Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

1. Nanda Risky Ayundari 211103032


2. Rizma Dwi Ady Saputra 211103033
3. Mahfirotul Lailia Nur Janah 211103038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas


rahmat-Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya, Adapun tema dari makalah ini adalah “Berfikir Kritis
Dalam Keperawatan”.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Agama yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Gresik, 22 Maret 2022

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Karakteristik Berpikir Kritis.........................................................................4
C. Klasifikasi Berfikir........................................................................................5
D. Metode Berfikir Kritis.................................................................................10
E. Elemen Berfikir Kritis.................................................................................10
F. Aspek-Aspek Berfikir Kritis.......................................................................11
G. Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan................................................11
H. Penerapan Berfikir Kritis............................................................................12
BAB 2.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB 1

A. Pengertian

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara


berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan
persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri
dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang.

Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan


keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan
yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-
ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak
terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar. Keterampilan kognitif
yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin
intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah
denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam
pemikiran yang disiplin dan mandiri.

Menurut Bandman (1998) berfikir kritis adalah pengujian yang


rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument,
kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas.
Menurut Bandman (1998) berfikir kritis adalah pengujian yang rasional
terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument,
kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas.

Berpikir kritis dalam keperawatan di dalamnya dipelajari


karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis,
pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis. Berpikir kritis
dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam

3
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis
keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan
diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas
intelektual, intuisi, pola piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi.Pemikir
kritis keperawatan mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi analisa,
menerapkan standar, prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi,
dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.

B. Karakteristik Berpikir Kritis

1. Konseptualisasi.
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas,
pikiran- pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan.
Rasional dan beralasan artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan
analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif.
Reflektif artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi
atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir.

4
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.

6. Berpikir adil dan terbuka.


Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang
akan diambil.

Berpikir kritis Wade (1995), karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:


1. Kegiatan merumuskan pertanyaan.
2. Membatasi permasalahan.
3. Menguji data-data.
4. Menganalisis berbagai pendapat.
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional.
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan.
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi.
8. Mentolerasi ambiguitas.

C. Klasifikasi Berfikir

Menurut Costa and Colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai “The Six Rs”
yaitu :
1. Remembering (Mengingat).
2. Repeating (Mengulang).
3. Reasoning (Memberi Alasan/rasional).
4. Reorganizing (Reorganisasi).
5. Relating (Berhubungan).

5
6. Reflecting (Memantulkan/merenungkan).

Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan gambaran


berpikir dan mengklasifikasikan menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K.
1. Total Recall
Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan
bagaimana untuk mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data
keperawatan bisa dikumpulkan dari banyak sumber, yaitu pembelajaran di
dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu yang perawat peroleh dari
klien atau orang lain, data klien dikumpulkan dari perasaan klien,
instrument (darah, urine, feses, dll), dsb.
2. Habits
Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang
diulang berkali-kali sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka
menerima apa yang mereka kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk
dilakukan. Manusia selalu menggambarkan sesuatu yang mereka kerjakan
sebagai kebiasaan seperti “saya mengerjakan sesuatu di luar pikiran”. Hal
ini bukan kebiasaan dalam keperawatan karena tindakan yang dilakukan
tidak menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses berpikir
sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat sesuatu atau kemungkinan
yang terjadi, di bawah sadar.
Habits mengikuti sesuatu yang dikerjakan diluar metode baru
setiap waktu. Contoh : pernahkah kita mengendarai kendaraan dan apakah
pernah kita ingat pepohonan yang pernah kita lewati? yang kita pikirkan
dan harapkan adalah supaya kita terhindar dari kecelakaan.
3. Inquiry
Inquiry merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara
mendalam dan mengajukan pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika
kita berada di tingkat pertanyaan ini dalam situasi social, kita akan disebut
“Mendesak”. Hal ini meliputi penggalian data dan pertanyaan, khususnya
pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti tidak menilai dari raut wajah,

