Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

TRANSCULTURAL NURSING

Dosen Pengampu :
Ns. Nita Yunianti Ratnasari, M,Kes.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :

1. Nadiya Ayu Susilowati ( 210208036 )


2. Nurul Izzati ( 210208040 )
3. Rista ( 210208045 )
4. Siti Aprilia ( 210208080 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, dengan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyusun sebuah makalah tentang “Transcultural Nursing”. Selanjutnya shalawat
dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Komunitas, orang tua, dan teman-teman semua atas doa dan dukungannya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini, dari dosen maupun pembaca.

Surakarta, 19 Maret 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transcultural adalah lintas budaya yang memiliki efek bahwa satu budaya
mempengaruhi budaya lain. Atau pertemuan kedua nilai budaya yang berbeda melalui
proses interaksi sosial. Leininger (1985) mendefinisikan paradigma keperawatan
lintas budaya sebagai perspektif “kepercayaan” nilai-nilai “konsep dalam pelaksanaan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya dari empat konsep dasar
keperawatan.
model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger untuk menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya direpresentasikan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model)
Geisser (1991) menyatakan bahwa perawat menggunakan proses keperawatan
sebagai dasar untuk memikirkan dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle" 1995. Manajemen asuhan keperawatan dilakukan mulai dari
tahap evaluasi “diagnosis keperawatan”, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keperawatan transkultural?
2. Apa itu Paradigma keperawatan transkultural?
3. Bagaimana Proses Keperawatan Transkultural?
C. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami tentang definisi Transkultural nursing,
Paradigma Keperawatan, Proses Keperawatan Transkultural.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Pengertian transcultural jika dilihat dari arti kata, transcultural berasal dari
kata trans dan culture, trans berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melalui, melalui, melalui,
melalui. Sedangkan Cultura berarti kebudayaan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kebudayaan berarti; budaya, cara memelihara, memanen. Keyakinan, nilai
dan pola perilaku yang berlaku umum pada suatu kelompok dan diwariskan kepada
generasi berikutnya, sedangkan media budaya; sesuatu yang berkaitan dengan budaya.
Budaya itu sendiri berarti: pikiran, prestasi dan adat istiadat. Dan yang dimaksud
dengan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan kreasi akal budi (mind) manusia
sebagai kepercayaan, seni dan adat istiadat atau tubuh pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang berfungsi untuk membimbing tingkah lakunya. Kebudayaan
merupakan manifestasi atau bentuk interaksi nyata sebagai manusia sosial. Oleh
karena itu, transkultural dapat diartikan sebagai transkultural yang berdampak satu
budaya mempengaruhi budaya lain atau bahkan pertemuan dua nilai budaya yang
berbeda melalui proses interaksi sosial.
Transcultural Nursing merupakan suatu area yang berkaitan dengan perbedaan
maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda, ras, yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada
klien/pasien) menurut Leininger (1991). Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002).
Salah satu kunci suksesnya pelayanan keperawatan adalah pemahanan
terhadap budaya yang dipercaya oleh klien. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pendekatan pendekatan transkultural. Hal ini didasarkan pada konsep keperawatan
yang mencakup pemberian pelayanan bio- psiko-sosio-kultural dan spiritual secara
komprehensif baik sehat maupun sakit dalam seluruh kehidupan manusia. Pendekatan
transkultural adalah asuhan keperawatan yang berorientasi pada latar belakang budaya
berupa norma, kepercayaan, adat istiadat, dan gaya hidup yang menjadi acuan untuk
berfikir dan bertindak. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
mempertahankan budaya yang tidak bertentangan dengan kesehatan dan mengubah
atau mengganti budaya klien yang merugikan kesehatan klien (Meltzer et al., 2011).
B. Tujuan Keperawatan Transkultural
Adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien menyesuaikan diri
dengan budaya tertentu yang paling bermanfaat bagi kesehatannya. Perawat juga
dapat membantu klien memilih dan menentukan budaya lain yang lebih kondusif
untuk peningkatan kesehatan. Misalnya, jika klien hamil dilarang makan makanan
yang berbau amis, seperti ikan, maka klien dapat mengganti sumber protein nabati
dengan ikan tersebut. Semua perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang
dengan mempertimbangkan latar belakang budaya sehingga budaya semakin dilihat
sebagai cetak biru kehidupan yang lebih baik. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang paling menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
C. Paradigma Keperawatan Transkultural
Paradigma keperawatan transkultural Leininger (1985) didefinisikan sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai dan konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya dari empat konsep dasar keperawatan yaitu:
manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan.
Empat Komponen Landasan Berpikir Paradigma Keperawatan Transkultural
a. Manusia
Individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai dan norma
yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan dan bertindak.
Manusia yang memiliki kemampuan kognitif cenderung mempertahankan
kebudayaannya di mana pun berada
b. Kesehatan/sehat sakit
Kesehatan adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan klien dalam
mengisi kehidupannya, yang terletak pada rentang sehat/sakit. Kesehatan
adalah keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diamati dalam kegiatan sehari-hari. Klien dan perawat memiliki
tujuan yang sama, yaitu mempertahankan keadaan kesehatan dalam
rentang penyesuaian sehat-sakit.
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai fenomena umum yang
mempengaruhi perkembangan, keyakinan dan perilaku pelanggan.
Lingkungan dipandang sebagai totalitas kehidupan di mana pelanggan dan
budaya mereka berinteraksi satu sama lain. Ada tiga bentuk lingkungan,
yaitu: fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam
atau buatan manusia yang berguna untuk mempertahankan kehidupan.
Misal: penggunaan obat-obatan untuk Keperawatan Kesehatan Manusia-
Keperawatan Kesehatan Lingkungan, pembuatan alamat sesuai dengan
iklim dan lingkungan geografis. Lingkungan sosial adalah keseluruhan
struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga
atau kelompok dalam masyarakat yang lebih besar yang mempengaruhi
kehidupan.
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam
praktik keperawatan yang dipercayakan kepada klien berdasarkan latar
belakang budayanya. Keperawatan bertujuan untuk memberdayakan atau
memberdayakan orang tergantung pada budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam keperawatan adalah melindungi/ mempertahankan
budaya, mengakomodasi/ menegosiasikan budaya, dan mengubah/
mengganti budaya klien.
D. Konsep dalam Transkultural Nursing
1. Budaya
Norma atau aturan tindakan anggota kelompok yang dipelajari dan dibagikan serta
berfungsi sebagai panduan untuk berpikir, bertindak, dan membuat keputusan
2. Nilai-nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan favorit atau tindakan yang terjadi pada waktu
tertentu dan menjadi dasar tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam keperawatan
Merupakan cara optimal dalam memberikan asuhan keperawatan, mengacu pada
kemungkinan variasi dalam pendekatan keperawatan yang diperlukan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghormati nilai-nilai budaya, keyakinan dan
tindakan individu, termasuk kepekaan terhadap lingkungan keperawatan. orang
yang dapat kembali (Leininger, 1985).
4. Etnosentris
Persepsi etnosentris dipegang oleh individu yang menganggap budayanya paling
baik diantara budaya orang lain.
5. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras atau kelompok budaya tertentu yang
diklasifikasikan menurut kesamaan ciri dan kebiasaan.
6. Ras
Perbedaan rasial dalam berbagai jenis manusia didasarkan pada pendiskreditan
asal usul manusia.
7. Etnografi Ilmu Budaya
Sebuah pendekatan metodologis untuk penelitian etnografi memungkinkan
perawat untuk mengembangkan kesadaran yang lebih besar dari perbedaan
budaya individu, menentukan dasar pengamatan untuk mempelajari lingkungan
dan orang-orang, dan memberikan umpan balik timbal balik antara keduanya.
8. Care
Fenomena yang berkaitan dengan bimbingan, pendampingan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan peristiwa untuk memenuhi kebutuhan
nyata dan potensial guna meningkatkan kondisi dan kualitas hidup manusia.
9. Caring
langsung yang ditujukan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan
individu, keluarga atau kelompok dalam menghadapi situasi nyata atau kebutuhan
yang diperkirakan sebelumnya untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10. Cultural Care
menyangkut kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai-nilai, kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing. mendukung atau memberikan
kesempatan kepada individu, keluarga atau kelompok untuk memelihara
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dengan keterbatasan dan
mencapai kematian yang damai
11. Cultural Imposition
Mengenai kecenderungan profesional perawatan kesehatan untuk memaksakan
keyakinan, praktik, dan nilai pada budaya orang lain karena mereka percaya
bahwa gagasan yang dipegang oleh perawat lebih unggul daripada kelompok lain.
E. Proses Keperawatan Transkultural
Leininger mengembangkan model konseptual yang menjelaskan konteks
budaya dalam asuhan keperawatan dalam bentuk Sunrise Model terdapat
keberagaman budaya dalam kehidupan sehari-hari dan menjelaskan pentingnya
pengkajian budaya harus dilakukan secara komprehensif. Model tersebut beranggapan
bahwa nilai-nilai pelayanan budaya, kepercayaan dan praktik merupakan hal yang
tidak dapat diubah dalam budaya dan dimensi struktural sosial masyarakat, termasuk
konteks lingkungan, bahasa dan riwayat etnik (Perry & Potter, 2009).
1. Pengkajian dalam keperawatan transkultural
Beberapa komponen yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan dalam
pendekatan Sunrise Model (Melo, 2013) :
a. Faktor teknologi
Faktor teknologi dapat berupa akses pada teknologi informasi,
akses dalam komunikasi, akses pada media dan pers, akses pada alat
elektronik di lingkungan, akses pada pelayanan kesehatan. Dalam hal
ini lansia dapat mencari akses informasi terkait kesehatan di
lingkungan sekitar dan pelayanan kesehatan terdekat dengan mudah di
era globalisasi serta memanfaatkan perkembangan teknologi guna
memperoleh alat untuk menunjang kesehatan.
b. Faktor keyakinan dan filosofi
Faktor keyakinan dan filosofi dapat berupa praktik religious,
konsultasi pada terapis tradisional, arti hidup, kekuatan individu,
kepercayaan, spiritualitas dan kesehatan, nilai personal, norma dan
kepercayaan religious. Metode pengobatan dan keyakinan yang dianut
oleh individu lansia dapat berdampak positif atau negatif terhadap
status kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
Faktor sosial dan keterikatan keluarga berupa struktur keluarga,
kerukunan dalam keluarga, nilai keluarga, peran keluarga komposisi
keluarga, tugas perkembangan, status sosial, penyakit keluarga serta
situasi emosional seperti dukungan keluarga. Sedangkan dukungan
sosial diklasifikasikan menjadi:
1) Dukungan emosional
Dukungan berupa empati, kepedulian, dan perhatian terhadap
orang bersangkutan.
2) Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan dapat terjadi melalui rasa ungkapan
hormatatau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju
atau persetujuan dengan pendapat individu dan perbandingan
positif antar individu
3) Dukungan instrumental
Mencakup bantuan langsung kepada individu misalnya dengan
memberi bantuan baik berupa barang atau jasa sehingga
tercapainya kesehatan yang berdampak positif.
4) Dukungan informative
Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, informasi serta
petunjuk dalam pencarian metode pengobatan yang akan
dikehendaki sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu
(Nursalam & Kurniawati, 2007).
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Nilai-nilai budaya merupakan perusmusan sesuatu dan
ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk.
Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yangmempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Hal yang dikaji pada
faktor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala
keluarga, bahasa yang digunakan, persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri serta keputusan
dalam pengobatan.
e. Faktor kebijakan yang berlaku
Kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam keperawatan
transkultural adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrews & Boyle,
2003).Faktor ini meliputi akses ke keamanan publik (keamanan
kesehatan, pendidikan, lingkungan, pekerjaan, transportasi, sosial),
akses keadilan, kenegaraan, partisipasi politik, kebebasan berpikir dan
berekspresi, komunikasi intra institusional, komunikasi inter sektor,
komunikasi inter institusional.
f. Faktor ekonomi
Ekonomi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
material dari sumber yang terbatas. Individu yang membutuhkan
perawatan memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi perlu dikaji
seorang perawat antara lain pemasukan dalam keluarga, sumber
penghasilan lain, asuransi kesehatan, dampak penghasilan terhadap
kesehatan.
g. Faktor pendidikan
Faktor pendidikan dapat berupa pengetahuan, akses ke
pendidikan, literasi (membaca dan menulis), kebiasaan membaca dan
menulis, akses ke informasi, penyelesaian masalah dan performa
intelektual. Menurut Notoatmodjo (2005) beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain pendidikan baik
formal maupun non formal, media massa, tradisi dan budaya,
lingkungan, pengalaman dari orang tersebut.
2. Diagnosa keperawatan dalam keperawatan transkultural
Diagnosa keperawatan merupakan respon klien sesuai dengan latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah, atau dikurangi melalui
intervensi keperawatan. Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang dapat
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu gangguan
konunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan
interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultural
danketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai
yang dianut atau diyakini (Husna, 2017).
3. Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkultural
Terdapat tiga pedoman dalam keperawatan transkultural yaitu dengan
mempertahankan budaya klien apabila tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya klien apabila budaya yang dimiliki
kurang menguntungkan bagi kesehatan, dan merubah budaya klien apabila
budaya yang dimiliki bertentangan dengan kesehatan (Husna, 2017).
4. Evaluasi dalam keperawatan transkultural
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya, mengurangi budaya,
atau beradaptasi dengan budaya baru. Melalui evaluasi dapat diketahui
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien
(Husna, 2017).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya
pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat
dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan,
dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien
menyesuaikan diri dengan budaya tertentu yang paling bermanfaat bagi
kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien memilih dan menentukan
budaya lain yang lebih kondusif untuk peningkatan kesehatan. Misalnya, jika
klien hamil dilarang makan makanan yang berbau amis, seperti ikan, maka
klien dapat mengganti sumber protein nabati dengan ikan tersebut. Semua
perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang dengan
mempertimbangkan latar belakang budaya sehingga budaya semakin dilihat
sebagai cetak biru kehidupan yang lebih baik. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang paling menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah “Transcutural Nursing” ini kami sadar
bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata kempurna, untuk itu kami
meminta saran sehingga kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi,
demikian yang bias kami sampaikan apabila ada kesalahan dalam penulisan
kami mengucapkan permintaan maaf.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Wibowo Hanafi Ari, et al. Keperawatan Transkultural. Global Eksekutif


Teknologi, 2023.
Nurlaily, Ari Pebru. "Modul teori Keperawatan Transkultural." (2020).
Indriani, Nevia Ratri. Analisis faktor pemanfaatan kerokan pada lansia berbasis
keperawatan transkultural di posyandu lansia Sukmajaya Kelurahan Kertajaya Surabaya. Diss.
Universitas Airlangga, 2019.
Novitasari, Yuli, and Arum Pratiwi. "Keyakinan Makanan dalam Perspektif Keperawatan
Transkultural pada Ibu Hamil." Jurnal Berita Ilmu Keperawatan 12.1 (2019): 7-14
Karnirius Harefa. “Modul Transcultural Nursing.” (2020).
Dewi Murdiyanti. 2019. Keperawatan Transkultural “Pengetahuan Praktik Dalam
Budaya.” Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai