Disusun Oleh :
AULIA SEPTIANI
RAHMADONA
TENGKU YULIANI R
SELVI SRI
ERNITA HUTABARAT
Proses berfikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan pemecahan masalah
serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup, dengan prosedur:
1) Mengenali masalah untuk menemukan cara-cara yang bisa diterapkan guna memecahkan
masalah tersebut
2) Memahami pentingnya prioritas dan urutan prioritas dalam pemecahan masalah
3) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang terkait (relevan)
Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai
4) Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan tajam
5) Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi argument/ pendapat
6) Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi
7) Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan
8) Menguji kesimpulan dan generalisasi masalah
9) Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih luas
10) Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas dalam kehidupan sehari-
hari.
Singkatnya, tiga kunci utama untuk dapat berfikir kritis: RED (Recognize assumptions, Evaluate
arguments dan Draw conclusions) mengenali masalah, menilai beberapa pendapat, dan menarik
kesimpulan. Dalam menyimpulkan hasil pemikiran kritis, diperlukan upaya gigih untuk memeriksa
setiap keyakinan atau pemahaman akan pengetahuan berdasarkan dukungan bukti ilmiah (evidence
based) yang mendukung kecenderungan pengambilan kesimpulan tersebut.
Proses berfikir kritis merupakan kerangka dasar bidan dalam memberikan asuhan kebidanan,
dalam bingkai manajemen kebidanan. Sehingga, apabila bidan memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen kebidanan dengan sistematis dan terpola, maka
bidan tersebut telah menerapkan proses berfikir kritis. Penerapan dalam asuhan kebidanan ibu hamil
adalah dengan melaksanakan antenatal care sesuai dengan program yang telah disepakati sebagai upaya
pencegahan dan penanganan secara dini penyulit dan kegawatdaruratan yang mungkin terjadi pada saat
kehamilan, dengan menerapkan manajemen kebidanan, sehingga diharapkan proses kehamilan dapat
berjalan dengan baik, ibu dapat melahirkan bayinya dengan sehat dan selamat.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas akan menimbulkan
berbagai masalah:
1) Tidak tepatnya keputusan.
2) Tidak terlaksananya keputusan.
3) Ketidak mampuan pelaksana untuk bekerja.
4) Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
e) Perubahan Kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa berbentuk
garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke tulang pubis yang
disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng
kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam folat. Strecth mark
terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa
7
gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi
f) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar.
Bintikbintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi
dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram kaki
ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
h) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil
mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan
cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan
Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat belum
mencapai 500 gram. Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada
wanita yang sedang hamil, dengan adanya peralatan Ultrasonografi (USG), sekarang
dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yang pertama
jenis yang kedua adalah abortus karena kematian janin dimana janin tidak
gejala atau tanda sehingga biasanya ibu tidak melapor atau berobat. Sementara itu,
dari kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan
keguguran yang berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau lebih
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20
minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. Abortus adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan yang
kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses
pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tubuh. Apabila janin
Secara klinis karena ibu tidak menyadari sebenarnya sedang dalam keadaan hamil. Konsepsi
yang terjadi lebih kurang 14 hari dari jadwal haid yang akan datang (ovulasi siklus 28 hari) kemudian
terjadi abortus yang ditandai dengan perdarahan, ibu tidak menduga itu adalah proses abortus tetapi
minggu.
b) Tidak ada pengobatan khusus hanya dapat di beri sadativa, misalnya dengan
otot-otot uterus
ditemukan adalah :
1. Kelaninan Kromosom
Kelainan kromosom yang terjadi saat proses pembuahan yang paling sering
terjadi karena sperma yang masuk memiliki jumlah kromosom yang salah,
sehingga sel telur atau embrio yang dibuahi tidak dapat berkembang secara
normal, dan adapun kelainan kromosom bisa juga di sebabkan oleh faktor
genetik, dimana faktor genetikini sering menimbulkan abortus spontan pada kromosom janin
lebih dari 60%, dan abortus spontan ini terjadi pada masa
kematian janin, dan keadaan ini bisa terjadi sejak ibu mengalami kehamilan
10
muda dan akan mengakibatkan terjadinya abortus sebanyak 40%, misalnya
3. Diabetes
insulin dan biasanya diabetes ini terdapat pertama kali pada saat masa
Indonesia sebesar 1,5-2,3% dengan usia penduduk yang kurang dari > 20
tahun. Adapun diabetes pada kehamilan ini yaitu termasuk diabetes tipe-1
yang dimana terdapat karena faktor genetik dan faktor imuniologi pada saat
4. Faktor hormonal
berulang sekitar 50-60%, karena faktor hormonal dan juga ibu hamil yang
memiliki kelainan pada sistem hormonal ( bisa hormon prolaktin ibu yang
terlalu tinggi atau progesteron ibu yang terlalu rendah yang dapat
5. Infeksi
perempuan yang hamil dan akan muncul gejala seperti flu ringan
7. Gaya Hidup
c) Wanita yang minum kopi rata – rata atau lebih dari 8 gelas sehari
mempunyai resiko 75% terjadi abortus dan akan beresiko juga kepada
kematian janin
atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena
itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim,
terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
lama, sekaligus dalam jumlah besar dapat disertai gumpalan, akibat perdarahan,
dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (akral)
dingin
sering pula terdapat rasa mulas, kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya
pembukaan serviks, dan adanya jaringan dalam kavum uterus atau vagina
Komplikasi yang serius kebanyakkan terjadi pada fase abortus yang tidak
aman (unsafe abortion) walaupun kadang- kadang dijumpai juga pada abortus
spontan.
Komplikasi Abortus :
1. Perdarahan
2. Perforasi
a) Perforasi uterus pada kerokkan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
perlu histerektomi
13
b) Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh seorang awam
mungkin pula terjadi pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya
dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan
mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
a) Tes Kehamilan : Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
b) Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup