TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH : Bahasa indonesia
SEMESTER : 1 ( Satu )
KELAS : KP 22 B
DOSEN : shinta puspita sari, m. Pd
Oleh:
WIDURI AZMI ATMAJI
NIM: 220711050
Setiap remaja pasti memiliki berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya,
Permasalahan yang timbul seringkali bukanlah hal yang mudah untuk dilalui sehingga kerapkali
terjadinya stress yang disebabkan ketidakmampuan fisik, mental, dan fikiran untuk menerima
Maka dari itu Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan
Ridho-Nya hingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Stress Pada Remaja”
sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan tepat waktu dan sebaik-baiknya.
Ada pun isi dari makalah ini adalah membahas mengenai Pengertian dari apa itu stress, faktor
penyebab terjadinya stress pada remaja, dampak stress bagi kesehatan dan cara mencegah terjadi
nya stress.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan saya ataupun yang membaca dan dapat
memenuhi tugas yang Ibu Sinta berikan serta dapat menjadi nilai lebih untuk saya di mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Oleh sebab itu saya menerima kritik dan saran dari Ibu Sinta maupun para pembaca sebagai
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Stress adalah kondisi dimana kita mengalami tekanan berat dimana otak, mental
maupun fisik belum dapat menerima atau beradaptasi terhadap tekanan yang
diterima hingga menjadi salah satu penyakit yang banyak menimpa manusia
pada Era ini, baik orang tua maupun remaja pasti mengalami stress baik ringan
ataupun hingga merenggut nyawa. stres juga mengacu pada keadaan tubuh yang
adanya tuntutan dalam suatu kondisi sebagai beban atau diluar kemampuan
Hingga timbulah dampak negative bagi kesehatan mental maupun tubuh, yang
membuat stress patut kita waspadai maka perlunya kita mengenal dengan lebih
intensif mengenai stress serta cara mengatasinya agar angka penderita tidak
1
2
PEMBAHASAN
Stress adalah kondisi dimana kita mengalami tekanan berat dimana otak, mental
maupun fisik belum dapat menerima atau beradaptasi terhadap tekanan tersebut.
Namun ada pula yang berpendapat bahwa “Stress yaitu ketidak mampuan individu
menhadapi ancaman baik secara mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada
suatu saat dapat berpengaruh pada kesehatan fisik manusia tersebut. Selain itu stres
juga didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap situasi atau kondisi yang ada
disekitar lingkungan. Stres sudah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat
keluarga, sekolah, kerja, dan dimanapun individu berada.” Maka dari itu stress
adalah kondisi dimana tubuh kita tidak dapat menerima suatu tekanan baik secara
fisik, mental, emosional maupun spiritual yang menyebabkan terjadinya stress pada
“stres juga mengacu pada keadaan tubuh yang tegang saat berusaha melakukan
sebagai beban atau diluar kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Stress merupakan semua hal yang dapat megancam homeostasis dan keseimbangan
3
4
stres. Walaupun respon stres merupakan respon adaptif, tetapi respon stres dalam
penyakit. Stress psikologi dan faktor sosial diduga dapat berpengaruh terhadap
penyakit melalui dua mekanisme yaitu stres psikososial dan prilaku kesehatan.
peristiwa kehidupan dan stres, seperti faktor kesehatan mental dan suasana hati,
kesehatan seperti olahraga, nutrisi, dan merokok berfungsi secara tidak langsung
adalah dimana kondisi tubuh yang sedang menyusaikan diri dengan suatu keadaan
atau masalah yang terjadi yang dimana masalah tersebut dianggap berat, stress yang
“Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan
beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada
gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan tidak
mengalami stres. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia mengalami gangguan pada satu
atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan
fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalai distress.” Pada saat stres
dan cemas, tubuh mengalami ketidak seimbangan hormonal. Semua hormon yang
5
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas syaraf simpatik. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan
Adapun penyebab terjadinya stress pada remaja biasanya didasari oleh tiga faktor
yaitu :
a. Faktor Individu yaitu faktor yang disebabkan oleh pribadi individu itu sendiri
tersebut.
b. Faktor Keluarga yaitu faktor yang disebabkan oleh keluarga baik secara
emosional, fisik, maupun mental, seperti perceraian orang tua, ekonomi, dan
Sumber atau penyebab stres lainnya berdasarkan tiga pendekatan terhadap teori stres
menurut Nasib Tua Lumban Gaol:2016 yaitu Stres model stimulus (rangsangan),
Stres model ini menjelaskan bahwa stres merupakan penyebab stres itu sendiri,
dengan kata lain stres merupakan kondisi yang dialami seseorang akibat dari situasi
lingkungan yang dirasa begitu menekan, rangsangan stres langsung diterima oleh
individu tanpa didahului oleh proses penilaian. Situasi-situasi yang mungkin dapat
memicu munculnya stres diantaranya yaitu beban kerja, cuaca panas maupun
dingin, suara bising, bau menyengat dalam ruangan, penerangan yang berlebihan,
kondisi lingkungan yang tidak memadai, kotor dan ventilasi tidak bagus, dan lain
sebagainya.
stress respons yaitu saat individu berada pada situasi yang yang mengancam atau
sehingga dapat dikatakan bahwa tubuh tidak dapat dipisahkan dari sumber stres
yang ada dengan kata lain tubuh tidak akan berespons jika tidak ada stimulus. Oleh
sebab itu dapat disimpulkan stress respons sebagai reaksi tubuh terhadap sumber
dengan General Adaptation Syndrome (GAS) yang terdiri atas tiga tahapan stres
respons yaitu (1) alarm (tanda bahaya) dimana terdapat kondisi tidak diinginkan
terjadi dan kenyataan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga tubuh
tubuh pada tahap ini yaiu sakit di dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala,
7
disfagia (kesulitan menelan) dimana kram, dan lain sebagainya, (2) resistance
(perlawanan) terjadi saat alarm tidak berakhir atau terus menerus berlangsung.
ini terjadi karena pada tahap kedua terjadi konflik dengan tahap pertama Oleh
karena itu, selama proses perlawanan di tahap resistance ada kemungkinan akan
timbulnya penyakit, seperti radang sendi, kanker, dan hipertensi (3) exhaustion
mengadakan perlawanan terhadap sumber stres. Atau dengan kata lain, tubuh sudah
mengancam. Oleh karena itu, pada tahap ketiga ini, menurut Lyon (2012) dan Rice
(2011) organ-organ tubuh bisa berhenti berfungsi atau bisa mengakibatkan kematian
pada seseorang.
Berfokus pada respons emosi dan kognitif berdasarkan interaksi manusia dan
lingkungan, model ini juga menekankan bahwa respons individu terhadap stres
ditentukan oleh penilaian individu terhadap penyebab stres. Saat situasi stres
coping (penanggulangan). Oleh karena itu, stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih
parah atau sedikit demi sedikit semakin berkurang. Hal tersebut ditentukan
Ketika individu mengalami stress maka akan terjadi dimana fikaran tidak dapat
focus pada suatu hal yang membuat aktivitas terganggu, timbulnya pola hidup yang
kurang sehat sehingga imun melemah dan menyababkan mudah terjangkit penyakit,
Efek potensial respon stres yang dapat diobservasi atau diukur termasuk kecemasan,
depresi, kognisi yang terganggu, dan kepercayaan diri terganggu. Definisi fisiologis
stress adalah stres dapat menyebabkan deregulasi sistem imun, dimediasi oleh HPA
stimuli stres, terjadi inisiasi sekuens kejadian. Sedangkan aktivasi HPA axis
menekan fungsi imun, dan dalam keadaan kronis berbahaya bagi organisme karena
Banyak dampak negatif yang dihasilkan dari distress. Winkleman (1994, dalam
Misra & Castillo, 2004) menyebutkan bahwa distress secara fisik akan
makan, sakit kepala dan lambung. Penelitian lain menyebutkan bahwa tingginya
depresi, keinginan untuk bunuh diri, pola hidup yang buruk, gangguan pola tidur,
sakit kepala, dan perasaan tidak berdaya (Oman, Shapiro, Thoresen, & Plante,
2008). Bressert (2016) juga menglasifikasikan dampak stress ke dalam empat aspek
yaitu fisik, kognitif, emosi, dan perilaku. Menurut Bressert (2016), beberapa tanda
9
bahwa stress telah berdampak pada fisik diantaranya adalah adanya gangguan tidur,
peningkatan detak jantung, ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan
kekurangan energi. Adanya dampak pada aspek kognitif ditandai dengan adanya
kebingungan, sering lupa, kekhawatiran, dan kepanikan. Pada aspek emosi, dampak
dari stress diantaranya adalah mudah sensitif dan mudah marah, frustrasi, dan
merasa tidak berdaya. Pada aspek perilaku, stress berdampak pada hilangnya
untuk menghindari orang lain, dan timbulnya rasa malas (Bressert, 2016). Pada
Stress yang kita alami terkadang membuat kita tidak dapat berfikir dengan baim
hingga mebuat rutinitas dan pola hidup menjadi berantakan yang membuat kita
semakin mengalami stress yang berkepanjangan, maka tahap awal jika kita
mengalami stress adalah tetap berusaha menjaga pola hidup tetap baik dan berfikir
dengan tenang.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stress menurut Allen, Tammy
1) Belajar mengatakan "TIDAK!". Kita tahu batas kemampuan yang bisa kita
lakukan. Mengambil lebih dari yang kita bisa bukanlah pilihan yang baik. Tidak
10
apa-apa jika kita tidak melakukan semua kegiatan, pekerjaan, pertemuan saat ini.
2) Perbaiki sikap. Jangan mudah panik, pikiran kita adalah alat yang ampuh,
gunakan untuk mendukung kita, bukan untuk membebani kita. Berpikirlah secara
ungkapkan perasaan tersebut. Jangan menyimpannya untuk diri sendiri karena hanya
4) Hindari alkohol dan rokok. Ketika mengkonsumsi alkohol atau rokok, mungkin
merasa stres berkurang, tetapi setelah itu kita akan kembali merasa stres dan
5) Makan makanan sehat. Dapatkan nutrisi yang tepat, makanlah makanan yang
6) Lakukan olah raga. Aktivitas fisik dapat membantu membakar kalori juga
kesuksesan. Atur beberapa “waktu untuk sendiri" lakukan sesuatu yang bisa
8) Istirahat/Tidur. Paling tidak 7 jam tidur yang dibutuhkan agar otak dan tubuh bisa
berfungsi pada tingkat optimal. Hindari tidur siang lebih dari 1 jam.
11
9) Jalin hubungan yang sehat. Berbicara dan bergaullah dengan teman-teman secara
10) Manajemen waktu. Lakukan perencanaan, buat jadwal, atau bahkan daftar
pekerjaan. Setelah itu, lakukan jadwal untuk setiap minggu. Kemudian membuat
jadwal untuk setiap hari, sehingga kita memiliki jadwal yang teratur dan rapi .
Tandai secara khusus kapan seharusnya mengikuti pertemuan, waktu belajar untuk
istirahat/tidur.
12) Atur keuangan. Susunlah anggaran untuk pengeluaran bulanan, belanjakan uang
bensin, dll. Tentukan berapa banyak uang yang bisa digunakan untuk “refreshing".
13) Pahami spiritualitas. Rohani dianggap sebagai salah satu cara yang dapat
14) Tentukan gaya belajar/bekerja. Ketahuilah, apakah kita seorang visual, auditori
atau kinestetik.
12
15) Tenang, santai, relaks. Tarik napas dalam-dalam, tahan, hembuskan pelahan,
16) Cari sistem pendukung. Sistem pendukung bisa ibu, ayah, adik, saudara, teman,
sahabat istimewa atau konselor. Temukan seseorang yang membuat kita merasa
nyaman berbagi perasaan. Kadang-kadang semua yang kita butuhkan adalah untuk
17) Lakukan perubahan di lingkungan. Jika merasa sulit untuk konsentrasi di tempat
lama, cobalah pindah ke tempat di mana tidak ada musik yang keras, dan lampu
terang. 18) Delegasikan tugas tanggung jawab. Ketika tugas sekolah atau pekerjaan
menjadi luar biasa, bagi pekerjaan atau tanggung jawab tersebut karena dengan
3.1 Kesimpulan
secara mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada suatu saat dapat
berpengaruh pada kesehatan fisik manusia, namun seringkali stress juga didasari
oleh presepsi individu terhadap situasi atau kondisi yang ada disekitar
kondisi stress.
Ketika stress yang berkepanjangan pada suatu individu maka akan membuat
imun menurun maupun gangguan mental, yang membuat tubuh mudah terpapar
oleh penyakit mulai dari flu hingga yang berujung kematian. Oleh karnanya
ketika kita mengalami kondisi stress maka langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah menjaga pola hidup sebaik mungkin dan menenangkan pikiran.
3.2 Saran
1. Saya berharap para individu yang membaca tulisan saya dapat lebih
memahami lebih dalam lagi pengertian stress, agar kita dapat mengetahui apa
2. Kenali lah lebih lanjut factor-faktor penyebab terjadinya stress, agar kita
3. Ketika mengalami kondisi tubuh yang kurang baik saat kita mengalami stress
maka tangani segera dengan baik, agar nantinya tidak meninbulkan kondisi
lebih buruk.
4. Maka hendaklah selalu menjaga pola hidup sebaik-baiknya, dan fikiran tetap
13
Daftar Pustaka
McGuire, L., Kiecolt-Glaser, J. K., & Glaser, R. (2002). Depressive symptoms and
https://www.apa.org/pubs/journals/releases/abn-1111192.pdf
Hawari Dandang (2011) Manajemen stres cemas dan depresi. Jakarta: FKUI
Lyon, B. L. (2012). Stress, coping, and health. In Rice, H. V. (Eds.) Handbook of stress,
coping and health: Implications for nursing research, theory, and practice (pp.3-23).
Oman, D., Shapiro, S.L., Thoresen, C.E., & Plante, T.G. (2008). Meditation lowers stress
and supports forgiveness among college students: a randomized controlled trial. Journal
https://psychcentral.com/lib/the-impact-of-stress.
Misra, R., & Castillo, L.G. (2004). Academic stress among college students: comparison
11(2), 132-148.
Allen, Tammy D., & Armstrong, Jeremy. (2006). Further examination of the link
between workfamily conflict and physical health the role of health-related behaviors.
14