Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR

(ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SENSORIK)

Pengampuh Ns. Subaedah, M.Kep

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Aldi Januardi
2. Alviansyah M.
3. Amirrudin
4. Desliana R.W
5. Evi Herliana
6. Hirmadania
7. Natasya Ayu V
8. Putri
9. Sahrul
10. Seril Febiola C.M
11. Trisa Oktavia

AKADEMI KEPERAWATAN KALTARA

TARAKAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Anatomi dan Fisiologi Sistem Sensorik” dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun
berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari Dosen
pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses


pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan
doanya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem sensorik.
Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena
keterbatasan kami yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami
dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Tarakan, Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................1

Kata Pengantar ......................................................................................................2

Daftar Isi ................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

A. Latar Belakang ..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................5

C. Tujuan Makalah .......................................................................................5

D. Manfaat Makalah......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................6

A. Konsep Anatomi dan Fisiologi Sistem Sensorik ..................................6

1. Konsep Dasar Sistem Sensorik..........................................................6

2. Anatomi Fisiologi Sistem Sensorik....................................................6

B. Organ-Organ Sensorik..............................................................................6

1. Indra Penglihatan (Mata) ..................................................................7

2. Indra Pendengar (Telinga) ................................................................8

3. Indra Pengecap (Lidah) .....................................................................9

4. Indra Pembau (Hidung)....................................................................10


C. Fungsi dari Organ-Organ Sensorik.......................................................12

1. Indra Penglihatan (Mata) ................................................................13

2. Indra Pendengar (Telinga) ..............................................................14

3. Indra Pengecap (Lidah) ...................................................................15

4. Indra Pembau (Hidung)....................................................................16

D. Mekanisme dari Organ-Organ Sensorik................................................17

1. Indra Penglihatan (Mata) ................................................................18

2. Indra Pendengar (Telinga) ..............................................................19

3. Indra Pengecap (Lidah) ...................................................................20

4. Indra Pembau (Hidung)....................................................................21

BAB III PENUTUP.............................................................................................22

A. Kesimpulan .......................................................................................23

B. Saran..................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................24


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi
manusia, karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada
di dunia ini. Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah
makanan itu asin atau manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita
dapat mendengar alunan nada atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan
hormon-hormon pertumbuhan mulai berfungsi, kita dapat merasakan yang
namanya falling in love. Semua rangsangan itu dapat kita rasakan melalui
bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari reseptor
akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita sebagai sinyal
ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke
dalam Sistem Sensoris . http. Seril Febiola, 2018 diakses 23 Oktober
2018.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf)
dan sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya
sensasi yang dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi
persepsi yang diproses di saraf pusat (encephalon dan medulla spinalis).
http. Seril Febiola, 2018 diakses 23 Oktober 2018.
Makalah ini disusun agar kita mengetahui tentang sistem sensoris
di dalam tubuh kita serta bagaimana fisiologis ataupun cara kerja dari
sistem tersebut. Dengan mengetahui jalannya sistem sensoris, diharapkan
mampu menambah wawasan, mempersiapkan ilmu-ilmu dasar mengenai
anatomi dan fisiologi sistem sensoris, dapat mengidentifikasi secara
akurat, meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam menentukan asuhan
keperawatan. http. Seril Febiola, 2018 diakses 23 Oktober 2018.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan-
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep anatomi dan fisiologi sistem sensorik ?
2. Apa saja organ-organ sensorik ?
3. Apa saja fungsi dari organ-organ sensorik ?
4. Bagaimana mekanisme dari organ-organ sensorik ?

C. Tujuan Makalah
Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka kita memiliki tujuan yang
akan dicapai setelah menyusun makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep anatomi dan fisiologi
sistem sensorik.
2. Untuk mengetahui apa saja organ-organ sensorik.
3. Untuk Mengetahui fungsi dari organ – organ sensorik.
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari organ – organ sensorik.

D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat umum dan khusus dalam pembuatan makalah :
1. Manfaat Umum :
Agar memperluas pengetahuan mahasiswa tentang anatomi dan
fisologi sistem sensoris dan juga untuk mendapatkan nilai kelompok
mata kuliah ilmu biomedik dasar.

2. Manfaat Khusus :
1) Agar mahasiswa mengetahui dan memahami konsep anatomi dan
fisiologi sistem sensorik.
2) Agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa saja organ-organ
sensorik.
3) Agar mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dari organ –
organ sensorik.
4) Agar mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana
mekanisme dari organ – organ sensorik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Anatomi dan Fiosiologi Sistem Sensorik


1. Konsep Dasar Sistem Sensorik
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti
yang berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang
organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu.
Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris)
dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor
sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam
dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik
yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang
nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam
makalah ini hanya akan membahas mengenai reseptor sensori yang
menerima rangsangan dari luar tubuh. http. Putri, 2018 diakses 23
Oktober 2018.
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari
sistem sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem
sensori manusia (panca indera/exteroceptive sensory system) yang
mengintepretasi stimulus dari luar tubuh, yaitu penglihatan, perabaan,
pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. Berikut adalah
penjelasan tentang anatomi dan fisiologi dari kelima sistem indra yang
ada di tubuh manusia. Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC. http. Putri, 2018 diakses 23 Oktober 2018.
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Sensorik

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra


merupakan reseptor yang dapat menerima rangsangan atau impuls
dari luar tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor.
Ada lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra
penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan
perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai
anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem
saraf pusat.http.Seril Febiola,2018 diakses 23 Oktober 2018.
B. Organ-Organ Sensorik
1. IndraPengelihatan (Mata)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari
bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif
terhadaprangsangan cahaya karena ada photoreceptor di dalamnya. Di
dalamlapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem
lensapemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem
saraf.Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi

mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem


persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf
pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik (
nervosa optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak
pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi
presepsi. Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang
berbeda setiap detik.

Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang


disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang
frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin
yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi mata.
Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf optik
dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang berfungsi untuk
lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagian-bagian mata terdiri dari:
1. Sklera
Merupakan jaringan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram
dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang transparan yang
disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola mata dan
memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
2. Kornea
Kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya
transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan dengan
skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan
memfokuskan bekas cahaya.
korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane , buwman,
stroma, membrane descemet dan endothelim.

3. Lapisan Koroid
Lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan
yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan darah untuk
memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada koroit
berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar.
Pada bagian depan koroid membentuk korpus silialis yang
berlanjut membentuk iris.

4. Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior,
bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus
pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya cahaya
yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran
pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang
mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan
kelebaran pupil.

5. Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai
pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa
merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan
diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh
ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan
ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu bagian depan
lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi
cairan yang disebut aqueous humor , cairan ini diproduksi oleh korpus
silialis dan ruangan pada bagian belakang lensa berisi cairan vitreous
humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa pada
tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan
pada korne dan lensa . lensa tersusun dari 65% air dan sekitar 35%
protein dan sedikit mineral, terutama kalium. Lensa berfokus untuk
menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme
akomudasi yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk
memfokuskan objek secara jelas yang beragam.

6. Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3
bola pada bagian belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan
korpus silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian mata yang
sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan
berpigmen dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng
terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam mengandung
reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut
dan sel rod atau sel batang. Sel kerucut berisi pigmen lembayung dan
sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen tersebut akan terurai jika
terkena sianar terutama pada pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi
yang kurang terang atau matahari sedangkan pada pigmen sel kerucut
berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam pengliatan
disiang hari .
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin
yang merupakan senyawa protein dan vitamin A apabila terpapar sianr,
rodiksi akan terurai menjadi vitamin A pembentukan kembali pigmen
tersebut terjadi dalam keadaan kelap yang disebut adaptasi gelap
sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut merupakan senyawa
iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel
kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka terhadap merah, hijau
dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna.
Kerusakan pada salah satu sel kerucut akan meyebabkan buta warna.

7. Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut
dalam retina, untuk menuju ke otak.
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus
saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual.
Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat dan diinginkan
terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang
sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk
kemata melalui konjungtiva, korne, okueus humor, lensa dan fitreurus
humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan
(refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang
masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau
mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun
silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk
pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina
harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan).
Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan
mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk
menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ketitik retina disebut okumudasi.
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina
merupakan bagian mata veterbrata yang peka terhadap cahaya dan
mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk dihantarkan keotak
melalui nervuesorticus (nervous cranial 2).
Pada retina terdapat lapisan saraf atau neuron yaitu neuron
fotoreseptor, neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron merupakan
reseptor yang peka terhadap cahaya karena mengandung sel batang
(rods dan sel kerucut cones) sel batang mengandung sel redoksin yang
khusus untuk penglihatan hitam putih dalam cahaya redup sedangkan
sel kerucut berisikan pigmen lembayung yang merupakan senyawa
iodoksin yang peka terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga
dapat mendapat sprektum berwana dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah dalam
bayangan pertama kemudian akan diubah kembali jadi bayangan kedua
disel bifolar dan diselanjutnya menjadi bayangan ketiga disel ganglion
yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan primer untuk dihasilkan
visual penglihatan.

2. Indra Pendengar (Telinga)

Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar


suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus
melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa
mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu
bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah
penjelasan tentang struktur anatomi telinga.
1) Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)
Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki
Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri
dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3
bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar
serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,
kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah
mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar
apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak
setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang dinamakan
serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap dan
mencegahinfeksi.

MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan


kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas
membran tympani.
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi
dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius
berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma
langsung dari luar.

2) Telinga bagian tengah (Kavum timpani)


Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula
(tulang-tulang pendengaran) dan eustachius.

1. Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga
dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat setelah
saluran auditori dan merupakan penerima rangsang fibrasi
pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara
meuju tulang-tulang pendengaran (osikula).
Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Epitimpanum: merupakan cavum timpani bagian atas yang
berhubungan dengan antrum dengan aditus adantrum.
2. Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
3. Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah
yang berhubungan dengan tuba eustachius

Pembagian secara fisiologi:


1. Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani,
tuba auditiva
2. Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan
selula)
2. Osikula
Merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga
tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai
dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga telinga
dalam tulang-tulang tersebut adalah:
1. Malleus (martil)
2. Incus (landasan)
3. Stapes (sanggurdi)
yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga
telinga dalam. Yang letaknya melekat pada bagian dalam
membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak
teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping dari
kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa,
merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani.
Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang
disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah
antrum, di dalam tulang temporalis.
Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang
panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan,
dilapisi oleh lapisan mukosa.

3. Saluran eustacius
Merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang
menjorok menghubungkan telinga dengan faring saluran
eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan akan
membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di
dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang.
Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara dapat dihindari.
Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani
berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk dalam liang telinga
dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran
berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk
meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang menggetarkan
membran timpani.

3) Telinga Bagian Dalam


Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang
menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah
lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput)).

1. Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang


berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-bagian telinga.
2. Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler),
yaitu saluran superior, posterior dan lateral.ketiga saluran ini
saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu
ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran
semi serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam
mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan
tubuh kita.
3. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit
dirinya seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut melingkari
sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah
dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela
oval (vanestra vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah
dengan telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra
kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara.
Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe.
Cairan tersebut bergetar jika ada bunyi, getaran tersebut
merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus auditori) oleh
ujung-ujung saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk
ditafsirkan sebagai suara.

3.Indra Pengecap (Lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki
struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering
disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa
Yunani.Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup
pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap
yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup
pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-
tonjolan lidah yang disebut papilla.
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu
manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung
lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang.
Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat
dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan
dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya.
Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut
menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut
masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian
meneruskannya ke otak.

1. Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak


Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran
impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3
anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior
lidah, dan nervus vagus (X ) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari
taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari
1/3. Posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah
lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf
tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus
solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan
leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls
diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian
dihantar ke thalamus yang akan memberi persepsi pengecapan yang dirasa.
2. Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat
pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus
styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot
ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang
disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti
huruf V di belakang lidah;
3. Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni
papila folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian
pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel
penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor
untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia,
sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup
pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan
terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap
dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori)
yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang
kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap
(taste pores).
3. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan
defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin
pucat semakin parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah tidak normal
menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku, menandakan masuk angin
panjang, adanya akivitas panas pada jantung Retak, adanya ganguan pada
lambung limpa dan jantung.

4.Indra Pencium/Pembau(Hidung)

Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena


memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan
oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada
penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari
komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-
macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor. Namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem
olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima
stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula
chemoreceptor. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf dalam
hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang
terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu
substansi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa makin banyak molekul
yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda
yang dapat menguap dan berwujud gas.
Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian
tengkorak yang permiable (cribriform plate) dan masuk ke olfactory bulbs
(saraf cranial yang pertama). Pada olfactory bulbs, terjadi sinapsis dengan
neuron yang menyampaikan pesan secara menyebar ke olfactory
paleocortex di lobus temporal bagian medial melalui lateral olfactory tract.
Dari olfactory paleocortex, ada jejak saraf yang menuju medial dorsal
nucleus di thalamus dan kemudian menuju olfactory neocortex dibagian
depan frontal lobes, tepatnya pada permukaan inferior. Neuron-neuron
olfactory paleocortex yang lain akan menuju ke sistem limbic.

C. Fungsi-Fungsi Organ Sensorik


1. Indra Penglihatan(Mata)
Berikut adalah indra penglihatan(mata) beserta fungsinya:

1. Sklera yaitu pembungkus lapisan luar yang mempunyai fungsi


sebagai pelindung bola mata dari kerusakan mekanis dan
memungkinkan melototnya otot mata.
2. Kornea yaitu selaput bening tembus pandang pada bagian depan
sclera yang mempunyai fungsi sebagai penerima rangsangan cahaya,
mereaksikan cahaya.
3. Koroidea yaitu lapisan tengah diantara sklera dan retina berupa
selaput darah ( kecuali pada bagian depan ) yang mempunyai fungsi
sebagai penyedia makanan untuk semua bagian mata yang lain.
4. Iris ( selaput pelangi ) yaitu selaput berwarna yang mengandung
pigmen melanin yang merupakan bagian depan koroidea.
5. Pupil yaitu lubang yang dibatasi oleh iris, yang mempunyai fungsi
untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang diperlukan mata.
6. Lensa yaitu bagian mata yang berupa seperti lensa bikonveks yang
mempunyai fungsi untuk membiaskan dan memfokuskan cahaya,
agar bayangan dari benda tepat jatuh dari bagian retina mata.
7. Aqueos humor yaitu bagian mata berupa cairan encer yang
mempunyai fungsi untuk menjaga kantong depan bola mata.
8. Vitreous humor yaitu bagian mata yang berupa seperti cairan bening
dan kental yang mempunyai fungsi untuk meneruskan rangsangan ke
bagian mata, untuk memperkukuh bola mata terhadap rangsangan
yang ada.
9. Retina ( selaput jala) yaitu bagian mata yang berbentuk seperti
selaput jala, yang mempunyai fungsi untuk menerima bayangan dan
juga melihat benda.
10. Badan silia yaitu bagian mata yang mempunyai fungsi menyokong
lensa dan juga mensekresikan aqueso humor.
11. Bintik buta yaitu bagian mata yang mempunyai fungsi untuk tempat
saraf optik.
12. sistem saraf pada manusia pada bagian mata mempunyai fungsi untuk
meneruskan rangsangan cahaya yang ada.
2. Indra Pendegar(Telinga)
1. Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar yaitu bagian telinga yang terdiri atas bagian
daun telinga, bagian saluran telinga luar, dan juga bagian gendang
telinga yang membatasinya dengan telinga dalam. Adapun fungsi
dari masing masing bagian bagian telinga dalam tersebut adalah :

1. fungsi daun telinga mempunyai fungsi untuk memusatkan


gelombang suara yang masuk ke bagian saluran telinga.
2. Saluran luar telinga mempunyai fungsi untuk menghasilkan
serumen.
3. Gendang telinga mempunyai fungsi untuk menangkap
gelombang suara.

2. Telinga Bagian Tengah


Telinga bagian tengah yaitu bagian tengah telinga yang merupakan
rongga yang berisi udara dan juga menjaga tekanan udara tetap
seimbang dan terdiri atas tiga tuang pendengan utama yaitu bagian
maleus, bagian incus dan juga bagian stapes. Adapun ketiga
rangkaian tulang tersebut mempunyai fungsi untuk mengirimkan
getaran yang diterima dari membran timpani pada bagian telinga
luar menuju jendala oval telinga dalam.

3. Telinga Bagian Dalam


Telinga bagian dalam yaitu bagian dalam telinga yang terdiri atas
bagian tulang dan juga bagian membran. Telinga bagian dalam ini
disebut juga sebagai bagian labirin karena mempunyai bentuk yang
menyerupai labirin itu sendiri. Labirin tulang telinga terdiri atas
tiga bagian, yaitu anta lain :
1. Koklea ( rumah siput ) yaitu bagian dalam telinga yang
mempunyai fungsi untuk reseptor karena memiliki sel – sel
saraf di bagian dalamnya.
2. Vestibule yaitu bagian dalam telinga yang mempunyai fungsi
untuk merangsang repon pendengaran.
3. Kanalis semisirkularis yaitu bagian dalam telinga yang
mempunyai fungsi sebagai saluran penerima infomasi atau pun
suara.

3.Indra Pengecap(Lidah)
1. Lidah Bagian Atas Atau Permukaan Superior
Adapun bagian atas anatomi lidah ini memiliki bentuk seperti
huruf V, dan huruf V pada lidah tersebut disebut dengan sulkus
terminal. Bagian ini akan membagi lidah denagn bagian
permukaan anterior dan juga permukaan posterior. Fungsi dari
lidah bagian atas ini adalah untuk mengecap rasa sebab permukaan
atas lidah akan bersentuhan langsung dengan makanan atau
minuman yang masuk kedalam mulut kita ya sobat.

2. Akar Lidah
Bukan hanya pohon, tetapi lidah juga punya akar ya sobat. Akar
lidah ini terletak diantara tulang hyolid dan juga dibagian bawah
rahang lidah. Punggung pada bagian akar memiliki posisi duduk di
bagian ofofaring. Adapun akar ldiah ini berfungsi sebagai
Penggerak lidah, sebab lidah tersebut tidak memiliki akar. Jika
tidak ada akar lidah ini, maka lidah tidak akan bisa bergerak secara
bebas.

3. Tubuh lidah
Bagian terbesar dari lidah adalah tubuh lidah. Di dalam tubuh lidah
ini terdapat permukaan kasar yang disebut dengan nama papilla
lingual. Papilla lingual ini memiliki fungsi sebagai pembantu
pengidentifikasia rasa yang berbeda dari setiap makanan yang kita
masukkan kedalam mulut.
4. Tonsil Atau Amandel
Bagian yang berikutnya adalah tonsil atau pun amandel. Ada pun
fungsi dari tonsil ini adalah sebagai benteng pertama dalam
pertahanan tubuh manusia, sehingga amandel tersebut
berhubungan langsung dengan sistem imun ( kekebalan tubuh )
padamanusia.

4. Indra Pencium(Hidung)
1. Rongga Hidung
Pada rongga hidung ini, terdapat selaput lendir dan rambut tipis (
bulu hidung ) atau yang sering disebut dengan silla. Rongga hidung
tersebut bekerja dengan bantuan tulang hidung dan juga tengkorak.
Ada pun fungsi dari rongga hidung tersebut adalah untuk
menyebarkan udara terutama oksigen dari bagian luar tubuh
tenggorokan menuju jaringan bagian bagian paru paru yang
merupakan bagian akhir dari proses.

2. Lubang Hidung dan Bulu Hidung


Di dalam bagian hidung terdapat bulu hidung dan selaput lendir
yang mempunyai fungsi untuk menyaring dan melindungi rongga
hidung dari masuknya benda asing berupa debu atau hasil dari
reaksi radikal bebas seperti asap kendaraan, asap rokok atau pun
benda lainnya.

3. Selaput Lendir ( mukus )


Selaput lendir ( mukus ) digunakan sebagai media untuk
melekatnya kotoran yang terbawa dari udara yang mempunyai
fungsi untuk menghadang jangan sampai masuk ke bagian rongga
hidung. Anda pasti sering kan sobat membersihkan hidung dan
ternyata banyak kotoran, nah inilah kerja dari selaput lendir
tersebut.

4. Saraf Pendeteksi Bau


Saraf pendeteksi bau yaitu bagian hidung yang sangat peka dengan
kotoran yang sangat tipis dan juga bahkan tidak terlihat oleh mata,
bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang sangat rendah,
sedang, atau pun sampai dengan bau yang menyengat sekalipun.

5. Tulang Rawan ( tulang lunak )


Tulang rawan yang ada pada hidung adalah tulang yang lentur dan
udah retak ketika terkena benturan yang sangat keras. Tulang
rawan ini sendiri terdiri dari kartilago septum atau pun lamika
kuadran gularis, kolumela. Ada pun kartilaogo septum ini dilapisi
oleh bagian perikondrium yang ada pada jaringan tulang tulang
lunak dan juga periosteum yang ada pada tulang keras.
Sedangkan bagian luarnya dilapisi dengan kuat oleh si mukus
hidung tersebut. Adapun fungsi utama dari bagian tulang rawan
pada hidung ini adalah untuk menopang keseluruhan bagian hidung
agar dapat berbentuk sesuai dengan bentuk aslinya. Tanpa adanya
tulang rawan ini, hidung tidak akan bisa bekerja dengan baik.

D. Mekanisme Organ-Organ Sensorik


1. Indra Penglihatan(Mata)
Sumber cahaya Masuk ke mata melalui kornea
Kemudian Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
Dibiaskan oleh lensa .Terbentuk bayangan di retina yang bersifat
nyata, terbalik, diperkecil.
Sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf
optik otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina . Obyek
terlihat sesuai dengan aslinya.

2. Indra Pendengar(Telinga)
1. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar
menggetarkan gendang telinga.
2. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang pendengaran ke
jendela oval.
3. Getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan
limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
4. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissner dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
5. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basiler yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
6. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela
bundar.
7. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-
selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan
ke bawah.
8. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrantektorial, terjadilah
rangsangan (impuls).
Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel
sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang
akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf
pendengaran.
3. Indra Pencium
1. Rangsang (bau) masuk ke dalam lubang hidung melakui udara
yang awalnya disaring oleh bulu-bulu hidung terlebih dahulu.
Udara yang mengandung kotoran akan dibersihkan sementara
kotoran menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran
hidung.
2. Udara yang mengandung rangsabgan bau ini masuk ke dalam
epitelium olfaktori
3. Rangsangan bau menggetarkan Mukosa olfaktori yang berbentuj
seperti cairan atau mukus, dan kemudian menggetarkan Saraf
olfaktori.
4. Rangsangan yang menggetar tadi disampaikan ke Talamus dan lalu
menuju Hipotalamus yang ada di otak.
Otak daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum)
akan menangkap bau lalu menerjemahkannya berdasarkan memori
atau menghadirkan memori baru dalam otak untuk digunakan
ketika suatu saat nanti mencium bau yang sama.

4. Indra Pengecap(Lidah)
Makanan/Larutan zatberasa → Papila lidah → Saraf
gustatori → Medula oblongata → Talamus → Pusat rasa pada
korteks serebrum.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris
tersebut , di ketahui dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra
atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana mekanisme kerja panca
indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem
sensoris meliputi: Sistem indra penglihatan (mata),Sistem indra pendengar
(telinga),Sistem indra pembau (hidung), Sistem indra pengecap (lidah)
Sistem indra peraba (kulit).
Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan
alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian,
yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang
mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata
terdiri dari beberapa komponen utama, sebagai berikut. Aqeuos humor,
korpus siliais, bintik buta, fovea, iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum
suspensorium, makula lutea, neuron bipolar ,otot siliaris, pupil, retina,
saraf optikus, sel batang, sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor.
Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki
ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuhan,
tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit.
Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot.
Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi
kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh
gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan
kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan pada bau yang sama dalam
jangka waktu yang lama.
B. Saran
Adapun saran kami kepada pembaca agar pembaca dapat
mengetahui bahwa Anatomi Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem
Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting bagi kehidupan kita,
dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjalankan aktifitas
kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami
harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang
membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat
maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga. http. Seril Febiola, 2018 diakses 23 Oktober 2018.

Syaifuddin, H. 2014. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan.


Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. http.Seril Febiola,2018 diakses 23
Oktober 2018.

https://dosenbiologi.com/manusia/sistem sensorik.Seril Febiola, 2018 diakses


25Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai