Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Mengelola Stres”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas

Mata Kuliah Manajemen Konflik

Dosen Pengampu : Rifal Nurkholik, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh

Candra Permana

NIM : 1718.1.1.05.04

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

GARUT-CIKELET

TAHUN AKADEMIK 2019-2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya berupa kesehatan sehingga makalah yang
berjudul “Mengelola Stres” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas Individu mata kuliah Manajemen


Konflik. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baik dari segi penulisan maupun segi penyususan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi
perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Atas


perhatian dan kesempatan yang diberi untuk membuat makalah ini kami ucapkan
terima kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 11
C. Tujuan................................................................................................. 11

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Stres............................................................................... 15
B. Manajemen Pencegahan Stres........................................................... 19
C. Manajemen Stres Ditempat Kerja/Sekolah....................................... 20
D. Strategi Memanajemeni..................................................................... 20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang
mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-
ekonominya saja tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit
serta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat menyebabkan sters dalam
bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut
dalam kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai
gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat
dilakukan dengan maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan
dalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres melakukan
pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Manajemen Stres ?
2. Bagaimana Manajemen Pencegahan Stres ?
3. Manajemen Stres Ditemapat Kerja/Sekolah
4. Bagaimana Strategi Memanajemeni Stres ?
C. Tujuan
Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mengelola Stres
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Stres

Manajemen stress merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber


daya dengan efektif dalam mengatasi ganguan atau kekacauan mental dan
emosional yang timbul karena tanggapan atau respon. Memanajemen stress
bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup sesoerang agar menjadi lebih baik.

Beberapa ahli mendefinisikan arti manajemen stress, diantaranya :

1. Goliszek
Pengertian manajemen stress menurut Goliszek adalah usaha untuk
memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik,
yaitu dengan cara :
a. Mempelajari apa itu gila
b. Mengenali gejala stres yang terjadi dalam diri
c. Mengubah pola perilaku
d. Memanfaatkan serangkaian teknik dan relaksasi dari
manajemen stres yang cepat dan sederhana
2. Smith
Pengertian manajemen stress menurut Smith adalah suatu
keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengantisipasi, mencegah,
mengelola, dan memulihkan diri dari stress yang dirasakan karena adanya
ancaman ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.
3. Cotton
Pengertian manajemen stress menurut Cotton adalah kemampuan
dalam identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang terkait stress
dan aplikasi berbagai alat teraupetik untuk mengubah stress atau
pengalaman stress
4. Margiati
Definisi manajemen stress menurut Margiati adalah kemampuan
seseorang dalam membuat perubahan dalam cara berpikir dan merasa,
dalam cara berperilaku, dan dalam lingkungan.
5. Fadli
Menurut Fadli, definisi manajemen stress adalah kecakapan dalam
menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara
proporsional.
6. Munandar
Pengertian Manajemen stress menurut Munandar adalah usaha
untuk mencegah timbulnya stress, meningkatkan ambang stress dari
individu, dan menampung akibat fisiologikal dari stress.
B. Manajemen Pencegahan Stres

Secara keseluruhan, manajemen stress mencakup gaya hidup, pikiran,


emosi, dan bagaimana caranya kita dalam menghadapi masalah. Seberat apapun
stress yang kita hadapi, ada langkah khusus yang bisa kita ambil untuk menekan
dan mengurangi beban tersebut.

Berikut ada 7 langkah yang bisa kami sampaikan untuk mengatasi stress
dengan manajemen stress.

1. IDENTIFIKASI KEBIASAAN DAN PERILAKU YANG


MENYEBABKAN STRES

Yang pertama kita lakukan adalah mengidentifikasi sumber stress itu


sendiri. Sangat mudah untuk mengindensifikasi sumber stress, semisal berhenti
pekerjaan, di putus cinta, atau terlilit hutang. Untuk tau di mana sumber stress
kita, kita perlu perhatikan secara dekat kebiasaan, sikap dan alasan kenapa stress
itu muncul. Anda bisa menulis jurnal setiap anda merasakan stress.

Hal hal yang bisa anda tulus adalah, Pertama adalah penyebab kita
mengalami stress. Kedua yang kita rasakan saat stress, baik fisik maupun mental.
Ketiga bagaimana caranya kita menjawab stress itu. Keempat adalah yang bisa
kita lakukan agar bisa menghilangkan stress itu sendiri.

Biasanya saat kita sudah bisa mengenali penyebab stress itu sendiri, kita
akan menemukan cara nya sendiri.

2. GANTI KEBIASAAN ATASI STRESS YANG TIDAK SEHAT

Saat anda sudah menuliskan jurnal tersebut, Sayangnya, banyak orang


mengatasi stres dengan cara yang tidak sehat. Cara tersebut memang dapat
mengurangi stres untuk namun malah akan menambah masalah, semisal masalah
kesehatan

Contoh kebiasaan mengatasi stress yang tidak sehat adalah :

a. Merokok
b. Menggunakan pil penenang
c. Minuman keras
d. Banyak tidur
e. Makanan junk food
f. Menunda pekerjaan
g. Gadget terlalu lama
h. Berlari dari masalah masalah
i. Mengurung diri

Mulailah untuk menghilangkan Kebiasaan-kebiasaan tersebut dan harus


dirubah menjadi hal yang labih sehat baik terhadap fisik maupun mental. Tidak
ada cara yang sama untuk mengatasi stress setiap orang. lakukanlah pada hal sehat
apa yang membuat kita merasa tenang dan terkendali bisa menjadi pilihan yang
baik.

3. TERUS BERGERAK

Siapa yang menyangka bahwa olahraga adalah obat stress yang paling
ampuh. Saat olahraga, tubuh melepas hormone endorphine, yaitu hormone
bahagia. Tidak usah yang terlalu berat, anda cukup jogging, senam lantai atau
yang anda suka selama 30 menit. Akan menjadi sangat menyenangkan bila di
tambah dengan music yang kita sukai. Di jamin hal ini akan menjadi manajemen
stress yang akan anda cintai.

4. BERSOSIALISASI DENGAN ORANG LAIN

Berinteraksi dengan orang adalah cara tercepat dan paling praktis untuk
mengendalikan stres. Saat kita berinteraksi dengan orang lain secara tak sadar kita
telah membagi masalah ke orang itu. Terlebih lagi saat anda membantu orang lain,
biasanya beban akan berkurang.

5. MENERAPKAN 4A (AVOID, ALTER, ADAPT, ACCEPT)

Beberapa jenis stress seperti beban kerja atau tuntutan rumah tangga
memang menjadi yang sering di alami oleh orang sebagai penyebab utama stress.
Namun, Saat stress, kita bisa melakukan 4A yaitu Avoid = menghindar, Alter =
mengubah, Adapt = Menyesuaikan, dan Accept = menerima.

 Avoid unnecessary stress : menghindari stress yang bisa anda hindari


 Alter the situation : Mengganti respon terhadap penyebab stress itu sendiri
 Adapt to the stressor : beradaptasi dengan sumber stress
 Accept the things you can’t change : menerima apapun yang seharusnya di
ubah
7. LUANGKAN WAKTU UNTUK BERSANTAI

Sama hal nya dengan olahraga, dengan melakukan hal yang kita senangi
mampu menanggulangi stress. Dengan meluangkan waktu untuk bersenang
senang, anda seperti sedang memanjakan diri dan berkata bahwa diri anda
berharga lebih dari apapun.

C. Manajemen Stres Ditempat Kerja/Sekolah

Stres di tempat kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan
karena dapat menurunkan kinerja karyawan dan perusahaan. Sebuah lembaga
penelitian terhadap stres di Amerika memperkirakan bahwa stres di tempat kerja
menyebabkan para pengusaha di Amerika terpaksa merugi sekitar 300 juta dollar
Amerika setiap tahunnya akibat menurunnya produktivitas, serta meningkatnya
ketidakhadiran, turnover, konsumsi minuman keras dan biaya pengobatan
karyawan.

Bagi organisasi, stres di tempat kerja dapat berakibat pada rendahnya


kepuasan kerja, kurangnya komitmen terhadap organisasi, terhambatnya
pembentukan emosi positif, pengambilan keputusan yang buruk, rendahnya
kinerja, dan tingginya turnover. Sebagaimana telah dikemukakan di awal tulisan,
stres di tempat kerja pada akhirnya bisa menyebabkan terjadinya kerugian
finansial pada organisasi yang tidak sedikit jumlahnya.

Faktor Pemicu Terjadinya Stres di Tempat Kerja.

Ada tiga kelompok utama pemicu stres (biasa disebut stressor) di tempat
kerja.

a. Kelompok pertama adalah faktor pribadi, seperti: keluarga,


ekonomi rumahtangga, dan karakteristik kepribadian. Adanya
persoalan pada kehidupan pernikahan, perceraian serta anak-anak
yang tidak disiplin dan sulit diatur; penghasilan yang kurang
mencukupi pemenuhan kebutuhan rumahtangga dan gaya hidup;
serta kepribadian yang tertutup, mudah tersinggung, perfeksionis,
sangat berorientasi pada waktu dan hasil, merupakan beberapa
contoh faktor pribadi yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres
di tempat kerja.
b. Kelompok kedua adalah faktor organisasi, seperti: pekerjaan,
peran, dan dinamika hubungan atau interaksi antar karyawan.
Pekerjaan yang bersifat rutin, monoton, membutuhkan kecepatan
dalam pengerjaan, dengan ruang atau lokasi kerja yang bising dan
panas; tuntutan peran yang tidak jelas atau bertentangan dengan
sistem nilai yang dianut; serta hubungan kerja antar rekan yang
tidak cocok, apalagi bila diwarnai dengan adanya konflik mental
maupun fisik, merupakan beberapa contoh faktor organisasi yang
dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja. Selain itu
juga budaya perusahaan yang sangat menekankan individualisme
dan persaingan, struktur organisasi dengan kontrol dan komando
yang ketat, kurangnya penguasaan terhadap teknologi yang
digunakan, serta perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat di
dalam perusahaan.
c. Sedangkan kelompok ketiga adalah faktor lingkungan, seperti:
ekonomi, politik, dan teknologi. Ketidakpastian kondisi politik,
krisis ekonomi negara yang berkepanjangan, serta perkembangan
teknologi yang mengancam kelangsungan kerja merupakan
beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat menjadi pemicu
terjadinya stres di tempat kerja.
D. Strategi Memanajemeni Stress

Goliszek (2005) menyatakan terdapat usaha dalam memecahkan kebiasaan


stress yang menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik yaitu :

a. Belajar tentang apa itu gila


b. Mengenali gejalan stress yang ada dalam diri
c. Merubah pola tingkah laku
d. Memanfaatkan serangkaian cara dan relaksasi dari manajemen stress yang
cepat dan sederhana.

Selain itu terdapat teknik manajemen stress seperti :

a. Signal Breath
b. Mendengarkan musik sebagai relaksasi
c. Visualisasi diri
d. Streching

Untuk mengurangi stress pada lingkungan bisa dengan mengorganisir


lingkungan dengan baik dan menyenankan agar bisa membantu mengurangi stres
serta membuat produktivitas meningkat. Sebagian orang yang mengalami stress
membutuhkan lingkungan yang tenan tetapi orang lain membutuhkan lingkungan
yang ramai dalam mengatasi stress.

Munandar, Robbins (2002) menyatakan bahwa terdapat dua cara dalam


pengelolaan stress, yakni:

a. Pendekatan Individual

Seorang pegawai bisa menanggung tanggung jawab pribadi dalam


mengurangi tingkat stressnya. Strategi individu yang sudah terbukti efektif
meliputi menjalankan teknik-teknik manajemen waktu, melakukan latihan fisik,
melatih relaksasi dan memperluas jaringan dukungan sosial.

b. Pendekatan Organisasional

Sebagian faktor yang membuat stress terutama tuntutan tugas dan peran
dan juga struktru organisasi sudah dikendalikan oleh manajemen. Dengan begitu,
faktor-faktor ini bisa dimodifikasi atau dirubah. Strategi yang sangat mungking
dikehendaki oleh manajemen untuk menjadi pertimbangan antara lain
memperbaiki seleksi personil dan dalam menempatkan kerja, pemakaian
penetapakn tujuan yang realitstis, merencanakan ulang pekerjaan, meningkatkan
terlibatnya karyawan, memperbaiki komunikasi organisasi dan menegakkan
program kesejahteraan organisasi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari materi yang sudah dibahas dapat simpulkan bahawa dalam mengelola
stres ada beberapa point yang harus diperhatikan :

1) Manajemen Stres
2) Manajemen Pencegahan Stres
3) Manajemen Stres Ditempat Kerja/Sekolah
4) Strategi Memanajemeni Stres
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, James L. John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly, Jr., Organisasi,


Perilaku, Struktur, proses. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996

Gibson, James L. John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly, Jr., Organization


Behavior, Structure, Processes. USA: Richard D. Irwin, 1994.

Lulus Margiati, Stress Kerja: Latar Belakang Dan Alternatif Pemecahannya,


Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Surabaya: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga, 1999

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Perusahaan,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Phillip L. Rice, Stress and Health, California: Brooks/ Cole Publishing Company,
1999

Anda mungkin juga menyukai