Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENTINGNYA BEPIKIR KRITIS BAGI SEORANG PERAWAT


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah
Metodologi Keperawatan

DOSEN :

Hj. ENOK NURLIAWATI, S.Kp., M.Kep

DISUSUN OLEH :

WIDIA AGNI ANGGRAENI (10121084)

PRODI D-III KEPERAWATAN

STIKES BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul “Berpikir Kritis bagi seorang perawat” dapat
selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas individu mata kuliah
metodologi keperawatan.

Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada


pembaca tentang berpikir kritis bagi seorang perawat, Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Ibu Hj. Enok Nurliawati, S.Kp., M.Kep selaku Dosen mata
kuliah metodologi keperawatan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis harap semoga
Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis terutama
bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran yang membangun untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Tasikmalaya, 29 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Berpikir Kritis..................................................................................3
B. Proses berpikir kritis..........................................................................................3
C. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan..........................................5
D. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan.............................................7
E. Cara Berpikir Kritis yang Baik..........................................................................8
F. Model Berpikir Kritis.......................................................................................8
G. Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan.....................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan


mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga
membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya
dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan
kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan
kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita
menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan
yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan
belajar. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan
dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin
dan mandiri. Karakteristik berpikir kritis adalah Konseptualisasi Konseptualisasi
artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang
kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya.
Konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak. profesional dan
beralasan. Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.

1
1

Seflektif artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi


atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu,
fakta dan kejadian.
Bagian dari suatu sikap yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil
pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau
lebih buruk dibanding yang lain. Kemandirian berpikir Seorang pemikir kritis selalu
berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dankeyakinan orang lain
menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
Berpikir adil dan terbuka yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang
salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Pengambilan
keputusan berdasarkan keyakinan. Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi
suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif
solusi tindakan yang akan diambil.
Fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah Penggunaan
proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari, membedakan sejumlah
penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan, mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan, menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing
indikasi, penyebab dan tujuan, tingkat hubungan, menganalisis argumen dan isu-isu
dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan, menguji asumsi-asumsi yang
berkembang dalam keperawatan, melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang
akurat dalam keperawatan, membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data
keperawatan, merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan,
memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan, merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan,
mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan,
mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis?


2. Bagaimana proses berpikir kritis?
2

3. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?


4. Apa saja karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan?
5. Bagaimana cara berpikir yang baik?
6. Apa saja model dalam berpikir kritis?
7. Apa fungsi berpikir kritis dalam keperawatan?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum :
 Membahas lebih dalam tentang berpikir kritis
 Menambah pengetahuan setelah membaca makalah ini

Tujuan Khusus :
 Mengetahui definisi berpikir kritis
 Mengetahui proses berpikir kritis
 Mengetahui latar belakang berpikir kritis dalam keperawatan
 Mengetahui apa saja karakteristik berpikit kritis dalam keperawatan
 Mengetahui cara berpikir kritis
 Mengetahui fungsi dari berpikir kritis dalam keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah salah satu kegiatan yang memerlukan ide-ide serta
gagasan yang cepat dalam melakukan penilaian dan analisa rasional serta
merumuskan kesimpulan dan membuat keputusan (Potter, Graffin, 1997). Berpikir
kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Menurut Bandman (1998)
berpikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap pengaruh, asumsi, ide,
prinsip, pernyataan, keyakinan dan kreativitas.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana
perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk
menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu
komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi
yang didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Berpikir bukan proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau
bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan
karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk
memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik
seseorang serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat
berpikir lebih baik.

B. Proses berpikir kritis

Berpikir kritis juga membutuhkan beberapa proses intelektual aktif yang


esensial dalam pengumpulan data, pengambilan keputusan, penyusunan prioritas,
penyelesaian masalah dan perencanaan asuhan keperawatan. Proses ini meliputi

3
Berpikir rasional, logis dan beralasan, Berpikir reflektif, Berpikir otomotif, Berpikir
kreatif, Memutuskan konklusi dan tindakan.

4
5

Berpikir kritis mempunyai manfaat yang sangat penting dalam keperawatan


dimana manfaat itu diantaraanya yaitu untuk mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan, Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas
keperawatan, Menguji asumsi yang berkembang dalam keperawatan, Penggunaan
proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari, Membedakan sejumlah
penggunaan dan isu dalam keperawatan, Memberikan alasan yang relevan terhadap
keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa alasan seperti Mengikuti
Pendidikan yang lebih tinggi, penerapan profesionalisme, pengetahuan dan
keterampiln dalam memberi asuhan keperawatan,dan menjadi jaminan yang terbaik
bagi perawat dalam menunjukan keberhasilan dalam aktifitas.
Dalam berpikir kritis ada model berpikir kritis diantaranya yaitu : Total recal
(mengingat), Habits (kebiasaan), Inquiry (penyelidikan dan menanyakan), New
ideaas and creativity dan Knowing How You Thin ( mengetahui apa yang kamu
pikirkan). Selain mode diatas ada juga mode berpikir kritis menurut Costa and
Colleague( 1985) klasifikasi mod berpikir kritis dikeal sebagai “ The Six Rs” yaitu:
Remembering (mengingat), Repeating (mengulang), Resoning (memberi alaan),
Reorganizing (reorganisasi), Relating (berhubungan), Reflecting (memantulkan)
Aplikasi Berpikir Kritis dalam Keperawataan
Perawat harus menggunkan keterampilan berpikir kritis dalam perencanaan
asuhan keperawatan. Walaupun dalam memberikan asuhan keperawatan setiap
pasien memiliki karakteristik yang berbeda, unik dan dinamis. Faktor keunikan yang
dibawa pasien dan perawat dalam situasi perawatan harus dipertimbangkan, dikaji,
dianalisis dan diinterpretasi sehinga perawat dituntut untuk berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis perawat dibutuhkan juga dalam “Transcultural
nursing” yang merupakan asuhan keperawatan dengan area budaya keilmuan dalam
proses pembelajaraan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan antara
budaya dan asuhan keperawatan yang memerlukan penghargaan asuhan, sehat sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan dan ilmu yang
digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan ( Leininger,2009).
6

Menurut Pacione (2001) dan Potter & Perry (2009), berpikir kritis terdiri atas
enam sub skill dan aplikasinya dalam keperawatan yaitu :
1. Interpretasi, proses memahami dan menyatakan makna atau signifikan variasi
yang luas dari pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian, persetujuan,
keyakinan dan aturan.
2. Analisis, proses mengidentifiksi hubungan antara pernyaataan, pernyataan,
konsep, deskripsi,atau bentuk representasi lainnya.
3. Inferensi, proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang dibutuhkan untuk
menarik kesimpulan.
4. Evaluasi, proses pengkajian kredibitas,pernyataan atau refretensi yang menilai
atau menggambarkan persesi, pengalaman, situsi, penilaian, keyakinan atau
opini seseorang.
5. Eksplanasi, suatu kemampuan untuk mempresentasikan hasil penilaian
seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren.
6. Pengontrolan diri, yaitu kesadaran untuk memantau aktivitas kognitiv sendiri,
unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut dan hasil-hasil yang
dikembangkan terutama melalui penggunaaan keterampilan dalam menganalisis,
mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan suatu pandangan melalui
pengajuan pertanyaaan, konfirmasi, validasi atau pembetulan terhadaap hasil
penilaian seseorang.

C. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Saat perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran.
Misalnya, menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat
kesimpulan. Setelah membu at kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving
dengan melakukan sesuatu pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar
klein. Penerapan berpikik kritis dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam
tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
1. Berpikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis adalah proses
pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan
7

data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat
suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian
dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan
perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, dan perlunya keterlibatan
profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya
perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian,
berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan
validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara
rasional. Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam
mengidentifikasi masalah.
2. Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan artinya menggunakan pengetahuan
untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan
keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang
tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit.
Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal
yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan
bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
3. Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi merupakan keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui
aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan
dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa
yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi
keperawatan itu dilakukan.
4. Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di
mana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan
8

dasar klien, dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang.


Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons klien setelah beberapa
tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka
evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam
tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan model konsep total
recall.

D. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya :

1. Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan


konseptualisasi merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam otak.
2. Rasional dan Beralasan (reasonable) Artinya argumen yang diberikan selalu
berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta atau fenomena nyata.
3. Reflektif Artinya bahwa seorang pemikir kritis akan selalu menguji apakah suatu
yang dihadapkan itu lebih baik atau lebih buruk dengan demikian tidak akan
menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan,
tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap, Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang
dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan menjawab
pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
5. Kemandirian Berpikir, seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak
pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu,
memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya
6. Berpikir Kritis Adalah berpikir kreatif selalu menggunakan ketrampilan
intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan
dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
7. Berpikir Adil dan Terbuka, merubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan
9

penuh kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta


argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
8. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan, Berpikir kritis digunakan
untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta sesuatu
pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

E. Cara Berpikir Kritis yang Baik

1. Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem) :


a. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
c. Memilih informasi yang relevan.
d. Merumuskan /memformulasikan masalah.
2. Menilai informasi yang relevan :
a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
b. Mengecek konsistensi.
c. Mengidentifikasi asumsi.
d. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
e. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
f. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.
3. Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan :
a. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan
masalah/kesimpulan yang diambil.

F. Model Berpikir Kritis

Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:


1. Ingatan Total (T), Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau
tempat dan bagaimana cara untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-
fakta ini disimpan dalam ingatan atau pikiran, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Memori merupakan suatu proses yang kompleks. Beberapa
10

orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa berupaya
keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan (H), Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang
sehingga menjadi sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang
dapat diterima dalam melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan
seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus memikirkan sebuah metode
dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya
tidak jelas, ini adalah proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah
reaksi dari dalam diri. Polanyi (1964) menjelaskan fenomena serupa, yang
disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak
dapat diidentifikasikan.
3. Penyelidikan (I) adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan
mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda
menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam situasi sosial, anda akan disebut
terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan mempertanyakan segala
hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu. Penyelidikan
berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor
yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala
sesuatu, walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N) merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi
anda. Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena
merupakan akar dari asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai
dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang dipelajari perawat yang harus
digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan
setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K) Bagaimana anda berpikir adalah
model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak penting, berarti berpikir
tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut metakognisi
sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau
ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda
berada ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana
11

Anda berpikir. Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti


yang terdengar. Sebagian besar kita hanya berpikir, kita tidak menghabiskan
banyak waktu untuk merenungkan bagaimana kita berpikir.

G. Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengindentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relavan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada


pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat


mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk
menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu
komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan.

B. Saran

Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan, kita


harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita
dapat mengidentifikasidan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis
pengertian hubungan masing-masing indikasi penyebab tujuan dan tingkat hubungan
dalam keperawatan. Sehingga masing-masing indikasi, penyebab, tujuan dan tingkat
hubungan pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan
tindakan perawat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bhaskara, Dewa. 2020. “makalah berfikir kritis dalam


keperawatan”,https://www.academia.edu/37430967/MAKALAH_BERPIKIR_
KRITIS_DALAM_KEPERAWATAN, diakses pada 27 September 2021 pukul
20.30
Purba, Angel Oktavia. (2020). Pentingnya Berfikir Kritis bagi Seorang Perawat.
Jurnal Keperawatan. 3-5.
Deniati,K, Anugrahwati & Suminarti. (2018). Pengaruh berpikir kritis terhadap
kemampuan perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan di RS
Hermina bekasi. Jurnal kesehatan holistic, 12, 21-25.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir kritis. Jakarta : Salemba medika.
Medika. Mulyaningsih. (2013). Peningkatan perilaku caring melalui kemampuan
berpikir kritis perawat. Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(2), 100- 106.
Potter & Perry. (2017). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. (2009). Fundamental Of Nursing . Jakarta: Salemba Medika.
Riyadi,S. (2010). Keperawatan Pofesional. Yogyakarta : GosyenRubenfeld,M,Gaie.
(2006). Berpikir Kritis Dalam Keperawatan. Jakarta. EGC.
Rubenfeld, M,Gaie. (2010). Berpikir Kritis Untuk Perawat.:Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta : EGC
Satriyanti, Y, mulyadi. (2019). Analisis faktor-faktor penerapan berpikir kritis
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di RS. Jurnal

13

Anda mungkin juga menyukai