Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERILAKU INDIVIDU DAN MANAJEMEN STRESS

Dosen Pengampu:

H. Rois Arifin S.E.,M.M.

Oleh Kelompok 10:

1. Anisya Cahyani Putri NPM 22101081035

2. Firdayani Ekafianti NPM 22101081088

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“PERILAKU INDIVIDU DAN MANAJEMEN STRESS” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pada Bidang Studi Manajemen Mata Kuliah Organizational Behavior.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
manajemen stress bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rois Arifin S.E.,M.M


selaku Dosen Pembimbing Bidang Studi Manajemen Mata Kuliah Organizational
Behavior yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang 11 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
2.1 Pengertian dan Gejala Stress.....................................................................2
2.2 Proses Individu Mengalami Stress dalam Organisasi...............................3
2.3 Pentingnya Manajemen Stres atau Mengelola Stress................................3
2.4 Contoh Kasus............................................................................................5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manajemen stress adalah suatu program untuk melakukan pengontrolan


atau pengaturan stress yang bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan
mengetahui tehnik-tehnik mengelola stress, sehingga orang lebih baik dalam
menguasai serta menanggulangi stress dalam kehidupan.
Stres merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari setiap individu,
karena stres dapat mempengaruhi setiap orang. Dapat didefinisikan bahwa
stres merupakan suatu keadaan dimana individu tidak dapat menyesuaikan
diri antara kemampuan diri dan tuntutan yang diterima, di mana tuntutan
yang diterima lebih besar dari kemampuannya. Ketidakmampuan mengatasi
ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia
menimbulkan kecemasan-kecemasan negatif didalam diri yang pada suatu
saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dan gejala stress?


2. Jelaskan proses individu mengalami stress dalam organisasi?
3. Jelaskan pentingnya manajemen stress atau mengelola stress?
4. Jelaskan contoh kasus stress kerja?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan tentang pengertian dan gejala stress


2. Menjelaskan tentang proses individu mengalami stress dalam organisasi
3. Menjelaskan pentingnya manajemen stress atau mengelola stress
4. Menjelaskan contoh kasus stress kerja

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Gejala Stress
Stress menurut (Terry Looker dan Olga Gregson,2005) mendefinisikan stres
sebagai suatu keadaan yang individu alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian
antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Stres
adalah keseimbangan antara bagaimana individu memandang tuntutan-tuntutan
dan bagaimana berpikir bahwa individu dapat mengatasi semua tuntutan yang
menentukan apakah tidak merasakan stres, merasakan distres atau eustres.

Lebih lanjut Peter Tyler (dalam Lubis, 2009) mengemukakan bahwa stres
adalah perasaan tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-persoalan di luar
kendali, atau reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan.

Lebih lanjut menurut (National Safety Council, 2004) yang menjelaskan


bahwa stres sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh
mental, fisik, emosional dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat
mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.

Menurut (Hawari, 2011) mendefinisikan bahawa stres adalah respon tubuh


yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Misalnya
bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang bersangkutan mengalami
beban pekerjaan yang berlebihan. Bila individu sanggup mengatasinya artinya
tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan
tidak mengalami stres.

Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu
ketidakstabilan antara tuntutan dan kemampuan individu, di mana tuntutan yang
diterima lebih besar dari kemampuannya. Stres tersebut sering dikaitkan dengan
stabilitas mental atau psikis individu dalam menangani suatu problematika
kehidupan. Oleh sebab itu apabila individu mengalami stres yang berkepanjangan
akan mempengaruhi stabilitas diri dan produktivitas kerjanya.

2
Secara umum orang yang mengalami stress merasakan perasaan khawatir,
tertekan, letih, ketakutan, gembira, depresi, cemas dan marah. Gejala fisik yang
dialami seseorang yang stress ditandai dengan denyut jantung yang tinggi dan
tangan berkeringat, sakit kepala, sesak napas, mual atau sakit perut, konstipasi,
sakit punggung atau bahu, kesinggungan, bekerja lama-lama, tidak ada kontak
dengan rekan, fatique, gangguan tidur dan perubahan berat badan yang drastis.

Menurut David dan Nelson (dalam Muhayaroh, 2020) indikasi stres dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Aspek Feeling (perasaan) : Individu yang mengalami stres akan merasa


gelisah dan sering ketakutan, cemas berlebih, mudah marah, murung,
khawatir, dan selalu merasa tidak mampu.
2. Aspek Kognitif (pikiran) Individu yang sedang mengalami stres, akan
memiliki penghargaan yang rendah pada diri sendiri, memiliki emosi yang
tidak stabil, bahkan tidak mampu berkonsentrasi dengan baik ataupun
mudah melamun secara berlebihan.
3. Aspek behavior (perilaku) Individu yang memiliki gejala stres akan mudah
menangis tanpa alasan yang jelas, mudah terkejut, kaget atau panik,
kesulitan berbicara, dan tidak mampu rileks. Selain itu individu cenderung
mudah tersinggung, sedih dan juga depresi.
4. Aspek fisiologi (tubuh) Individu yang mengalami stres akan memiliki
permasalahan dengan keadaan tubuh yang cenderung mudah letih,
gemetar, memiliki permasalahan dengan tidur, sakit kepala ataupun
memiliki masalah dengan ritme jantung.

2.2 Proses Individu Mengalami Stress dalam Organisasi

Tahapan Stress

Tahap Alarm Stage

Terjadi pada tanda pertama stres. Apabila mulai mengalami kejadian yang
menyebabkan stress. Pengalaman dan persepsi ini menganggu keseimbangan
badan dan tubuh merespon stressor (hal-hal yang menimbulkan stres) dengan

3
segera dan seefektif mungkin. Hal yang dapat terjadi akibat stress ini
contohnya adalah: Selama tahap awal ini, detak jantung dan pernapasan
meningkat, kadar gula darah meningkat, otot tegang, pupil membesar, dan
pencernaan melambat. Pada tahap ini, tubuh pada dasarnya bersiap untuk
respons "melawan atau lari". Artinya, tubuh bersiap untuk menjauh dari
ancaman atau melawannya.

Tahap Resistensi

Pada tahap ini tubuh mencoba untuk menyesuaikan dengan stressor, dengan
memulai proses dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh stressor
agar kembali ke kondisi stabil dan seimbang. Jika berhasil, tanda-tanda stres
fisik akan hilang. Namun, jika stres berlanjut cukup lama, kemampuan tubuh
untuk beradaptasi menjadi habis. Indikator perilaku dari tahap ini adalah
kurang perhatian terhadap keluarga, sekolah, kehidupan, penarikan diri,
perubahan kebiasaan makan, insomnia, hiperinsomnia, kemarahan dan
kelelahan.

Tahap Exhaustion

Selama tahap ini strsor tidak di atur dengan efektif, tubuh dan pikiran tidak
mampu untuk memperbaiki kerusakan. pertahanan melemah, dan individu
mengalami berbagai penyakit yang berhubungan dengan stres, termasuk sakit
kepala, tekanan darah naik, insomnia, masalah pencernaan, dan tekanan darah
tinggi. Tahap ketiga ini adalah yang paling parah dan menghadirkan ancaman
terbesar baik bagi individu maupun organisasi.

Penyebab Stress

Adapun hal-hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya stress secara umum
adalah sebagai berikut :

a. Faktor Lingkungan

- Ketidakpastian ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap


kelangsungan pekerjaan mereka.

4
- Ketidakpastian politik, misalnya adanya peperangan akibat perebutan
kekuasaan.

- Perubahan teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat elektronik dll.

b. Faktor Organisasional

- Tuntutan tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan, dan


tata letak fisik pekerjaan.

- Tuntutan peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.

- Tuntutan antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak tertentu


atau terjalin hubungan yang buruk.

c. Faktor Personal

- Persoalan keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya


hubungan keluarga.

- Persoalan ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa


yang didambakan.

- Berasal dari kepribadiannya sendiri.

Dari berbagai masalah yang telah disebutkan tadi baik dari masalah yang
dihadapi secara personal, organisasi, dan lingkungan. Hal semacam itu yang
sangat tidak diharapkan setiap orang dalam segala kondisi apapun, terutama dalam
pekerjaan. Organisasi pun sangat tidak menginginkan setiap anggotanya
mengalami masalah tersebut. Oleh karena itu peran sebagai pemimpin atau
manajer sangat berperan supaya bisa menyelesaikan masalah tersebut agar tidak
mengganggu organisasi.

Tingkatan Stress

Eustress adalah stres positif yang terjadi ketika tingkat stres cukup tinggi
untuk memotivasi agar bertindak untuk mencapai sesuatu. Eustress adalah stres
yang baik yang menguntungkan kesehatan seperti latihan fisik atau mencapai
promosi.

5
1. Meningkatkan motivasi. Stres bisa membuat lebih bersemangat untuk
menyelesaikan tugas atau tantangan yang dihadapi. Stres juga bisa membuat lebih
fokus dan produktif dalam bekerja.

2. Meningkatkan ketahanan masa depan. Stres dapat membuat individu belajar


dari pengalaman dan mengembangkan keterampilan untuk mengatasi masalah di
kemudian hari. Selain itu juga bisa membuat lebih tangguh dan fleksibel dalam
menghadapi perubahan.

3. Meningkatkan ikatan. Stres dapat membantu lebih dekat dengan orang-


orang yang peduli dan mendukung. Stres juga bisa membuat lebih empati dan
peduli terhadap orang-orang yang mengalami hal serupa.

4. Meningkatkan fungsi otak. Stres bisa meningkatkan produksi senyawa


kimia dalam otak yang disebut neutrorophin, yang bisa meningkatkan daya ingat
dan kemampuan berkonsentrasi

Distress atau stress negative terjadi ketika tingkat stress terlalu tinggi atau
terlalu rendah dan tubuh dan pikiran mulai menanggapi stressor dengan negative.
Distress di pihak lain merupak stress yang menganggu kesehatan dan sering
menyebabkan kericuhan antara tuntutan stress dan kemampuan untuk memenuhi
tuntutan . Dengan demikian penanganan stress dapat meningkatkan motivasi dan
stimulus. Apabila kita memiliki kemampuan untuk memenuhi tuntutan
lingkungan , kita dapat menggunkan stres dengan cara yang efektif.

2.3 Pentingnya Manajemen Stres atau Mengelola Stress


Ada pendapat lain menyatakan bahwa manajemen stres adalah suatu program
untuk melakukan pengontrolan atau pengaturan stres dimana bertujuan untuk
mengenal penyebab stres dan mengetahui teknik-teknik mengelola stres,
sehingga orang lebih baik dalam menangani stress dalam kehidupan (Schafer,
2000). Secara umum, dapat dikatakan bahwa manajemen stres berkaitan erat
dengan upaya menjaga kesehatan mental individu.

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati

6
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang
dikatakan bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya
secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan
positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu
akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali
emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Upaya dapat dilakukan untuk melakukan manajemen stress diantaranya:

1. Strategi Individu

Ada banyak hal yang dapat dilakukan orang untuk membantu menghilangkan
tingkat stres yang dialami atau, paling tidak, untuk membantu mengatasi stres
tinggi yang berkelanjutan. Pertimbangkan hal berikut:

Mengembangkan Kesadaran Diri.

Individu dapat meningkatkan kesadaran tentang bagaimana mereka


berperilaku di tempat kerja. Mereka dapat belajar mengetahui batasan mereka
sendiri dan mengenali tanda-tanda potensi masalah. Karyawan harus tahu kapan
harus menarik diri dari suatu situasi dan kapan harus mencari bantuan dari orang
lain di tempat kerja dalam upaya meringankan situasi.

Mengembangkan Minat Luar.

Selain itu, individu dapat mengembangkan minat luar untuk mengalihkan


pikiran mereka dari pekerjaan. Karyawan dapat memastikan bahwa mereka
melakukan latihan fisik secara teratur untuk menghilangkan stres yang
terpendam. Banyak perusahaan mensponsori aktivitas atletik, dan beberapa telah
membangun fasilitas atletik di lokasi perusahaan untuk mendorong aktivitas
karyawan.

Istirahat yang cukup

Tubuh memerlukan istirahat yang cukup. Tidur adalah salah satu cara untuk
melakukan manajemen stres. Karena itu, untuk melakukannya harus
memperbaiki durasi dan kualitas tidurmu. Apabila kekurangan tidur atau saat

7
badanmu tak mendapatkan kesempatan untuk beristirahat, tingkat stres akan ikut
meningkat.

Berkonsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu, semua


kegiatan membutuhkan konsentrasi. Dengan konsentrasi individu dapat
mengerjakan pekerjaan lebih cepat dengan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu
konsentrasi sangat penting dan perlu dilatih, pikiran tidak boleh dibiarkan
melayang-layang karena dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan
menimbulkan stress.

2. Strategi Organisasi

Berkomunikasi dengan karyawan.

Memberikan lebih banyak informasi tentang pekerjaan mereka dan faktor-


faktor lain yang mempengaruhi mereka akan membuat karyawan merasa lebih
dapat mengendalikan keadaan mereka dan dapat membantu membangun koneksi.
Organisasi juga harus mengkomunikasikan dan menjelaskan strategi manajemen
stres yang tersedia bagi karyawan dan harus membantu karyawan
mengembangkan rencana tindakan yang dipersonalisasi

Bantu karyawan mengidentifikasi penyebab stres dan tingkat toleransi stres


mereka.

Sebelum belajar bagaimana mengatasi stres, karyawan terlebih dahulu harus


mengidentifikasi penyebab stres yang mereka tanggapi karena tidak semua orang
merespons dengan cara yang sama terhadap pemicu stres yang sama. Untuk
membantu proses ini, organisasi dapat melakukan penilaian risiko kesehatan
yang menguji tingkat stres karyawannya.

Mengembangkan program manajemen stres individual yang memenuhi


kebutuhan karyawan organisasi.

8
Program harus spesifik topik dan harus dilaksanakan secara bertahap. Jika
semua aspek program diimplementasikan pada satu waktu dan bagian dari
program gagal, karyawan akan kehilangan kepercayaan pada program dan stres
bagi karyawan. Manajemen stres. Ini akan menjadi penyebab lain kecemasan
dan teknik meditasi, mengembangkan sistem pendukung yang baik, melakukan
hobi di luar. program manajemen rambut mungkin termasuk belajar relaksasi
belajar untuk menetapkan tujuan yang realistis, mengembangkan keterampilan
manajemen waktu.

Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasi

Konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar dan
mungkin sering juga terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya akan
menimbulkan ketidak jelasan peran suatu organisasi tersebut. Mengidentifikasi
konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi atau mencegah
stres itu sendiri. Setiap bagian yang dikerjakan membutuhkan kejelasan atas
setiap konflik sehingga ambisi itu tidak akan terjadi. Peran organisasi itu yang
bisa mengklarifikasikan suatu konflik yang terjadi sehingga terjadilah suatu
kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.

Pendesainan ulang pekerjaan

Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkinan terjadi karena faktor
kerjaan yang sangat berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur
program kerja yang baik adalah membuat teknik cara pengerjaannya. Terkadang
setiap orang mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu dari pada yang
mudah. Seseorang akan terasa malas dan enggan untuk mengerjakan
pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah menumpuk maka akan timbul
stres. Strategi yang dilakukan adalah melakukan penyusunan pekerjaan yang
mudah terlebih dahulu atau pekerjaan yang dapat dikerjakan terlebih dahulu.
Sedikit demi sedikit pekerjaan yang menumpuk pun akan terselesaikan. Dengan
kata lain stres pun bisa dihindari dan bisa dikurangi.

Membuat bimbingan konseling

9
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres.
Konseling yang dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah
kejiwaan seseorang. Psikologis seseorang terganggu sekali ketika stres itu
menimpa. Rasa yang tidak tahan dan ingin keluar dari tekanan-tekanan yang
dirasakan tentunya akan menambah rasa stres yang dihadapinya. Konseling
dengan psikolog sedikitnya mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.

2.4 Contoh Kasus


CONTOH KASUS STRES KERJA

1. Stres Kerja, Menyebabkan Kematian

Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di STaT pabrik
Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada sebuah dokumen
foto yang diambil tanggal 24 Februari 2010. "Perusahaan hanya mementingkan
kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara upah
pekerjanya sendiri mash sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya akan
kebijakan ini" Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh diri
karyawan di Eorcon Technolov (produsen raksasa elektronik untuk industri
sepertiApple, Dell dan Hewlett-Packarid membuat Pemerintah Cina harus
melakukan pertemuan denganperwakilan Management Perusahaan.

Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat


iPhone,iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia
"kematiannya mendadak di rumahnya di dekat pabrik Forconn Shenzhen di
provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian sedang diselidiki dan "kita
sedang mengumpulkan informasi- informasi pendukung penyebab kematian
insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan pekerjaan," kata salah satu
perwakilan management perusahaan.

Surat kabar Mine Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat
Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan "stres kerja", setelah
bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan surat kabar yang terbit
langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan pemberian 30%
bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya

10
lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi
sehingga bisa lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan
menuduh perusahaan memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya
dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, namun Forconn menyangkal tuduhan ini.

Dalam setahun diFoxconn Company "Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan
tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka tewas karena
terjun dari atas bangunan.

2. Cara Penanganan

Kasus ini menerangkan mengenai aksi protes para pekerja Foxconn di China yang
mengatakan bahwasanya pihak perusahaan tidak memikirkan hak para pekerja.
Upah yang diberikan tidak setimpal dengan apa yang dikerjakan. Hal tersebut
terbukti dengan tewasnya salah satu karyawan PT.Foxconn yang mati dirumahnya
akibat stres kerja. Stres yang dialami pekerja tersebut dikarenakan perusahaan
menuntut untuk bekerja keras tapa istirahat.

3. Analisis kasus dengan teori stres

Berdasarkan kasus diatas para pekerja telah mengalami dampak psikologis yang
cukup membahayakan karena sampai melakukan bunuh diri hanya karena stres
dengan pekerjannya. Stres yang dialami oleh pekerja tersebut ialah sesuai dengan
pengertian menurut Widyastuti (2003) yang menyatakan bahwa stres kerja
merupakan ketegangan yang dengan mudah muncul akibat kejenuhan yang timbul
dari beban kerja yang berlebihan, tuntutan tugas yang mendukung terjadinya hal
tersebut. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penunjang lainnya seperti
halnya bertambahnya tanggung jawab tapa adanya penambahan upah. Sehingga
membuat para pekerja tidak dapat memenuhi kebutuhan hierarkinya berdasarkan
tori Masslow. Diataranya mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis
mereka seperti halya pangan sandang dan papan. Hal tersebut dikarenakan upah
yang mereka terima tidak setimpal atau tidak mencukupi.

4. Kesimpulan

Solusi yang tepat adalah dengan merubah sistem kerja yang ada diperusahaan agar
dapat memberi kenyamanan kepada para pekerjanya. Selain itu juga

11
menyesuaikan upah setiap pekerja berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan,
dengan begitu akan tumbuh motivasi mereka dalam bekerja. Sehingga para
pekerja dapat bekerja dengan semangat yang nantinya akan berdampak baik bagi
perusahaan. Berdasarkan pengertian motivasi yaitu suatu kekuatan potensial yang
ada didalam diri manusia yang dapat dikembangkannya sendiri atau dapat
dikembangkan dari sejumlah kekuatan dari luar yang ada berkisaran sekitar
imbalan materi dan non materi yang dapat mempengaruhi hasil kerjanya.

12
BAB III

PENUTUP
3. 1 Kesimpulan.
Manajemen stres adalah suatu program untuk melakukan
pengontrolan atau pengaturan stres dimana bertujuan untuk mengenal
penyebab stres dan mengetahui teknik-teknik mengelola stres, sehingga
orang lebih baik dalam menangani stress dalam kehidupan. Manajemen
stress juga penting untuk Meminimalisir tekanan yang menjadi penyebab
banyaknya gangguan kesehatan sehingga menyebabkan orang Anda
terpaksa tidak masuk kerja serta meningkatkan produktivitas kerja.
Karyawan yang merasa nyaman dan bahagia di tempat kerja akan lebih
produktif

Stres merupakan suatu ketidakstabilan antara tuntutan dan


kemampuan individu, di mana tuntutan yang diterima lebih besar dari
kemampuannya. Stres tersebut sering dikaitkan dengan stabilitas mental
atau psikis individu dalam menangani suatu problematika kehidupan. Oleh
sebab itu apabila individu mengalami stres yang berkepanjangan akan
mempengaruhi stabilitas diri dan produktivitas kerjanya.

Strategi individu dalam memanajemen stres dapat dilakukan


dengan mengembangkan kesadaran diri dengan meningkatkan kecerdasan
emosional, Mengembangkan minat luar seperti olahraga, Berkonsentrasi
ketika melakukan suatu kegiatan, Istirahat yang cukup. Sedangkan Strategi
Organisasi dapat dilakukan dengan

3. 2 Saran
Stress dapat terjadi jika individu tidak mampu mengelola respon
tubuh terhadap situasi lingkungan. Untuk menghindarinya, kita perlu
mengenali indikasi stress dan melakukan manajemen stress untuk menjaga
kesehatan mental.

13
DAFTAR PUSTAKA

Copyright © Rice University (2019). Organizational Behavior. Houston, Texas.


OpenStax.

Steven L. and Mary Ann. (2010) ‘Organizational Behavior: Emerging Knowledge


andPractice for the Real World’. 5th edition. The McGraw-Hill Companies.

. Stephen P. Robbins. and Timothy A. (2013) ‘Organizational Behavior 15th


edition’, Pearson Education, Inc. USA.

Rahmawati, Siti, and Firmiana. (2021) ‘Manajemen stress dan menjaga kesehatan
mental di masa pandemi COVID-19’, Universitas Al Azhar Indonesia,
Jakarta

Segarahayu R. (2013) ‘Pengaruh Manajemen Stress terhadap Penurunan Tingkat


Stress’,
http://jurnal.online.um.ac.id/data/artikel/artikelDEB288149FBAA98C9CB
27E B18035D95A.pdf

Hawari, D. (2011) ‘Manajemen Stress Cemas dan Depresi’, Jakarta: FKUI

14

Anda mungkin juga menyukai