DOSEN :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul “Berpikir Kritis bagi seorang perawat” dapat
selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas individu mata kuliah
metodologi keperawatan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Berpikir Kritis..................................................................................3
B. Proses berpikir kritis..........................................................................................3
C. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan..........................................5
D. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan.............................................7
E. Cara Berpikir Kritis yang Baik..........................................................................8
F. Model Berpikir Kritis.......................................................................................8
G. Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan.....................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Membahas lebih dalam tentang berpikir kritis
Menambah pengetahuan setelah membaca makalah ini
Tujuan Khusus :
Mengetahui definisi berpikir kritis
Mengetahui proses berpikir kritis
Mengetahui latar belakang berpikir kritis dalam keperawatan
Mengetahui apa saja karakteristik berpikit kritis dalam keperawatan
Mengetahui cara berpikir kritis
Mengetahui fungsi dari berpikir kritis dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis adalah salah satu kegiatan yang memerlukan ide-ide serta
gagasan yang cepat dalam melakukan penilaian dan analisa rasional serta
merumuskan kesimpulan dan membuat keputusan (Potter, Graffin, 1997). Berpikir
kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Menurut Bandman (1998)
berpikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap pengaruh, asumsi, ide,
prinsip, pernyataan, keyakinan dan kreativitas.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana
perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk
menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu
komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi
yang didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Berpikir bukan proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau
bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan
karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk
memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik
seseorang serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat
berpikir lebih baik.
3
Berpikir rasional, logis dan beralasan, Berpikir reflektif, Berpikir otomotif, Berpikir
kreatif, Memutuskan konklusi dan tindakan.
4
5
Menurut Pacione (2001) dan Potter & Perry (2009), berpikir kritis terdiri atas
enam sub skill dan aplikasinya dalam keperawatan yaitu :
1. Interpretasi, proses memahami dan menyatakan makna atau signifikan variasi
yang luas dari pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian, persetujuan,
keyakinan dan aturan.
2. Analisis, proses mengidentifiksi hubungan antara pernyaataan, pernyataan,
konsep, deskripsi,atau bentuk representasi lainnya.
3. Inferensi, proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang dibutuhkan untuk
menarik kesimpulan.
4. Evaluasi, proses pengkajian kredibitas,pernyataan atau refretensi yang menilai
atau menggambarkan persesi, pengalaman, situsi, penilaian, keyakinan atau
opini seseorang.
5. Eksplanasi, suatu kemampuan untuk mempresentasikan hasil penilaian
seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren.
6. Pengontrolan diri, yaitu kesadaran untuk memantau aktivitas kognitiv sendiri,
unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut dan hasil-hasil yang
dikembangkan terutama melalui penggunaaan keterampilan dalam menganalisis,
mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan suatu pandangan melalui
pengajuan pertanyaaan, konfirmasi, validasi atau pembetulan terhadaap hasil
penilaian seseorang.
data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat
suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian
dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan
perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, dan perlunya keterlibatan
profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya
perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian,
berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan
validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara
rasional. Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam
mengidentifikasi masalah.
2. Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan artinya menggunakan pengetahuan
untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan
keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang
tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit.
Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal
yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan
bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
3. Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi merupakan keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui
aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan
dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa
yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi
keperawatan itu dilakukan.
4. Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di
mana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan
8
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya :
orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa berupaya
keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan (H), Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang
sehingga menjadi sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang
dapat diterima dalam melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan
seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus memikirkan sebuah metode
dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya
tidak jelas, ini adalah proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah
reaksi dari dalam diri. Polanyi (1964) menjelaskan fenomena serupa, yang
disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak
dapat diidentifikasikan.
3. Penyelidikan (I) adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan
mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda
menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam situasi sosial, anda akan disebut
terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan mempertanyakan segala
hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu. Penyelidikan
berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor
yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala
sesuatu, walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N) merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi
anda. Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena
merupakan akar dari asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai
dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang dipelajari perawat yang harus
digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan
setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K) Bagaimana anda berpikir adalah
model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak penting, berarti berpikir
tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut metakognisi
sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau
ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda
berada ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana
11
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengindentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relavan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13