Anda di halaman 1dari 5

RESUME

TENTANG

PROSES BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH SECARA KREATIF

DOSEN PENGAMPU : M. Riza S.E M.A

DISUSUN OLEH :

INDRA JAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MATARAM

PRODI S1 KEPERAWATAN

2022-2023

A. PENGERTIAN BERFIKIR
Berpikir kreatif adalah berpikir yang memungkinkan seseorang dapat menerapkan imajinasi dalam
membangkitkan ide-ide, pertanyaan, hipotesis serta menguji berbagai alternatif dan mengevaluasinya
sehingga menjadi produk final (Kampylis and Eleni Berki 2014).

Berpikir kreatif ini dipandang penting, karena menurut IBE UNESCO (2013), kita hidup di dalamn
dunia yang memerlukan cara berpikir kreatif agar dapat memecahkan masalah yang berkembang
dengan cepat dan kompleks. Berpikir kreatif berhubungan dengan tindakan mengimpresi sebuah
masalah(problem) secara mendalam ke dalam pikiran kita. Masalah tersebut divisualisasi dengan jelas,
selanjutnya kita merenungkan atau membayangkannya. Aktivitas tersebut semuanya ditujukan untuk
memperoleh sebuah ide atau konsep baru.

Umumnya orang berpikir ketika ia menghadapi masalah atau persoalan. Dalam konteks ini, tujuan
berpikir adalah memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, berpikir adalah suatu aktivitas psikis
yang intensional, dimana dalam upaya memecahkan masalah tersebut, orang menghubungkan suatu hal
(objek) dengan hal (objek) lainnya (Waigito 1994).

Berfikir dapat diungkapan secara verbal, visual atau model konsep lain.

a. Berfikir asosiatif yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan
pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide
timbul secara bebas.

Jenis-jenis berfikir asosiatif:

1. Asosiasi bebas suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya.

2. Asosiasi terkontrol Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas
tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide lain tentang harganya,

3. Melamun (menghayal bebas) sebebas-bebasnya tanpa batas juga mengenai hal-hal yang
tidak realistis.

4. Mimpi ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur.

5. Berfikir artistik Proses berpikir yang sangat subjektif, jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh
pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar.

b. Berfikir terarah yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan diarahkan pada
sesuatu biasanya diarahkan pada pemecahan persoalan.

Dua macam berfikir terarah, yaitu:


1. Berfikir analitis yaitu berfikir konvergen
(cenderung menyempit dan menuju jawaban yang tunggal)

2. Berfikir kreatif yaitu berfikir untuk menentukan hubungan baru antar berbagai hal,
menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan bentuk artistik baru untuk
memperoleh lebih dari satu Jawaban.

Perbedaan Berpikir kreatif dengan berpikir analitis.

Cara berpikir kreatif bersifat imajinatif dan tidak dapat diramalkan. Berpikir kreatif juga bercorak
divergen dan lateral. Berbeda dengan cara berpikir kreatif, berpikir analitis bersifat logis, dapat
diramalkan, konvergen dan vertika

B. PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah merupakan salah satu upayah untuk mendapatkan yang lebih tepat
dalam mencapai tujuan ketika tujuan tersebut belum dapat tercapai. Seseorang yang
menghadapi satu tujuan akan menghadapi persoalan dan dengan demikian seseorang akan
terpacu untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai usaha atau cara.

• Proses Pemecahan Masalah

Wessels (Woolfolk dan Nicolich, 2009:321) mengemukakan bahwa dalam pemecahan masalah
ada 5 langkah ditempu yaitu :

1. Memahami masalah Langkah pertama secara tepat masalah yang sedang dihadapi.

2. Menyeleksi solusi Setelah menentukan akar masalah yang sedang dihadapi, maka langkah
berikutnya menentukan rencana pemecahan yang akan dan mungkin dapat ditempuh

3. Memutuskan rencana pada tahap ini ditandai dengan pemilihan suatu rencana matang
untuk memecahkan suatu masalah.

4. Memutuskan suatu masalah suatu rencana berarti seseorang telah mempertimbangkan


semua kemungkinan dari masing-masing solusi yang ada dan memilih solusi yang dianggap
terbaik dari sekian banyaknya solusi yang ada.

5. Mengevaluasi hasil tahapan selanjutnya adalah mengevaluasi hasil yang telah tercapai. Pada
tahap ini memberi atau mengeluarkan fakta-fakta, baik yang menguatkan maupun yang
melemahkan pilihan- yang telah ada

Teknik Pemecahan Masalah


(Admin, 2007) dalam proses berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah, ada beberapa
tahapan yang dilalui yaitu:

 Tahap persiapan, seorang pemikir atau kreator memformulasikan masalahnya dan fakta
dan data yang dibutuhkan untuk memecahkan suatu masalah.

 Tahap inkubasi, jika pemikir mengalihkan perhatian dari persoalan yang sedang
dihadapinya. -Tahap iluminasi, pemikir mengalami insight yang seketika cara pemecahan
masih mencul dengan sendirinya..

 Tahap evaluasi terjadi setelah muncul pemecahan masalah tujuannya adalah untuk
memikir apakah pemecahan masalah sudah tepat.

 Tahap revisi, ditempuh bila cara pemecahan masalah tersebut belum tepat atau
mungkin masih memerlukan penyusuaian dan perbaikan pada beberapa aspek agar
pemecahan masalah menjadi lebih tepat dan efentif.

Pemecahan Masalah Kreatif

Pemecahan masalah secara kreatif merupakan upaya pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan cara-cara yang kreatif dan revolusioner (mengkombinasikan berbagai teknik dan
metode), sehingga hasilnya lebih signifikan. Cara-cara kreatif dimaksud merupakan cara atau
metode yang baru dan komprehensif dan cenderung eksentrik. Metode demikian merupakan
suatu penjabaran dari metode- metode yang telah ada..

Aplikasi metode pemecahan masalah secara kreatif lahir dari satu bentuk
pemikiran(mindset) yang menerobos kleaziman paradigma tertentu. Dengan demikian,
dapatdisimpulkan bahwa pemecahan masalah kreatif merupakan upaya pemecahan masalah
dengan metode (cara) yang efektif dan komprehensif.

Berpikir Deduktif

Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat
umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Berpikir induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus
untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup
yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

• Proses Pengambilan Keputusan

pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang
dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat (Siagian 1986). Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah (Stoner 1990; Abdul Mukhyi 2008).
Dalam buku "Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan", Siagian (1986) menyatakan
bahwa mengambil keputusan berarti memecahkan masalah. Keterampilan dalam memecahkan
masalah menduduki peringkat pertama dalam suatu organisasi (Sujak, 1990).

Siagian (1986) mengungkapkan delapan langkah pengambilan keputusan, yaitu: (1) definisi
masalah, (2) pengumpulan data, (3) analisis data, (4) penentuan alternatif, (5) pemilihan
alternatif yang terbaik, (6) putuskan, (7) implementasikan dan monitor hasil, dan (8) evaluasi.
Sujak memperkenalkan proses pengambilan keputusan normatif yang meliputi tujuh tahap,
yaitu: (1) mengklarifikasi dan mendefinisikan problem, (2) mengembangkan kriteria pemecahan
masalah yang baik, (3) mengembangkan alternatif, (4) membandingkan alternatif dengan
kriteria, (5) pemilihan alternatif pemecahan, (6) implementasi keputusan, dan (7) monitoring
keputusan dan balikan.

Stoner (1990) mengidentifikasi empat langkah dalam proses pemecahan masalah rasional, yaitu:
(1) selidiki situasi, (2) kembangkan alternatif, (3) evaluasi alternatif dan pilih yang terbaik, (4)
laksanakan dan adakan tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai