerja sama serta tidak dapat ipisah-pisahkan satu dengan yang lain
untuk mencapai tujuan.

Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik
lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan
selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan
respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila
kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan
menunjukan prilaku yang maladaptif .

Sebagai sarana pelayanan atau askep dan praktek keperawatan. manusia adalah klien yang dibedakan
menjadi individu, keluaarga dan masyarakat.

1. Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagi kesatuan untuh dari aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
Peran perawat pada individu sebagai klien pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan bio-psiko-sosio-piritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian pasien.

2. Keluarga sebagai klien

keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain, baik secara peroraan maupun secara bersama- sama didalam lingkungan sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dalam rangka membantu
keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan maslah kesehatan.

Perawat berperan sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan pemberi askep pada anggota keluarga
yang sakit, coordinator pelayanan kesehatan, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga sejauh
menyangkut masalah-maslah kesehatan yang dihadapi.

3. Masyarakat sebagai klien

Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena integrasi antara manusia dan budaya dalam
lingkunganya bersifat dinamis dan terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
mempunyai tujuan dan norma sebagai system nilai, seperti halnya keluarga.

2. Konsep Keperawatan

Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati sebagai bentuk pelayanan
professional yang merupakan kajian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk perawatan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan
kedada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh
kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utaa dalam upaya mengadakan
perbaikan system pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan
produktif.

3. Kosep kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan –
perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun
faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan
proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu
yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi.

Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit.
Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.
Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor
– faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara
konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila
status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila
status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).

Konsep Sehat Sakit

Pengertian Sehat

- Menurut WHO

Sehat berarti keadan yang sempurna dari fisik, mental dan sosial, tidak yhanya bebas dari penyakit atau
cacat.

- Menurut Perkins

Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsinya yang dapat
mengadakan penyesuaikan sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.

- Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia
sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing.

- Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat menguasai keadaan lingkungan tanpa menimbulkan
ketegangan dan tekanan serta tidak menimbulkan ketidakseimbangan pada dirinya.

Pengertian Sakit

- Menurut Parkins

Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yan menimpa seseorang sehingga menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
- Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary

Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah

- Sakit adalah keadaan yang disebabkan atau bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang
dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun
fungsi keseluruhan.

Keadaaan sehat sakit pada dasarnya adalah :

- Produksi interaksi seseorang dengan lingkungannya

- Sebagai manifestasi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam mengadaptasi diri dengan
lingkungannya.

- Gangguan kesehatan disebabkan terjadinya ketidakseimbangan antar faktor-faktor:

· Penyebab penyakit (agent)

· Tuan rumah (host) – keadaan individu manusia

· Lingkungan (environment)

Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para ahli sepakat menggunakan
suatu rentang atau skala seseorang. Salah satu ukuran yang dipakai adalah healthillnes continum atau
rentang sehat sakit.

Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.
Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, dan tergantung individualis dan
tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan menurut model ini keadaan sehat selalu
berubah secara konstan → penyakit meningkat menyebabkan tidak sehat → perasaan sakit menurut
kemampuan fungsional.

Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran keperawatan → derajat kesehatan
yang optimal untuk itu keperawatan memberikan bantuan kepada indoividu, keluarga dan masyarakat
untuk dapat merawat dirinya sendiri.

4. Konsep Lingkungan

Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk
didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan
fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :

a. Lingkungan dalam terdiri dari:

- Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun
dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih,
ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan
tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur
harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

- Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan
berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara
terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh
dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.

-.Lingkungan actor (social environment)

Observasi dari lingkungan actor terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.

Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan
kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti
juga hubungan komuniti dengan lingkungan actor dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu
paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan
rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status actor, udara, suara, pendidikan, pekerjaan
dan actor ekonomi budaya )

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu
perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang
sehat dengan klien.

Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan
berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan

Lingkungan merupakan actor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka
kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan
perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika
seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
C. Hakekat Paradigma Keperawatan

Suatu pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat yang berdasarkan cinta kasih kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit yang khususnya mempunyai masalah kesehatan
dalam upaya mencapai derajat ksesehatan semaksimal mungkin yang meliputi upaya-upaya preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitative dengan potensi yang ada padanya.

Pelayanan perawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan mencegah penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama untuk memungkinkan setiap penduduk untuk mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif yang dilakukan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dan etika profesi keperawatan.

BAB III

TINJAUAN KASUS NYATA

Kasus

Seorang pasien datang kesatuan gawat darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan Tya mencederai diri
sendiri dengan cara diam nadinya. Perawat kemudian meminta agar keluarga menunggu diluar namun
pasien berteriak-teriak agar keluarganya tidak meninggalkannya sendiri diruangan tersebut. Keluarga
meminta kepada perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang. Dokter
meminta saudara untuk membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika saudara menjadi perawatnya pada
saat itu apa yang akan saudara lakukan?

BAB IV

PEMBAHASAN

Penerapan paradigma dalam penyelesaian kasus

Sebagai perawat dalam menyikapi kasus diatas, akan memilih untuk memper bolehkan keluarga
menunggui didekat pasien agar pasien merasa nyaman dan seorang pria dengan catatan keluarga bisa
kooperatif dengan semua penatalaksanaan yang akan dilakukan pada pasien. Keluarga pasien
diperbolehkan untuk menunggui didekat pasien didasarkan pada paradigma melakukan yang meliputi

1.Manusia

Pasien dan keluargaa dalah manusia. Menurut Teori terus kerawatan humanistik oleh Paterson Dan
Zderad,manusia sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan,
mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masadepan. Sehingga kita
sebagai perawat harus menghargai keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak
membahayakan pasien. Pasien dan keluarga membutuhkan pilihan. Individu dan kelompok membutuh
kankesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.

Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu tangkai manusia juga dapat
digambarkan dengan istilah memasukkan, proses kontrol dan umpanbalik serta keluaran. Memasukkan
pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan
lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga
akan menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi
kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan. Jadi sebagai
perawat seharusnya tidak mempermasalahkan jika pasien ingin selalu ditunggui keluarga diruang rawat
dimanapun dengan bebera pacatatan :

1.Keluarga bersedia kooperatif dengan semuanya penatalaksanaan pada pasien.

2.Keluarga tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan pasien. Menurut Mira Estrin
Levine(Itu Konservasi Model), manusia dipandang secara utuh yaitu tidak hanya dalam aspek fisik tetapi
juga tentang dengan aspek psikososial budaya dan rohani. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan
pada pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan diam nadinya, tetapi kondisi psikologis pasien
kendia sama pentingnya.Pasien yang melakukan percobaan bunuh diri mengalami kondisi tekanan
psikologis, sehingga dengan menghadirkan keluarga didekat pasien diharapkan tidak menambah tekan
psikologis pasien.

2.Keperawatan

Marta E.Rogers menyatakan bahwa ilmu melakukan adalah Kesatuan Manusia Makhluk, yaitu manusia
sebagai satuan. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang belajar manusia secara keseluruhan atau
utuh. Rogers menjelaskan melakukan sebagai profesi yang bergabung tidak yakin ilmu pengetahuan dan
seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat
menjaga sebuah memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitas Saya
seseorang yang sakit dan cacat. Praktek profesional melakukan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk
melayani orang, hal tersebut dikeluarkan dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan
mahkluk. Seorang perawat yang menjalan kanpraktek melakukan yang profesional, perawat melayani
secara total kebutuhan pasien bukan fisik saja tapi juga psikologis pasien, jadi semua kebutuhan pasien
harus diusahakan untuk terpenuhi selama tidak mengancam keselamatan. Menurut Mira Estrin Levine
sebagai uhan melakukan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimal adaptasi).
Tugas perawat adalah melakukan pengasuhan melakukan yang baik dan mendukung terapi yaitu holistik.
Sifat holistik diartikan sebagai perawatan yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien yang berupa
seorang pria, nyaman, tenang. Menghadirkan keluarga saya dekat pasien akan Memberikan rasa seorang
pria dan tidak aman sehingga mengurangi keuangan dan ketakutan saat dirawat disatuan gawat darurat
maupun ruang rawat lain selama tidak membahayakan pasien.

3.Kesehatan

Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada keseluruhan
maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan
kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan digeser kearah
kesehat sebuah jika energi yang dibutuhkan terpenuhi. Ketika energi pasien kearah kesehatan adalah dari
keluarga, maka keluarga sangat penting dihadirkan didekat pasien selama proses perawatan.

4.Lingkungan

Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah semuanya
sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya
manusia akan berin teraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intra pribadi, antar pribadi dan ekstra
pribadi yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem.Dibuat lingkungan (lingkungan yang
diciptakan) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpasadar oleh klien dan
merupakan simbol sistem secara keseluruhan. Ketika aku lingkungan yang diciptakannya manbagi pasien,
maka haliniakan mendukung kondisi pasien kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien yang
menginginkan keluarga selalu berada diketeraturan merupakan dari dibuat lingkungan, artinya
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1.Keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan karena pasien membutuhkan dukungan keluarga
dengan persyaratan keluarga pasien kooperatif dan tidak membahayakan keselamatan baik pada pasien
maupun tenaga kesehatan. didaerah dimanapun tidak khususnya disatuan gawat darurat Setiap melakukan
pengasuhan melakukan harus selalu berpedoman pada paradigmabmelakukan dalam hal ini menerapkan
teori-teori yang sesuai dengan kasus yang ditemukan.

Saran

1. Pemahaman tentang paradigma melakukan perlu diperdalam bagi setiap perawat sehingga dalam
bekerja senatiasa mengacu pada paradigma melakukan.
DAFTAR PUSTAKA

https://indrysetyaraniblok1903.blogspot.com/2013/01/makalah-paradigma-
keperawatan_11.html?m=1

https://www.academia.edu/34857258/Paradigma_keperawatan

Anda mungkin juga menyukai