Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSES SENSORIK MOTORIK

Oleh:

1. Kadek Ena Ardiyanti (P07120219075)


2. Ni Luh Sulistia Dewi (P07120219081)
3. Kadek Phalya Kamalaputri (P07120219089)
4. I Wayan Yogik Prayoga (P07120219095)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
S.Tr KEPERAWATAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puja dan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan Makalah Tugas Psikologi dengan judul “Proses Sensorik Motorik” dengan
tepat waktu tanpa hambatan yang berarti.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi penugasan kelompok dari dosen pengampu Mata
Kuliah Psikologi a/n I Nengah Sumitra, SST.,S.Kep.,Ns.,M.Kes . Bahan pembuatan makalah
ini kami peroleh melalui jurnal, ebook, dan bahan ajar psikologi. Semoga dengan pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta menjadi reverensi dalam pembuatan
tugas-tugas lainnya.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Desember, 08 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….ii

BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………………1

1.1.Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………………………….1
1.3.Tujuan……………………………………………………………………………………...1

BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………2

2.1. Pengertian…………………………………………………………………………………2
2.2. Organ Tubuh yang Penting………………………………………………………………..2
2.3. Fungsi Sistem Sensorik Tubuh……………………………………………………………4
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Sensorik Motorik……………………………………………4
2.5. Hubungan Sistem Sensorik Motorik………………………………………………………5
2.6. Gangguan karena Proses Sensorik Motorik……………………………………………….5
BAB III Penutup……………………………………………………………………………….6

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manuasia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya dan atau juga nenek
dan kakeknya secara genetic. Ciri-ciri ini Nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit,
warna mata, keadaan rambut lurus atau keriting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian
pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami
pewarisan daripada induk asal. Contohnya sifat pendian, talkactive, domain atau pasif
adalag ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman dan reseptor
sensoris motoric berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang
kondisi didalam dan Biopsikologi merupakan indera yang digunakan untuk merasakan
sensitivitas, temperature, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi peraba di kulit
memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah pengertian dari Proses Sensorik Motorik?
1.2.2. Organ tubuh apa saja yang berperan dalam Proses Sensorik Motorik?
1.2.3. Apa saja fungsi Sistem Tubuh Sensorik?
1.2.4. Faktor apa saja yang mempengaruhi Sensorik Motorik?
1.2.5. Bagaimana hubungan Sistem Sensorik dengan Motorik?
1.2.6. Apa saja gangguan karena Proses Sensorik Motorik?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui penegrtian dari Proses Sensorik Motorik.
1.3.2. Untuk mengetahuan organ tubuh yang berperan proses sensorik motorik pada tubuh.
1.3.3. Untuk mengetahui fungsi system tubuh sensorik.
1.3.4. Untuk mengetahuai faktor yang mempengaruhi sensorik motorik.
1.3.5. Untuk mengetahui hubungan system sensorik dengan motorik.
1.3.6. Untuk mengetahui gangguan karena proses sensorik motorik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Proses Sensorik Motorik


Menurut Sunaryo (2004), proses sensoris adalah proses masuknya rangsangan melalui
alat indra ke otak yang kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan
perbuatan. Proses sensoris juga disebut pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-
benda disekitar dengan menggunakan alat indra. Secara fisiologi, indra merupakan
alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawa
ke otak, sedangkan secara psikologis adalah suatu kesan yang terjadi, setelah
ditemukan situasi yang berarti bagi seorang. Proses pengamatan melalui 3 proses,
yaitu: proses fisik saat stimulus mengenai alat indra; proses fisiologis ketika stimulus
diteruskan oleh sataf sensoris ke otak; dan proses psikologis adalah proses dalam otak,
sehinga individu menyadari sesuatu yang diterima oleh alat indra.
2.2. Organ Tubuh yang Penting
Manusia pada umumnya memiliki berbagai jenis indra yaitu: visual, auditorius,
penciuman, pengecapan, dan sentuhan. Menurut Atkinson dkk. (2012) organ tubuh
yang penting dala proses sensoris tersebut secara rinci diuraikan sebagai berikut:
1. Visual (Penglihatan)
Tiap indra merespon terhadap energi fisik tertentu dan untuk penglihatan
energi fisiknya adalah cahaya. Mata hanya sensistif pada sebagian kecil
kesinambungan cahaya atau radiasi elektromagnetik yang mana panjang
gelombang kira-kira 400-700 nanometer (satu per-miliar meter). Energi yang
terlihat hanya mencakup bagian yang sangat kecil dari gelombang
elektromagnetik. Radiasi di dalam rentang yang terlihat ini dinamakan cahaya
dan kita masih buta terhadap panjang gelombang lainnya.
Sistem visual manusia terdiri dari mata, beberapa bagian di otak, dan jalur
yang menghubungkannya. Mata memiliki dua sistem, satu untuk membentuk
citra, dan yang lain untuk mentransduksi citra ke impuls listrik. Sistem pembentuk
citra terdiri dari kornea, lensa, dan pupil. Tanpa sistem tersebut kita hanya dapat
melihat cahaya tetapi bukan pola yang jelas. Kemudian proses transduksi terjadi
di retina. Terdapat dua tipe sel reseptor sel batang dan sel kerucut yang memiliki
fungsi berbeda. Sel batang untuk melihat dimalam hari, bekerja pada intensitas
yang rendah dan meyebabkan sensasi yang tidak berwarna. Sel kerucut paling
2
baik untuk melihat selama siang hari dan mereka merespons terhadap cahaya
yang tinggi dan menyebabkan sensasi warna.
2. Auditorius (Pendengaran)
Pendengaran merupakan saluran utama untuk berkomunikasi dan sarana untuk
mendengarkan musik. Suara berasal dari pergerakan atau vibrasi (getaran) suatu
benda, seperti angin yang meniup cabang pohon. Bunyi yang bersesuaian dengan
gelombang sinus dinamakan nada murni.
Suara nada murni memiliki variasi dalam frekuensi (jumlah siklus per detik
dinamakan Hertz). Frekuensi yang menjadi dasar sensasi terhadap tinggi nada dan
intensitasnya yang menjadi dasar sensasi seseorang terhadap kenyaringan.
- Sistem auditorius terdiri dari telingan bagian otak dan jalur saraf
penghubung.
- Sistem transmisi mencangkup telinga bangian luar yang terdiri dari daun
telinga (pinna), kanalis auditorium, dan telinga dalam yang terdiri dari
gendang telinga dan rangkaian tiga tulang pendengaran.
- Sistem transduksi terletak di telinga dalam yang dinamakan koklea yang
berisi reseptor untuk suara.
3. Penciuman
Penciuman merupakan indra yang paling penting dan paling primitif.
Penciuman memiliki jalur langsung ke otak dibandingkan dengan indera lainnya.
Reseptor yang berada di rongga hidung berhubungan lansung ke otak tanpa sinaps
dan reseptornya tanpa tameng pelindung didepannya. Penciuman memang tidak
terlalu penting bagi spesies manusia tetapi sangat penting bagi kelangsungan
hidup banyak hewan.
Keuntungan dari kelebihan penciuman pada binatang seperti anjing, dapat
digunakan oleh polisi sebagai pelacak terlatih untuk menemukan bahan peledak,
obat terlarang dan mengungkap kejahatan.
4. Pengecapan
Stimulus untuk pengecapan adalah substansi yang larut dalam saliva, yang
merupakan cairan yang mirip seperti air garam. Sensitivitas terhadap stimuli
pengecapan berbeda dari satu bagian lidah dengan bagian lainnya. Sensivitas
terhadap substansi asin dan manis paling baik di dekat ujung lidah, asam paling
baik disepanjang sisi lidah, dan pahit paling baik di langit-langit lunak. Susunan
genetik dan pengalaman masa lalu memengaruhi pengecapan. Sebagai contoh,
3
sebagian orang mendeteksi rasa pahit di dalam kafein dan sakarin, sedangkan
kebanyakan orang yang tidak. Perbedaan antar 1 individu dengan yang lainnya
tampak ditentukan secara genetik (Bartoshuk, 1979).
5. Indra Kulit
Sering kali sentuhan dianggap sebagai sensasi tunggal, sentuhan mencakup 3
indra kulit yang berbeda. Satu merespon terhadap tekanan, yang kedua terhadap
temperatur, dan yang ketiga terhadap nyeri. Stimulus untuk sensasi tekan adalah
tekanan fisik pada kulit. Stimulus untuk temperatur adalah temperatur di kulit,
reseptornya adalah neuron dengan ujung saraf bebas yang terletak tepat di bawah
kulit. Semua stimulus untuk menyebabkan kerusakan jaringan adalah stimulus
untuk nyeri. Stimulus tersebut dapat tekanan,temperatur, kejutan listrik, atau zat
kimia iritan.
2.3.Fungsi Sistem Sensorik Tubuh
Pada dasarnya, fungsi sensoris tubuh adalah menyeleksi seluruh stimulus yang masuk
ke dalam tubuh manusia. Atkinson dkk. (2012) mengungkapkan bahwa berkenaan
dengan fungsi sensoris tubuh ada dua sifat umum semua modalitas sensorik yaitu :
modalitas sensorik pada tingkat psikologis dan pada tingkat biologis. Ada tiga fungsi
sistem sensoris tubuh, yakni :
a. Menempatkan manusia berhubungan dengan lingkungan sekitarnya,
b. Fungsi proteksi (mempertahankan diri dari bahaya)
c. Sebagai proses pemasukan informasi.
2.4.Faktor yang Memengaruhi Sensorik Motorik
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor berikut:
1. Kesadaran indra yang sehat dan sempurna yang akan memengaruhi
kesempurnaan proses sensoris.
2. Perhatian yang tertuju pada objeknya akan memudahkan persepsi, dan apabila
perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi, sehingga proses sensoris tidak
sempurna.
3. Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses
sensoris.
4. Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

4
2.5.Hubungan Sistem Sensorik-Motorik
Suatu tindakan dapat kita lakukan secara sadar melalui adanya rangsangan melalui
pusat saraf terlebih dahulu, yaitu otak. Jadi, di sini antara saraf sensoris dan motoris
akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya agar kita dapat melakukan
tindakan. Suatu rangsangan akan diterima oleh reseptor, kemudian akan diteruskan ke
otak melalui saraf sensoris. Dari otak, rangsangan diteruskan melalui saraf motorik
menuju efektor. Alimin dan Heryati (2010) menyatakan, gerakan (motorik) dan
pengindraan merupakan dasar proses pengertian, misalnya pada proses berbicara
terdapat dua proses yaitu proses sensoris dan motoris(judarwanto 2009). Aspek
sensoris meliputi pendengaran, pengelihatan, dan rasa raba. Berfungsi untuk
memahami apa yang di dengar, dilihat, dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur
laring, alat-alat untuk artikulasi, dan laring yang bertanggung jawab untuk
pengeluaran suara.
2.6.Gangguan karena Proses Sensorik Motorik
Sunaryo (2004) menyebutkan ada empat jenis gangguan yang dapat mempengaruhi
perilaku akibat penyimpangan proses sensoris yaitu:
1. Osilasi, terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih, sehingga
menyebabkan kesan yang selalu berubah.
2. Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi, sehingga terjadi kesalahan kesan
(kesalahan pengamatan)
3. Halusinasi, terjadi bila yang bersangkutan memiliki kesan tertentu akibat
kesalahan pengamatan tanpa objektifitas pengindraan dan tidak disertai stimulus
fisik yang ade kuat.
4. Kamuflase, terjadi apabila dalam suatu objek dibuat sedemikian rupa, sehingga
rangsangannya menyerupai rangsangan latar belakang.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proses sensoris (Menurut Sunaryo (2004) adalah proses masuknya rangsangan melalui
alat indra ke otak yang kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan
perbuatan. Proses sensoris juga disebut pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda
disekitar dengan menggunakan alat indra. Organ tubuh yang berperan penting dalam
proses sensorik motorik: visual (pengelihatan), pendengaran, penciuman, pengecapan,
indra kulit.
Pada dasarnya, fungsi sensoris tubuh adalah menyeleksi seluruh stimulus yang masuk
ke dalam tubuh manusia. Atkinson dkk. (2012) mengungkapkan bahwa berkenaan dengan
fungsi sensoris tubuh ada dua sifat umum semua modalitas sensorik yaitu : modalitas
sensorik pada tingkat psikologis dan pada tingkat biologis. Ada tiga fungsi sistem sensoris
tubuh, yakni :
A. Menempatkan manusia berhubungan dengan lingkungan sekitarnya,
B. Fungsi proteksi (mempertahankan diri dari bahaya)
C. Sebagai proses pemasukan informasi.
Gangguan karena Proses Sensorik Motorik menurut Sunaryo (2004) menyebutkan ada
empat jenis gangguan yang dapat mempengaruhi perilaku akibat penyimpangan proses
sensoris yaitu:
1. Osilasi, terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih, sehingga
menyebabkan kesan yang selalu berubah.
2. Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi, sehingga terjadi kesalahan kesan (kesalahan
pengamatan)
3. Halusinasi, terjadi bila yang bersangkutan memiliki kesan tertentu akibat kesalahan
pengamatan tanpa objektifitas pengindraan dan tidak disertai stimulus fisik yang ade
kuat.
4. Kamuflase, terjadi apabila dalam suatu objek dibuat sedemikian rupa, sehingga
rangsangannya menyerupai rangsangan latar belakang.

6
DAFTAR PUSTAKA

Candra, I. W. (2017). Psikologi Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan JIwa. Yogyakarta:


ANDI (Anggota IKAPI).

Anda mungkin juga menyukai