6
mencari factor-faktor yang menyebabkan, keragu-raguan pada kesan
pertama, dan mengecek segalanya, tidak ada masalah bagaimana
memperlihatkan ketidaksesuaian.
Inquiry merupakan kebutuhan primer dalam berpikir yang
digunakan untuk menyimpulkan sesuatu. Kesimpulan tidak dapat diambil
jika tanpa inquiry, tetapi kesimpulan akan lebih akurat jika menggunakan
inquiry.
Inquiry bisa diwujudkan melalui:
1. Melihat sesuatu (menerima informasi).
2. Mendapatkan kesimpulan awal.
3. Mengakui keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.
4. Mengumpulkan data atau informasi mendekati masalah utama.
5. Membandingkan informasi baru dengan yang sudah diketahui.
6. Menggunakan pertanyaan netral.
7. Menemukan satu atau lebih kesimpulan.
8. Memvalidasi kesimpulan utama dan alternative untuk mendapatkan
informasi lebih banyak lagi.
Contoh: Pukul 3 pagi, perawat melihat lampu kamar Tn. X masih
menyala. Kemudian perawat mendekati pasien dan menanyakan “Selamat
pagi Tn.X, saya melihat lampu kamar anda masih menyala, apa yang anda
lakukan? ada yang bisa saya bantu?” Tn. X tersenyum dan menjawab
“saya baik-baik saja.” Perawat mengobservasi dan menemukan tissue di
lantai dan melihat bahwa mata Tn.X merah dan bengkak.
Dari kasus tersebut bisa kita dapatkan kesimpulan sementara
(sedikitnya 4 kesimpulan), yaitu
1. Klien baik-baik saja, memang normal klien bangun pada jam tersebut
dan mata klien merah mungkin karena klien menggosok matanya
akibat alergi.
2. Klien baik-baik saja tetapi tidak bisa tidur siang sebentar karena rasa
bosan sehingga mata terlihat merah dan bengkak.

7
3. Klien tidak dalam keadaan baik tetapi tidak ingin berbicara kepada
siapapun tentang masalahnya.
4. Klien dalam keadaan tidak baik tetapi tidak tahu bagaimana untuk minta
bantuan kepada orang lain.
Disini peran perawat adalah memvalidasi : “Anda bicara kalau
anda baik-baik saja, tetapi saya melihat mata anda merah dan bengkak”
Kemudian bandingkan dengan informasi yang diperoleh teman kita. Yang
perlu dipelajari apakah kita mendapat jawaban yang sebenarnya dari
pertanyaan kita, kapan kita membandingkan jawaban yang kita peroleh
dengan jawaban teman kita apakah ada perbedaan.
4. New Ideas and Creativity
New Ideas and Creativity adalah Ide baru dan kreativitas terdiri
dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus bagi individu. Khusus
dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu selama hidupnya dan
biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model ini membawa
kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan dan
akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat “melakukan sesuatu
seperti biasanya” menjadi “Mari mencoba cara baru”. Berpikir kreatif
tidak untuk menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan
terlihat bodoh dan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif
menghargai kesalahan yang mereka lakukan untuk mempelajari nilai.
Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena
merupakan dasar dalam merawat pelanggan atau klien.Banyak hal yang
harus dipelajari perawat untuk menjadi cocok, terpadu, dan bekerja
menyesuaikan keunikan klien. Perawat mempunyai standart pendekatan
untuk menghemat waktu perawatan dan secara keseluruhan bekerja
dengan baik, tetapi cara kerja perawat berbeda satu sama lain.Contoh :
Desta yang tinggal di rumah perawatan menghabiskan sisa harinya di atas
kursi roda, keluar- masuk ke ruangan yang sama tiap harinya. Dia tidak
pernah berkata kepada seorangpun meskipun perawat mengulangi kata-
kata yang sama dan sudah memahami cara berkomunikasi.

8
Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan orang
berpikiran bahwa berbicara kepada orang lain merupakan cara standar
untuk membesarkan hati melalui komunikasi. Jadi hal tersebut yang
sebagian perawat lakukan, kecuali Nisa (contoh). Suatu hari Nisa berlutut
di depan kursi roda Yudi dan merangkulnya. Memandang Yudi dan
dengan senyum yang lebar mengajaknya bernyanyi. Apa yang terjadi?
Desta menyanyi. Tidak hanya menyanyi tetapi juga mempunyai suara
seperti penyanyi bangsa Irlandia. Sekarang apa yang dapat kita pikirkan
dari cerita tersebut?
Kebanyakan perawat memahami komunikasi terapeutik yang
mereka pelajari dari buku. Pendekatan verbal untuk komunikasi terapeutik
bisa dilakukan dengan kebanyakan klien. Nisa, meskipun mengembangkan
komunikasi dengan cara sentuhan dan menyanyi hal tersebut kreativitas
yang dimiliki yang tidak disebutkan dalam literature.

Yang perlu dipelajari :

1) Bagaimana perasaan anda jika mempunyai ide baru atau kreativitas


baru?
2) Berapa lama dalam sehari anda berkreativitas?
3) Berapa lama dalam seminggu?
4) Apa yang membuat berbahaya dari bertindak kreatif?
5. Knowing How You Think
Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi
bukannya yang paling tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti
berpikir tentang apa yang kita pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut
“metacognition”. Meta berarti “diantara atau pertengahan” dan cognition
berarti “Proses mengetahui”. Jika kita berada di antara proses mengetahui,
kita akan dapat mengetahui bagaimana kita berpikir. 
1. Yang perlu dipelajari.
2. Apakah hal ini sulit dilakukan? (untuk semua orang)

9
3. Mengapa hal ini sulit untuk dikerjakan? Satu alasan mengapa hal ini
sulit dilakukan adalah karena ada kosakata special dari akhir analisis
yang perlu menggambarkan bagaimana berpikir.

D. Metode Berfikir Kritis


Ada beberapa metode critical thinking yaitu sebgai berikut:
A. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan
merupakan keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok
dimana dalam proses terjadi perdebatan atau argumentasi.
B. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam
proses mengambil keputusan.
C. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah
dan masing-masing mengemukakan pendapatnya.
D. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi
perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas
an, argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi.
E. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang
sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar.
F. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi
untuk memaksakan suatu kehendak.
G. Kombinasi beberapa metode.

E. Elemen Berfikir Kritis

Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen,


pemecahan masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan
komponen keterampilan dan sikap berpikir kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujua.
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah.

10
3. Menujukan bukti.
4. Menganalisis konsep.
5. Asumsi.

F. Aspek-Aspek Berfikir Kritis

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat


penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu
berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa
aspek:
a) Relevance Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
b) Importance Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang
dikemukaan.
c) Novelty Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide- ide orang lain.
Outside material Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan
yang diterimanya dari perkuliahan.
d) Ambiguity clarified Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika
dirasakan ada ketidak jelasan.
e) Linking ideas Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta
mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
f) Justification Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu
solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa
memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu
situasi atau solusi.

G. Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan :

11
a) Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-
hari.
b) Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
c) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
d) Menganalisis pengertian hubungan dari masing- masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
e) Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
f) Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
g) Melaporkan data dan petunjuk- petunjuk yang
akurat dalam keperawatan.
h) Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
i) Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
j) Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan.
k) Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam
keperawatan.
l) Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
m) Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan.

H. Penerapan Berfikir Kritis

Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu:

a) Feeling model 
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam
melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas

12
keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, dan
perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.

b) Vision model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,
mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan
hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan
perawatankesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari
prinsip-prinsip pengertian dan peransebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi.

c) Examine model 
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi.
Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untukanalisis, mencari,
menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.

Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu deduktif, induktif,


aktivitas informal,aktivitas tiap hari, dan praktek. 6ntuk menjelaskan lebih
mendalam tentang defenisi tersebut,alasan berpikir kritis adalah untuk
menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan dan
ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan
antara baik dan buruknya argumen.

13
BAB 2

A. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke


sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata
bukan pikiran. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah untuk
keperawatan professional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan
holistik untuk pemecahan masalah.

B. Saran

Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam


keperawatan kita harus mengembangkan pikiran secara rasional dan
cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian dan tahu lebih
banyak tentang masalah yang akan dihadapi. Hubungan dari masing-
masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan
merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan
perawat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bhaskara, D. (2011, april 17). makalah berpikir kritis dalam keperawatan.


Retrieved from academia.edu:
https://www.academia.edu/37430967/MAKALAH_BERPIKIR_KRITIS_
DALAM_KEPERAWATAN

15

Anda mungkin juga menyukai