Anda di halaman 1dari 6

Apa itu Coping Mechanism?

Mekanisme koping atau coping mechanism adalah cara atau taktik seseorang dalam menghadapi
situasi yang membuatnya merasa stres atau tertekan. Disadari atau tidak, setiap orang pasti memiliki
coping mechanism yang muncul ketika terjadi peristiwa yang membuatnya merasa stres.

Tujuan mekanisme koping adalah membantu seseorang mengatur emosi yang muncul akibat stres,
misalnya rasa kesepian, marah, sedih, cemas, hingga depresi. Dengan melakukan coping mechanism,
perasaan tidak nyaman tersebut diharapkan bisa segera mereda, keseimbangan emosional dapat
tetap terjaga, serta membantu seseorang untuk belajar beradaptasi dengan setiap perubahan yang
terjadi dalam hidup.

Jenis-Jenis Coping Mechanism

Coping mechanism tidak selalu dilakukan untuk hal-hal yang positif. Nyatanya, sebagian orang
melakukan mekanisme koping dalam konteks yang negatif. Berikut adalah masing-masing penjelasan
tentang coping mechanism yang sehat dan tidak sehat.

Coping Mechanism yang Sehat

Coping mechanism yang sehat adalah upaya seseorang untuk menenangkan hati dan pikirannya
sementara waktu dengan melakukan kegiatan yang positif. Beberapa contoh coping mechanism yang
sehat adalah sebagai berikut:
Melakukan olahraga, seperti yoga, bersepeda, dan mendaki.

Merawat diri, misalnya dengan melakukan perawatan wajah (facial) atau menata gaya rambut.

Membersihkan rumah.

Berkebun.

Memasak makanan yang disukai.

Journaling.

Bermain dengan hewan peliharaan.

Melakukan hobi, misalnya melukis, menjahit, dan lain-lain.

Coping Mechanism yang Tidak Sehat

Sementara itu, coping mechanism yang tidak sehat justru dapat menyebabkan masalah yang lebih
besar, yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional..

Adapun beberapa contoh coping mechanism yang tidak sehat adalah sebagai berikut:
Makan secara berlebihan (stress eating).

Melukai diri sendiri (self-harm).

Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Mengonsumsi obat-obatan terlarang atau penyalahgunaan NAPZA.

Terlalu banyak tidur.

Menutup diri dari orang lain.

Belanja secara impulsif (impulsive buying).

Strategi Coping Mechanism

Strategi coping mechanism terbagi menjadi dua dengan fokus yang berbeda, yaitu fokus pada
masalah dan fokus pada emosi. Berikut masing-masing penjelasannya.

Emotion Focused Coping Mechanism

Emotion focused coping mechanism adalah strategi yang dilakukan untuk mengendalikan perasaan,
namun tidak berfokus untuk mengubah situasinya. Misalnya, saat mengalami masalah di tempat
kerja, orang dengan strategi ini akan mengatasinya dengan cara merenung, bercerita ke orang lain,
atau berdoa.
Meski memberikan ketenangan untuk sementara waktu, namun strategi ini sebenarnya dinilai kurang
efektif karena tidak berfokus dalam menyelesaikan masalah sehingga akhirnya masalah menjadi
berlarut-larut. Namun, setidaknya strategi ini masih bisa membantu meredakan rasa marah dan
frustasi.

Problem Focused Coping Mechanism

Problem focused coping mechanism adalah strategi yang bertujuan untuk menghadapi dan
mengatasi masalah dari akarnya. Upaya ini berfokus pada cara menyelesaikan permasalahan
tersebut, sehingga tidak ada lagi perasaan yang terganggu dan bisa memicu stres.

Misalnya, saat mengalami pertengkaran dalam hubungan asmara maupun pertemanan, cobalah
bicarakan masalahnya secara baik-baik dan bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi masalah
tersebut tanpa harus menunda atau menghindarinya. Dengan begitu, akar masalah dari
pertengkaran tersebut bisa langsung segera diperbaiki.

Pentingnya Memiliki Strategi Coping Mechanism yang Sehat

Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami stres, mulai dari pekerjaan,
hubungan, kehilangan orang terdekat, dan sebagainya. Beberapa hal tersebut tentu akan membawa
perubahan suasana hati yang memicu rasa cemas, stres, bahkan depresi.
Peristiwa-peristiwa tersebut menuntut seseorang untuk bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi agar
tidak tenggelam dalam tekanan. Hal ini dikarenakan kegagalan dalam beradaptasi serta suasana hati
yang negatif secara terus menerus dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Beberapa dampak buruk yang bisa terjadi jika seseorang mengalami stres berlarut-larut tanpa
adanya coping mechanism adalah sebagai berikut:

Nafsu makan berubah.

Badan pegal-pegal.

Insomnia.

Sakit kepala.

Sakit perut.

Tekanan darah meningkat.

Kehilangan minat dan semangat dalam melakukan hal-hal yang disukai.

Tips Melatih Coping Mechanism

Beberapa tips yang dapat diterapkan untuk melatih coping mechanism adalah sebagai berikut:
Belajar menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri serta orang lain.

Menanamkan pikiran yang positif, misalnya dengan melakukan positive self-talk.

Berusaha berpikir jernih dalam menghadapi berbagai masalah.

Belajar dari pengalaman, dengan menjadikan kesalahan atau kegagalan yang pernah dilakukan
sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

Mencari bantuan dari orang lain untuk memecahkan masalah tertentu.

Melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater.

Berani dalam memutuskan hubungan dengan seseorang atau sesuatu yang dianggap toksik dan
dapat memicu stres.

Itulah beberapa penjelasan mengenai coping mechanism yang penting untuk Anda ketahui. Setiap
orang pasti pernah mengalami peristiwa yang membuatnya merasa tidak nyaman dan kemungkinan
berujung stres. Karenanya, penting untuk memiliki coping mechanism yang tepat agar stres tidak
berkepanjangan.

Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di:
*https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-coping-mechanism

Anda mungkin juga menyukai