Anda di halaman 1dari 12

Makalah

RAGAM BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT

DISUSUN OLEH

NAMA ; ANISA RAHMADINI

NPM ; 195140069

KELAS ; KEPERAWATAN 2

DOSEN PEMBIMBING; ; Ds.Resa Livia N S,Kep.M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “RAGAM BUDAYA DAN ADAT
ISTIADAT” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin
ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari dosen pembimbing. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf apabila makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun,
sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah
sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Lampung, 13 , Mei 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................I

KATA PENGANTAR.......................................................................................II

DAFTAR ISI.....................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………1

 LATAR BELAKANG……………………………………………....1
 TUJUAN……………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………2

 Konsep dalam Transcultural Nursing ……….2


 Konsep terlaksananya keperawatan budaya……4
 Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya ….5
 Beberapa Instrumen Pengkajian Budaya…….5
 .Pedoman Dalam Berhubungan Dengan Klien
dengan Budaya yang Berbeda ……………….6
 Bentuk Komunikasi Transkultural ………….7

BAB III PENUTUP……………………………………………8

 KESIMPULAN………………………………………8
 DAFTAR PUSTAKA………………………………..8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

keperawatan transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan


konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural asuhan
keperawatan budaya Transkultural Lintas budaya, budaya yang satu
mempengaruhi budaya yang lain.,Semua asuhan keperawatan bersifat lintas
budaya, Perawat punya kompetensi budaya berdiskusi dengan klien dan
tidak menyebabkan konflik Kompetensi perawat, pengetahuan, sikap,
ketrampilan .Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal.

Dalam melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat


perlu memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan
budaya. Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam
asuhan keperawatan transkultural, melalui strategi utama intervensi, yaitu
mempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi budaya.

B. TUJUAN

 Mampu menerapkan Konsep trankultural dalam menganaalisis


fenomena budaya pasien
 Agar mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami tentang ragam
budaya dan adat istiadat pasien

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Keperawatan Transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan


Peran perawat transkultural menjembatani antara sistem perawat yang
dilakukan oleh masyarakat awam dengan perawatan profesional melalui
asuhan keperawatan. Keperawatan lintas budaya merupakan bidang
studi dan praktik formal yang berfokus pada analisis komparatif budaya
dan sub budaya di dunia dalam kaitanya dengan keperawatan kultural,
kepercayaan tentang kesehatan dan penyakit, nilai-nilai dan praktik
yang bertujuan untuk menggunakan pengetahuan ini dalam memberikan
perawatan sesuai budaya tertentu atau sesuai budaya universal kepada
semua orang (Leininger,1978). Keperawatan lintas budaya memberikan
kerangka budaya kerja untuk memenuhi kebutuhan keperawatan
kesehatan dari kelompok dengan latar budaya beraneka

 Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Konsep dalam Transcultural Nursing
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota
kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi
petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang
lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan
pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan
3. Perbedaan budaya, dalam asuhan keperawatan merupakan
bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan,
mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan
yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang
datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger,
1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu
yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain
5. Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau
kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan
kebiasaan yang lazim
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan
pada mendiskreditkan asal muasal manusia
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya.
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu,
menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan
dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik
diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung dan mengarahkan individu,
keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia.
10. Cultural Care. berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk
mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang
digunakan untuk mebimbing, mendukung
 Konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu: (Andrew andBoyle,
1995)
1. Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995)
2. Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew
and Boyle, 1995)
3. Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai
suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi.
Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik
adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang
hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan
yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan
bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu
seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan
4. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
 Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Perawat harus memulai pengkajian dengan melihat latar budaya
cultural yang di miliki klien dan latar belakang social juga
ketrampilan bahasa yang dimilikinya. Ini diperlukan dalam
mengumpulkan data mengenai penyebab penyakit dan masalah
klien. Proses pendekatan ini diperlukan untuk mengetahui atau
mengidentifikasi apakah klien mempunyai latar belakang budaya
tradisional yang lebih dominan di bandingkan dengan budayanya
yang modern. Sebelum memulai pengkajian perawat harusnya :
1. Membina hubungan saling percaya terlebih dahulu dengan klien
2. Mengidentifikasi bahasa yang digunakan
3. Mempelajari pola komunikasi kien dengan mengobservasi
kemampuan verbal dan nonverbalnya, contoh prilaku nonverbal
dengan sentuhan, kontak mata
4. Mempelajari prilaku bermakna yang dimiliki klien – perawat
dalam berinteraksi
 Beberapa Instrumen Pengkajian Budaya
Pengkajian budaya merupakan pengkajian yang sistematik dan
komprehensif dari nilai – nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan
praktik individual, keluarga dan komunitas. Tujuan pengkajian
budaya adalah untuk mendapatkan informasi yang signifikan dari
klien sehingga perawat dapat menerapkan kesamaan pelayanan
budaya. Salah satu masalah dalam pengkajian budaya adalah
kurangnya kemampuan untuk mengkaji pihak dalam atau perspektif
etnik klien dan interpretasi informasi selama penilaian. Hal ini dapat
tertolong dengan mengunakan pertanyaan terbuka, terfokus, dan
kontras. Tujuannya adalah mendorong klien agar dapat
menggambarkan nilai – nilai, kepercayaan, dan praktik yang berarti
untuk pelayanan mereka yang tidak disadari oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan. Pertanyaan berorientasi budaya pada dasarnya
bersifat luas dan membutuhkan lebih banyak penjelasan. Sebaliknya
pengkajian budaya bersifat mencampuri dan menghabiskan waktu
serta membutuhkan hubungan saling percaya antara sesama
partisipan. Komunikasi yang kurang biasanya terjadi pada hubungan
interkultural. Hal ini disebabkan perbedaan bahasa dan komunikasi
di antara partisipan

 .Pedoman Dalam Berhubungan Dengan Klien dengan Budaya


yang Berbeda
1. Kaji nilai – nilai kepercayaan pribadi anda terhadap budaya
yang berbeda. Review kembali pengalaman pribadi Singkirkan
nilai – nilai, bias, ide – ide dan tingkah laku yang berpengaruh
negatif terhadap perawatan
2. Kaji variabel – variabel komunikasi dari perspektif budaya
Tentukan identits etnis pasien Gunakan pasien sebagai
sumbernya (apabila memungkinkan). Kaji faktor – faktor
kultural yang dapat mempengaruhi hubungan perawat dan klien
kemudian beresponlah dengan tepat.
3. Rencanakan perawatan sesuai dengan kebutuhan komunikasi
dan latar belakang budaya. Pelajari sebanyak mungkin tentang
budaya dan kepercayaan klien. Dorong pasien untuk
menyatakan persepsinya terhadap kesehatan, sakit dan
pelayanan kesehatan. Rasa sensitif terhadap keunikan pasien.
Komunikasi pada tingkatan fungsi pasien. Evaluasi efektifitas
tindakan keperawatn dan modifikasi apabila diperlukan
4. Modifikasi pendekatan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan
budaya. Perhatikan tanda – tanda rasa takut, kecemasan dan
kebingungan klien Beri respon yang menenangkan hati dengan
mempertahankan budaya klien.
5. Pahami bahwa penghargaan terhadap klien merupakan
hubungan yang terapeutik. Berkomunikasi dengan hormat
menggunakan pendekatan pendekatan yang baik dan
menenangkan hati. Gunakan teknik mendengar yang sesuai
6. Berkomunikasi tanpa cara – cara yang kelihatan mengancam.
Lakukan wawancara tanpa terburu – buru Ramah tamah.
Tanyakan pertanyaan yang umum selama mengumpulkan
informasi. Bersikap sabar apabila respon klien tidak sesuai
dengan persoalan kesehatan klien. Ciptakan hubungan saling
percaya dengan mendengar secara teliti, dan berikan waktu serta
perhatian penuh pada klien.
7. Gunakan teknik validasi dalam komunikasi. Sadar akan
fedback / respon klien yang tidak mengerti. Jangan membuat
asumsi pengertian tanpa distorsi.
8. Pahami adanya keengganan untuk membicarakan masalah yang
berhubungan dengan seksualitas. Sadari bahwa dalam beberapa
budaya permasalahan seksual tidak dapat dibicarakan secara
leluasa dengan perawat / orang dengan jenis kelamin yang
berbeda.
9. Adopsi pendekatan khusus, apabila pasien berbicara dengan
bahasa yang berbeda. Gunakan intonasi suara dan ekspresi
wajah yang perhatian untuk membantu mengurangi ketakutan
klien. Bicara dengan perlahan dan jelas, namun tidak keras.
Gunakan bahasa isyarat, gambar, dan bermain peran untuk
membantu pemahaman klien. Ulangi pesan dengan cara yang
berbeda jika diperlukan. Perhatikan kata – kata yang dipahami
klien dan gunakan itu sesering mungkin. Pertahankan pesan
yang sederhana dan ulangi terus menerus Hindari penggunaan
istilah medis dan singkatan yang tidak dipahami klien. Gunakan
kamus bahasa yang tepat.
10. Gunakan interpreter (penerjemah) untuk meningkatkan
komunikasi. Minta interpreter untuk menerjemahkan pesan,
tidak hanya kata – kata pribadi. Dapatkan fedback untuk
mengkonfirmasi pemahaman
 Bentuk Komunikasi Transkultural

Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk


mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan pemahaman
keperawatan transkultural untuk meningkatkan kebudayaan yang
spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. Transkultural
nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat
dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercaayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia. Komunikasi antara perawat dan klien merupakan,
komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya dapat dimulai
melalaui proses diskusi dan bila perlu dapat dilakukan identifikasi
melalui bagaimana cara masyarakat dari berbagai budaya
diindonesia berkomunikasi ,misalnya di suku jawa, betawi, sunda,
padang, Bengkulu, osing, tengger, dan sebagainya. Komunikasi
lintas budaya dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar atau menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa ibu. Bila tidak memahami bahasa klien,
perawat dapat menggunakan penerjemah. Dalam komunikasi lintas
budaya, perawat dapat menjumpai suatu hal yang pada budaya
tertentu bermakna positif tetapi di budaya lain bermakna negative.
Hal ini harus di pahami oleh perawat sehingga tidak menyebabkan
terputusnya komunikas
BAB III

PENUTUP

A .KESIMPULAN

. Budaya adalah pola asumsi, keyakinan, dan praktik yang secara


tidak sadar membentuk/ membimbing pandangn dan keputusan
secara kelompok masyarakat (Buchwald dkk, 1994). . Keperawatan
lintas budaya merupakan bidang studi dan praktik formal yang
berfokus pada analisis komparatif budaya dan sub budaya di dunia
dalam kaitanya dengan keperawatan kultural, kepercayaan tentang
kesehatan dan penyakit, nilai-nilai dan praktik yang bertujuan untuk
menggunakan pengetahuan ini dalam memberikan perawatan sesuai
budaya tertentu atau sesuai budaya universal kepada semua orang
(Leininger,1978). Keperawatan lintas budaya memberikan kerangka
budaya kerja untuk memenuhi kebutuhan keperawatan kesehatan
dari kelompok dengan latar budaya beraneka Salah satu masalah
dalam pengkajian budaya adalah kurangnya kemampuan untuk
mengkaji pihak dalam atau perspektif etnik klien dan interpretasi
informasi selama penilaian. Hal ini dapat tertolong dengan
mengunakan pertanyaan terbuka, terfokus, dan kontras. Tujuannya
adalah mendorong klien agar dapat menggambarkan nilai – nilai,
kepercayaan, dan praktik yang berarti untuk pelayanan mereka yang
tidak disadari oleh penyelenggara

DAFTAR PUSTAK

AdiAdriansyah.”TRANSKULTURAL BUDAYA
KEPERAWATAN”Slideshare

Anda mungkin juga menyukai