Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

" STRESS PADA REMAJA "


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia

TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH : Bahasa indonesia
SEMESTER : 1 ( Satu )
KELAS : KP 22 B
DOSEN : shinta puspita sari, m. Pd

Oleh:
WIDURI AZMI ATMAJI
NIM: 220711050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Setiap remaja pasti memiliki berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya,

Permasalahan yang timbul seringkali bukanlah hal yang mudah untuk dilalui sehingga kerapkali

terjadinya stress yang disebabkan ketidakmampuan fisik, mental, dan fikiran untuk menerima

permasalahan tersebut hingga munculah dampak negative.

Maka dari itu Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan

Ridho-Nya hingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Stress Pada Remaja”

sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan tepat waktu dan sebaik-baiknya.

Ada pun isi dari makalah ini adalah membahas mengenai Pengertian dari apa itu stress, faktor

penyebab terjadinya stress pada remaja, dampak stress bagi kesehatan dan cara mencegah terjadi

nya stress.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan saya ataupun yang membaca dan dapat

memenuhi tugas yang Ibu Sinta berikan serta dapat menjadi nilai lebih untuk saya di mata kuliah

Bahasa Indonesia.

Oleh sebab itu saya menerima kritik dan saran dari Ibu Sinta maupun para pembaca sebagai

perbaikan bagi saya untuk masa yang akan datang.

Akhir kata saya mengucapkan “Terimakasih”.

Cirebon, 19 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB 1. Pendahuluan .................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB 2. Kajian Teori ................................................................................................3
2.1. Pengertian Stress ...........................................................................................3
2.2. Penyebab Terjadinya Stress .........................................................................5
2.3. Dampak Stress Pada Kesehatan ...................................................................7
2.4. Cara Mengatasi Stress ...................................................................................9
BAB 3. Penutup .......................................................................................................12
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................12
3.2. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stress adalah kondisi dimana kita mengalami tekanan berat dimana otak, mental

maupun fisik belum dapat menerima atau beradaptasi terhadap tekanan yang

diterima hingga menjadi salah satu penyakit yang banyak menimpa manusia

pada Era ini, baik orang tua maupun remaja pasti mengalami stress baik ringan

ataupun hingga merenggut nyawa. stres juga mengacu pada keadaan tubuh yang

tegang saat berusaha melakukan penyesuaian melaksanakan kesulitan dalam

aktivitas sehari-hari, dan kondisi tidak menyenangkan dimana manusia menilai

adanya tuntutan dalam suatu kondisi sebagai beban atau diluar kemampuan

mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Hingga timbulah dampak negative bagi kesehatan mental maupun tubuh, yang

membuat stress patut kita waspadai maka perlunya kita mengenal dengan lebih

baik, serta cara mencegahnya. Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang

intensif mengenai stress serta cara mengatasinya agar angka penderita tidak

semakin meningkat. Mengingat banyak sekali masyarakat yang masih

meremehkan stress Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai

permasalahan penanggulangan dan pencegahan stress ini.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari stress ?

b. Apa penyebab terjadinya stress?

c. Bagaimana dampak stress bagi kesehatan?

1
2

d. Bagaimana cara mengatasi stress dengan baik?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari stress

b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya stress

c. Untuk mengetahui dan memahami dampak stress bagi kesehatan

d. Untuk mengetahui cara mengatasi stress dengan baik


BAB II

PEMBAHASAN

2. Stress Pada Remaja

2.1 Pengertian Stress

Stress adalah kondisi dimana kita mengalami tekanan berat dimana otak, mental

maupun fisik belum dapat menerima atau beradaptasi terhadap tekanan tersebut.

Namun ada pula yang berpendapat bahwa “Stress yaitu ketidak mampuan individu

menhadapi ancaman baik secara mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada

suatu saat dapat berpengaruh pada kesehatan fisik manusia tersebut. Selain itu stres

juga didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap situasi atau kondisi yang ada

disekitar lingkungan. Stres sudah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat

dihindari dan selalu muncul dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan

keluarga, sekolah, kerja, dan dimanapun individu berada.” Maka dari itu stress

adalah kondisi dimana tubuh kita tidak dapat menerima suatu tekanan baik secara

fisik, mental, emosional maupun spiritual yang menyebabkan terjadinya stress pada

suatu individu yang biasanya dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan sehari-hari

baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan

lingkungan pertemanan. (N. T. L. Gaol, 2016:1).

“stres juga mengacu pada keadaan tubuh yang tegang saat berusaha melakukan

penyesuaian melaksanakan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari, dan kondisi tidak

menyenangkan dimana manusia menilai adanya tuntutan dalam suatu kondisi

sebagai beban atau diluar kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Stress merupakan semua hal yang dapat megancam homeostasis dan keseimbangan

3
4

di dalam kehidupan seseorang. Semua ancaman yang mengancam individu

dinamakan stressor dan respon individu dalam menghadapinya dinamakan respon

stres. Walaupun respon stres merupakan respon adaptif, tetapi respon stres dalam

jangka lama dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga mengarah ke suatu

penyakit. Stress psikologi dan faktor sosial diduga dapat berpengaruh terhadap

penyakit melalui dua mekanisme yaitu stres psikososial dan prilaku kesehatan.

Proses psikososial termasuk faktor yang mempengaruhi interpretasi dan menanggapi

peristiwa kehidupan dan stres, seperti faktor kesehatan mental dan suasana hati,

karakteristik kepribadian, dansumber daya seperti hubungan sosial. Perilaku

kesehatan seperti olahraga, nutrisi, dan merokok berfungsi secara tidak langsung

jalur dimana proses psikososial dapat mempengaruhi kesehatan, karena mereka

mungkin sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti mood.” Terjadinya stress

adalah dimana kondisi tubuh yang sedang menyusaikan diri dengan suatu keadaan

atau masalah yang terjadi yang dimana masalah tersebut dianggap berat, stress yang

berkepanjangan dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang berbahaya bagi

kesehatan mental maupun fisik.( Kiecolt-Glaser, J. K., Dkk, 2002:53).

“Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan

atasnya. Misalnya bagaimana respon tubuh seseorang yang bersangkutan mengalami

beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada

gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan tidak

mengalami stres. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia mengalami gangguan pada satu

atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan

fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalai distress.” Pada saat stres

dan cemas, tubuh mengalami ketidak seimbangan hormonal. Semua hormon yang
5

dikendalikan oleh otak mengalami gangguan keseimbangan, salah satunya adalah

meningkatnya kadar hormon adrenaline dan respon adrenokortikal. Stres akan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan

menstimulasi aktivitas syaraf simpatik. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan

pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. (Hawari, 2011).

2.2 Penyebab Terjadinya Stress

Adapun penyebab terjadinya stress pada remaja biasanya didasari oleh tiga faktor

yaitu :

a. Faktor Individu yaitu faktor yang disebabkan oleh pribadi individu itu sendiri

dalam menyikapi tekanan/masalah yang dihadapi, pamdangan terhadap

masalah yang ada, maupun kesiapan diri dalam menghadapi tekanan

tersebut.

b. Faktor Keluarga yaitu faktor yang disebabkan oleh keluarga baik secara

emosional, fisik, maupun mental, seperti perceraian orang tua, ekonomi, dan

kekerasan dalam mendisplinkan anak.

c. Faktor Lingkungan dan pertemanan yaitu faktor yang disebabkan oleh

lingkuangan sehari-hari dan lingkaran pertamanan seseorang seperti interaksi

sosial yang negative, bullying, dan kurang nya komunikasi.

Sumber atau penyebab stres lainnya berdasarkan tiga pendekatan terhadap teori stres

menurut Nasib Tua Lumban Gaol:2016 yaitu Stres model stimulus (rangsangan),

Stres model response (respons), Stres model transactional (transaksional).

1) Stres model stimulus (rangsangan)


6

Stres model ini menjelaskan bahwa stres merupakan penyebab stres itu sendiri,

dengan kata lain stres merupakan kondisi yang dialami seseorang akibat dari situasi

lingkungan yang dirasa begitu menekan, rangsangan stres langsung diterima oleh

individu tanpa didahului oleh proses penilaian. Situasi-situasi yang mungkin dapat

memicu munculnya stres diantaranya yaitu beban kerja, cuaca panas maupun

dingin, suara bising, bau menyengat dalam ruangan, penerangan yang berlebihan,

kondisi lingkungan yang tidak memadai, kotor dan ventilasi tidak bagus, dan lain

sebagainya.

2) Stres model response (respons)

secara spesifik terhadap stimulus (penyebab stres) yang diberikan dan

mempengaruhi individu, baik secara fisik, emosional dan psikologis. Penggambaran

stress respons yaitu saat individu berada pada situasi yang yang mengancam atau

mengkhawatirkan maka tubuh akan otomatis berespons terhadap anacaman tersebut,

sehingga dapat dikatakan bahwa tubuh tidak dapat dipisahkan dari sumber stres

yang ada dengan kata lain tubuh tidak akan berespons jika tidak ada stimulus. Oleh

sebab itu dapat disimpulkan stress respons sebagai reaksi tubuh terhadap sumber

stres (stimulus / rangsangan) yang menyerang tubuh. Stres model respons

menjelaskan bagaiamana tubuh berespons terhadap sumber stress yang dikenal

dengan General Adaptation Syndrome (GAS) yang terdiri atas tiga tahapan stres

respons yaitu (1) alarm (tanda bahaya) dimana terdapat kondisi tidak diinginkan

terjadi dan kenyataan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga tubuh

menerima rangsangan dan secara alami mengaktifkan reaksi flight-or-fight karena

adanya kondisi yang berpotensi mengancam kestabilan kondisi tubuh. Respons

tubuh pada tahap ini yaiu sakit di dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala,
7

disfagia (kesulitan menelan) dimana kram, dan lain sebagainya, (2) resistance

(perlawanan) terjadi saat alarm tidak berakhir atau terus menerus berlangsung.

Dampaknya, kekuatan fisik pun dikerahkan untuk melanjutkan kerusakan-kerusakan

karena rangsangan-rangsangan yang membahayakan sedang menyerang. Peristiwa

ini terjadi karena pada tahap kedua terjadi konflik dengan tahap pertama Oleh

karena itu, selama proses perlawanan di tahap resistance ada kemungkinan akan

timbulnya penyakit, seperti radang sendi, kanker, dan hipertensi (3) exhaustion

(kelelahan) Kondisi ini dikarenakan tubuh benar-benar tidak sanggup lagi

mengadakan perlawanan terhadap sumber stres. Atau dengan kata lain, tubuh sudah

menyerah karena kehabisan kemampuan untuk menghadapi serangan yang

mengancam. Oleh karena itu, pada tahap ketiga ini, menurut Lyon (2012) dan Rice

(2011) organ-organ tubuh bisa berhenti berfungsi atau bisa mengakibatkan kematian

pada seseorang.

3) Stres model transactional (transaksional)

Berfokus pada respons emosi dan kognitif berdasarkan interaksi manusia dan

lingkungan, model ini juga menekankan bahwa respons individu terhadap stres

ditentukan oleh penilaian individu terhadap penyebab stres. Saat situasi stres

memberikan rangsangan, maka individu akan melakukan appraisal (penilaian) dan

coping (penanggulangan). Oleh karena itu, stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih

parah atau sedikit demi sedikit semakin berkurang. Hal tersebut ditentukan

bagaimana usah seseorang berurusan dengan sumber stres.

2.3 Dampak Stress Pada Kesehatan


8

Ketika individu mengalami stress maka akan terjadi dimana fikaran tidak dapat

focus pada suatu hal yang membuat aktivitas terganggu, timbulnya pola hidup yang

kurang sehat sehingga imun melemah dan menyababkan mudah terjangkit penyakit,

Efek potensial respon stres yang dapat diobservasi atau diukur termasuk kecemasan,

depresi, kognisi yang terganggu, dan kepercayaan diri terganggu. Definisi fisiologis

stress adalah stres dapat menyebabkan deregulasi sistem imun, dimediasi oleh HPA

axis dan sympathetic- adrenal-medullary axis. Sebagai respon terhadap berbagai

stimuli stres, terjadi inisiasi sekuens kejadian. Sedangkan aktivasi HPA axis

dianggap sebagai mekanisme adaptasi dasar terhadap adanya perubahan, aktivasi

berkepanjangan memberikan risiko pada kesehatan organisme. Katabolik

glukokortikoid yang tinggi melawan insulin dan meningkatkan tekanan darah

sehingga meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit arterial.

Pertumbuhan dan perbaikan jaringanterganggu. Di sisi lain, aktivasi HPA axis

menekan fungsi imun, dan dalam keadaan kronis berbahaya bagi organisme karena

berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya infeksi.

Banyak dampak negatif yang dihasilkan dari distress. Winkleman (1994, dalam

Misra & Castillo, 2004) menyebutkan bahwa distress secara fisik akan

mengakibatkan kurangnya energi dari tubuh secara persisten, kurangnya nafsu

makan, sakit kepala dan lambung. Penelitian lain menyebutkan bahwa tingginya

tingkat distress, khususnya pada mahasiswa, berpengaruh terhadap kecemasan dan

depresi, keinginan untuk bunuh diri, pola hidup yang buruk, gangguan pola tidur,

sakit kepala, dan perasaan tidak berdaya (Oman, Shapiro, Thoresen, & Plante,

2008). Bressert (2016) juga menglasifikasikan dampak stress ke dalam empat aspek

yaitu fisik, kognitif, emosi, dan perilaku. Menurut Bressert (2016), beberapa tanda
9

bahwa stress telah berdampak pada fisik diantaranya adalah adanya gangguan tidur,

peningkatan detak jantung, ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan

kekurangan energi. Adanya dampak pada aspek kognitif ditandai dengan adanya

kebingungan, sering lupa, kekhawatiran, dan kepanikan. Pada aspek emosi, dampak

dari stress diantaranya adalah mudah sensitif dan mudah marah, frustrasi, dan

merasa tidak berdaya. Pada aspek perilaku, stress berdampak pada hilangnya

keinginan untuk bersosialisasi, kecenderungan untuk ingin menyendiri, keinginan

untuk menghindari orang lain, dan timbulnya rasa malas (Bressert, 2016). Pada

aspek perilaku, stress berdampak pada hilangnya keinginan untuk bersosialisasi,

kecenderungan untuk ingin menyendiri, keinginan untuk menghindari orang lain,

dan timbulnya rasa malas (Bressert, 2016).

2.4 Cara Mengatasi Stress

Stress yang kita alami terkadang membuat kita tidak dapat berfikir dengan baim

hingga mebuat rutinitas dan pola hidup menjadi berantakan yang membuat kita

semakin mengalami stress yang berkepanjangan, maka tahap awal jika kita

mengalami stress adalah tetap berusaha menjaga pola hidup tetap baik dan berfikir

dengan tenang.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stress menurut Allen, Tammy

D., & Armstrong, Jeremy. (2006) diantaranya yaitu;

1) Belajar mengatakan "TIDAK!". Kita tahu batas kemampuan yang bisa kita

lakukan. Mengambil lebih dari yang kita bisa bukanlah pilihan yang baik. Tidak
10

apa-apa jika kita tidak melakukan semua kegiatan, pekerjaan, pertemuan saat ini.

Aturlah di lain waktu yang memungkinkan.

2) Perbaiki sikap. Jangan mudah panik, pikiran kita adalah alat yang ampuh,

gunakan untuk mendukung kita, bukan untuk membebani kita. Berpikirlah secara

rasional agar terhindar dari stres.

3) Tertawa. Lakukan sesuatu yang dinikmati, kerjakan hobi, bergaullah dengan

teman-teman dan belajarlah untuk menyeimbangkan hidup. Jika merasa kesal,

ungkapkan perasaan tersebut. Jangan menyimpannya untuk diri sendiri karena hanya

akan menambah stres.

4) Hindari alkohol dan rokok. Ketika mengkonsumsi alkohol atau rokok, mungkin

merasa stres berkurang, tetapi setelah itu kita akan kembali merasa stres dan

mungkin lebih buruk daripada sebelum mengkonsumsinya.

5) Makan makanan sehat. Dapatkan nutrisi yang tepat, makanlah makanan yang

masih panas/hangat yang dimasak di rumah sehari-hari.

6) Lakukan olah raga. Aktivitas fisik dapat membantu membakar kalori juga

membakar stres. Latihan/aktifitas fisik/olah raga membantu melepaskan ketegangan.

Latihan selama 30 menit sehari selama minimal 3 kali per minggu.

7) Santaikan pikiran dan tubuh. Tarik napas dalam-dalam, visualisasikan

kesuksesan. Atur beberapa “waktu untuk sendiri" lakukan sesuatu yang bisa

dinikmati. Fokuskan perhatian pada saat ini .

8) Istirahat/Tidur. Paling tidak 7 jam tidur yang dibutuhkan agar otak dan tubuh bisa

berfungsi pada tingkat optimal. Hindari tidur siang lebih dari 1 jam.
11

9) Jalin hubungan yang sehat. Berbicara dan bergaullah dengan teman-teman secara

menyenangkan tanpa konflik. Ciptakan beberapa hubungan yang memungkinkan

kita bisa berbagi masalah dengannya.

10) Manajemen waktu. Lakukan perencanaan, buat jadwal, atau bahkan daftar

pekerjaan. Setelah itu, lakukan jadwal untuk setiap minggu. Kemudian membuat

jadwal untuk setiap hari, sehingga kita memiliki jadwal yang teratur dan rapi .

Tandai secara khusus kapan seharusnya mengikuti pertemuan, waktu belajar untuk

mata pelajaran tertentu, waktu makan, kegiatan yang menyenangkan dan

istirahat/tidur.

11) Organisasikan jadwal kegiatan. Belajarlah bagaimana mengatur

catatan/dokumen pekerjaan/sekolah, identifikasi tugas dan perhatikan tanggal jatuh

tempo penting, tanggal ujian. Tetapkan prioritas untuk hari itu.

12) Atur keuangan. Susunlah anggaran untuk pengeluaran bulanan, belanjakan uang

sesuai dengan kebutuhan. Utamakan kebutuhan yang penting, misalnya: sewa

rumah, biaya kuliah, bahan makanan, barang-barang pribadi, operasional rumah,

bensin, dll. Tentukan berapa banyak uang yang bisa digunakan untuk “refreshing".

13) Pahami spiritualitas. Rohani dianggap sebagai salah satu cara yang dapat

membantu untuk menemukan makna dalam hidup, meningkatkan kemampuan untuk

terhubung dengan orang lain.

14) Tentukan gaya belajar/bekerja. Ketahuilah, apakah kita seorang visual, auditori

atau kinestetik.
12

15) Tenang, santai, relaks. Tarik napas dalam-dalam, tahan, hembuskan pelahan,

lakukan berulang. Luangkan waktu untuk dapat memastikan pekerjaan dapat

dilakukan dengan baik.

16) Cari sistem pendukung. Sistem pendukung bisa ibu, ayah, adik, saudara, teman,

sahabat istimewa atau konselor. Temukan seseorang yang membuat kita merasa

nyaman berbagi perasaan. Kadang-kadang semua yang kita butuhkan adalah untuk

melampiaskan rasa frustrasi tersebut.

17) Lakukan perubahan di lingkungan. Jika merasa sulit untuk konsentrasi di tempat

lama, cobalah pindah ke tempat di mana tidak ada musik yang keras, dan lampu

terang. 18) Delegasikan tugas tanggung jawab. Ketika tugas sekolah atau pekerjaan

menjadi luar biasa, bagi pekerjaan atau tanggung jawab tersebut karena dengan

membagi tugas akan membantu mengurangi tekanan dan stres.


BAB III

3.1 Kesimpulan

Kondisi Stress adalah ketidak mampuan individu menhadapi ancaman baik

secara mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada suatu saat dapat

berpengaruh pada kesehatan fisik manusia, namun seringkali stress juga didasari

oleh presepsi individu terhadap situasi atau kondisi yang ada disekitar

lingkungan, Sehingga Lingkungan adalah salah satu factor terbesar timbulnya

kondisi stress.

Ketika stress yang berkepanjangan pada suatu individu maka akan membuat

imun menurun maupun gangguan mental, yang membuat tubuh mudah terpapar

oleh penyakit mulai dari flu hingga yang berujung kematian. Oleh karnanya

ketika kita mengalami kondisi stress maka langkah pertama yang harus kita

lakukan adalah menjaga pola hidup sebaik mungkin dan menenangkan pikiran.

3.2 Saran

1. Saya berharap para individu yang membaca tulisan saya dapat lebih

memahami lebih dalam lagi pengertian stress, agar kita dapat mengetahui apa

sebenarnya stress itu sendiri.

2. Kenali lah lebih lanjut factor-faktor penyebab terjadinya stress, agar kita

dapat mencegah terjadinya stress negative (distress) berkepanjangan.

3. Ketika mengalami kondisi tubuh yang kurang baik saat kita mengalami stress

maka tangani segera dengan baik, agar nantinya tidak meninbulkan kondisi

lebih buruk.

4. Maka hendaklah selalu menjaga pola hidup sebaik-baiknya, dan fikiran tetap

tenang maupun berfikir positife.

13
Daftar Pustaka

Gaol, N. T. L. (2016). Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin

Psikologi, 24(1), hal. 1–11 https://www.readcube.com/articles/10.22146%2Fbpsi.11224

McGuire, L., Kiecolt-Glaser, J. K., & Glaser, R. (2002). Depressive symptoms and

lymphocyte proliferation in older adults. J. Abn. Psychol., 111, 192–197

https://www.apa.org/pubs/journals/releases/abn-1111192.pdf

Hawari Dandang (2011) Manajemen stres cemas dan depresi. Jakarta: FKUI

Lyon, B. L. (2012). Stress, coping, and health. In Rice, H. V. (Eds.) Handbook of stress,

coping and health: Implications for nursing research, theory, and practice (pp.3-23).

USA: Sage Publication, Inc.

Oman, D., Shapiro, S.L., Thoresen, C.E., & Plante, T.G. (2008). Meditation lowers stress

and supports forgiveness among college students: a randomized controlled trial. Journal

of American College Health, 56 (5), 569- 578.

Bressert, S. (2016). The impact of stress. Psych Central. Diunduh dari

https://psychcentral.com/lib/the-impact-of-stress.

Misra, R., & Castillo, L.G. (2004). Academic stress among college students: comparison

of american and international students. International Journal of Stress Management,

11(2), 132-148.

Allen, Tammy D., & Armstrong, Jeremy. (2006). Further examination of the link

between workfamily conflict and physical health the role of health-related behaviors.

American Behavioral Scientist, 49(9), 1204-1221.

14

Anda mungkin juga menyukai