Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA

TRANSKULTURAL BUDAYA DALAM KEPERAWATAN


Dosen: Kens Napolion SKP,M.kep,S.Kep J

Disusun oleh:

Nama : Andi Nurul Azizah Masdulhaq

Nim : 1901002

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

S1 KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb .

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat AllahSWT,


karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah yang berjudul “Trankultural
budaya dalam keperawatan” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini menguraikan beberapa pokok bahasan yang di susun dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan yang luas kepada pembaca dan lebih mengerti
mengenai “Trankultural budaya dalam keperawatan”
Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak
yang telah memberi dukungan dan bantuan yang sangat besar kepada kami, baik berupa
dukungan moral maupun material, atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 05 Mei 2020

Andi Nurul Azizah Masdulhaq


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................

Daftar Isi ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................
D. Manfaat Penulisan .............................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep transkultural budaya dalam keperawatan..............................


B. Contoh implikasi/penerapan transkulutural budaya dalam
keperawatan .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang
kesehatan itu sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya
sangat penting untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan antara budaya dan kesehatan  sangatlah erat hubungannya, sebagai
salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk
kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa
memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya
suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya
dengan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
hubungan ilmu Antropologi kesehatan dan penerapannya dalam ilmu keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa itu konsep transkultural budaya dalam keperawatan?
2. Bagaimana contoh implikasi/penerapan transkulutural budaya dalam keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah, yaitu:
1. Tujuan umum
Agar pembaca dapat memahami tentang teori transkultural budaya dalam
keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya konsep transkultural budaya dalam keperawatan.
b. Diketahuinya contoh implikasi/penerapan transkulutural budaya dalam keperawatan.
D. Manfaat
Makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang teori
transkultural budaya dalam keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep transkultural budaya dalam keperawatan
Konsep dalam transcultural nursing adalah :
1. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2. Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
4. Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki
individu  menganggap budayanya adalah yang terbaik
5. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
6. Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
7. Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap
individu.
8. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia
9. Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10. Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan
berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan
damai
11. Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan
nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari
kelompok lain.

      Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang,


keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai  latar
belakang budaya, terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu :
a. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

b. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan
untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan,
pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup
rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah
keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga
atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial
individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat
hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
·         Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
B. Contoh implikasi/penerapan transkulutural budaya dalam keperawatan
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui
asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan
keperawatan yaitu:
1. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai
dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat
meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya
berolahraga setiap pagi.
2. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain
yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.
3. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien
yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan


asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan
oleh perawat sebagai landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian,diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise
Model” yaitu:
1. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan
alternative dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri.
Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status
pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan
kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
3. Faktos sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu
kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang
dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
7. Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan
klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.
Contoh kasus:
Tn. Ali Anyang berusia 21 tahun tinggal di Barito Raya-
kalimantanketurunan suku Bakumpai merupakan Sub suku dayak. Saat ini berada di
ruang perawatan interna dengan diagnose medis ulkus peptikum.
Klien masuk dirumahsakit dengan keluhan nyeri di ulu hati, demam,
hematemesis-melena, mual, dankurang nafsu makan. Saat ini Tn. A di jaga oleh
ibunya. Keluarga Tn. Amenggunakan daun sawang untuk diusapkan dan di urutkan ke
sekujur tubuh Tn.A, mereka percaya daun sawang dapat mengeluarkan benda-benda
dan roh jahatyang bersemayam dalam tubuh Tn. A.
Klien dan keluarga percaya bahwa sakityang didapat dan tidak bisa
sembuh merupakan hukuman para dewa. KeluargaTn. A juga membaca mantra tiap
pagi kepada Tn. A dan meletakkan beberapasesajen di dekat tempat tidur Tn. A seperti
kemenyam, minyak ikan, mayang pinang, beras kuning, kelapa tua, kelapa muda,
banyu gula, serta piduduk (beras,gula merah, telur ayam, dan kelapa). Mereka percaya
sesajen ini di sukai olehdewa kemudian mempercepat penyembuhan penyakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital maka di dapat hasil TD :
90/50 mmHg, N:72x/menit, P : 20 x/menit, dan S : 380C. Dari penampilan klien Warna
kulit: sawo matang (turgor kulit baik),Rambut: ikal, Struktur tubuh: kurus, dan Bentuk
wajah: bulat.
1. PENGKAJIAN
a. Data Demografi
 Nama lengkap: Tn. Ali anyang
Nama panggilan: Tn. A
Nama keluarga: Tn. A
Alamat: Barito raya
Jenis kelamin: laki-laki
Tempat lahir : Barito raya
Dignosis medis : Ulkus peptikum 
b. Data Biologis/variasi biokultural
Warna kulit: sawo matang (turgor kulit baik)
Rambut: ikal
Struktur tubuh: kurus
Bentuk wajah: bulat
TTV:TD : 90/50 mmHg
N : 72 x/menit
P : 20 x/menit
S : 380C

Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transkultural.


a. Faktor Teknologi
1) Keluarga Tn. A menggunakan fasilitas perahu kayu untuk
menyeberangi desakemudian menggunakan transportasi darat untuk
sampai ke RS.
2) Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat dan kadang
jugamenggunakan bahasa Indonesia
3) Keluarga klien kurang meyakini tindakan kesehatan yang diberikan
kepada klienyang tidak sesuai dengan keyakinannya
b. Faktor agama dan filosofi
1) Keluarga tn. A mempercayai tentang adanya Tuhan yang maha kuasa
yangdianggap sebagai para dewa
2) Pandangan klien dan keluarga tentang sakit yang diderita karena
merupakanhukuman dari para dewa
3) Yang dilakukan klien dan keluarganya untuk berusaha
menyembuhkan klienadalah membaca mantra, menyajikan sesajen,
dan menggunakan daun sawang
c. Faktor social dan ikatan kekerabatan (kindship)
1) Pernyataan klien atau orang lain tentang kesehatannya: Buruk
2) Status perkawinan: Belum pernah menikah
3) Klien dirumah tinggal dengan: Orang tua.
4) Tindakan yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarganya
sakit:mengusapkan daun sawang pada tubuh yang sakit
d. Nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup
Masyarakat suku bakumpai-dayak dibariton apabila ada
keluarga yang sakit dantidak dapat disembuhkan menurut keluarga klien
mangatakan bahwa sakittersebut merupakan hukuman dari dewa. Sehingga
biasanya dilakukan upacara badewa yang dilakukan secara
alternative pengobatan sebagaimana lazimnya
para penganut animism dalam melakukan pemujaan para de
wa dengan membuatsesajen untuk dipersembahkan kepada dewa yang
dimaksud. Untuk mempercepatdatangnya roh gaib, diperlukan sarana
penunjang berupa seperangkat gamelan.Upacara ini biasanya dilakukan oleh
seorang dalang atau pembaca mantra.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Tn.A biasanya di tunggu dengan kedua orang tua atau keluarga yang lain.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Tn.A berkerja serabutan( tidak tentu), biaya pengobatan dari tabungan
keluargadan bantuan dar pemerintahan atau bantuan dari tempat Tn.A
tinggal, Tn.A tidakmemeliki asuransi kesehatan .
2. Analisa Data
a. Data subjektif 
Data objektif keluarga mengatakan bahwa daun tersebut dapat mengusirroh-
roh jahatKeluarga mengatakan bahwasesajen tersebut
mempercepatkesembuhanTn. A dan keluarga mengatakan dengan mengusap
tubuh kliendengan daun sawang kemudian membaca mantra dapat mengusir
roh jahat. Klien mengeluh sakit ulu hati,mual, demam, mual, kurang nafsu
makan.
b. Data objektif
Keluarga pasien membawa daun sawang untuk diusapkanketubuh klien.
Keluarga klien membawasesajen dan kemenyam dikamar pasien pada saat
klien dan keluargadiberikan pendidikan kesehatan masih terlihat
bingung.Ekspresi wajah tampak meringis. Nyeri tekan pada abdomenkuadran
kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.Tanda-tanda vital :T : 90/50
mmHg N : 72 x/menitP : 20 x/menitS : 380C.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri ber-hubungan dengan adanya perada-
ngan padalambung
b. Ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem
nilai yangdiyakini.
c. Distres spiritual/gangguan spiritual berhubungan dengan batasan
atau pencegahan praktik ritual keagamaan atau budaya di RS
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kepercayaan tentang
efektifitas perilaku promosi kesehatan
4. Intervensi
Salah satu dari diagnosa keperawatan yang paling memberi pengaruh
kepada petugas kesehatan, klien, dan keluarga, serta kebudayaan suku:Distress
kultural berhubungan dengan batasan atau pencegahan praktik ritualkeagamaan
atau budaya di RSDistress kultural berhubungan dengan batasan atau pencegahan
praktik ritualkeagamaan atau budaya di RS, ditandai dengan :
DO Keluarga klien membawa sesajen dan kemenyam di kamar pasien
DS Keluarga mengatakan bahwa sesajen tersebut mempercepat
kesembuhan
Tujuan:
Klien dan keluarga menerima clan memahami penjelasan dari perawat
tentangdampak dari sesajen. 
Klien menerima tindakan dengan prinsip
Culture Care Repatterning on Restructuring   

Kriteria hasil:
Setelah 2x pertemuan klien dapat menerima perubahan yang akan
diterapkan perawat. Mengidentifikasi alternatif untuk membentuk pola koping
5. Rencana tindakan
a. Kaji seberapa jauh keyakinan pasien dan keluarga
b. Anjurkan keluarga klien menyalakan sesaji di rumah dan mendoakan dari
rumah
c. Kaji individu terhadap perubahan-perubahan yang baru dialami klien.
d. Gali pengertian individu tentang masalah-masalah dan pengharapannya
pada pengobatan dan hasil-hasil diharapkan.
e. Tetapkan apakah keyakinan realistis atau tepat.
f. Pastikan hak-hak pasien untuk menolak semua atau sebagian dari
aturan pengobatan yang dianjurkan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/39570540/Askep_tentang_keperawatan_transkultural
( diakses tanggal 05 mei 2020)
https://ayipsyarifudinnur.blogspot.com/2012/11/makalah-transkultural-nursing.html
( diakses tanggal 05 mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai