Disusun oleh :
Kelompok 13
1. Nasution
2. Diana mirayanti putri
3.Jihan fadila
3. Konsep Dalam KeperawatanTranskultural
Di dalam buku yang berjudul “Fundamentals of Nursing Concept and Procedures” yang
ditulis oleh Kazier Barabara ( 1983 ) mengatakan bahwakonsep keperawatan adalah
merupakan suatu bagian dari ilmu kesehatan danseni merawat yang meliputi
pengetahuan. Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang
manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan
adalah bersifat bio – psycho – social – spiritual . Oleh karenanya ,tindakan perawatan
harus didasarkan pada tindakan yang komperhensifsekaligus holistik.Budaya merupakan
salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksiyang nyata sebagai manusia yang
bersifat sosial. Budaya yang berupa norma ,adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia
dalam kehidupan dengan yanglain . Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu
tempat , selaludiulangi , membuat manusia terikat dalam proses yang
dijalaninya .Keberlangsungan terus – menerus dan lama merupakan proses
internalisasidari suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter , pola
pikir, pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada
pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach ).Selain itu ada beberapa
konsep lagi yang terkandung dalam transkultural nursing ;
2. Budaya
Adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,dan dibagi
serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak danmengambil keputusan.
3. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atausesuatu tindakan
yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
4. Perbedaan budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal
dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan
terhadap lingkungan dari individu yang datang danindividu yang mungkin kembali
lagi (Leininger, 1985).
5. Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsiyang dimiliki
oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalahyang terbaik.
6. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yangdigolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
7. Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan padamendiskreditkan asal
muasal manusia.
8. Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu,menjelaskan dasar observasi
untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik
diantara keduanya.
9. Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanyakejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik actual maupun potensial untukmeningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.
10. Caring
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok padakeadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisikehidupan manusia.
11. Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahuinilai,kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu, keluarga atau kelompokuntuk mempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup,hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
12. Cultural imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakankepercayaan,
praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki
oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
4. Paradigma Transkultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkulturalsebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalamterlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budayaterhadap empat konsep
sentral keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitumanusia, sehat, lingkungan dan
keperawatan.
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada
(Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan merupakansuatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuanyang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew
and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan
dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya
saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan
simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia
seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti
rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena
tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga ataukelompok ke dalam masyarakat yang lebih
luas. Di dalam lingkungan sosialindividu harus mengikuti struktur dan aturan-
aturan yang berlaku dilingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dansimbol yang menyebabkan individu atau kelompok
merasa bersatu sepertimusik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang
digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belaka
ng budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individusesuai
dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam melaksanakanasuhan
keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikansesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah
dimiliki klien sehingga kliendapat meningkatkan atau mempertahankan
status kesehatannya,misalnya budaya berolah raga setiap pagi.
Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untukmembantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang
lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat
memilih danmenentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan,misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang
berbau amis,maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani.
Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikanstatus kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien
yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang
dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan
yangdianut.
5. Proses Keperawatan Transkultural
Teori yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhankeperawatan
dalam konteks budaya menyatakan bahwa proses keperawatanini digunakan oleh
perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusiterhadap masalah klien
(Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhankeperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosakeperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. PengkajianPengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasimasalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya
klien.Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada yaitu :
a. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors). Agama
adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasiyang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dik
ajioleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan,
cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dankebiasaa
n agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
b. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors).Perawat
pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status,tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubunganklien dengan kepala
keluarga.
c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai
budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya
adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut
budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah:posisi dan jabatan
yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan, kebiasaan
makan, makanan yang dipantang dalam kondisisakit, persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari dankebiasaan membersihkan diri.
d. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legalfactors).
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalahsegala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya
(Andrew andBoyle, 1995). Yang perludikaji pada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitandengan jam berkunjung, jumlah anggota
keluarga yang bolehmenunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
e. Faktor ekonomi (economical factors). Klien yang dirawat di rumahsakit
memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untukmembiayai
sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harusdikaji oleh perawat
diantaranya : pekerjaan klien, sumber
biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumberlai
n misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patunganantar
anggota keluarga.
f. Faktor pendidikan (educational factors) tentang pengalaman sakitnyasehingga
tidak terulang kembali. Latar belakang pendidikan klienadalah pengalaman
klien dalam menempuh jalur pendidikan formaltertinggi saat ini. Semakin
tinggi pendidikan klien maka keyakinanklien biasanya didukung oleh bukti-
bukti ilmiah yang rasional danindividu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yangsesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu
dikaji pada tahapini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan
sertakemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosakeperawatan
yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatantranskultural yaitu :
1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaankultur.
2) Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural.
3) Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistemnilai yang
diyakini.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaanadalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien(GigerandDavidhizar, 1995). Ada tiga
pedoman yang ditawarkan dalamkeperawatan transkultural (Andrew andBoyle,
1995) yaitu :
1) Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klientidak
bertentangan dengan kesehatan,
2) Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurangmenguntungkan
kesehatan dan
3) Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
(a) Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang prosesmela
hirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidakterburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikankesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b) Cultural care accomodation/negotiation
1) Gunakan bahasayang mudah dipahami oleh klien
4. Evaluasi
asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengankesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatanatau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahuiasuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Contoh 2
Klien bernama Ny.M, berusia 25 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA.
Klien adalah seorang ibu rumah tangga. Suami klien Tn. W berumur 29 tahun,
pendidikan terakhir SMK, bekerja di pabrik. Suku jawa, dan keluarga klien terutama
mertua klien sangat kentaldengan adat dan budaya jawa, Tn. W adalah satu-satunya
tulang punggung keluarga. Selain tinggal dengan Tn. W klien juga tinggal dengan
mertuanya. Seminggu yang lalu klien telah melahirkan anak pertamanya berjenis
kelamin perempuan dengan berat 2500 gram, panjang 50 cm secara Sectio caesarea
atas indikasi panggul sempit, sehingga di perut klien terdapat luka jahitan Klien
melahirkan di rumah Sakit Suka Sehat. Klien merasa melahirkan adalah suatu
anugerah, namun klien merasa belum menjadi seorang wanita yang sempurna, karena
tidak dapat melahirkan secara normal. Setelah pulang dari rumah sakit, atas perintah
mertuanya setiap pagi klien jalan-jalan dan membawa bayinya untuk berjemur mulai
pukul 05.00-08.00 WIB dengan tujuan agar bayi hangat. Serta setelah melahirkan
ibu di haruskan memakai stagen,penggunaan stagen ini di percayakan membuat perut
tidak bergelambir dan perut kembali langsing. Hal tersebut sudah di lakukan secara
turun-temurun. Klien datang ke poli KIA RS. Suka Sehat untuk kontrol. Dari hasil
kontrol di poli KIA RS.Suka Sehat, luka klien dinyatakan mengalami penyembuhan
yang lambat. Luka bekas section caesaria masih terlihat basah. Setelah mendengar
pernyataan dari dokter, klien terlihat Cemas. Kemudian dilakukan pengka!ian oleh
perawat untuk mengetahui penyebab luka yang tidak kunjung mengering. Dari hasil
pengkajian ternyata didapatkan hasil bahwa klien mempunyai pantangan makan ikan
dan telur karena ditakutkan akan menimbulkan rasa gatal pada luka bekas jahitan,
klien tidak boleh minum air terlalu banyak karna akan membuat luka tetap basah /
luka tidak cepat kering serta klien menggunakan stagen yang terlalu kencang.
Perawat memberikan penjelasan bahwa makanan yang menjadi pantangan klien
adalah ma kanan yang mengandung tinggi protein yang baik untuk proses
penyembuhan luka. Makanan pantangan tersebut dapat digantikan dengan sumber
protein lain seperti tahu, tempe, sari kedelai, kadang-kadangan, dll dan air
merupakan bagian penting dari struktur sel dan jaringan sehingga dapat mempercepat
pembentukan jaringan baru dalam proses penyembuhan luka. Sementara dokter
memberikan rawat luka dan terapi oral antibiotik. Klien menganggap anjuran
perawat bertentangan dengan keyakinannya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Transkultural nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan
budaya pada proses belajardan keperawatan yangh fokus memandang perbedaan dankesa
maan diantara udaya denganmenghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, keoercayaan dantindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khussnya budayaatau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002). Model konseptual yangdikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalamkonteks budaya digambarkan dalam bentuk
matahari terbit.
2. Saran
Untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak jatuh pada kondisiketoasidosis yaitu
dengan melakukan manajemen nutrisis yang baik sertamenetapkan taraf insulin yang
benar atau tepat
DAFTAR PUSTAKA
http;//gooogle.com,ahli madya,
Dasar-dasar keperawatan.Transkultural Nursing.