Anda di halaman 1dari 10

Berpikir Kritis (Critical Thinking) Dalam Proses Asuhan Keperawatan

Oleh Ibu Walin, SSiT. M.Kes,

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi
dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.

 Critical berasal dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai,
membuat keputusan.

 Criterion (bahasa Inggris) yang berarti standar, aturan, atau metode.

Critical thinking yaitu investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi situasi, fenomena,
pertanyaan atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secara terintegrasi.

 Berfikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-
prinsip, argument, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas.

 Menurut para ahli (Pery dan Potter, 2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk mengintervensikan atau mengevaluasi informasi
untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan
ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Manfaat Dan Fungsi Berpikir Kritis

1. Penerapan profesionalisme

2. Penting dalam membuat keputusan

3. Argumentasi dalam keperawatan

4. Penerapan dalam Proses Keperawatan

Pada proses selanjutnya, apa fungsi atau manfaatnya berpikir kritis bagi perawat?

a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.

b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu- isu dalam keperawatan.

c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.

d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
e. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.

f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.

g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.

h. Membuat dan mengecek dasar analisis dan faliidasi data keperawatan.

i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan

j. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.

k. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan

l. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan akktifitas nilai-nilai keputusan.

m. Mengefaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

Elemen Berpikir Kritis

1. Menentukan tujuan

2. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah

3. Menunjukkan bukti

Keterampilan Dalam Berpikir Kritis

1. Berpikir secara Induktif

Penalaran atau berpikir induktif adalah cara berpikir generalisasi terbentuk dari
serangkaian bukti atau fakta dan data hasil pengamatan yang selanjutnya dibuat
interprestasi kasus atau dibuat suatu kesimpulan.

2. Berpikir secara Deduktif

Penalaran atau berpikir deduktif adalah cara berpikir sebaliknya, yaitu cara berpikir dari
sesuatu yang bersifat umum ke khusus.. Perawat perlu memastikann akurasi informasi
dengan memeriksa data-data atau dokumen lain.

3. Komunikasi

Seorang perawat, semakin sering berkomunikasi dengan kliennya maka semakin terlatih
dan semakin baik kemampuan berpikirnya. Bentuk-bentuk komunikasi yang baik
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan dan berpikir kritis banyak macamnya,
diantaranya adalah diskusi, tanya jawab, melakukan permainan-permainan yang
melibatkan proses komunikasi, dan memberikan umpan balik.

Refleksi diri adalah suatu usaha untuk melihat kondisi diri kita, apa yang sudah kita lakukan, dan
apa-apa saja yang ada dalam diri kita. Ada dua cara refleksi diri, yakni introspeksi dan
retrospeksi.

Introspeksi adalah suatu kegiatan di mana kita berusaha melihat ke dalam diri kita apa saja yang
ada di sana sekarang.

Retrospeksi adalah suatu kegiatan di mana kita berusaha melihat ke dalam diri kita apa saja yang
sudah dilakukan. Hal-hal yang kita lihat adalah keseluruhan dari apa yang sudah kita lakukan di
masa lalu, bisa dalam periode tertentu atau periode seluruh hidup.

Penghayatan Proses

Penghayatan proses adalah kegiatan menelusuri proses terjadinya sesuatu, mencari tahu mengapa
dan bagaimana sesuatu terjadi. Penghayatan proses ini bisa dilakukan dengan cara menanyakan
“apa, mengapa, bagaimana dan untuk apa sesuatu itu ada”. Misalnya, apa itu peraturan?
Mengapa orang harus mentaati peratuan? Bagaimana peraturan dibuat? Untuk apa peraturan
dibuat?

Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

1. Feeling Model

 Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.

 Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala,
petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.

2. Vision Model

 Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan


menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien,.

3. Examine Model

 Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan.

 Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji,
melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan
dengan ide.
Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa alasan :

◦ Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

◦ Penerapan profesionalisme

◦ Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberi asuhan keperawatan.

◦ Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam menuju
keberhasilan dalam berbagai aktifitas

◦ berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap


dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.

Karakteristik berpikir kritis adalah :

a. Konseptualisasi

 Artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.. konseptualisasi merupakan pikiran


abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam
otak.

b. Rasional dan beralasan.

 Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta fenomena nyata.

c. Reflektif

 Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.

d. Bagian dari suatu sikap.

 Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.

e. Kemandirian berpikir

 Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat
dipercaya.
f. Berpikir adil dan terbuka

 Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik.

g. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan

 Berpikir kritis dingunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,


mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

h. Watak (dispositions)

 Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat
terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat,
resespek tehadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang
berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang diangapnya baik.

I. Kriteria (criteria)

 Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai
kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.

j. Sudut pandang

 Yaitu cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi
makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.

Wade  mengidentifikasi delapan kerakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:

 Kegiatan merumuskan pertanyaan

 Membatasi permasalahan

 Menguji data-data

 Menganalisis berbagai pendapat

 Menghindari pertimbangan yang sangat emosional

 Menghindari penyederhanaan berlebihan

 Mempertimbangkan berbagai interpretasi

 Mentolerasi ambiguitas
Model Berfikir Kritis

Costa and Colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai “The Six Rs” yaitu :

 Remembering (Mengingat)

 Repeating (Mengulang)

 Reasoning (Memberi Alasan/rasional)

 Reorganizing (Reorganisasi)

 Relating (Berhubungan)

 Reflecting (Memantulkan/merenungkan)

Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu sebagai berikut.

 Asumsi pertama adalah berpikir, merasa, dan keahlian mengerjakan seluruh komponen
esensial dalam keperawatan dengan bekerja sama dan saling berhubungan.

Berpikir tanpa mengerjakan adalah suatu kesia-siaan. Mengerjakan sesuatu tanpa berpikir
adalah membahayakan. Dan berpikir atau mengerjakan sesuatu tanpa perasaan adalah
sesuatu yang tidak mungkin.. Pengakuan atas 3 hal berfikir, perasaan dan meleksanaka
(Thinking, Feeling, and Doing) mengawali langkah praktek professional ke depan.

 Asumsi yang kedua mengakui bahwa berpikir, merasakan, dan mengerjakan tidak bisa
dipisahkan dari kenyataan praktek keperawatan.

Berpikir kritis memerlukan pengetahuan, walaupun pikiran, perasaan, dan bekerja adalah
sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek keperawatan

 Asumsi yang ketiga bahwa perawat dan perawat pelajar bukan papan kosong, mereka
dalam dunia keperawatan dengan berbagai macam keahlian berpikir  Model yang
membuat berpikir kritis dalam keperawatan meningkat.

 Asumsi yang keempat yang mempertinggi berpikir adalah sengaja berbuat sesuai dengan
pikiran dan yang sudah dipelajari. Berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan

 Asumsi yang kelima bahwa pelajar dan perawat menemukan Berpikir kritis adalah cara
berpikir secara sistematis dan efektif.

 Asumsi yang keenam Berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktifitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir
itu terjadi.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa aktifitas berpikir yang
berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi.

1. Total Recall (T)

 Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta/data ketika diperlukan

2. Habit/Kebiasaan (H)

 Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali
sehingga menjadi kebiasaan yang alami

3. Inquiry/Penyelidikan/menanyakan keterangan (I)

 Inquiry merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan mengajukan
pertanyaan yang mendekati kenyataan.

4. New Ideas and Creativity (N)

 Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus bagi
individu

5. Knowing How You Think/Mengetahui apa yang kamu fikirkan? (K)

 Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling tidak
dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita pikirkan.
Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”.Meta berarti “diantara atau
pertengahan” dan cognition berarti “Proses mengetahui”.

Metode Berfikir Kritis:

Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking :

 Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan keputusan
yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi perdebatan
atau argumentasi

 Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses
mengambil keputusan

 Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan masing-


masing mengemukakan pendapatnya.
 Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan, keyajinan,
sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alasan, argument, atau bujukan. Debat
dan iklan adalah dua bentuk persuasi

 Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja


dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar

 Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk


memaksakan suatu kehendak

 Kombinasi beberapa metode

Elemen Berfikir Kritis

 Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan masalah,
keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap
berpikir kritis.

 Elemen berpikir kritis antara lain:

 Menentukan tujuan

 Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah

 Menujukan bukti

 Menganalisis konsep

 Asumsi

 Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian

 Kriteria elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.

Aspek-Aspek Berfikir Kritis :

 Relevance : Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.

 Importance : Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.

 Novelty : Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.

 Outside material : Menggunakan pengalamanya sendiri


 Ambiguity clarified : Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidak jelasan

 Linking ideas : Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data
baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

 Justification : Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya.

Langkah-langkah dalam berpikir kritis

 Mengenali masalah (defining and clarifying problem)

 Menilai informasi yang relevan

 Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan

Ada empat hal pokok dalam penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu

a. Penggunaan bahasa dalam keperawatan

1. Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative use of language)

2. Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of language)

3. Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam tindakan keperawatan (directive


use of language)

4. Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi, mengekspresikan keraguan dan


keheranan (interrogative use of language)

5. Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)

Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis

1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.

2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.

3. Mengolah fakta dan data.

4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.


5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.

6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.

7. Evaluasi.

Beberapa pendekatan yang sering digunakan dalam pemecahan masalah, adalah

1. Trial and error

 Trial and error adalah salah satu metode pemecahan masalah dengan cara mencoba
beberapa pendekatan sampai ditemukan satu solusi.

2. Intuisi

 Intusi adalah metode pemecahan masalah dengan cara memahami atau mempelajari
mengenai suatu hal tanpa memakai penalaran yang disadari.

3. Proses Penelitian atau Metode Ilmiah

 Metode pemecahan masalah dengan pendekatan proses penelitian atau metode ilmiah
adalah pendekatan yang sistematis, logis dan resmi untuk memecahkan masalah.

Proses Pengambilan Keputusan Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.

2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pad
sistematika tertentu:

a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.

b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia

c. Falsafah yang dianut organisasi.

d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administras dan
manajemen di dalam organisasi.

3. Masalah harus diketahui dengan jelas.

4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.

5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yan telah
dianalisa secara matang.

Anda mungkin juga menyukai