Disusun oleh:
KATA PENGANTAR...........................................................…................…….….
DAFTAR ISI........................................................................…...........………….....
BAB I PENDAHULUAN......................................................…..………............…
Rumusan masalah......................................................…..…….......…......…………
Manfaat makalah......................................................…........….....…………………
A. Kesimpulan ....................................................…….……………………….....
B. Saran...........................................................................……………………......
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu
masalah dengan mengumpulkan data dan fakta-fakta, menentukan alternatif yang matang unutk m
engambil suatu keputusan dan mengambil suatu tindakan yang tepat.
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah dasar kemampuan bagi profe
si kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan. Tidak hanya bepengaruh pada proses pengelo
laan asuhan keperawatan tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubaha
n.
Perawat pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan m
asalah dan mengambil keputusan yang tepat, baik sebagai petugas maupun sebagai pemimpin. Pe
mecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis
yang dapat ditingkatkan melalui praktek.
Hubungan perawat pasien adalah dasar dari prakik keperawatan yang berfokus pada pasie
n. Keterlibatan pasien merupakan inti dari proses keperawatan, sehingga turut sertanya pasien dal
am proses keperawatan menjadi penting dalam penentuan kualitas dan efektifitas dalam pelayana
n asuhan keperawatan.
B. Tujuan makalah
a. Untuk mengetahui apa itu Problem solving, Critical thinking, Clinical judgment, Clinical
decision making.
b. Untuk mengetahui pengaplikasian pengambilan keputusan klinis dan etis.
C. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Problem solving, Critical thinking, Clinical judgment, clinica
l decision making.
b. Bagaimana mengaplikasikan proses pengambilan keputusan klinis.
D. Manfaat makalah
Untuk menambah wawasan atau pengetahuan kepada perawat atau pembaca bagaimana menyelesaika
n masalah dengan pemikiran yang kritis dalam pengambilan keputusan yang klinis dan etis.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Riset
Selama proses riset, kita harus mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masa
lah, termasuk data, statistik, riwayat informasi klien, masukan tim, dan lainnya. Pastikan untu
k mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, terutama jika sumber tersebut bertentangan
dengan gagasan pribadi seputar masalahnya atau cara menyelesaikannya.
Mengumpulkan berbagai informasi itu sangat penting untuk menerapkan proses berpi
kir kritis. Jika tidak mendapatkan informasi yang cukup, maka pada saat membuat keputusan
akhir akan terpengaruh. Ingatlah bahwa berpikir kritis berarti membantu mengidentifikasi kesi
mpulan terbaik yang objektif. Jangan mengikuti firasat, tetapi lakukan riset untuk menemukan
opsi terbaik.
c. Tentukan relevansi data
Setelah mengumpulkan semua informasi, saring informasi yang tidak diperlukan dan
identifikasi informasi yang relevan. Menyatukan semua informasi dan menentukan pentingny
a membantu mempertimbangkan berbagai sumber data dan menarik kesimpulan terbaik nanti
nya dalam proses berpikir kritis.
Untuk menentukan relevansi data, tanyakan pada diri Anda:
Seberapa andal informasi ini?
Seberapa penting informasi ini?
Apakah informasi ini sudah tidak relevan?
d. Ajukan pertanyaan
Kita semua memiliki prasangka dan itu tidak selalu berarti buruk. Prasangka bawah sadar
(juga dikenal sebagai prasangka kognitif) sering berfungsi sebagai pintasan mental untuk menyed
erhanakan penyelesaian masalah dan membantu pengambilan keputusan. Tetapi, bahkan ketika pr
asangka itu pada dasarnya tidak buruk, kita harus tetap menyadari untuk mengesampingkan prasa
ngka kita saat diperlukan.
Sebelum membuat solusi, tanyakan pada diri sendiri:
Apakah saya membuat asumsi tentang informasi ini?
Apakah ada variabel tambahan yang belum saya pertimbangkan?
Sudahkah saya mengevaluasi informasi dari setiap sudut pandang?
Adakah sudut pandang yang saya lewatkan?
e. Identifikasi solusi terbaik
Akhirnya, kita sudah siap untuk menarik kesimpulan. Untuk mengidentifikasi solusi terba
ik, buat hubungan antara sebab dan akibat. Gunakan fakta yang sudah terkumpulkan untuk m
engevaluasi kesimpulan yang paling objektif. Ingatlah bahwa mungkin ada lebih dari satu sol
usi.
Seringkali, masalah yang dihadapi itu kompleks dan rumit. Proses berpikir kritis tidak
selalu menghasilkan solusi yang jelas. Sebaliknya, proses tersebut membantu kita untuk mem
ahami berbagai variabel yang berperan sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.
f. Tunjukan solusi
Komunikasi adalah keterampilan utama bagi para pemikir kritis. Tidak hanya untuk d
iri sendiri, kita juga perlu membagikan kesimpulan dengan petugas lainnya. Jika ada banyak s
olusi, tunjukkan semuanya. Mungkin ada kasus saat kita menerapkan satu solusi, lalu menguji
nya untuk melihat apakah itu berhasil sebelum menerapkan solusi lain.
g. Analsis keputusan
Beberapa langkah proses berpikir kritis membuahkan hasil, dan kemudian kita harus
menerapkan solusi itu. Setelah kita menerapkan keputusan, evaluasi apakah keputusan itu efe
ktif atau tidak. Apakah itu menyelesaikan masalah awal? Pelajaran apa, baik positif maupun n
egatif, yang dapat kita ambil dari pengalaman ini untuk meningkatkan berpikir kritis kita ke d
epannya?
Tergantung pada cara tim membagikan informasi, pertimbangkan untuk mendokumen
tasikan pelajaran yang diambil dalam sumber informasi terpusat. Dengan begitu, anggota tim
yang membuat keputusan serupa atau terkait di masa depan dapat memahami alasan kita mem
buat keputusan itu dan hasilnya.
Clinical judgment (Penilaian klinis)
A. Pengertian
Penilaian klinis adalah proses yang digunakan oleh profesional kesehatan mental, teru
tama keperawatan, yang melibatkan penggunaan alat penilaian seperti wawancara, tes, dan ob
servasi dalam evaluasi pasien. Tujuan utama penilaian klinis adalah untuk membantu perawat
mendiagnosis pasiennya ketika mereka menghadapi suatu masalah.
Penilaian klinis dicirikan oleh tiga konsep penting: reliabilitas, validitas, dan standard
isasi. Reliabilitas berarti alat penilaian memberikan pengukuran yang konsisten, sedangkan va
liditas berarti alat penilaian mengukur apa yang diklaimnya. Standardisasi, di sisi lain, menera
pkan norma, prosedur, atau aturan yang ditetapkan dengan jelas sebagai alat penilaian untuk
memastikan bahwa hasilnya objektif.
Singkatnya penilaian klinis adalah analisis, evaluasi, atau prediksi klinis dari tanda da
n gejala yang muncul pada individu dengan penyakit, gangguan, atau disfungsi. Termasuk m
enilai kesesuaian perawatan tertentu dan derajat atau kemungkinan pemulihan klinis.
B. Metode
a. Anamnesis (Riwayat Kesehatan)
Mengumpulkan informasi tentang keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat pengobat
an, dan faktor risiko pasien.
Membantu dalam menegakkan diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang te
pat.
b. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan sistematis terhadap kondisi fisik pasien, seperti tanda vital, i
nspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Memberikan informasi penting untuk mengevaluasi kondisi kesehatan pasien.
c. Pemeriksaan Penunjang
Melakukan tes laboratorium, pencitraan, atau prosedur diagnostik lainnya.
Membantu mengkonfirmasi diagnosis, mengevaluasi keparahan penyakit, dan mema
ntau respons terhadap pengobatan.
Pengambilan keputusan klinis (Clinical Decision Making) adalah komponen penting dari prak
tik keperawatan darurat, di mana perawat membuat keputusan penting yang memengaruhi luaran
pasien. Keputusan klinis juga merupakan suatu proses yang meliputi diagnosis klinis, penilaian
dan keputusan tentang apa yang harus dilakukan.
Proses pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebi
h. Pengambilan keputusan klinis yang dibuat oleh seorang tenaga kesehatan sangat menentukan k
ualitas pelayanan kesehatan. Pengambilan keputusan klinis dapat terjadi mengikuti suatu proses y
ang sistematis, logis, dan jelas. Proses pengambilan keputusan klinis dapat dijelaskan, diajarkan,
dan dipraktikan secara mudah.
Pada pengambilan keputusan tidak hanya tergantung pada pengumpulan informasi, tetapi terg
antung juga pada kemampuan untuk menyusun, menafsirkan dan mengambil tindakan atas dasar
infomasi yang didapat saat pengkajian. Pada tahap pengambilan keputusan klinis sangat tergantu
ng pada pengalaman, pengetahuan dan latihan praktik.
Jadi kesimpulannya pengambilan keputusan klinis adalah suatu proses yang meliputi diagnosi
s klinis, penilaian dan keputusan tentang apa yang harus dilakukan. Proses pengambilan keputusa
n dalam praktik klinik keperawatan dipahami sebagai serangkaian keputusan yang dibuat oleh pe
rawat dalam interaksinya dengan pasien mengenai jenis pengamatan yang akan dilakukan dalam
situasi yang dialami klien (pengkajian keperawatan), perumusan diagnose keperawatan, rencana t
indakan keperawatan yang harus diambil, tindakan keperawatan yang akan diambil serta evaluas
i.
B. Metode
Para perawat mengambil keputusan menggunakan metode pengambilan keputusan yang berdasar
kan pada empat hal yaitu;
1) berdasar pengalaman.
2) berdasarkan standar/prosedur tetap yang sudah ada/aplikasi terkini.
3) berdasarkan pendidikan/teori yang dimiliki.
4) berdasarkan pertimbangan orang yang lebih ahli.
Contoh kasus
PROSES KETERANGAN CONTOH PEMIKIRAN PERAWAT
1.mempertimbangkan SITU Menggambarkan orang dan konteks - Tn X, 60 thn, masuk IGD jam 0
ASI PASIEN 4.00
- Keluhan mual,pusing, demam
2. Mengumpulkan syarat IN Tinjaun informasi terkini : - Memiliki riwayat hipertensi dan
FORMASI mengkonsumsi obat anti hiperte
- Serah terima – riwayat pasi nsi
en - 1 jam yang lalu TD 180/110 mm
- Pengkajian medis/kpw sebe Hg
lumnya
Mengumpulkan infomasi baru deng Tanda-tanda vital (TTV) :
an melakukan pengkajian
- TD 180/100 mmHg-RR 20x/mnt
- T 37,8 c – sering lupa minum ob
at anti hipertensi
Mengingat pengetahuan (anatomi, - Hipertensi yang tidak ditangani
fisiologi, farmakologi, konteks kepe dengan benar dapat menyebabka
rawatan, etika, hukum, dll) n komplikasi (stroke, serangan j
antung, gagal janntung, hingga g
agal ginjal)
- Ada beberapa golongan obat ant
i hipertensi
- Tiap golongan obat memiliki car
a kerja yang berbeda, tetapi sam
a-sama bisa menurunkan TD
- Efek samping obat : batuk, pusi
ng, diare, konstipasi, lelah, ruam
pada kulit, mual atau muntah, B
B naik/turun secara tiba-tiba
Menafsirkan : analisi isyarat keluh - Keluhan mual dan pusing sebag
an, riwayat pengobatan, kebiasan lu ai akibat hipertensi yang tidak te
pa minum obat dan jenis obat yang rkontrol oleh Tn X dan lalai dala
diberikan untuk memahami keadaa m minum obt
n Tn X. Bandingkan TD normal/tid
k
Membedakan : membedakan relev - Meskipun Tn X sedikit demam t
ansi informasi yang tidak relevan; etapi saya mengkuatirkan tentan
mengenali ikonsistensi; persempit i g mual muntah dan pusing
nformasi menjadi yang lebih pentin
g; mengenali celah dalam isyarat ya
ng dikumpulkan
Mengaitkan : menemukan hubung - Meskipun mual dan muntah me
an atau pola baru; identifikasi tanda njadi tanda terjadinya stroke hae
cluster moragie namun terjadi peningka
tan frekuensi BAK dan TD men
urun setelah diberikan obat anti
hipertensi
Menyimpulkan : membentuk pend Bp Mr Smith mungkin rendah karena ep
apat logis dengan menafsirkan isyar idural dan kehilangan darah selama oper
at subyektif dan obyektif, pertimba asi
ngkan alternatif dan konsekuensi/ef
ek
Cocokan situasi saat ini dan situasi - Sering mengalami peningkatan
masa lalu TD karena kelalaian minum oba
t sehingga TD menjadi tidak ter
kontrol
Meramalkan sebuah hasi (proses p - Jika tidak diberikan obat anti hip
emikiran ahli) ertensi Tn X dapat mengalami st
roke
3. Identifikasi masalah Sintesis fakta dan kesimpulan untuk Aktivitas simpatik menyebabkan pening
membuat diagnosis keperawatan de katan TD, antara lain peningkatan vasok
fitif onstriksi dan remodelling vascular (gang
guan anatomis vascular), produksi renin
oleh ginjal, dan peningkatan resopsi natr
ium oleh ginjal.
4. Tetapkan tujuan Menggambarkan apa yang anda ing Untuk menurunkan TD hingga 130/80-9
inkan terjadi; hasil yang diinginkan 0 mmHg dengan mengubah pergerakan
dan memiliki kerangka waktu kalsium di dalam jantung dan sel pembu
luh darah sehingga melebarkan pembulu
h darah. Dengan begitu, aliran darah aka
n lancar dan TD menurun dalam waktu 1
x 24 jam
5. Mengambil tindakan Pilih tindakan dari berbagai alternat Melakukan tindakan kolaborasi dengan
if yg tersedia komunikasi SBAR untuk mendapatkan o
rder medis
6. Evaluasi Evaluasi efektifitas dari tindakan da Keadaan Tn X membaik dengan output
n tanyakan “apakah keadaan sudah urine > 30 ml/jam dan saya akan terus m
membaik?” emantau
7. Merefleksikan proses dan Merenungkan apa yang telah anda p Sekarang saya mengerti …
pembelajaran baru elajari dari proses ini dan apa yang
Saya seharusnya…
dapat anda lakukan secara berbeda
Lain kali saya akan…..
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Problem solving sesorang harus memiliki kemampuan mendifenisikan masalah, men
entukan sumbernya, membuat skala prioritas, menyusun alternatif-alternatif solusi, dan mengimpl
ementasikannya sesuai kebutuhan. Singkatnya, problem solving adalah kemampuan menemukan
masalah dan memecahkannya dengan baik.
Pada Critical thinking menggunakan cara untuk mengkritik sesuatu dengan mengajukan p
ertanyaan logis terhadap suatu ide atau permasalahan, oleh karena itu critical thinking dapat didefi
nisikan sebagai cara berpikir ilmiah dengan metode sistematis untuk menemukan jawaban logis.
Pada penilaian klinis biasanya untuk membantu perawat mendiagnosis pasiennya ketika
mereka menghadapi suatu masalah. Singkatnya pada penilaian klinis kita menganalisis, mengeval
uasi, atau memprediksi dengan klinis dari tanda dan gejala yang muncul pada individu contohnya
penyakit, gangguan, atau disfungsi. Termasuk menilai kesesuaian perawatan tertentu dan derajat
atau kemungkinan pemulihan yang klinis.
Sedangkan pada Pengambilan keputusan klinis adalah suatu komponen penting dari prakti
k keperawatan darurat, di mana perawat membuat keputusan penting yang memengaruhi luaran p
asien. Pengambilan keputusan klinis juga suatu proses yang meliputi diagnosis klinis, penilaian da
n keputusan tentang apa yang harus dilakukan.
B. Saran
Perawat harus mampu berpikir kritis agar dalam melakukan pencarian sumber masala
h, mempertanyakan sumber masalah, menilai masalah dan mengambil keputusan tidak salah.
Perawat juga harus mampu bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah atau mencari jala
n keluar dengan melihat atau mempelajari tahapan-tahapan atau metode-metode dari problem
solving, critical thinking, clinical judgment, dan clinical decision making.
Karena dengan mempelarinya perawat akan mampu mendiagnosis hingga membuat k
eputusan dengan tidak salah. Klien juga akan merasa aman dan penyembuhan klien juga akan
berjalan dengan lancar. Singkatnya metode-metode ini dan berpikir kritis sangat membantu da
lam berbagai profesi terutama bagi profesi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Jan Florin. Patient participation in clinical decision making in nursing – a collaborative effort betwee
n patients and nurses. Örebro Studies in Caring Sciences 13. ISSN 1652- 1153; 2007
Panggabean, Nabila Salsabila. 2019. Berpikir Kritis Dalam Mengambil Keputusan Klinis. https://osf.i
o/3v4pd/ diakses tangg 10 Juni 2020
Afandi, D. (2017). Kaidah dasar bioetika dalam pengambilan keputusan klinis yang etis. Majalah Ked
okteran Andalas, 40(2), 111-121.
Rahayu, C. D., & Mulyani, S. (2020). Pengambilan keputusan klinis perawat. Jurnal ilmiah kesehatan,
10(1), 1-11.
Saharuddin, S., Nurachmah, E., Masfuri, M., & Gayatri, D. (2024). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Klinis untuk Perawat Gawat Darurat: Systematic Review. Jurnal Ke
perawatan, 16(2), 483-496.