Anda di halaman 1dari 16

KONSEP PERAN DAN PERILAKU PASIEN DALAM KEPERAWATAN YANG PEKA

BUDAYA

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan

Program Studi Ilmu Keperawatan Reg-A1 Semester 4

 Dosen Pengampu :

Ns.Nuriza Agustina,S.Kep,.M.Kes,.M.Kep

Ns. Abu Bakar Sidik ,S.Kep.,M.Kes


Disusun Oleh

Nur Wahyuni (19.14201.30.10)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya baik
itu berupa sehat fisik, maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Konsep Kebudayaan dan Masyarakat Rumah Sakit” ini
disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Konsep Peran dan perilaku pasien dalam keperawatan yang peka budaya” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dan tidak terhingga kepada :

1. Ns. Nuriza Agustina, S.Kep., M.Kes., M.Kep selaku dosen penanggungjawab dan tim
pengajar pada mata kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan.

2. Ns. Abu Bakar Sidik, S.Kep., M.Kes selaku tim pengajar pada mata kuliah Psikososial
dan Budaya Dalam Keperawatan.

3. Teman-teman mahasiswa mahasiswa yang turut serta dalam membantu dalam


menyelesaikan makalah ini.

4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Semoga makalah ini ada manfaatnya baik baik pembaca maupun penulis.Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 10 April 2021

Penyusun

i
Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………...1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………2

2.1 Keperawatan Transkultural……………………………………………………………...2

2.2 Transkultur……………………………………………………………………………....3

2.3 Transkultural Dalam Praktek Keperawatan……………………………………………...4

2.4 Konsep Dalam KeperawatanTranskultural……………………………………………..6

2.5 Paradigma Transkultural Nursing……………………………………………………….8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………...10

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...10

3.2 Saran……………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-perubahan yang ada baik
di lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan di era
globalisasi ini termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut
perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang
dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut.
Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerapkan
asuhan keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah
teori Leininger tentang “transcultural nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan
dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge
untuk kultur yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran
terhadap perbedaan kultur berarti perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan
praktik berdasarkan kultur secara konsep  perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan
yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur
yang universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang
dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dia atas maka makalah ini akan menjelaskan tentang konsep
peran dan perilaku pasien dalam keperawatan yang peka budaya

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep
peran dan perilaku pasien dalam keperawatan yang peka budaya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keperawatan Transkultural


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, bentuk pelayanan bio-psiko-spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat (Lokakarya
Nasional,1983).
Keperawatan didefinisikan sebagai diagnosis dan tidakan terhadap respons manusia pada
masalah kesehatan aktual atau professional dan situasi kehidupan (Nusing: A Social Policy
Statement, 1985;NANDA,1990).
Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang
berorientasi pada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan yang memiliki
sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan atau asuhan
keperawatan yang bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat,
standar pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat
professional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
Peran perawat adalah melaksanakan pelayanan keperawatan dalam suatu sistem
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila,
khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas berdasarkan kaidah-kaidah, yaitu:
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggungjawab dalam mengelola asuhan
keperawatan.
2. Berperan aktif dalam kegiatan penelitian di bidang keperawatan dan menggunakan hasil
dari teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan.
3. Berperan aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat.
4. Mengembangkan diri terus menerus untuk meningkatkan kemampuan professional.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika
keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang
berperan aktif, reproduktif, terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi kemasa depan,
sesuai dengan perannya.
Dibawah ini peran perawat secara umum, yaitu:
1. Meyakinkan bahwa perusahaan memenuhi peraturan perundang-undangan.
2. Mengembangkan program surveillance kesehatan.
3. Melakukan konseling.

2
4. Melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitness.
5. Melakukan penilaian bahaya potensial kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
6. Mengelola piñatalaksanaan akibat kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan serta
masalah primer di perusahaan
7. Melaksanakan evaluasi kesehatan dan kecelakaan kerja.
8. Konsultasi dengan pihak manajemen dan pihak lain yang diperlukan.
9. Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan, mengembangkan dan
menganalisa program, pembiayaan, staffing serta administrasi umum.
Selain itu, peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989, terdiri dari:
a. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
b. Peran perawat sebagai advokat klien
c. Peran perawat sebagai edukator
d. Peran perawat sebagai koordinator
e. Peran perawat sebagai kolaborator
f. Peran perawat sebagai konsultan
g. Peran perawat sebagai pembaruan

2.2 Transkultur
Transkultural terdiri atas dua kata dasar yaitu “trans” yang berarti “berpindah” atau
“suatu perpindahan” dan satu kata lagi yaitu “kultur” yang berarti “kebudayaaan”. Kultur atau
keudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya juga
merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia (Wikipedia bahasa Indonesia). Secara singkat
keperawatan transkultural atau transkultural nursing dapat diartikan sebagai keperawatan lintas
budaya.

3
2.3 Transkultural Dalam Praktek Keperawatan

1. Konsep Perilaku

Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan). Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku,
media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar
dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan
evaluasi.

Menurut Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat
terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995)
menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu,
bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati
dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan social (Atkinson dkk,
1993). Menurut Harvey & Smith (1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur. Sikap tidak
dapat diamati secara langsung tetapi sikap dapat diketahui dengan cara menanyakan terhadap
yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan pertanyaan berbentuk skala.
.Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan
sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam proses belajar
ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output)
(Notoatmojo 1993)..

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut
faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.

Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan


predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan
tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh
sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku,
dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa
seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat
berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta
tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).

4
2. Perilaku Sehat Dan Perilaku Sakit

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons
seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1.Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance). Adalah perilaku atau usaha-usaha


seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga
aspek.
· Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

· Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan
di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu
diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

· Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi
penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini
sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior) Perilaku ini adalah menyangkut
upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau
perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar
negeri.

a. Perilaku kesehatan lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik


lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola
lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.

Seorang ahli lain (Becker, 1979 : 214) membuat klasifikasi l ain tentang perilaku kesehatan ini.

b. Perilaku hidup sehat Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup
antara lain:

- Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)

5
- Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan)

- Tidak merokok.

- Tidak minum-minuman keras dan narkoba.

- Istirahat cukup.

- Mengendalikan stres.

- Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya

c. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap
sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang : penyebab dan gejala
penyakit,pengobatan penyakit, dan sebagainya.

d. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien)
mempunyai peran, yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang
sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang
lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role).
Perilaku ini meliputi: :

· Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

· Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.

Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb)
dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada
dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan sebagainya)

2.4 Konsep Dalam KeperawatanTranskultural


Di dalam buku yang berjudul “Fundamentals of Nursing Concept and Procedures” yang
ditulis oleh Kazier Barabara ( 1983 ) mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah merupakan
suatu bagian dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan. Konsep ini ingin
memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam
perawatan adalah bersifat bio – psycho – social – spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan
harus didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
       Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai
manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma , adat istiadat menjadi acuan perilaku
manusia dalam kehidupan dengan yang lain . Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam
suatu tempat , selalu diulangi , membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya .
Keberlangsungan terus – menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai –

6
nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter , pola pikir , pola interaksi perilaku yang
kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural
nursing approach ).
Selain itu ada beberapa konsep lagi yang terkandung dalam transkultural nursing ;
a. Budaya
Adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan
untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan
tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu
yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki oleh
individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.
e. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut
ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia.
g. Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan
budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan
orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
h. Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik
actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring

7
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan
individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan
hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Cultural imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik
dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih
tinggi daripada kelompok lain.

2.5 Paradigma Transkultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan (Andrew and Boyle,
1995), yaitu manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan.
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya,
terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan
dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat
yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang
sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif
(Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas
kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan
yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh
manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di
daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan
sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.
8
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau
kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
 Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya berolah raga setiap pagi.
 Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu
klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani.
 Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

Klasifikasi perilaku kesehatan menurut Becker 1979. dibagi menjadi 3 yaitu :


 Perilaku sehat (health behavior)
perilaku individu yang ada kaitannya dengan healt promotion, health prevention, personal
hygiene, memilih makanan dan sanitasi.
 Perilaku sakit (illnes behavior)
semua aktivitas yang dilakukan individu yang merasa sakit untuk mengenal keadaan
kesehatannya atau rasa sakitnya. Pengetahuan dan kemampuan individu untuk mengenal
penyakit, pengetahuan dan kemampuan individu tentang penyakit dan usaha mencegah
penyakit.
 Perilaku peran sakit (the sick behavior)
segala aktivitas individu yang sedang menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan.

BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikankeperawatan,


berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.Implikasi
berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru
dilakukan.

Transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaanh dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat, sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (leininger, 2002).

3.2 Saran

Perawat diharapkan memahami betapa pentingnya peran agama dalam keperawatan,


karena perawat dituntut untuk bisa melayani kebutuhan klien sesuai dengan ajaran ajaran
agama.Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini dapat
memahami pengertian dan memahami model dan konsep dari Peranan Agama dan Kepercayaan
dalam Keperawatan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan
kepemimpinan yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan
pemikiran para pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://faizalbnu.blogspot.co.id/2014/10/makalah-implikasi-penggunaan.html

10
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Keperawatan%20Transkultural-SP.pdf
http://wwwpusink.blogspot.co.id/p/hubungan-antara-lingkungan-dan-perilaku.html
http://dokumen.tips/documents/transkultural-nursing-55c1ea59e1c89.html
http://wineralways.blogspot.co.id/2012/05/makalah-peran-agama-dalam-keperawatan.html
http://www.academia.edu/7087243/ASUHAN_KEPERAWATAN_TRANSKULTURAL_
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam
Konteks Budaya, Jakarta, UI Press
Royal College of Nursing (2006), Transcultural Nursing Care of Adult ; Section One
Understanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing Care
Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Two
Transcultural NursingModels ; Theory and Practice, Ditelusuri tanggal
14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Three
Application of Transcultural Nursing Models, Ditelusuri tanggal 14
Oktober 2006 dari http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

11

Anda mungkin juga menyukai