Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOPSIKOLOGI

”SARAF SENSORIK”

Dosen Pengampu : Uun Zulfiana, S. Psi, M. Psi.

Disusun oleh :
Kelompok 1
Astri Umi Raihanah (201810230311154)
Dhita Silvia (201810230311156)
Nurul Apriyani Hasan (201810230311164)
Farah Aulia Rahma (201810230311173)
Iqbal Faisal Afif (201810230311189)
Nanda Jayanti Widya Sari (201810230311198)

PSIKOLOGI C 2018
FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat dan kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa bantuan
dari-Nya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Yang telah membimbing kami sebagai umat manusia untuk keluar dari jaman
jahiliyah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini khusus nya kepada dosen pengampu kami, ibu Uun
Zulfiana, S.Psi, M.Psi yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terbilang jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalam nya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
dalam penulisan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 13 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….……….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………...……….………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………….…..…… 1

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………...……….….…... 3

2.1 Definisi Sensorik…………………………………………………….... 3

2.2 Pola Kerja Sistem Saraf………………....……………………….…… 3

2.3 Jenis Sistem Saraf Sensorik..............………………………………….. 3

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Sensorik Dalam Psikologi........................ 7

BAB III

KESIMPULAN………………………………………………....……….…….… 8

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia bergerak, bertindak, dan mengekspresikan emosionalnya itu


bergantung pada pemrosesan saraf – saraf yang sangat rumit, tersusun secara rinci,
dan jika kita mempelajari setiap tahap nya itu memerlukan proses yang bertahap.

Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika ia tidak tahu adanya


bahaya yang mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya dapat diketahui
dengan jalan melihat, mendengar, mencium, dan merasakan rasa-nyeri, rasa-raba,
rasa-panas, rasa-dingin, dan sebagainya.

Kegiatan ini berkaitan dengan Neuron sebagai dasar dari sistem saraf
manusia. Setiap neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf bervariasi dalam
bentuk dan ukuran berdasarkan fungsi yang berbeda-beda. Seperti sel saraf sensorik
atau sistem saraf yang fungsinya menghantarkan rangsang ke otak atau saraf pusat.
Sistem saraf pusat secara terus menerus mendapatkan informasi tentang dunia luar
tubuh, tentang keadaan organ dan jaringan di dalam tubuh. Kesemua rangsang yang
diterima oleh saraf pusat itu diberikan oleh sistem saraf sensorik. Sistem ini
menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian
mengintegrasikan untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh. Sebagian
besar kegiatan sistem saraf berasal dari pengalaman sensoris atau reseptor sensoris,
baik berupa reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh,
atau jenis reseptor lain.

Berdasarkan jenis nya, saraf terdiri atas sel saraf yang dapat dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet.
saraf memiliki bagian – bagian yang terdiri atas nukleus, badan sel yang memiliki inti
sel, dendrit, akson, dan lapisan mielin.

1
Di dalam makalah ini akan membahas sel saraf sensorik yang dimana secara
garis besar saraf itu bertanggung jawab atas rangsangan sentuhan, suhu, atau rasa
nyeri yang sering terjadi pada tubuh kita ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sensorik

Saraf sensorik yaitu sel saraf yang berfungsi menerima dan menghantar
impuls ataurangsangan dari reseptor (alat indera) ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dansumsum tulang belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengansaraf asosiasi (intermediet).

Sistem sensoris menempatkan atau memungkinkan individu berinteraksi atau


berhubungan dengan lingkungannya. Setiap sensasi yang diterimatergantung pada
kuatnya stimulasi yang diterima oleh reseptor atau target organ. Sel saraf sensoris
disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan(impuls) dari
indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

2.2 Pola Kerja Sistem Saraf

Berikut penjelasan proses sensori hingga di persepsikan :Rangsangan ->


reseptor -> saraf sensori -> sumsum tulang belakang dan otak -> saraf motoris ->
efektor -> persepsi. Proses kerja sistem saraf terbagi menjadi dua proses kerja, ada
yang langsung ada yang tidak langsung menuju ke otak yang gunanya untuk
dipersepsikan menjadi gerak. Kerja utama sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls terbentuk dari setiap neuron yang terdiri dari adanya rangsang.

2.3 Jenis Sistem Saraf Sensorik


Adapun indera-indera khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan,
perasa pada lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh
kita diterima oleh reseptor khusus yang strukturnya lebih komplek daripada reseptor
pada kulit. Reseptor indera ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata,
telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan di sekitarnya.

3
Fisiologi sistem penglihatan (mata)

Sepasang mata sebagai alat indra penglihatan. Mata berfungsi sebagai


fotoreseptor yaitu reseptor yang mendeteksi atau mengenali stimulus berupa cahaya.
Fisiologi Mata
Proses melihat dimulai dari masuknya cahaya kedalam mata dan mengenai
retina. Secara berturut-turut cahaya masuk melalui aquoeus humour, pupil, lensa
mata, vitreous humour, dan akhirnya sampai pada sel fotoreseptor. Dari sel
fotoreseptor impuls dibawa ke otak melalui saraf penglihatan dan munculah persepsi
melihat.

Indra peraba (kulit)

Bagian tubuh yang merupakan indra peraba adalah kulit. Didalam kulit terdapat
ujung-ujung sel saraf sensorik sehingga kulit merupakan alat indra peraba yang dapat
merasakan panas, dingin, sentuhan, nyeri, atau tekanan. Selain sebagai alat indra
peraba, kulit juga berfungsi melindungi tubuh dari luka dan infeksi, membuat tubuh
tahan air, dan mengatur suhu tubuh. Reseptor kulit berkontribusi untuk posisi dan
gerakan rasa tangan (Edin dan Abbs 1991). Secara umum, ada empat jenis
mechanoreceptors tangan gundul, masing-masing dengan fungsi sensorik yang
berbeda, yang bertanggung jawab untuk proprioception tangan. Beradaptasi lambat
Tipe I reseptor penting untuk transmisi informasi mengenai bentuk dan tekstur,
sedangkan kulit reseptor beradaptasi cepat yang penting dalam pengendalian
pegangan. Sistem Pacinian berkaitan dengan deteksi kejadian jauh dengan getaran
melalui benda-benda di tangan. Akhirnya, sistem yang lambat beradaptasi tipe II
reseptor relay informasi mengenai konformasi tangan dan persepsi gaya yang bekerja
pada tangan.

4
Fisiologi Indera Peraba Kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan,
dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima oleh sel-sel
reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak melalui urat saraf. Oleh otak,
rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun
memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut. Tiap ujung sel saraf
sensori mendeteksi rasa yang berbeda. Reseptor untuk sentuhan dinamakan korpuskel
meissner. Terletak didekat permukaan kulit di dalam lapisan dermis. Korpuskel
meissner dapat ditemukan di daerah ujung jari, bibir, kelopak mata, dan alat kelamin.
Respon untuk tekanan dinamakan korpuskel pacini, terletak di lapisan epidermis.
Respon ini dapat juga ditemukan pada pankreas. Ujung saraf ruffini merupakan
reseptor ujung panas terletak pada dermis dan dapat juga ditemukan pada jaringan
subkutal, ligamen, tendon dan kapsul persendian tulang. Ujung saraf krause adalah
reseptor untuk dingin terletak dilapisan dermis. Ujung saraf bebas meliputi reseptor
nyeri (nosiseptor), reseptor panas yang berfungsi menerima rangsang berupa suhu
yang terus meningkat, dan reseptor dingin yang berfungsi menerima rangsang berupa
suhu yang terus turun.

Indra pengecap (lidah)


Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot dan terdapat dalam rongga mulut.
Selain di lidah sel reseptor pengecap juga terdapat di langit-langit mulut. Sel reseptor
pengecap merupakan sel yang terspesialisasi menjadi reseptor dan memiliki mikrofili
pada ujungnya. Rangsangan pada indera pengecap berupa molekul zat kimia, maka
reseptor di lidah termasuk kemoreseptor. Di permukaan lidah terdapat ribuan tonjolan
kecil yang disebut papilae.

Fisiologi pengecap (lidah)


Proses pengecap dapat terjadi karena mikrofili pada sel pengecap
mengandung protein reseptor untuk molekul-molekul tertentu. Jika molekul yang
terlarut dalam air terikat protein reseptor akan timbul impul saraf yang dikirim ke

5
otak dan menafsirkan rasa yang dikecap lidah, yaitu manis, asin, asam, pahit, atau
pedas.

Indra pembau (hidung)


Hidung merupakan salah satu organ penyusun sistem pernapasan.Penciuman
memberikan informasi tentang bahan kimia yang ada di udara yang merangsang
reseptor yang terletak di bagian atas rongga hidung. Molekul bau yang masuk
bersama udara kedalam lubang hidung akan ditangkap oleh reseptor pembau yang
terdapat di selaput lendir hidung. Reseptor ini mampu menerima rangsang merupa
bau dari zat kimia yang menguap. Reseptor ini tergolong sebagai kemoreseptor.

Fisiologi indra pembau


Kerja indra pembau berhubungan dengan indra pengecap. Indera penciuman
mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung
terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau,
karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini
jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh
receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian
inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah
yang telah tercium oleh hidung kita.

Fisiologi indra pendengar (telinga)


Fisiologi pendengaran
Proses mendengar dimulai ketika ada getaran suara yang ditangkap
oleh daun telinga dan masuk kedalam saluran telinga. Kemudian getaran suara
itu mengenai membran timpani dan merambat ketulangtulang pendengaran
yang disampaikan ketingkap oval dan menggetarkn caran endolimfa di dalam
koklea dan tingkap bundar. Getaran itu mengenai ujung-ujung saraf
pendengaran dan dibawa ke otak. Selanjutnya otak mengolah getaran itu

6
sehingga timbullah persepsi suara. Frekuensi bunyi atau suara yang dapat
didengar oleh manusia adalah 20-20.000 Hz.
Mekanisme transmisi pendengaran ada 2 macam, yaitu melalui
penghantaran suara dan penghantaran tulang. Mekanisme penghantaran suara
dimulai dengan adanya getaran suara yang menuju membran timpani, tulang-
tulang pendengaran, tingkap oval, dan akhirnya menggetarkan cairan
endolimfa dalam koklea. Di dalam koklea terdapat sel-sl rambut (organ corti)
yang akan terangsang dan akan menimbulkan suara. Mekanisme penghantaran
tulang terjadi melalui tulang tengkorak yang bergetar dan mempengaruhi
cairan endolimfa dalam koklea yang menyebabkan organ corti terangsang dan
timbullah persepsi suara.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Sensorik Dalam Psikologi

1. Usia
 Contohnya pada bayi belum mampu membedakan stimulus sensorik, jalan
sarafnya yang masih belum sempurna.
 Indera pengelihatan berubah selama usia dewasa sehingga membutuhkan
penggunaan kacamata baca (umumnya terjadi dari usia 40 sampai 50).
 Pada indera pendengaran di mulai pada usia 30an, akan mulai terasa
penurunan kualitas ketajaman dalam mendengar. Seperti kejelasan dalam
berbicara, mengetahui perbedaan pola tinggi suara, dan ke dalam presepsi,
sampai penurunan ambang pendengaran. Pada anak-anak, pengaruh
dongeng pada psikologi anak bisa mempengaruhi daya imajinasinya dan
juga bisa membuat anak menjadi mudah terlelap.
 Pada lansia mendengar suatu suara rendah dapat dengan baik bisa
dipahami, tetapi terasa sulit apabila mendengar percakapan yang terlalu
cepat dan berisik.
 Lansia juga akan mengalami penurunan dalam pengelihatannya,
peningkatan daya sensitivitas cahaya yang menyilaukan, mengalami
7
kerusakan pengelihatan di malam hari, sampai penurunan daya
diskriminasi terhadap warna.
 Resiko lansia juga memiliki kesulitan dalam membedakan huruf konsonan
seperti f, s, ch. Pita suara bicara bergetar, juga terdapat perpanjangan
presepsi dan reaksi berbicara yang agak lambat bahkan kaku.
2. Medikasi
Contoh jenis antibiotika merupakan ototoksi yang secara permanen
dapat merusak saraf optik. Jenis obat-obatan seperti analgesic narkotik,
sedetif, dan antidepresen dapat mengubah presepsi dan stimulus pada organ
tubuh manusia, yang tentu berdampak kepada kesehatan jangka panjang
3. Lingkungan
Contoh rangsangan dalam suatu lingkungan yang berlebihan adalah
seperti suara bising, lingkungan padat, dan sebagainya. Hal ini bisa ditandai
dengan rasa kebingungan disorientasi, ketidakmampuan dalam membuat
keputusan, panik, gelisah akibat beban sensor yang berlebihan dalam
menerima lingkungan tersebut. Kualitas lingkungan yang sangat buruk dapat
menyebabkan berbagai dampak psikis seperti penerangan yang buruk, lorong
yang sempit, latar belekang yang bersik, suara gaduh, lingkungan kotor dan
penyakit menular yang dapat memperburuk daya sensorik.
4. Riwayat Penyakit
Satu riwayat penyakit juga sangat berkaitan pada tingkat rangsangan
motorik seseorang. Contoh penyakit seperti vaskuler perifer dapat berakibat
pada penurunan sensasi ekstrimitas dan kerusakan kognisi. Diabetes juga
bisa berdampak pada penurunan penglihatan, kebutaan dan neuropati perifer.
Penyakit stroke menimbulkan mati rasa pada indera bicara, beberapa
kerusakan neurologi dan dapat merusak fungsi motorik dan emosi.

8
BAB III

KESIMPULAN

Saraf sensorik ini adalah saraf terpenting pertama dalam tubuh kita, karena
dengan bekerjanya saraf sensorik ini, maka tubuh kita bisa merespon dengan benar
informasi atau rangsangan yang diterima oleh lima alat indra manusia. Dengan
bekerjanya saraf sensorik secara normal maka kita bisa merasakan rangsangan yang
tepat seperti panas pada ujung jari, melihat pemandangan dengan mata, merasakan
asinnya garam dengan lidah, mencium wanginya parfum dengan hidung, dan
mendengar kan music dengan telinga.

Dan saraf sensorik ini bisa berubah kepekaan nya dan perubahan kepekaan
terhadap saraf sensorik ini bisa berubah karena factor usia, lingkungan, medikasi dan
penyakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Plengdut. 2014. Mekanisme Kerja Sistem Saraf. https://www.plengdut.com/mekanisme-


kerja-sistem-syaraf/201/ (Diakses 13 Maret 2019)

Dwi Wulandari. 2016. Makalah Proses Sensorik Motorik.


https://id.scribd.com/document/376579312/Makalah-Proses-Sensorik-Motorik. (Diakses
13 Maret 2019)

Rini Sabarini. 2018. 6 Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensorik Dalam Psikologi.
https://dosenpsikologi.com/proses-sensorik-dalam-psikologi. (Diakses 20 Maret 2019)

Asih Mulkiatunnisa. 2015. Pola Kerja Sistem Saraf Sensorik.


https://www.academia.edu/15184640/POLA_KERJA_SISTEM_SARAF_SENSORIK.
(Diakses 14 Maret 2019)

10

Anda mungkin juga menyukai