Anda di halaman 1dari 9

Konsep Berpikir Kritis dan Manfaat Berpikir Kritis bagi Perawat

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery &
Potter, 2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian
secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan dan tindakan.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses
tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional
karena cara berfikir ini terdiri dari atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.

Metode Berfikir Kritis


Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking :
1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan keputusan
yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi perdebatan atau
argumentasi.
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses
mengambil keputusan.
3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah
4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan, keyajinan,
sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument, atau bujukan. Debat dan
iklan adalah dua bentuk persuasi
5. Propoganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja dipersiapkan
untuk mempengaruhi massa pendengar
6.Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk
memaksakan suatu kehendak
7. Kombinasi beberapa metode

   
Karakteristik Berfikir Kritis
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep
adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian,
objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak
yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari
fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan
data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi
benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta
suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

Proses Berfikir Kritis


1. Mengenali masalah (defining and clarifying problem), meliputi mengidentifikasi isu-isu
atau permasalahan pokok, membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan, memilih
informasi yang relevan, merumuskan masalah.
2.  Menilai informasi yang relevan yang meliputi menyeleksi fakta maupun opini, mengecek
konsistensi,vmengidentifikasi asumsi, mengenali kemungkinan emosi maupun salah
penafsiran kalimat, mengenali kemungkina perbedaan orientasi nilai dan ideologi.
3. Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan yang meliputi mengenali data-data yang
diperlukan dan meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan
masalah/kesimpulan yang diambil.

Berfikir Kritis dalam Keperawatan


Berfikir meliputi proses yang tidak statis, berubah setiap saat. Berfikir kritis dalam
keperawatan adalah komponen dasar dalam pertanggunggugatan profesional dan kualitas
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat mencapai
sukses dalam berbagai aktifitas dan merupakan suatu penerapan profesionalisme serta
pengetahuan tekhnis atau keterampilan tekhnis dalam memberikan asuhan keperawatan.
Proses berpikir kritis meliputi memahami, mengevaluasi, mempertanyakan maupun
menjawab, membangun pertanyaan yang merupakan pemicu proses berkelanjutan untuk
mencari jawaban dngan kemungkinan ada jawaban atau tidak terdapat jawaban.
Perawat setiap hari mengambil keputusan. Perawat menggunakan keterampilan
berpikir kritis dalam berbagai cara :
1.  Perawat menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dari lingkungannya
2.  Perawat menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3.   Perawat penting membuat keputusan
Beberapa tahun yang lalu ditemukan bahwa berpikir kritis dalam keperawatan
diperlukan untuk mengeksplorasi. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komponen dasar
dalam pertanggunggugatan professional dan kualitas asuhan keperawatan. Pemikir kritis
dalam keperawatan menunjukkan kebiasaan perasaan : percaya diri, kontekstual perspektif,
kreatifitas, fleksibilitas, ingin tahu, intuisi, keterbukaan, tekun, refleksi.

Manfaat Berfikir Kritis dalam Keperawatan


1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2.  Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8.  Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11.  Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12.  Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13.  Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

Model Berfikir Kritis


Costa, dkk (1985) mengidentifikasi model berfikir kritis :
1. Remembering  : menggunakan pengalaman masa lalu untuk mendekati pikiran saat ini
2. Repeating : Semakin sering menggunakan cara berpikir kritis dalam menghadapu setiap
persoalan kehidupan sehingga memudahkan mengambil keputusan
3. Reasoning : berpikir kritis yaitu pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan yang
akurat serta penentuan pilihan atas alternative yang ditetapkan
4. Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang sementara menjadi focus
perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat terhadap fenomena yang menjadi perhatian
utama
5. Relating : menghubungkan dan menemukan relasi diantara fenomena yang dipikirkan
6. Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan menganalisa kembali
secara hati-hati akan apa yang telah dipertimbangkan

Model Berfikir Kritis dalam Keperawatan


Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu sebagai berikut :
1. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam
melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada
pernyataan serta pikiran klien.
2.Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat
untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.

Bentuk-bentuk Berfikir Kritis


1.  Berbagai asumsi berfikir
 Bahwa berpikir, perasaan, dan berbuat adalah semua komponen dasar keperawatan yang
diharapakan yang dikerjakan bersama dan sejalan
 Bahwa berpikir, berperasaan, berbuat adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam
seluruh kehidupan praktek keperawatan
 Bahwa perawat dan mahasiswa keperawatan adalah dua yang berbeda, tetapi keduanya
dating dengan berbagai keterampilan berfikir dalam keperawatan
 Bahwa upaya mengembangkan cara berfikir adalah upaya yang disengaja yang dapat
dipertimbangkan dan dipelajari
 Banyak mahasiswa keperawatan dan perawat menemukan kesulitan untuk
menggambarkan keterampilan berfikirnya. Jarang dari mereka bertanya bagaimana
berfikir, dan hanya biasanya bertanya apa yang mereka fikirkan
 Berpikir  kritis dalam keperawatan hamper sama bila kita berfikir melakukan kegiatan
yang sesuai dengan konteks situasi dimana berfikir terjadi
2.      bentuk berfikir ( T H I N K )
 Total Recall : mengingat fakta-fakta atau mengingatkan dimana dan mengapa kita
menemukan sesuatu yang diperlukan
 Habits : kebiasaan memungkinkan sesuatu dikerjakan tanpa mempunyai metode yang
baru yang digunakan setiap saat
 Inguiry : menguji isu-isu secara mendalam dan pertanyaan yang segera menjadi suatu
kenyataan. Inguiry adalah cara berfikir yang utama yang digunakan guna mengambil
keputusan.
 New Idea and creativity : ide yang baru dan kreatifitas adalah merupakan hal yang
penting dalam keperawatan sebab merupakan akar yang perlu dikembangkan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
 Knowing How you think : berpikir dapat disebut sebagai metacognition. Meta artinya
diantara atau ditengah, cognition artinya proses mengetahui. Jika perawat berada
dalam suatu proses mengetahui, maka perawat akan dapat mengetahui apa yang
dipikirkan.

Penerapan Berfikir Kritis dalam Keperawatan


Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu :
1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan
Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif. perawat
menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta,
perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi. Secara nonverbal
saat melakukan pedokumentasian keperawatan. Dalam hal ini berfikir kritis adalah
kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif. Lima macam penggunaan bahasa dalam
konteks berfikir kritis :
a. Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative use of language)
b. Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of language)
c.  Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam tindakan keperawatan
(directive use of language)
d. Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi, mengekspresikan keraguan dan
keheranan (interrogative use of language)
e. Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)
2.  Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menemukan,
menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan
terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Badman and Badman (1988) argumentasi terkait dengan
konsep berfikir dalam keperawatan berhubungan dengan situasi perdebatan, upaya untuk
mempengaruhi individu ataupun kelompok.
3. Pengambilan keputusan
Dalam praktek keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada situasi
dimana harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam interaksi
teman sejawat profesi lain dan terutama dalam penyelesaian masalah manajemen di
ruangan.
4. Penerapan dalam proses keperawatan
a. Pengkajian : mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data
berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
b. Perumusan diagnosa keperawatan : tahap pengambilan keputusan yang paling kritis,
menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.
c. Perencanaan keperawatan : menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan
hasil yang diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan.
d. Pelaksanaan keperawatan : pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan
dalam menguji hipotesa, tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.
e. Evaluasi keperawatan : mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Faktor yang Mempengaruhi Berfikir Kritis


1. Kondisi Fisik
2. Keyakinan/motivasi
3. Kecemasan
Adalah keadaan emosional yang ditandai dengan kegelisahan dan ketakutan terhadap
kemungkinan bahaya/kemalangan/nasib buruk.Jika terjadi ketegangan hipotalamus
dirangsang dan mengirim impuls untuk menggiatkan mekanisme simpatis dan adrenal yang
mempersiapkan tubuh untuk bertindak.Kelelahan terjadi apabila penyebab ketegangan keras
sehingga pertahanan tubuh menurun.
Tingkat kecemasan terdiri dari :
a. Cemas Ringan : yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran, terangsang untuk
melakukan tindakan, termotivasi secara positif, sedikit mengalami peningkatan tanda
vital.
b. Cemas Sedang : yang ditandai dengan kondisi lebih tegang, menurunnya konsentrasi
dan persepsi, sadar tetapi fokusnya sempit, sedikit mengalami peningkatan tanda vital,
gejala fisik berkembang seperti sakit kepala, sering berkemih, mual, papitasi (jantung
berdebar) dan letih.
c. Cemas Berat : ditandai dengan persepsi menjadi terganggu, perasaan tentang
terancam ketakutan meningkat, komunikasi menjadi terganggu, mengalami
peningkatan tanda vital lebih dramatis, terjadi gejala diare, nyeri dada dan muntah.
d. Panic : ditandai dengan perasaan terancam, gangguan realitas, dapat membahayakan
diri sendiri/orang lain, kombinasi dari gejala fisik bisa lebih buruk jika tidak segera
diatasi.
e. Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat :
a.       Konstruktif
 Memotivasi individu untuk belajar
 Mengadakan perubahan terutama perubahan pada perasaan yang tidak nyaman
 Berfokus pada kelangsungan hidup
b.      Destruktif
 Menimbulkan tingkah laku yang mal adaptive
 Disfungsi yang menyangkut kecemasan berat/panic
c.       Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual adalah suatu perkembangan kontinu dari
bagan/struktur inteligensi sebagai hasil interaksi antara kematangan dan pengaruh luar
berbentuk pengalaman dan integrasi dari setiap bahan baru dan lama. Seseorang yang
semakin cerdas akan semakin cakap dalam membuat tujuan, berinisiatif, tidak hanya
menunggu perintah saja, tetap pada tujuan, tidak mudah dibelokan oleh orang lain atau
suasana lain, dan semakin kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Aldova, E, Hauser, O. And Postupa, R.1953.
Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.

Anda mungkin juga menyukai