Anda di halaman 1dari 19

BERFIKIR KRITIS / CRITICAL

THINKING

KELOMPOK 5 KELAS C
T E GU H P U RWO N O 108222103
ROSO 108222104
FEBRIANA INDAH KUMALASARI 108222095
SITI MAFTUKHAH 108222094
T I T I S E K O WA H Y U N I 108222099
HESTI SULASTRI 108222096
FA J A R A J I N U G R O H O 108222101
KONSEP CRITICAL THINKING

 Berpikir
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Pikiran atau
memori menyimpan segala sesuatu dan hanya mengingat apa yang
diperlukan dan apa yang berarti dalam kehidupan. Dengan demikian
seseorang mampu menganalisis informasi yang didapat dan
mengembangkan kreativitas serta lebih berhasil dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
Lanjutan…

 Teknik Berpikir
1. Berpikir Autistik
Pada saat melamun seseorang mengkhayal dan sering berfantasi memikirkan sesuatu yang
terkadang tidak sesuai dengan keadaan. Oleh karena itu berpikir autistik sering diidentikkan
dengan melamun, misalnya seseorang berkhayal ingin menjadi orang kaya dalam waktu singkat.
2. Berpikir Realistik
Berpikir realistik dilakukan seseorang pada saat menyesuaikan diri dengan situasi yang nyata.
3. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif dilakukan untuk untuk menemukan sesuatu yang baru. Berpikir kretaif
memerlukan stimulus atau rangsangan dari lingkungan yang dapat memicu seseorang
berkreativitas. Seseorang dikatakan berpikir kreatif jika ada perubahan atau menciptakan
sesuatu yang baru dan dilakukan berdasarkan manfaat atau tujuan yang pasti,
menyelesaikan dengan baik suatu masalah, dan menghasilkan ide yang baru atau menata
kembali ide lama dalam bentuk baru.
Lanjutan…

4. Berpikir Evaluatif
Pada saat seseorang berpikir evaluatif, berarti ia mempelajari dan
menilai baik buruknya suatu keadaan, tepat tidaknya suatu gagasan,
serta perlu tidaknya perubahan suatu gagasan, misalnya seseorang
merencanakan untuk bepergian jauh, ia akan menilai perlu tidaknya
pergi, keuntungan dan kerugiannya, serta apakah tepat jika pergi
saat kondisi tidak memungkinkan.
Lanjutan…

 Proses Berpikir
Proses berpikir merupakan suatu jalan pikiran atau logika.
Langkah-langkah proses berpikir sbb:

Pembentukan Pengertian/Konsep

Pembentukan Pendapat

Penarikan Kesimpulan
Lanjutan…

 Berpikir Kritis
Critical thinking adalah salah satu kecakapan yang diharapkan terbentuk pada
diri peserta didik. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas, peserta didik
diharapkan memiliki kecakapan critical thinking melalui pendekatan ilmiah
sebagai pengembangan diri yang dipelajari di satuan pendidikan. Critical
thinking menurut Beyer (Kemendikbud, 2017: 6) adalah:
1. mengukur kualitas dari suatu sumber.
2. mampu menentukan antara yang relevan dan yang tidak relevan.
3. membedakan fakta dari penilaian.
4. mengidentifikasi dan mengevaluasi pendapat yang tidak terucapkan.
5. mengidentifikasi kesalahan atau bias yang ada.
6. mengidentifikasi sudut pandang.
7. mengevaluasi bukti yang didapatkan untuk mendukung pendapat.
Lanjutan

Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir ktis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan, dan tindakan. Menurut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu
proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang kajadian atau fakta
yang mutakhir dan menginterpretasikannya serta mengevaluasi pendapat-
pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya
perspektif/ pandangan baru.
KARAKTERISTIK CRITICAL THINKING

 Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu
konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang
realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objekatribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digenerilisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
 Rasional dan Beralasan
Argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari
fakta fenomena nyata.
 Reflektif
Bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau presepsi dalam
berpikiratau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu.
Lanjutan…

 Bagian dari suatu sikap


Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakahsesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang
lain.
 Kemandirian berpikir
Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran
dankeyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan
dapat dipercaya.
 Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
 Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis dingunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
menciptakan suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
Lanjutan…

 Watak
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangatterbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai
data dan pendapat,resespektehadap kejelasan dan ketelitian.
 Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
 Sudut pandang
Yaitu cara memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan menentukan
kontruksimakna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang sebuah
penomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
MODEL CRITICAL THINKING

Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan,


dapatdigunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu
sebagai berikut:
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritismencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan
dalam melakukanaktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas
dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian
kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan
ide tentang permasalahan perawatankesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan
untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi.
Lanjutan…

3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat
menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran 
yang tepat untukanalisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi,
menjelaskan dan menentukan sesuatuyang berkaitan dengan ide
KOMPONEN CRITICAL THINKING

Komponen Berpikir Kritis Komponen berpikir kritis meliputi:


a. Pengetahuan dasar spesifik merupakan komponen pertama berpikir kritis,
yang meliputi teori dan informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan
dan ilmu-ilmu keperawatan dasar.
b. Pengalaman merupakan komponen kedua dari berpikir kritis. Pengalaman
perawat dalam prakti klinik akan mempercepat proses berpikir kritis, Karena
ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan
terhadap kesehatan kliennya.
c. Kompetensi merupakan kemampuan individual yang dibutuhkan untuk
mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan yang dilandasi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
FUNGSI CRITICAL THINKING DALAM KEPERAWATAN

Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut:
Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
Membedakan sejumlah penggunaan dan isu- isu dalam keperawatan.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, sertatingkat
hubungan.
Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
Membuat dan mengecek dasar analisis dan faliidasi data keperawatan.
Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
PROSES CRITICAL THINKING
(PEMECAH MASALAH) DALAM KEPERAWATAN
Masalah atau biasanya disebut dengan konflik dalam keperawatan adalah
sesuatu yang tidak dapat dihindari, sebagai sesuatu yang tidak dapat
dihindari, masalah harus berhasil dikelola, karena jika tidak dikelola
dengan baik, akan menyebabkan lebih banyak kesulitan serta efisiensi
organisasi yang lebih rendah.
Dalam penyelesaian masalah terdapat strategi yang perlu dipahami dan
diambil oleh perawat untuk memperoleh penyelesaian masalah yang tepat.
Tahapan penyelesaian suatu masalah meliputi pengkajian, identifikasi dan
tahap intervensi.
Pengkajian merupakan tahapan awal untuk mengumpulkan fakta dalam
penyelesaian masalah terdapat beberapa langkah diantaranya analisis
situasi, analisis dan memastikan isu yang berkembang serta menetapkan
tujuan.
Lanjutan…

 Analisis situasi
Tahap ini merupakan tahap untuk mengidentifikasi jenis masalah, karena masing
masing jenis masalah akan berbeda penyelesaiannya. Selain itu langkah ini
diperlukan untuk menentukan estimasi waktu yang diperlukan dalam
penyelesaian.
 Analisis dan memastikan isu yang berkembang
Tahapan ini memperjelas masalah yang terjadi dan dapat menetapkan prioritas
fenomena yang terjadi, pada tahap ini masalah utama ditetapkan yang dapat
menjadi acuan dalam penyelesaiannya.
 Menyusun tujuan
Tujuan penyelesaian masalah harus ditetapkan secara jelasdan spesifik, hal ini
perlu dilakukan untuk menjadi acuan dalam proses penyelesaian masalah yang
akan dilakukan.
Lanjutan…

Tahapan terakhir dari proses penyelesaian masalah adalah tahap intervensi,


tahapan ini meliputi dua hal penting yaitu:
 Keyakinan akan penyelesaian masalah serta hasil positif yang akan diperoleh
dari penyelesaian masalah yang akan dilakukan.
 Dilakukan penyeleksian metode yang akan digunakan dalam penyelesaian
masalah. Penyelesaian masalah memerlukan strategi yang berbeda beda
metode yang tepat dapat mempengaruhi hasil penyelesaian masalah.
Sebagai bagian dari profesi kesehatan, perawat berbagi tanggung jawab bersama
dengan profesi kesehatan lainnya, untuk menciptakan lingkungan yang sehat
lingkungan tempat kerja, serta memastikan bahwa masalah tidak berdampak
negatif terhadap hasil kesehatan pasien atau hubungan di antara rekan kerja. Oleh
sebab itu belajar memberikan respon terhadap masalah adalah cara yang tepat
mengembangkan penyelesaian masalah.
ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

“ Teori Komplementer dalam Keperawatan “


 Dalam artikel ini di paparkan bahwa Perawatan dengan Terapi
Komplementer sedang menjadi isu yang mendunia terutama di bidang
kesehatan yaitu penggabungan Terapi konvensional di selaraskan
dengan perawatan Modern.
 Dalam artikel ini beberapa intervensi bisa di lakukan kepada klien
dengan cara menggabungkan Terapi komplementer dengan perawatan
modern di samping itu klien ikut serta ambil bagian dalam proses
kesembuhan, sehingga ini menjadi sebuah proses intervensi/perawtan
secara holistik. Perawat dalam hal ini berperan penting karena bisa
sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan
langsung, koordinator dan sebagai advokat terhadap klien
 Terapi komplementer yang di lakukan kepada klien selaras dengan
terapi modern hal ini didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale,
Roger, Leininger. Misalnya teori Rogers yang memandang manusia
sebagai sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan
energi. Teori ini dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang
menggunakan energi misalnya tai chi, chikung, dan reiki. Hal ini akan
sangat mendukung dalam tujuan dan proses Perawatan terhadap klien.
 Hasil yang ingin di capai dalam Terapi komplementer adalah
mendukung percepatan dalam proses penyembuhan klien. Apabila isu
ini berkembang dan terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai
pengetahuan dan kemampuan tentang terapi komplementer, diharapkan
akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien
dan perawat secara bersama-sama dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai