Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH

BERPIKIR KRITIS

Nama :
TRISNANDA MARINTAN

Dosen :
RIALIKE BURHAN, M.Keb

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU


JURUSAN PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2020
TUGAS !
1. Jelaskan definisi dan makna berpikir kritis !
2. Jelaskan karakteristik berpikir kritis !
3. Jelaskan prinsip berpikir kritis !
4. Jelaskan model berpikir kritis !
5. Jelaskan metode berpikir kritis !
6. Jelaskan aspek berpikir kritis !
7. Jelaskan fungsi berpikir kritis !
8. Jelaskan komponen berpikir kritis !

JAWAB :
A. Pengertian Berpikir Kritis
Proses belajar diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang
dipelajari. Dalam proses belajar terdapat pengaruh  perkembangan mental yang digunakan
dalam berpikir atau perkembangan kognitif dan konsep yang digunakan dalam belajar.
Beberapa pengertian mengenai keterampilan berpikir kritis diantaranya:
1. Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir kritis adalah sebuah cara  berpikir disiplin
yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-penyataan,
ide-ide, argumen, dan penelitian)‟
2. Menurut Screven dan Paul serta Angelo (Filsaime, 2008: 56) memandang berpikir kritis
sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi aktif dan  berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah  penuntun menuju
kepercayaan dan aksi.
3. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008: 57) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah sebuah
proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang logis dan rasional,
dan memberikan serangkaian standar dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan
mengevaluasi.
B. Karakteristik Berpikir Kritis
Berikut merupakan karakteristik berpikir kritis, yaitu :
1. kegiatan merumuskan pertanyaan,
2. membatasi permasalahan,
3. menguji data-data,
4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5. menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6. menghindari penyederhanaan berlebihan,
7. mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
8. mentoleransi ambiguitas.
Adapun Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer
(1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu :
1. Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat
terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek
terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan
akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2. Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah
sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah
argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria
yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan
kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak
bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan
berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argument.
4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis.
Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
5. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan
konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah
fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan
meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

C. Prinsip Berpikir Kritis


Menurut Busthan,A (2016), prinsip-prinsip dalam berpikir kritis , yaitu :
1. Bertindak dengan nalar sehat masuk akal
2. Meraih pengalaman moralitas dalam nalar (keseimbangan empiris-pengalaman dengan hal
dari dalam diri)
3. Pemeliharaan diri (refleksi-diri)---dalam kekuasaan refleksi diri, pengetahuan dan
kepentingan adalah satu.
4. Menyusun kombinasi-kombinasi dari hal lama dengan hal baru dengan memilih apa yang
penting.
5. Menemukan masalah tepat 
6. Memecahkan pola dengan mempertimbangkan ide-ide imajinatif
7. Melanggar aturan tertentu dengan cara disengaja untuk menemukan solusi baru yang kreatif
dan imajinatif
8. Tumbuhkan terus setiap solusi yang ada
9. Penyerapan pengetahuan dengan interaksi aktif yang dilakukan bersamaan dengan
menyerap pengetahuan tersebut.

D. Model Berpikir Kritis


1. Total Recall (T)
Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data kebidanan bisa dikumpulkan dari banyak
sumber, yaitu  pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu yang bidan
peroleh dari klien atau orang lain, data klien dikumpulkan dari perasaan klien, instrument
(darah, urine, feses, dll), dsb. Total recall juga membutuhkan kemampuan untuk mengakses
pengetahuan, dengan adanya  pengetahuan akan menjadikan sesuatu dipelajari dan
dipertahankan dalam pikiran. Masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang
berbeda-beda dalam pikiran mereka. Ada sekelompok yang mempunyai pengetahuan
sangat luas dan ada yang sebaliknya. Kebidanan diawali dengan pengetahuan yang
minimal tetapi kemudian secara pesat meluas seiring dengan adanya sekolah-sekolah
kebidanan.
Contoh pertanyaan Total Recall :
a. Berapa nomor telepon Rumah Sakit Harapan?
b. Dimana alamat Rumah Sakit Harpan?
c. Berapa hemoglobin Tn.A 2 jam post operasi?
d. Berapa Tensi Ny.A dengan Hipertensi?
Yang perlu dipelajari :
a. Bagaimana menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat dan cepat?
b. Bagaimana data tersebut dapat kita ungkapkan setiap saat?
c. Berapa banyak data yang bisa kita simpan?
d. Bagaimana rumus/kunci mengahafal untuk meningkatkan memori?
2. Habit/Kebiasaan (H)
Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali
sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka kerjakan
menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu menggambarkan sesuatu
yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti saya mengerjakan sesuatu di luar pikiran.
hal ini bukan kebiasaan dalam kebidanan karena tindakan yang dilakukan tidak
menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses berpikir sudah berakar dalam diri
mereka dalam melihat sesuatu atau kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar. Habits
mengikuti sesuatu yang dikerjakan diluar metode baru setiap waktu. Contoh : pernahkah
kita mengendarai kendaraan dan apakah pernah kita ingat pepohonan yang pernah kita
lewati yang kita pikirkan dan harapkan adalah supaya kita terhindar dari kecelakaan.
Cardipulmonari Resuscitation (CPR) adalah suatu kebiasaan yang sangat penting dalam
keperawatan. ketika seseorang menjelang ajal, sebuah solusi yang cepat yang dibutuhkan
disini adalah melakukan pijat jantung (CPR) memberikan injeksi, mempertahankan suhu
tubuh, memasang kateter, dan aktivitas lainnya. Hal tersebut merupakan suatu kebiasaan
yang alami terjadi dan dilakukan oleh perawat.
Yang perlu dipelajari :
1. Bagaimana sesuatu menjadi sesuatu kebiasaan ?
2. Mengapa suatu aktivitas berguna?
3. Cara apa yang terbaik untuk mngembangkan kebiasaan ?
3. Inquiry/Penyelidikan/Menanyakan Keterangan (I)
Inquiry merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan
mengajukan  pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat pertanyaan
ini dalam situasi social, kita akan disebut Mendesak. Hal ini meliputi penggalian data dan
pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti tidak menilai dari raut
wajah, mencari faktor-faktor yang menyebabkan, keragu-raguan pada kesan pertama, dan
mengecek segalanya, tidak ada masalah bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian.
Inquiry merupakan kebutuhan primer dalam berpikir yang digunakan untuk menyimpulkan
sesuatu. Kesimpulan tidak dapat diambil jika tanpa inquiry, tetapi kesimpulan akan lebih
akurat  jika menggunakan inquiry. Inquiry bisa diwujudkan melalui :
a. Melihat sesuatu (menerima informasi)
b. Mendapatkan kesimpulan awal
c. Mengakui keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
d. Mengumpulkan data atau informasi mendekati masalah utama
e. Membandingkan informasi baru dengan yang sudah diketahui
f. Menggunakan pertanyaan netral
g. Menemukan satu atau lebih kesimpulan
h. Memvalidasi kesimpulan utama dan alternative untuk mendapatkan informasi lebih
banyak.
Contoh :
Pukul 9 pagi, bidan melihat lampu kamar Ny.X masih menyala, Kemudian bidan mendekati pasien dan
menanyakan “Selamat pagi Ny.X, saya meliha lampu kamar anda masih menyala, apa yang anda lakukan?
Ada yang bisa saya bantu>” Ny,X tersenyum dan menjawab “Saya baik-baik saja.”Bidan mengobservasi
tissue di lantai dan melihat bahwa mata Ny.X merah dan bengkak.
Dari kasus tersebut bisa kita dapatkan kesimpuan sementara (setidaknya 4 kesimpulan), yaitu :
a. Klien baik-baik saja, memang normal kien bangun pada jam tersebut dan mata klien merah mungkin
karena klien menggosok matanya akibat alergi.
b. Klien baik-baik saja tetapi tidak bisa tidur siang sebentar karena rasa bosan, sehingga mata terlihat merah
dan bengkak.
c. Klien tidak dalam keadaan baik tetapi tidak ingin berbicara kepada siapapun tentang masalahnaya.
d. Klien dalam keadaan tidak baik tetapi tidak tahu bagaiamana untuk minta bantuan kepada orang lain.

4. New Ideas and Creativity (N)


Ide baru dan kreatifitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus
bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu selama hidupnya
dan  biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model ini membawa kita sesuai
ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan dan akhir dari habits Model
(kebiasaan). Dari kalimat melakukan sesuatu seperti biasanya menjadi Mari mencoba cara
baru. Berpikir kreatif tidak untuk menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan
terlihat bodoh dan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. pemikir kreatif menghargai
kesalahan yang mereka lakukan untuk mempelajari nilai. Ide baru dan kreatifitas sangat
penting dalam keperawatan karena merupakan dasar dalam merawat pelanggan atau klien.
Banyak hal yang harus dipelajari perawat untuk menjadi cocok, terpadu, dan bekerja
menyesuaikan keunikan klien. Perawat mempunyai standart pendekatan untuk menghemat
waktu perawatan dan secara keseluruhan bekerja dengan baik, tetapi cara kerja perawat
berbeda satu sama lain.
Contoh :
Yudi yang tinggal di rumah perawatan menghabiskan sisa harinya di atas kursi roda,
keluar-masuk ke ruangan yang sama tiap harinya. Dia tidak  pernah berkata kepada
seorangpun meskipun perawat mengulangi kata-kata yang sama dan sudah memahami cara
berkomunikasi. Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan orang berpikiran
bahwa berbicara kepada orang lain merupakan cara standar untuk membesarkan hati
melalui komunikasi. Jadi hal tersebut yang sebagian perawat lakukan, kecuali Ella
(contoh). Suatu hari Ella berlutut di depan kursi roda Yudi dan merangkulnya. Memandang
Yudi dan dengan senyum yang lebar mengajaknya bernyanyi. apa yang terjadi
mengajaknya menyanyi. Tidak hanya menyanyi tetapi juga mempunyai suara seperti
penyanyi bangsa Irlandia. Sekarang apa yang dapat kita pikirkan dari cerita tersebut
kebanyakan perawat memahami komunikasi terapeutik yang mereka pelajari dari buku.
pendekatan verbal untuk komunikasi terapeutik bisa dilakukan dengan kebanyakan klien.
Ella, meskipun mengembangkan komunikasidengan cara sentuhan dan menyanyi hal
tersebut kreativitas yang dimiliki yang tidak disebutkan dalam literature.
Yang perlu dipelajari, yaitu :
a. Bagaimana perasaan anda jika mempunyai ide baru atau kreativitas baru ?
b. Berapa lama dalam sehari anda beraktivitas ?
c, Berapa lama dalan seminggu /
d. Apa yang membuat berbaha dari bertindak kreatif ?
5. Knowing How You Think/Mengetahui apa yang Kamu Pikirkan ? (K)
Knowing how you thing merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling tidak
dihiraukan dari model T.H.I.N.K yang berarti berpikir tentang apa yang kita pikirkan.
Berpikir tentang  berpikir disebut “metacognition”. Meta berarti “diantara atau
pertengahan” dan Cognition berarti “Proses mengetahui”. Jika kita berada diantara proses
mengetahui, kita akan dapat mengetahui bagaimana kita berpikir.
Yang perlu dipelajari :
a. Apakah hal ini sulit dilakukan? (untuk semua orang)
b. Mengapa hal ini sulit untuk dikerjakan?
c. Satu alasan mengapa hal ini sulit dilakukan adalah karena ada kosakata special dari akhir
analisis yang perlu menggambarkan BAGAIMANA berpikir.

E. Metode Berpikir Kritis


Berikut ada 7 metode critical thinking, yaitu :
1. Debate
Metode yang digunakan untuk mencari, membantu dan merupakan keputusan yang
bealasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi perdebatan atau
argumentasi.
2. Individual decision
Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses mengambil keputusan.
3. Group discussion
Sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan masing-masing mengemukakan
pendapatnya.
4. Persuasi
Komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan, sikap dan nilai-nilai
orang lain melalui berbagai alasan, argument atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua
bentuk persuasi.
5. Propaganda
Komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja dipersiapkan untuk
mempengaruhi massa pendengar.
6. Coercion
Mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk memaksakan suatu
kehendak.

F. Aspek Berpikir Kritis


Berikut merupakan aspek-aspek dalam berpikir kritis :
1. Clarity (Kejelasan)
Kejelasan merujuk kepada pertanyaan: “Dapatkah permasalahan yang rumit dirinci
sampai tuntas?”; “Dapatkah dijelaskan permasalahan itu dengan cara yang lain?”;
“Berikanlah ilustrasi dan contoh-contoh!”. Kejelasan merupakan pondasi standardisasi.
Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau
relevan. Apabila terdapat pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbicara
apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: “Apa yang harus dikerjakan pendidik dalam sistem
pendidikan di Indonesia?” Agar pertanyaan itu menjadi jelas, maka kita harus memahami
betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar menjadi jelas, pertanyaan itu harus
diubah menjadi, “Apa yang harus dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa
siswanya benar-benar telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk
membantu berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat
keputusan dalam kehidupan sehari-hari?”.
2. Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan:
“Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan?”; “Bagaimana cara
mengecek kebenarannya?”; “Bagaimana menemukan kebenaran tersebut?” Pernyataan
dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “Pada umumnya
anjing berbobot lebih dari 300 pon”.
3. Precision (ketepatan)
Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail.
Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan.
“Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat terurai?”; “Apakah pernyataan itu
telah cukup spesifik?”. Sebuah pernyataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian,
tetapi tidak tepat, misalnya “Aming sangat berat” (kita tidak mengetahui berapa berat
Aming, apakah satu pon atau 500 pon!)
4. Relevance (relevansi, keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan
dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan
mengajukan pertanyaan berikut: “Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon
dengan pertanyaan?”; “Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?”.
Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan.
Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus dilakukan dalam belajar untuk
meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas
belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka
dalam meningkatkan kemampuannya.
5. Depth (kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada
pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan dalam pertanyaan diuraikan
sedemikian rupa? Apakah telah dihubungkan dengan faktor-faktor yang signifikan
terhadap pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja memenuhi persyaratan
kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi jawaban sangat dangkal (kebalikan dari
dalam). Misalnya terdapat ungkapan, “Katakan tidak”. Ungkapan tersebut biasa digunakan
para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan
tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut
dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam.
6. Breadth (keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Apakah
pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?; Apakah memerlukan tinjauan
atau teori lain dalam merespon pernyataan yang dirumuskan?; Menurut pandangan..;
Seperti apakah pernyataan tersebut menurut… Pernyataan yang diungkapkan dapat
memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak
cukup luas. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pertanyaan yang
diajukan.
7.  Logic (logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan
konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya?
Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana
kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-
macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu
sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka
kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak
saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis

G. Fungsi Berpikir Kritis


Berikut adalah fungsi dari berpikir kritis, yaitu :
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih memiliki kemampuan untuk berpikir
jernih dan rasional. Di mana dapat berpikir secara mandiri dan bijaksana.Pemikiran dan a
yang bijaksana adalah tindakan dan pikiran yang tidak direncanakan, dijalankan secara
spontan dan begitu saja. Otak akan memikirkan sesuatu dan melakukan hal-hal lain tanpa
harus berpikir atau meminta otak untuk memikirkan kembali. Ketika terbiasa berpikir
kritis, akan mendapatkan banyak alternatif jawaban dan ide-ide kreatif. Jika memiliki
masalah, Tidak hanya dapat menemukan solusi atau solusi, tetapi juga banyak opsi atau
solusi untuk menyelesaikan masalah.
2. Mudah Memahami Sudut Pandang Orang Lain
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak lebih fleksibel dan tidak akan terlalu kaku
ketika memikirkan pendapat atau ide orang lain. Lebih mudah untuk menerima pendapat
dan persepsi orang lain yang berbeda dari persepsi sendiri.Ini tidak mudah, tetapi jika
terbiasa berpikir kritis, itu akan mudah bagi secara spontan. Keuntungan lain dari memiliki
pola pikir yang lebih fleksibel daripada pemikiran kritis adalah dapat lebih mudah
memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu fokus pada pendapat pribadi dan lebih
terbuka pada pemikiran, ide atau pendapat orang lain.
3. Menjadi Rekan Kerja yang Baik
Lebih sederhana, lebih terbuka, menerima dan tidak kaku dalam menerima pendapat
orang lain. Rekan kerja pasti akan lebih menghargai. Karena sesorang ingin menerima
pendapat orang lain secara terbuka. Rekan kerja pasti akan menyebut sesorang sebagai
rekan yang baik. Selain pekerjaan dan hubungan dengan penyelia, lingkungan kerja juga
penting di tempat kerja. Lingkungan kerja ini pasti akan dipengaruhi oleh rekan kerja. Jika
memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, situasi di tempat kerja lebih baik, lebih
murah, dan lebih produktif di tempat kerja.
4. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat seseorang berpikir lebih mandiri, yang berarti tidak selalu
harus bergantung pada orang lain. Jika dihadapkan pada situasi yang kompleks dan sulit
dan harus segera mengambil keputusan, Tidak perlu menunggu seseorang yang diyakini
dapat menyelesaikan masalah, karena dapat menyelesaikan sendiri masalahnya. Jika
seseorang berpikir kritis, akan menemukan ide-ide bagus dan tips pemecahan masalah.
5. Sering Menemukan Peluang Baru
Ketika berpikir kritis, seseorang dapat menemukan peluang baru dalam segala hal,
Melalui pemikiran kritis, pikiran menjadi lebih tajam ketika menganalisis masalah atau
situasi. Hal ini tentu saja, memengaruhi kewaspadaan anda sendiri untuk menemukan
peluang yang membutuhkan pikiran yang jeli dan dapat menganalisis peluang yang ada
dalam suatu situasi. Berpikir kritis akan menguntungkan karena akan menemukan peluang
ini lebih cepat daripada orang yang tidak terbiasa berpikir kritis.
6. Meminimalkan Salah Persepsi
Kesalahpahaman sering terjadi ketika seseorang tidak terbiasa berpikir kritis. Jika
menerima pernyataan dari orang lain dan bahwa orang lain juga percaya pada pernyataan
itu jika seseorang memiliki pemikiran kritis, akan mencari kebenaran dari persepsi itu.
Tidak akan mudah salah dalam persepsi yang tidak harus hanya untuk orang lain yang
mengatakan itu benar.

H. Komponen Berpikir Kritis


Berikut merupakan komponen dari berpikir kritis, yaitu :

a. Basic Operations of Reasoning


Untuk berpikir kritis, seseorang mempunyai kemampuna untuk memberi penjelasan,
melakukan generalisai, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah logis
lainnya secara mental.
b. Domain Specific Knowledge
Dalam menhadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahu topik atau kontennya.
Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus mempunyai pengetahuan
mengenai person dan dengan siapa yang mempunyai konflik tersebut.
c. Metakognitive Knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia
mencoba untuk benar memahami suatu ide, sadar kapan ia memerlukan informasi baru
dan mereka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkn dan mempelajari
informasi tersebut.
d. Values, Beliefs and Dispositions
Berpikir dengan kritis artinya melakukan penilaina secara fair dan objektif. Ini artinya
ada semacam keyakinan pada diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi.
Daripada itu, hal ini juga mempunyai arti terdapat semacam disposisi yang persisten dan
reflektif pada saat berpikir.

Anda mungkin juga menyukai