Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROSES-PROSES MENTAL

STREES, COPING DAN KESEHATAN

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata pelajaran Proses-
Proses Mental dengan guru pembimbing : Raudatussalamah, S.Psi, M. A”

Disusun Oleh :

Salwa Audri Nabila : 12160121538

Sekar Raudhatul Jannah : 12160123876

Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi

Universitas Negri Sultan Syarif Kasim Riau

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan
akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Proses-Proses Mental dan
juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga bermanfaat. Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan
semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Proses-Proses Mental yang
kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Pengertian stress, coping dan kesehatan ..............................................
B. Apa saja macam-macam stres dan jenis coping.......................................
C. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi stres....................................
D. Tolak ukur kriteria Kesehatan .................................................................
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan........................................
BAB II PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stres merupakan suatu kondisi yang pasti pernah semua orang mengalaminya,
baik itu secara internal maupun eksternal. Keadaan stress ini dapat mempengaruhi diri
jiwa dan kesehatan seseorang makanya perlunya suatu pengolahan stres yang disebut
sebagai coping.

Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat


kesejahteraan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor
utama, yaitu faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor
yang terbesar dan sangat mempengaruhi kesehatan adalah faktor lingkungan. Upaya
kesehatan lingkungan sebagai bentuk kegiatan preventif ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap individu atau masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stres, coping dan kesehatan?
2. Apa saja macam-macam stres dan jenis coping?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi stres?
4. Apa saja tolak ukur dari kesehatan?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari stress, coping dan kesehatan
2. Mengetahui macam-macam stress dan coping
3. Mengetahui faktor-faktor stress
4. Mengetahui tolak ukur kesehatan
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Stress, Coping dan Kesehatan


Stres adalah kemampuan diri dan penyesuaian diri yang memerlukan respons.
Selain itu, stress disebut juga ketegangan dalam perilaku dan bentuk perasaan yang
bergejolak yang menekan berupa ketegangan.Stres  juga bisa disebut sebagai suatu
kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi.

 Coping adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi
stressfull merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik
fisik maupun psikologoik. Coping juga biasa disebut juga sebagai pengelolaan stres
yaitu suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
lingkungan) dengan sumber-sumber daya mereka gunakan dalam menghadapi situasi
stres.

Proses terjadinya proses adalah sebagai berikut :


Stimulus   reseptor indra  otak, pusat saraf

Reaksi terhadap stres bervariasi antara orang yang satu dengan yang lain dari
waktu ke waktu pada orang yang sama. Perbedaan ini sering disebabkan faktor
psikologis dan sosial yang kelihatannya dapat mengubah dampak stressor bagi
individu. Sumber stress itu sendiri dapat berasal dari dalam diri sendiri, keluarga,
maupun komunitas dan lingkungan. Adapun gejala stress adalah gangguan perhatian
dan konsentrasi, perubahan emosi, menurunnya rasa percaya diri, timbul obsesi dan
tidak ada motivasi.
Kesehatan adalah suatu hal yang mendasar dalam hidup manusia. Banyak orang sakit
dan keluarganya yang mengorbankan segala harta benda mereka untuk mencari
kesembuhan. Begitu pentingnya arti kesehatan sehingga ada orang memilih lebih baik
mati daripada hidup tidak sehat dan tidak dapat melakukan apa-apa (Refdinal,
2006:2).
Dalam tubuh terdapat kondisi sehat dan sakit, di mana sehat sangat tergantung
pada kondisi keseimbangan unsur-unsur yang ada dalam tubuh manusia, jika
keseimbangan tubuh terganggu akan mengakibatkan kondisi tubuh yang tidak sehat di
mana akan menimbulkan penyakit yang dapat menghambat aktifitas hidup sehari-hari,
dapat mengakibatkan pikiran terganggu. Secara umum sakit merupakan suatu keadaan
terhadap diri dan lingkungan yang tidak seimbang. Dengan demikian jika seseorang
tidak dapat menjaga keseimbangan diri dan lingkungannya, atau organisme tubuh
tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka orang tersebut dapat dikatakan sakit
(Siodjang, 1993/1994:2).

B. Macam-Macam Stress dan Coping


1. Stress

a. Stres ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan  oleh setiap orang
dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.

b. Stres sedang : Terjadi lebih lama

c. Stres berat : Stres kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa
tahun. Gejala yang bisa di amati seperti : Rasa cemas yang berlebihan, Marah,
Menangis, Tertawa sendiri, Teriak, Memukul dan menyepak,dsb.

2. Coping
a. Emotion – focused coping
1) Digunakan untuk mengatur respons emosional terhadap stres.
2) Pengaturan ini melalui perilaku individu, seperti pengguna alcohol,
bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, melaluin
strategi kognitif.
3) Bila individu tidak mampu mengubah kondisi stres, individu akan cenderung
mengatur emosinya.
b. Problem – focused coping
1) Untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari
cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru, individu akan
cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat
mengubah situasi.
2) Metode atau fungsi masalah ini lebih sering digunakan oleh orang dewasa.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi coping dan stress
1. Variable dalam kondisi individu: umur, tahap kehidupan, jenis kelamin,
temperamen, genetic,intelegensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi,
dan kondisi fisik.
2. Karateristik kepribadian: introvert-eksovert, stabilitas emosi secara umum,
kepribadian, kekebalan, dan sebagainya.
3. Variabel social-kognitif: dukungan social yang dirasakan, jaringan social, control
pribadi yang dirasakan.
4. Hubungan dengan lingkungan social, dukungan social yang diterima, integrasi
dalam jaringan social.
5. Strategi coping. 
                 
D. Tolak Ukur Kriteria Kesehatan
Menurut Daradjat dalam D Mahfud menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah
seseorang terganggu mentalnya atau tidak bukanlah hal yang mudah, sebab tidak
mudah diukur, diperiksa ataupun dideteksi dengan alat-alat ukur seperti halnya
dengan kesehatan jasmani/badan. Bisa dikatakan bahwa kesehatan mental adalah
relatif, dalam arti tidak terdapat batas-batas yang tegas antara wajar dan menyimpang,
maka tidak ada pula batas yang tegas antara kesehatan mental dengan gangguan
kejiwaan. Keharmonisan yang sempurna di dalam jiwa tidak ada, yang diketahui
adalah seberapa jauh kondisi seseorang dari kesehatan mental yang normal.(Mahfud,
2015).

Bastaman (dalam D Mahfud) juga memberikan tolak ukur kesehatan mental,


dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:(Mahfud, 2015).

1. Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan.


2. Mampu dengan baik dan mudah menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan
antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan.
3. Mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat) yang
baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
4. Beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berusaha menerapkan
tuntunan agama kedalam kehidupan sehari-hari.
Kartono dalam D Mahfud juga mengemukakan empat ciri-ciri khas pribadi yang
bermental sehat meliputi:(Mahfud, 2015).
1) Ada koordinasi dari segenap usaha dan potensinya, sehingga orang mudah
melakukan adaptasi terhadap tuntutan lingkungan, standard, dan norma sosial
serta perubahan sosial yang serba cepat.
2) Memiliki integrasi dan regulasi terhadap struktur kepribadian sendiri sehingga
mampu memberikan partisipasi aktif kepada masyarakat.
3) Dia senantiasa giat melaksanakan proses realisasi diri (yaitu mengembangkan
secara riil segenap bakat dan potensi), memiliki tujuan hidup, dan selalu
mengarah pada transendensi diri, berusaha melebihi keadaan yang sekarang.
4) Bergairah, sehat lahir dan batinnya, tenang harmonis kepribadiannya, efisien
dalam setiap tindakannya, serta mampu menghayati kenikmatan dan kepuasan
dalam pemenuhan kebutuhannya.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


Menurut Latipun kesehatan mental merupakan kemampuan individu untuk merepon
lingkungannya, yang hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu
biologis, psikologis, lingkungan dan sosio-budaya. Kesehatan mental sangat
dipengaruhi faktor-faktor tersebut, karena faktor-faktor tersebut bersifat inter-
dependensi dimana keempat faktor itu saling berhubungan dan ketergantungan
memainkan peran yang signifikan dalam terciptanya kesehatan mental. Faktor internal
adalah faktor biologis dan psikologis, sedangkan yang termasuk faktor eksternal
adalah lingkungan dan sosial budaya. (Latipun, 2019).

1) Faktor internal
a. Faktor biologis
Aktifitas manusia pasti menggunakan dimensi biologis, seperti tidur, mandi,
minum, makan, bekerja, dan lain-lain. Awalnya manusia memahami bahwa
hubungan spiritual merupakan hubungan fisik dan jiwa yang tidak terjelaskan
secara ilmiah, tetapi sekarang ini hal itu dapat dipahami dengan ilmu
pengetahuan.Faktor biologis sangat memberi kontribusi yang besar bagi kesehatan
mental. Beberapa aspek yang berpengaruh langsung pada faktor biologis antara
lain otak, sistem endokrin, genetik, sensori, kondisi ibu selama hamil.
b. Faktor psikologis
Faktor psikis manusia yang pada dasarnya adalah satu kesatuan dengan sistem
biologis. Faktor psikis berkaitan erat dengan kegiatan kehidupan manusia yang
multi aspek sehingga faktor psikis juga erat kaitannya dengan kesehatan mental
terutama hal spiritual yang melekat pada jiwa seseorang, yaitu ketaatan beribadah
menjalani tuntunan agama berkaitan erat dengan kesehatan mental. Faktor psikis
yang mempengaruhi kesehatanmental seseorang antara lain yaitu pengalaman
awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan.

2) Faktor eksternal
Faktor ekstrenal merupakan sosial budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
mental. Faktor sosial budaya yang dapat menghambat atau mendukung kesehatan
mental yaitu lingkungan fisik, penyinaran dan udara, kebisingan dan polusi,
lingkungan kimiawi, lingkungan biologis dan juga faktor lingkungan lain seperti
gempa, banjir, angin topan dan kemarau.

Perilaku seseorang yang sehat dan sakit sangat ditentukan oleh faktor
lingkungan sosial, yaitu jika peran seseorang sesuai dengan nila-nilai yang secara
sosiologis diterima. Lingkungan sosial juga mempengaruhi pola sehat dan sakitnya,
baik kesehatan fisik maupun mental.

Menurut Zakiah Daradjat (1984 dalam Susilawati ) ada faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi kesehatan mental diantaranya: (Susilawati, 2017).
a. Faktor keluarga
Keluarga adalah lingkungan sosial bagi setiap orang dan merupakan
lingkungan yang sangat dekat bagi seseorang. Kepribadian anak akan tumbuh
dan berkembang pertama kali di dalam keluarga. Melalui keluarga inilah, jika
kita ingin menciptakan generasi yang akan datang yang mempunyai mental
sehat, dengan mempersiapkan calon ibu dan ayah yang matang dan memiliki
mental yang sehat pula sehingga mampu menciptakan kehidupan keluarga yang
nyaman, tentram, bahagia dan aman. Keluarga adalah wadah pertama kali dan
utama sebagai tempat pembinaan mental seorang anak.

b. Masyarakat atau Lingkungan


Lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap pembinaan kesehatan mental
anak. Faktor lingkungan sangat diperlukan oleh anak sebagai tempat bertemu
dengan teman sebayanya, anak butuh teman bermain, bergaul, bercerita tentang
perasaan serta mengungkapkan jati dirinya. Anak mulai memerlukan teman
sekitar umur empat sampai lima tahun, jika ada anak yang tidak mendapatkan
kesempatan bergaul dengan teman sebayanya kemungkinan ia tidak memiliki
atau tidak tahu bergaul, sehingga pada waktu dewasa akan kesulitan bergaul,
menjadi kaku dan tidak mampu menyesuaikan diri, bahkan bisa terganggu
mentalnya.

c. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dimasa sekarang ini harus dilewati oleh setiap anak,
sebelum anak tersebut terjunke dalam masyarakat. Sekolah sebagai tempat bagi
anak menuntut ilmu pengetahuan, belajar, bergaul, mencari bakat keterampilan
untuk membekali diri dan mempersiapkan agar dapat yakin atau percaya diri
dan bertangungjawab menghadapi hidup baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat.
Menurut Dewi Kartika faktor eksternal adalah faktor sosial budayayaitu
keluarga, pengelompokan sosial, hubungan sosial, perubahan sosial, sosial
budaya dan stressor psikososial seperti terjadinya konflik dalam hubungan
sosial(Dewi, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stres adalah kemampuan diri dan penyesuaian diri yang memerlukan respons.
Stres itu dapat berasal dari dalam diri sendiri, keluarga maupun komunitas dan
lingkungan, tingkatan stres ini dapat berupa stres berat, sedang dan ringan. Factor
yang mempengaruhi stres ini dapat berupa variabel dalam kondisi individu,
karakteristik kepribadian, variabel sosial-kognitif, hubungan dengan lingkungan
sosial, dukungan sosial yang diterima, integritas dalam jaringan sosial dan strategi
coping. Agar tidak terjadinya stres yang lebih mendalam perunya adanya pengelolaan
stress atau coping. Coping atau pengelolaan stres merupakan suatu proses dimaan
individu mencoba untuk mengelola jarak yanga da antara tuntutan-tuntutan (baik
tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan)
dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stres.
Adapun fugsi dan jenis coping antara lain emotion – focused coping dan problem –
focused coping. Terdapat 8 strategi coping menurut Tylor, yaitu konfrontasi, mencari
dukungan sosial, merencanakan pemecahan masalah dikaitkan dengan problem
focused coping, kontrol diri, membuat jarak, penilaian kembali secara positif,
menerima tanggung jawab dan menghindar.

Menurut Daradjat dalam D Mahfud menyatakan bahwa untuk mengetahui


apakah seseorang terganggu mentalnya atau tidak bukanlah hal yang mudah, sebab
tidak mudah diukur, diperiksa ataupun dideteksi dengan alat-alat ukur seperti halnya
dengan kesehatan jasmani/badan. Bisa dikatakan bahwa kesehatan mental adalah
relatif, dalam arti tidak terdapat batas-batas yang tegas antara wajar dan menyimpang,
maka tidak ada pula batas yang tegas antara kesehatan mental dengan gangguan
kejiwaan. Keharmonisan yang sempurna di dalam jiwa tidak ada, yang diketahui
adalah seberapa jauh kondisi seseorang dari kesehatan mental yang normal. .
Kesehatan mental sangat dipengaruhi faktor-faktor tersebut, karena faktor-faktor
tersebut bersifat inter-dependensi dimana keempat faktor itu saling berhubungan dan
ketergantungan memainkan peran yang signifikan dalam terciptanya kesehatan
mental. Faktor internal adalah faktor biologis dan psikologis, sedangkan yang
termasuk faktor eksternal adalah lingkungan dan sosial budaya.
DAFTAR PUSTAKA
 http://repository.unimus.ac.id/4371/3/Bab%202.pdf
 https://www.scribd.com/document/431697202/Makalah-Kelompok-4-Stres-Dan-
Coping

Anda mungkin juga menyukai