BERFIKIR KRITIS
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
DOSEN MATA KULIAH
SITI FATIMAH, S.Kp, MPd
DISUSUN OLEH :
NAMA: WINDA IRMALA
NIM: 2720190056
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ BERFIKIR KRITIS” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada
mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Berfikir Kritis dalam Keperawatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd selaku dosen Konsep
Dasar Keperawatan II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bisa menambah wawasan saya dan pembacabya.
A. Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman,
1988)
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam
setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh
karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis
dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan
untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan rasional,
memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif,
kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan
perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya
merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan
(doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan
nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan
antara thingking, feeling, dan doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat
menerapkan keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek
dan lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor lingkungan, dan
membuat keputusan penting.
B. Rumusan Masalah
6. Bagaimana cara pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan dan dalam kehidupan
sehari-hari beserta 5 contoh pengaplikasiannya ?
C. Tujuan Pembahasan
6. mendeskripsikan cara pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan dan dalam kehidupan
sehari-hari beserta 5 contoh pengaplikasiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Analisa Data
Biasakan diri Anda untuk menganalisa data-data yang ada maupun informasi-
informasi yang Anda peroleh. Untuk membiasakan diri berpikir kritis, Anda perlu
mengkaitkan segala informasi yang Anda terima dengan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Misalnya saja dengan opini masyarakat terhadap tingkat
kemiskinan dan kesejahteraan di Indonesia. Opini tersebut memerlukan data-data yang
valid. Anda dapat mengkonfirmasi hal tersebut dengan data-data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk mengetahui secara akurat data-data serta angka prosentase nya dari
tahun ke tahun. Dari keterangan atau data tersebut, baru Anda dapat menganalisa
sebuah kasus atau permasalahan mengenai kesejahteraan dan kemiskinan di Indonesia
tersebut.
6. Buat Keputusan/Kesimpulan
Berpikir kritis tidak sekedar mampu mengenali masalah, menentukan prioritas,
mengumpulkan informasi, mengenali persepsi yang muncul, serta menganalisa data.
Untuk berpikir kritis, Anda perlu menyempurnakan tahapan-tahapan tersebut dengan
tahapan terakhir yaitu mampu mengambil kesimpulan serta membuat keputusan.
Keputusan yang baik hanya dapat dibuat atau diambil berdasarkan tahapan-tahapan
tersebut diatas. Jika Anda terbiasa berpikir kritis, kesimpulan serta keputusan yang Anda
buat tersebut akan membantu orang lain, menyelesaikan masalah, serta merupakan jalan
keluar terbaik dari masalah yang sedang dihadapi. Karena pemikiran Anda adalah
pemikiran yang kritis, kreatif, informatif, penuh ide, serta inovatif. Anda terbiasa dengan
ide-ide baru yang muncul, serta peka terhadap peluang-peluang yang ada dalam setiap
kesempatan. Maka dari itu, kesimpulan dan keputusan yang Anda ambil adalah yang
terbaik dan positif bagi diri Anda sendiri serta untuk orang lain.
F. Contoh Pengaplikasian Berpikir Kritis dalam Keperawatan dan dalam kehidupan Sehari-
hari
a. Contoh pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan
1. Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi
apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap
kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian
dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat
untuk mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya keterlibatan profesi lain dan
bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus
dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian
meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional.
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
2. Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan.
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna
mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan
keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan bagaimana menolong klien
berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga
mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
3. Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan
dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas
khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam
perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus
dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu
dilakukan.
4. Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien,
dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan
informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
model konsep total recall.
1. Jika ada seorang klien yang luka dan dia tidak mau mengikuti perawatan luka yang sudah
dianjurkan pihak medis maka seorang perawat harus memberikan pemahaman kepada
klien tersebut secara baik-baik dan ramah, agar klien tersebut mau secara suka rela
menjalankan perawatan luka yang sudah dianjurkan tersebut.
2. Jika seorang perawat tidak menerima haknya dengan penuh dari pihak rumah sakit maka
perawat tersebut harus berpikir kritis, dengan cara komplen terhadap pihak rumah sakit
agar haknya terpenuhi.
3. Jika ada keinginan klien yang bertentengan dengan peraturan perundang-undangan,
serta standar dan kode etik pofesi, maka perawat bisa berfikir kritis dengan cara menolak
keinginan klien tersebut.
4. Jika ada seorang klien yang menginginkan saran dari perawat mengenai kesehatanya
maka seorang perawat dengan sedia memberikan saran kepada klien tersebut dengan
berpikir kritis agar sesuai dengan pedoman kesehatan yang ada.
5. Jika ada seorang klien yang memiliki masalah yang mungkin dapat memperburuk
keadaan keshatannya maka seorang perawat harus bisa memberikan solusi terhadap
masalah klien tersebut.
A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip,
argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis
telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Keterampilan kongnitif
yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi
diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Sebagai perawat atau tenaga kesehatan, kita dituntut untuk selalu berpikir kritis untuk
menangani pasien. Dalam hal ini, kritis yang dimaksud harus tetap berada dalam jalur
yang ada sesuai dengan tugas dan peran perawat. Selain itu, tugas dan peran perawat
juga harus diseimbangkan dengan tenaga medis lain, misalnya dengan tugas dan
wewenang dokter.
B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir
Kritis Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam
membuat makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari
materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima
Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://calonsarjanabangsa.blogspot.com
https://ciputrauceo.net/blog/2015/3.9/7
https://lianandanurse.blogspot.com/2014/03
https://bocahkampus.com
https://www.kajianpustaka.com
https://bahankompilasi.matakuliah.konsepdasarkeperawatan1.com