BUDAYA
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Ns.Nuriza Agustina,S.Kep,.M.Kes,.M.Kep
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya baik
itu berupa sehat fisik, maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Konsep Kebudayaan dan Masyarakat Rumah Sakit” ini
disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Konsep Peran dan perilaku pasien dalam keperawatan yang peka budaya” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dan tidak terhingga kepada :
1. Ns. Nuriza Agustina, S.Kep., M.Kes., M.Kep selaku dosen penanggungjawab dan tim
pengajar pada mata kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan.
2. Ns. Abu Bakar Sidik, S.Kep., M.Kes selaku tim pengajar pada mata kuliah Psikososial
dan Budaya Dalam Keperawatan.
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Semoga makalah ini ada manfaatnya baik baik pembaca maupun penulis.Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………2
2.2 Transkultur……………………………………………………………………………....3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...10
3.2 Saran……………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-perubahan yang ada baik
di lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan di era
globalisasi ini termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut
perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang
dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut.
Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerapkan
asuhan keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah
teori Leininger tentang “transcultural nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan
dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge
untuk kultur yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran
terhadap perbedaan kultur berarti perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan
praktik berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan
yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur
yang universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang
dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979).
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep
peran dan perilaku pasien dalam keperawatan yang peka budaya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitness.
5. Melakukan penilaian bahaya potensial kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
6. Mengelola piñatalaksanaan akibat kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan serta
masalah primer di perusahaan
7. Melaksanakan evaluasi kesehatan dan kecelakaan kerja.
8. Konsultasi dengan pihak manajemen dan pihak lain yang diperlukan.
9. Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan, mengembangkan dan
menganalisa program, pembiayaan, staffing serta administrasi umum.
Selain itu, peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989, terdiri dari:
a. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
b. Peran perawat sebagai advokat klien
c. Peran perawat sebagai edukator
d. Peran perawat sebagai koordinator
e. Peran perawat sebagai kolaborator
f. Peran perawat sebagai konsultan
g. Peran perawat sebagai pembaruan
2.2 Transkultur
Transkultural terdiri atas dua kata dasar yaitu “trans” yang berarti “berpindah” atau
“suatu perpindahan” dan satu kata lagi yaitu “kultur” yang berarti “kebudayaaan”. Kultur atau
keudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya juga
merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia (Wikipedia bahasa Indonesia). Secara singkat
keperawatan transkultural atau transkultural nursing dapat diartikan sebagai keperawatan lintas
budaya.
3
2.3 Transkultural Dalam Praktek Keperawatan
1. Konsep Perilaku
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan). Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku,
media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar
dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan
evaluasi.
Menurut Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat
terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995)
menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu,
bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati
dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan social (Atkinson dkk,
1993). Menurut Harvey & Smith (1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur. Sikap tidak
dapat diamati secara langsung tetapi sikap dapat diketahui dengan cara menanyakan terhadap
yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan pertanyaan berbentuk skala.
.Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan
sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam proses belajar
ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output)
(Notoatmojo 1993)..
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut
faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
4
2. Perilaku Sehat Dan Perilaku Sakit
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons
seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
· Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan
di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu
diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
· Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi
penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini
sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior) Perilaku ini adalah menyangkut
upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau
perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar
negeri.
Seorang ahli lain (Becker, 1979 : 214) membuat klasifikasi l ain tentang perilaku kesehatan ini.
b. Perilaku hidup sehat Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup
antara lain:
5
- Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan)
- Tidak merokok.
- Istirahat cukup.
- Mengendalikan stres.
- Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya
c. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap
sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang : penyebab dan gejala
penyakit,pengobatan penyakit, dan sebagainya.
d. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien)
mempunyai peran, yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang
sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang
lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role).
Perilaku ini meliputi: :
· Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb)
dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada
dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan sebagainya)
6
nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter , pola pikir , pola interaksi perilaku yang
kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural
nursing approach ).
Selain itu ada beberapa konsep lagi yang terkandung dalam transkultural nursing ;
a. Budaya
Adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan
untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan
tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu
yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki oleh
individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.
e. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut
ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia.
g. Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan
budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan
orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
h. Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik
actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring
7
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan
individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan
hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Cultural imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik
dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih
tinggi daripada kelompok lain.
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaanh dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat, sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (leininger, 2002).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://faizalbnu.blogspot.co.id/2014/10/makalah-implikasi-penggunaan.html
10
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Keperawatan%20Transkultural-SP.pdf
http://wwwpusink.blogspot.co.id/p/hubungan-antara-lingkungan-dan-perilaku.html
http://dokumen.tips/documents/transkultural-nursing-55c1ea59e1c89.html
http://wineralways.blogspot.co.id/2012/05/makalah-peran-agama-dalam-keperawatan.html
http://www.academia.edu/7087243/ASUHAN_KEPERAWATAN_TRANSKULTURAL_
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam
Konteks Budaya, Jakarta, UI Press
Royal College of Nursing (2006), Transcultural Nursing Care of Adult ; Section One
Understanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing Care
Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Two
Transcultural NursingModels ; Theory and Practice, Ditelusuri tanggal
14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
Transcultural Nursing Care of Adult ; Section Three
Application of Transcultural Nursing Models, Ditelusuri tanggal 14
Oktober 2006 dari http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
11