Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BERFIKIR KRITIS
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
DOSEN MATA KULIAH
SITI FATIMAH, S.Kp, MPd

DISUSUN OLEH :
NAMA: WINDA IRMALA
NIM: 2720190056

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ BERFIKIR KRITIS” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada
mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Berfikir Kritis dalam Keperawatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd selaku dosen Konsep
Dasar Keperawatan II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bisa menambah wawasan saya dan pembacabya.

Bekasi, 22 Maret 2020


DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................3
C. TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BERFIKIR KRITIS........................................................................................4
B. MANFAAT BERFIKIR KRITIS............................................................................................4
C. METODE BERFIKIR KRITIS..............................................................................................6
D. KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS....................................................................................7
E. PROSES BERFIKIR KRITIS................................................................................................7
F. APLIKASI BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
BESERTA 5 CONTOH MASING-MASING........................................................................9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...............................................................................................................13
B. SARAN.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman,
1988)
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam
setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh
karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis
dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan
untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan rasional,
memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif,
kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan
perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya
merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan
(doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan
nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan
antara thingking, feeling, dan doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat
menerapkan keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek
dan lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor lingkungan, dan
membuat keputusan penting.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari berpikir kritis ?

2. Apa manfaat dari berpikir kritis ?

3. Apa macam-macam metode dalam berpikir kritis ?

4. Apa karakteristik berpikir kritis ?

5. Bagaimana cara berpikir kritis ?

6. Bagaimana cara pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan dan dalam kehidupan
sehari-hari beserta 5 contoh pengaplikasiannya ?
C. Tujuan Pembahasan

1. Mendeskripsikan pengertian berpikir kritis.

2. Mendeskripsikan manfaat dari berpikir kritis.

3. Mendeskripsikan macam-macam metode dalam berpikir kritis.

4. Mendeskripsikan karakteristik berpikir kritis.

5. mendeskripsikan cara berpikir kritis.

6. mendeskripsikan cara pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan dan dalam kehidupan
sehari-hari beserta 5 contoh pengaplikasiannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau
komunikasi. Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap
hari- hari atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan)
dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk
memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang
serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih
baik.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
B. Manfaat Berpikir Kritis dalam Keperawatan
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan untuk
berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir secara mandiri dan
reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak Anda
rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu saja, secara refleks otak Anda akan
memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu Anda memikirkan atau
menyuruh otak Anda untuk memikirkan secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan
membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda
mempunyai suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau
penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian masalah
tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif
serta out of the box.
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak akan terlalu
kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide dari orang lain. Anda lebih mudah untuk
menerima pendapat orang lain dan persepsi yang berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal
ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir
kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda
lakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis
adalah Anda lebih mudah memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku
pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat
orang lain.
3. Menjadi rekan kerja yang baik
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir kritis.
Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya saja Anda lebih
mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam menerima pendapat orang lain, Anda
tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja Anda. Karena Anda mau menerima pendapat
orang lain dengan pikiran terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda
sebagai rekan kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain
pekerjaan dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini
tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan Anda baik dengan
rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif serta
produktif dalam bekerja.
4. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak harus
selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit serta
harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu menunggu seseorang yang Anda
anggap mampu menyelesaikan masalah, karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan
masalah tersebut. Dengan memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide,
gagasan, serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis, akan
melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta inovatif.
5. Sering menemukan peluang baru
Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk menemukan peluang-
peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun bisnis atau usaha Anda.
Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa suatu masalah atau
keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk
menemukan peluang, dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang
yang ada pada suatu keadaan. Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, karena Anda
akan lebih cepat dalam menemukan peluang tersebut jika dibandingkan dengan orang
yang tidak terbiasa berpikir kritis.
6. Meminimalkan salah persepsi
Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa berpikir kritis. Saat Anda
menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang lain tersebut juga percaya akan
pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki pemikiran yang kritis Anda akan mencari
kebenaran akan persepsi tersebut. Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi
yang belum tentu benar hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar.
Saat Anda tahu sebuah persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan membantu
bukan hanya diri Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal
ini akan meminimalkan salah persepsi.
7. Tidak mudah ditipu
Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta beralasan. Anda
mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan menganalisa suatu anggapan
terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan dengan sebuah fakta. Anda tidak mudah percaya
dengan perkataan orang lain. Sehingga hal tersebut akan memudahkan Anda untuk tidak
tertipu atau ditipu oleh orang lain. Anda akan memproses suatu informasi apakah relevan
atau sesuatu yang mustahil sehingga Anda dapat simpulkan sebagai sesuatu yang tidak
benar atau mengandung unsur kebohongan. Berpikir kritis menuntun Anda lebih selektif
dalam mengolah informasi, sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena setiap
mendapat suatu informasi, Anda tidak akan langsung mempercayainya begitu saja,
namun Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.
C. Metode Berpikir Kritis
Ada banyak metode berpikir kritis selain mengandalkan pemikiran diri sendiri.
Dengan menggabungkan pemikiran dari beberapa individu dapat menjadikan hasil
keputusan menjadi lebih terperinci dan bahkan hasilnya menjadi solusi tidak hanya untuk
kepentingan diri sendiri namun juga menjadi solusi untuk semua orang. Berikut adalah
beberapa metode paling umum yang digunakan untuk berpikir secara kritis.
1. Berdebat
Metode yang digunakan saat adanya pihak yang memiliki pandangan cukup bertolak
belakang. Caranya adalah masing-masing pihak memberikan argumentasi yang
menurutnya benar dengan disertai bukti-bukti pendukung. Tujuan berdebat adalah
menentukan pemikiran mana yang paling benar. Dalam berdebat biasanya ada pihak
penengah yang berperan sebagai moderator dan memastikan setiap pihak tidak
melampaui etika atau peraturan yang ada saat beragumentasi.
2. Grup Diskusi
Berbeda dengan berdebat , dengan berdiskusi tidak ada pihak yang menang atau
kalah. Tujuannya adalah mencapai solusi untuk kepentingan bersama dan hasilnya
disepakati secara mufakat. Metode berpikir yang dilakukan secara berkelompok sehingga
menghasilkan hasil yang lebih cepat dan baik untuk semua orang. Biasanya ada sesi tanya
jawab yang bertujuan untuk menambah informasi dan penanganan yang lebih luas.
Biasanya ada satu pemimpin grup yang memastikan jalannya diskusi tidak melenceng dari
tema diskusi.
3. Persuasi
Metode ketiga yang sering digunakan adalah metode dalam bentuk persuasi.
Metode persuasi menggunakan komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang
lain. Mempengaruhi perbuatan, keyakinan, nilai atau prinsip orang lain memang
membutuhkan pola pikir kritis. Iklan adalah salah satu hasil dari metode persuasi.
4. Propaganda
Metode yang hampir mirip dengan persuasi namun digunakan untuk kepentingan
yang lebih luas dengan menggunakan berbagai media massa hingga para pendengar mau
berubah dan bergerak secara massa mengikuti pemikiran dari si propaganda.
D. Karakteristik Berfikir Kritis
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik
dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran,
respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran,
namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan
standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta,
berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika
yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh
data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat
dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun
argumen.
4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk merangkum
pesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji
hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan
yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi
makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau menafsirkan sebuah
fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
6. Posedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur penerapan
berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi
merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.
E. Proses Berpikir Kritis
1. Kenali Masalah
Ada beberapa tahapan dan cara bagaimana agar Anda dapat berpikir kritis. Selain
harus berlatih, yang pertama perlu Anda lakukan adalah mengenali masalah Anda.
Masalah biasanya terjadi karena faktor-faktor psikologis, keluarga, teman, serta
lingkungan. Kemampuan untuk mengatasi masalah biasanya dipengaruhi oleh
kemampuan masing-masing individu, dukungan dari orang lain, serta pemikiran yang
positif. Mengenali masalah adalah hal yang penting, pertama Anda harus memahami diri
Anda, masalah apa yang sedang Anda hadapi, apa dampaknya terhadap Anda dan orang
lain, serta bagaimana posisi Anda dalam masalah tersebut. Setelah mengetahui masalah
Anda, lebih baik Anda berpikir kritis dalam memecahkan masalah Anda tersebut, serta
tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
2. Tentukan Prioritas
Dalam kehidupan, setiap orang pasti memiliki masalah dan kebutuhan hidup. Akan
lebih baik bila Anda menentukan prioritas dalam hidup Anda. Misalnya apa yang ingin
Anda capai dalam kehidupan Anda, misalkan saja tentang mencapai mimpi, cita-cita,
serta berikan deadline untuk target Anda tersebut. Contohnya adalah Anda ingin
menyelesaikan studi S1 dalam waktu 4 tahun, dan lain sebagainya. Intinya adalah Anda
memiliki target dan urutkan target-target Anda tersebut dalam skala prioritas yang jelas.
Pahami betul prioritas yang Anda ambil, urutkan serta sebisa mungkin lakukan sesuai
prioritas yang telah Anda tentukan tersebut.
3. Kumpulkan Informasi
Untuk berpikir kritis, tahap selanjutnya adalah Anda perlu mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi. Informasi dalam hal apapun, karena informasi tersebut nantinya pasti
akan sangat bermanfaat untuk Anda. Jangan pernah membatasi pengetahuan Anda
terhadap suatu hal. Usahakan untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan Anda
tersebut dengan cara memperbanyak informasi. Informasi bisa Anda diperoleh darimana
saja, bisa dari buku-buku, internet, studi lapangan, jurnal, dan lain sebagainya. Semakin
banyak informasi yang Anda punya, Anda akan semakin kaya akan pengetahuan sehingga
tidak mudah tertipu, mampu menganalisa dengan baik, serta bisa mengambil keputusan
yang tepat berdasarkan hasil analisa fakta-fakta yang ada.
4. Kenali Persepsi yang Muncul
Dalam suatu keadaan, biasanya akan ada banyak pendapat dari berbagai orang. Jika
mendapatkan suatu informasi, Anda jangan langsung menerima begitu saja informasi
tersebut dan menganggapnya sebagai kebenaran. Selalu analisa informasi tersebut,
tambahkan dengan berbagai pengetahuan yang Anda miliki sebagai bahan pertimbangan
agar Anda tidak salah menerima persepsi orang lain yang mana persepsi tersebut
menurut orang lain adalah benar. Kenali terlebih dahulu persepsi yang muncul,
berikanlah perasaan sedikit curiga serta tidak percaya terhadap persepsi tersebut.
Dengan begitu, Anda akan terhindar dari menerima dan mempercayai begitu saja
persepsi dari orang lain.

5. Analisa Data
Biasakan diri Anda untuk menganalisa data-data yang ada maupun informasi-
informasi yang Anda peroleh. Untuk membiasakan diri berpikir kritis, Anda perlu
mengkaitkan segala informasi yang Anda terima dengan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Misalnya saja dengan opini masyarakat terhadap tingkat
kemiskinan dan kesejahteraan di Indonesia. Opini tersebut memerlukan data-data yang
valid. Anda dapat mengkonfirmasi hal tersebut dengan data-data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk mengetahui secara akurat data-data serta angka prosentase nya dari
tahun ke tahun. Dari keterangan atau data tersebut, baru Anda dapat menganalisa
sebuah kasus atau permasalahan mengenai kesejahteraan dan kemiskinan di Indonesia
tersebut.
6. Buat Keputusan/Kesimpulan
Berpikir kritis tidak sekedar mampu mengenali masalah, menentukan prioritas,
mengumpulkan informasi, mengenali persepsi yang muncul, serta menganalisa data.
Untuk berpikir kritis, Anda perlu menyempurnakan tahapan-tahapan tersebut dengan
tahapan terakhir yaitu mampu mengambil kesimpulan serta membuat keputusan.
Keputusan yang baik hanya dapat dibuat atau diambil berdasarkan tahapan-tahapan
tersebut diatas. Jika Anda terbiasa berpikir kritis, kesimpulan serta keputusan yang Anda
buat tersebut akan membantu orang lain, menyelesaikan masalah, serta merupakan jalan
keluar terbaik dari masalah yang sedang dihadapi. Karena pemikiran Anda adalah
pemikiran yang kritis, kreatif, informatif, penuh ide, serta inovatif. Anda terbiasa dengan
ide-ide baru yang muncul, serta peka terhadap peluang-peluang yang ada dalam setiap
kesempatan. Maka dari itu, kesimpulan dan keputusan yang Anda ambil adalah yang
terbaik dan positif bagi diri Anda sendiri serta untuk orang lain.
F. Contoh Pengaplikasian Berpikir Kritis dalam Keperawatan dan dalam kehidupan Sehari-
hari
a. Contoh pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan
1. Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi
apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap
kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian
dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat
untuk mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya keterlibatan profesi lain dan
bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus
dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian
meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional.
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
2. Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan.
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna
mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan
keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan bagaimana menolong klien
berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga
mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
3. Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan
dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas
khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam
perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus
dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu
dilakukan.
4. Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien,
dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan
informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
model konsep total recall.
1. Jika ada seorang klien yang luka dan dia tidak mau mengikuti perawatan luka yang sudah
dianjurkan pihak medis maka seorang perawat harus memberikan pemahaman kepada
klien tersebut secara baik-baik dan ramah, agar klien tersebut mau secara suka rela
menjalankan perawatan luka yang sudah dianjurkan tersebut.
2. Jika seorang perawat tidak menerima haknya dengan penuh dari pihak rumah sakit maka
perawat tersebut harus berpikir kritis, dengan cara komplen terhadap pihak rumah sakit
agar haknya terpenuhi.
3. Jika ada keinginan klien yang bertentengan dengan peraturan perundang-undangan,
serta standar dan kode etik pofesi, maka perawat bisa berfikir kritis dengan cara menolak
keinginan klien tersebut.
4. Jika ada seorang klien yang menginginkan saran dari perawat mengenai kesehatanya
maka seorang perawat dengan sedia memberikan saran kepada klien tersebut dengan
berpikir kritis agar sesuai dengan pedoman kesehatan yang ada.
5. Jika ada seorang klien yang memiliki masalah yang mungkin dapat memperburuk
keadaan keshatannya maka seorang perawat harus bisa memberikan solusi terhadap
masalah klien tersebut.

b. Contoh pengaplikasian berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari


1. Saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berat sebelah dan merugikan banyak
rakyat, maka para rakyat harus berani mengeluarkan pendapat untuk mendapatkan
keadilan.
2. Saat kita datang ke rumah sakit dan mendapatkan pelayanan yang kurang memuaskan
maka dapat mengeluarkan pendapat kepada pihak rumah sakit agar memberikan
pelayanan yang prima kepada setiap pasiennya.
3. Saat orang tua lebih sering memiliki agenda di luar rumah sehingga anaknya merasa
kurang kasih sayang maka, sang anak berhak mengkoreksi orang tuanya untuk lebih
memperhatikannya.
4. Disaat seorang siswa mendapatkan fasilitas untuk belajar yang kurang memadai maka
siswa tersebut berhak memberikan komplein kepada sekolah.
5. Saat adanya ketidak adilan ditengah-tengah masyarakat atau lingkungan tempat tinggal
maka kita harus bisa berpikir kritis agar bisa mendapatkan keadilan tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip,
argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan,
pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis
telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Keterampilan kongnitif
yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi
diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Sebagai perawat atau tenaga kesehatan, kita dituntut untuk selalu berpikir kritis untuk
menangani pasien. Dalam hal ini, kritis yang dimaksud harus tetap berada dalam jalur
yang ada sesuai dengan tugas dan peran perawat. Selain itu, tugas dan peran perawat
juga harus diseimbangkan dengan tenaga medis lain, misalnya dengan tugas dan
wewenang dokter.

B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir
Kritis Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam
membuat makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari
materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima
Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://calonsarjanabangsa.blogspot.com
https://ciputrauceo.net/blog/2015/3.9/7
https://lianandanurse.blogspot.com/2014/03
https://bocahkampus.com
https://www.kajianpustaka.com
https://bahankompilasi.matakuliah.konsepdasarkeperawatan1.com

Anda mungkin juga menyukai