Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga dalam menyusun makalah Ilmu Biomedik
Dasar yang berjudul Sistem Sensoris ini kita mampu mempelajari dengan baik
serta menyelesaikannya dengan lancar. Sholawat serta salam kita tujukan kepada
Nabi Muhammad SAW. Yang dengan jasanyalah kita mampu terbebas dari
belenggu jaman kejahiliyahan menuju jaman yang terang benderang.

Makalah ini disusun untuk pembaca meperluas pengetahuan mengenai


anatomi dan fisiologi sistem sensoris pada manusia. Walaupun makalah ini
kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tapi makalah ini juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuna yang lebih luas


kepada pembaca. Walupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
TerimaKasih.

Palembang, 27 Agustus 2019

Penulis

Sistem Sensoris 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................2

DAFTAR ISI ..........................................................................................................3

BAB I .....................................................................................................................4

PENDAHULUAN .................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................5

1.3 TUJUAN ..................................................................................................5

BAB II ....................................................................................................................6

TINJAUAN TEORI ...............................................................................................6

2.1 PENGERTIAN SISTEM SENSORIS .....................................................6

2.2 MAVAM-MACAM ORGAN SENSORIS ............................................20

2.3 FUNGSI ORGAN SENSORIS ..............................................................27

2.4 PROSES AKOMODASI .......................................................................28

2.5 PROSES MENDENGAR ......................................................................29

2.6 PENILAIAN FUNGSI PENGLIHATAN .............................................30

2.7 PENILAIAN FUNGSI PENDENGARAN ............................................31

BAB III ................................................................................................................23

PENUTUP ............................................................................................................23

3.1 KESIMPULAN ......................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................24

Sistem Sensoris 2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia,
karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini.
Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau
manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan nada
atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan hormon-hormon pertumbuhan mulai
berfungsi, kita dapat merasakan yang namanya falling in love. Semua rangsangan
itu dapat kita rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh
kita, lalu dari reseptor akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita
sebagai sinyal ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk
ke dalam Sistem Sensoris.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf) dan
sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang
dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses
di saraf pusat (encephalon dan medulla spinalis).
Makalah ini disusun agar kita mengetahui tentang sistem sensoris di dalam
tubuh kita serta bagaimana fisiologis ataupun cara kerja dari sistem tersebut.
Dengan mengetahui jalannya sistem sensoris, diharapkan mampu menambah
wawasan, mempersiapkan ilmu-ilmu dasar mengenai anatomi dan fisiologi sistem
sensoris, dapat mengidentifikasi secara akurat, meminimalisir kesalahan-
kesalahan dalam menentukan asuhan keperawatan.

Sistem Sensoris 3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:
1) Apa yang dimaksud dengan sistem sensoris?
2) Sebutkan macam-macam organ sensoris?
3) Sebutkan fungsi organ sensoris?
4) Bagaimana proses akomodasi?
5) Bagaimana proses pendengaran?
6) Apa saja penilaian fungsi penglihatan?
7) Apa saja penilaian fungsi pendengaran?

1.3 Tujuan Makalah


Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
setelah menyusun makalah ini yaitu :
1) Untuk mengetahui dan memahami pengertian sistem sensoris
2) Untuk mengetahui apa saja macam-macam organ sensoris
3) Untuk mengetahui funngsi dari organ sensoris
4) Untuk mengetahui proses akomodasi
5) Untuk mengetahui proses pendengaran
6) Untuk mengetahui penilaian fungsi penglihatan
7) Untuk mengetahui penilaian fungsi pendengaran

Sistem Sensoris 4
BAB II

ISI

2.1 Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris


Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir yang
khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut
dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra
menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat
menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf
pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi
sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam
makalah ini hanya akan membahas mengenai reseptor sensori yang menerima
rangsangan dari luar tubuh.
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem
sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia
(panca indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimulus dari
luar tubuh, yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan
perasa. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi dan fisiologi dari kelima sistem
indra yang ada di tubuh manusia.
Sistem sensorik merupakan organ akhir yang khusus menerima berbagai
jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh system saraf
sensoris dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan dan di respon.
Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam
dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang
dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi. Sensasi dibagi atas
sensasi umum dan sensasi khusus. Yang termasuk sensasi umum adalah suhu,
nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan proprioreseptor (reseptor yang pada tubuh
bagian dalam seperti otot, tendon, persendian dan lain-lain). Reseptor sensori
umum ini tersebar pada seluruh tubuh. Sedangkan sensasi khusus misalnya
sensasi bau, liat, rasa, keseimbangan, dan pendengaran.  Reseptor sensori khusus

Sistem Sensoris 5
berada di lokasi organ-organ khusus seperti, penglihatan dan pendengaran yang
berfungsi melindungi jaringan sekitar.

2.2 Macam-macam Organ Sensoris


Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra merupakan reseptor
yang dapat menerima rangsangan atau impuls dari luar tubuh atau bisa disebut
juga eksteroseptor. Ada lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra
penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan perasa, dan indra
pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi jalannya
impuls dari kelima indra ke sistem saraf pusat.
1. Indra Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak
sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya
karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata
mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan
terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya
kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem
persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat
terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa
optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus
oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor
penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.
a.      Struktur Anatomi Mata

Sistem Sensoris 6
Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit.
Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis,
etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung,
menyanggah dan melindungi mata.
Mata manusia berbentuk bulat lonjong, berdiameter 2,5cm. Bagian depan
dari mata dilindungi oleh membran tipis dan transparan yang disebut konjungtiva.
Membran ini berfungsi untuk melindungi kornea mata. Pada konjungtiva mengalir
air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. Cairan air mata berguna untuk
menjaga kelembapan mata. Pada cairan air mata terdapat enzim yang disebut
lisozim, yang dapat membunuh bakteri. Selain itu cairan air mata berguna untuk
membersihkan mata saat berkedip. Kelopak mata, alis mata, dan bulu mata
berguna untuk mencegah masuknya kotoran (debu) dari udara atau keringat dari
kepala (dahi). Mata tersusun atas tiga lapisan, yaitu sklera, koroid dan retina.

- Sklera merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih. sebagian besar
sklera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sklera terdapat kornea,
yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun dari serabut kolagen. Kornea
dapat dianggap sebagai jendela mata.
- Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna gelap. Lapisan ini
banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid,
dibelakang kornea terdapat suatu struktur yang disebut iris. Iris berbentuk
bulat dan terdiri atas otot-otot sirkular berpigmen. Warna mata kita ditentukan
oleh pigmen pada iris. Iris berfungsi untuk mengatur ukuran pipil atau
banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
- Retina merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung fotoreseptor
dan sel-sel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina mengandung dua
macam fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang sangat
sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak bisa membedakan warna. Pada malam
hari atau keadaan gelap, sel tersebut hanya melihat warna cahaya hitam dan
putih. Sel kerucut (konus) sensitif terhadap cahaya, tetapi pada panjang
gelombang yang berbeda. Pada tempat terang, sel-sel ini mampu

Sistem Sensoris 7
membedakan warna didalam retina, sel mengirim sebuah pesan disepanjang
saraf optik menuju otak. Otak kemudian memisah-misahkan semua pesan dari
masing-masing sel reseptor dan membangun sebuah bayangan.

b. Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf
sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk
menghasilkan gambar fisual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang
sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke
mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne, okueus
humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas
cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya
yang masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan
pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun silkuler dan radial yang mampu
bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar
yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan).
.

2.      INDRA PENDENGAR (TELINGA)


Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang
ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang
terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri.
Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian
yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah penjelasan
tentang struktur anatomi telinga.

Sistem Sensoris 8
a. Struktur Telinga

Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan
telinga dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan endolimfa.

- Telinga Luar

Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala
dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar
merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun
telinga atau pinna. Pada manusia dan mamalia, daun telinga berguna untuk
meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran
luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta
cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.

- TelingaTengah

Telinga tengah dimulai dari gendang telinga(membran timpani), sampai ke


jendela oval.Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah
tulang sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang
kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi
(stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke
telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga
mulut oleh pembuluh eustachius.

- Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran
sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian,
yaitu vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar
3cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut
berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli,

Sistem Sensoris 9
skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung
cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut
endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang
kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela
oval(foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar.
Antara skala vestibuli dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan
antara skala media dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam
skala media terdapat suatu tonjolan yang disebutmembran terktorial yang sejajar
dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ
korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor
vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran
tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut
saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.

3.      INDRA PENGECAP ( LIDAH)


Lidah  adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah
juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan
dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari
bahasa Yunani.

Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar
dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam
dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut
papilla.

Sistem Sensoris 10
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam,
asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di
tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah
dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu,
makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat
dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga
mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut
masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya
ke otak.

a.       Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak


Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah
ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus
glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada
pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar
sepanjang nervus facial dan dari 1/3

posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain
lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di
medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon
berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan
disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di
postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi persepsi
pengecapan yang dirasa.
b.       Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideusdi tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:

Sistem Sensoris 11
1). papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2). papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V
di belakang lidah;
3). papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata
pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di
pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel
pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk
rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut
kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup
tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan
epitelium pada permukaan atas lidah.

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel
penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang
ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai
kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup
pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit.
Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
      1). Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2). Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3). Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
      4). Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah manusia dapat
digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.

Sistem Sensoris 12
c.       Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah
gangguan hati tebal, sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal
dan limpa kaku, menandakan masuk angin panjang, adanya akivitas panas pada
jantung Retak, adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung.

4.       INDRA PERABA (KULIT)

a.       Anatomi Kulit


Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat
tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter
persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis,
labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat
pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara
embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
suatu lapisan jaringan ikat.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1). Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.
Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada
telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima
lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
(a). Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.

Sistem Sensoris 13
(b). Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
(c). Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan   sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
Terdapat sel Langerhans.
         Stratum Spinosum, terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
         Stratum Basale (Stratum Germinativum), terdapat aktifitas mitosis yang
hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini
tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung
melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D
dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans).
2). Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :                       
(a). Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
(b). Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat
epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical
strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

Sistem Sensoris 14
3). Subkutis
Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda
menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang
suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat
ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan
mechanical shock absorber. 
Gb. 5 Struktur Anatomi Kulit
b.      Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai
barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari
elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi
mikroorganisme patogen.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses
keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa
bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah
kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian
tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara
mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Kulit
mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf
telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung.  

5.      INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG)


Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip
komposisi (component principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya

Sistem Sensoris 15
memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda
dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh
reseptor. Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat
pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat
menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula
chemoreceptor. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung
adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia
yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut
menunjukkan bahw amakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak
(konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior
dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap
dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:


a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian tengkorak yang
permiable (cribriform plate) dan masuk ke olfactory bulbs (saraf cranial yang
pertama). Pada olfactory bulbs, terjadi sinapsis dengan neuron yang
menyampaikan pesan secara menyebar ke olfactory paleocortex di lobus temporal
bagian medial melalui lateral olfactory tract. Dari olfactory paleocortex, ada jejak
saraf yang menuju medial dorsal nucleus di thalamus dan kemudian menuju
olfactory neocortex dibagian depan frontal lobes, tepatnya pada permukaan
inferior. Neuron-neuron olfactory paleocortex yang lain akan menuju ke sistem
lymbic. Bila proyeksi neuron ke thalamic-neocortical bertugas sebagai perantara
kesadaran persepsi terhadap aroma, maka proyeks

Sistem Sensoris 16

Anda mungkin juga menyukai