Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Stress


Manajemen stress adalah suatu cara atau metode penanganan gangguan psikologis yang
ditujukan untuk mengendalikan tingkat stress individu, khusus nya stres kronis. Beberapa
ahli ada yang menjelaskan bahwa manajemen stress adalah suatu kemampuan dalam
menggunakan sumber daya manusia secara efektif untuk bisa mengelola dan juga
mengatasi gangguan serta kekacauan mental serta emosional yang terjadi karena adanya
respon atau tanggapan.
Stress adalah suatu wujud reaksi psikologis yang normal terjadi saat adanya peningkatan
beban kehidupan, salah satunya adalah beban pekerjaan. Stress tersebut adalah suatu
peringatan dari diri setiap orang bahwa otak sedang mengalami tekanan yang berlebih.
B. Tanda-tanda Anda mengalami stres
Sebelum melakukan manajemen stres, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah
mengenali tanda-tanda stres itu sendiri. Setiap orang mungkin mengalami gejala yang
berbeda-beda, namun Mental Health Foundation Inggris mencatat beberapa persamaan
tanda pada orang yang mengalami stres, yaitu:

 Mudah marah atau tersinggung


 Sulit konsentrasi
 Merasa takut atau cemas terus-menerus
 Kewalahan dalam menjalani rutinitas
 Mood swings alias suasana hati kerap berubah drastis
 Sulit bersitirahat atau mengalami perubahan pola tidur
 Ketergantungan pada alkohol atau obat tertentu untuk dapat beristirahat
 Merasa depresi
 Kepercayaan diri rendah
 Makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya
 Timbul pegal-pegal dan otot kaku
 Merasa mual dan pusing
 Kehilangan gairah untuk melakukan hubungan seksual.
Ketika Anda merasakan gejala stres di atas, segera lakukan langkah-langkah manajemen
stres. Anda juga bisa meminta bantuan profesional, baik dokter untuk mengobati gejala fisik
maupun psikolog atau psikiater.Manajemen stres yang baik akan mengembalikan
keseimbangan Anda dalam hidup, misalnya antara tanggung jawab dan bersenang-senang
maupun antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tidak ada manajemen stres yang cocok
diterapkan pada semua orang, tapi manajemen stres berikut berlaku secara umum dan
dapat dicoba oleh siapa saja.
C. Penyebab Stress Pada Umumnya
Adanya tekanan jiwa yang terjadi pada seseorang bisa terjadi karena berbagai faktor, baik
itu dari diri sendiri maupun dari luar. Penyebab stress ini secara umum terbagi menjadi dua,
yakni:
1. Penyebab Stress Dari Luar
Tekanan jiwa yang terdapat dalam diri seseorang kerap kali disebabkan karena adanya
pengaruh dari lingkungan. Seperti suara yang bising, suhu panas, cahaya terlalu banyak dll.
Selain itu, beberapa pengaruh dari luar yang bisa mengakibatkan stress diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Peristiwa penting yang terjadi dalam hidup seseorang, seperti meninggalnya orang
yang dikasihi, kehilangan pekerjaan, perceraian, putus cinta, dll.
2. Adanya interaksi sosial, seperti perlakukan kasar dari orang lain, sikap agresif dari
orang lain, intimidasi dari pihak yang lebih berkuasa, dll.
3. Di dalam perusahaan, seperti deadline pekerjaan yang ketat, intimidasi dari pihak
atasan atau rekan kerja, peraturan yang terlalu kaku, dll.
4. Kecerobohan sendiri, seperti lupa menyimpan kunci, lupa mematikan listrik,
rusaknya peralatan, dll.
2. Penyebab Stress Dari Dalam
1. Stress juga bisa terjadi karena adanya pengaruh dari dalam diri seseorang tersebut
seperti:
2. Workaholic, yakni seseorang yang melakukan pekerjaan secara kompulsif dan sangat
sering mengorbankan waktu tidur serta keluarganya sehingga mengakibatkan
tekanan dalam jiwanya.
3. Fixed Mindset, yakni mereka yang memiliki pikiran sempit dan kaku. Umumnya
mereka memiliki banyak pikiran dan kaku atau tidak berpikir sama sekali secara
normal.
4. Pikiran Negatif, hal tersebut ditandai dengan adanya cara pikir yang pesimistis,
berlebihan mengkritik diri sendiri dan menganalisis sesuatu secara berlebihan
5. Gaya hidup dan juga kebiasaan buruk, seperti begadang, minum alkohol, kafein,
perokok berat, boros, dll.
D. Tujuan Manajemen Stress
Secara umum, seperti yang sudah disinggung secara singkat sebelumnya, bahwa tujuan dari
dilakukannya manajemen stress adalah demi memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik.
Secara spesifik, tujuan dilakukannya manajemen stres di dalam lingkungan perusahaan
adalah untuk mengantisipasi adanya kemungkinan timbul penyebab stress, mencegah
terjadinya stress pada karyawan dan perusahaan secara menyeluruh, tidak menyebabkan
efek yang lebih buruk, serta memulihkan karyawan dan atau perusahaan dari stress.
Umumnya, stress mampu mempengaruhi cara pikir dan emosi setiap orang. Bila tekanan
yang dialami oleh seseorang ternyata sangat besar, hal tersebut akan mengancam
kemampuan setiap orang dalam menghadapi kondisi dan situasi dari lingkungannya.
Untuk bisa mencegah kondisi yang lebih parah, maka dibutuhkan adanya manajemen stress
yang lebih baik.
E. Cara Mengelola Stress
Umumnya, stress diungkapkan secara emosional sehingga bisa mengganggu komunikasi
yang terjadi antar manusia. Untuk itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi
manajemen stress yang baik di dalam perusahaannya.
Stephen P. Robbins menjelaskan ada dua cara dalam mengelola stress, cara tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan Pendekatan Individual
Pendekatan individual sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan manajemen stress
di dalam suatu perusahaan.
Beberapa pendekatan individual tersebut diantaranya adalah menerapkan manajemen
waktu secara baik, meningkatkan waktu olahraga, melatih diri agar lebih rileks, memperluas
sosialisasi.
2. Melakukan Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, pendekatan organisasional dilakukan untuk mengelola stress di dalam
perusahaan yang umumnya dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Membuat iklim perusahaan yang lebih mendukung
2. Melakukan seleksi secara personil dan juga penempatan kerja yang lebih baik lagi
3. Meminimalisir adanya kemungkinan konflik dan melakukan klarifikasi peran
perusahaan.
4. Menetapkan tujuan secara lebih realistis
5. Membuat bimbingan konseling pada setiap karyawan
6. Mereset pekerjaan para karyawan
7. Dan melakukan perbaikan komunikasi dari dalam perusahaan
F. Manajemen stres 4A
Manajemen stres 4A terdiri dari avoid (hindari), alter (ubah), adapt (adaptasi), dan accept
(terima). Avoid berarti menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan stres, misalnya:

 Menolak pekerjaan baru jika Anda sudah memiliki tumpukan proyek yang belum
selesai
 Menghindari orang yang berpotensi membuat Anda stres
 Mengatur lingkungan agar tidak membuat stres, misalnya menghindari macet
dengan berangkat lebih pagi.
Jika Anda tidak mungkin menghindari hal yang membuat stres, coba ubah (alter) stres itu
dengan cara:

 Mengekspresikan perasaan yang membuat Anda stres


 Kompromi dengan keadaan
 Atur jadwal agar Anda tetap bisa bersenang-senang di tengah padatnya rutinitas.
Jika Anda tidak bisa mengubah penyebab stres itu, maka Anda yang harus beradaptasi
(adapt) dengan mengubah ekspektasi maupun sikap Anda, misalnya:

 Lihat sisi positif dari suatu masalah, lihat juga tujuan besar Anda
 Turunkan standar, tidak perlu menjadi perfeksionis
 Bersyukur.
Terakhir, selalu ingat bahwa ada hal-hal yang tidak bisa Anda ubah, misalnya kematian, sakit
parah, atau resesi ekonomi. Menerima (accept) kenyataan kadang terasa pahit, namun
dengan begitu Anda bisa melakukan manajemen stres dengan lebih baik dan keluar dengan
solusi terbaik pula.
G. Manajemen stres lainnya
Selain empat langkah di atas, Anda juga dapat melakukan hal-hal lain sebagai manajemen
stres, yaitu:

 Lakukan berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, hingga tai-chi


 Berolahraga dengan teratur karena tubuh yang bugar membuat Anda dapat
mengatasi stres dengan lebih baik
 Makan teratur dan bernutrisi
 Kenali kemampuan dan batas Anda sendiri
 Atur waktu Anda dengan lebih efektif dan seimbang
 Luangkan waktu untuk diri sendiri alias me time
 Beristirahatlah dengan cukup.
Apa pun manajemen stres yang Anda lakukan, jangan pernah melarikan diri kepada alkohol,
narkoba, maupun tindakan kriminal. Bila perlu, Anda dapat mencurahkan perasaan kepada
teman, keluarga, atau orang yang Anda percayai.Anda juga dapat meminta bantuan psikolog
atau ahli kejiwaan lainnya yang akan mendengar keluh kesah secara netral. Mereka juga
bisa menyarankan Anda melakukan terapi tertentu jika Anda dinilai membutuhkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Priyoto. 2014. Konsep Menegemen Stres. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saleh, Muhammad, Lalu. Ruseng, s. Syamsiar. Tandjuddin, Istiana. 2020. Manajemen Stres
Kerja. Yogyakarta: Grup Penerbit CV BUDI UTAMA.

Anda mungkin juga menyukai