Anda di halaman 1dari 43

ANATOMI FISIOLOGI

“Sel Saraf (Neuron)”

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Anatomi Fisiologi

Disusun Oleh:
Arsherin Dwi Ayunda Putri 1808046
Cindy Isna Risanti 1801287
Putri Ananda Dini I N 1808088
Revita Fitria 1808005
Sinta Wulandari 1806470

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok ini yang membahas tentang “Sel saraf
(Neuron)” disusun nya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Anatomi Fisiologi

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberi tugas ini,
sehingga kami mendapat wawasan yang lebih luas tentang Anatomi fisiologi
khusunya mengenai sel saraf (neuron).

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan untuk para pembaca kedepannya kami harap
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 15 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Tulisan.......................................................................................2

BAB II : KONSEP DASAR NYAMAN DAN NYERI

A. Pengertian Neuron...................................................................................3
B. Fisiologi Neuron......................................................................................6
C. Susunan Saraf Pusat...............................................................................12
D. Susunan Saraf Tepi................................................................................17
E. Lapisan Meningen Otak.........................................................................22
F. Fungsi CSF (Cairan Serebrospinal).......................................................23

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................37

B. Saran......................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................39

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang
rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang  kehidupan dasar,
misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang.
Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang
merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara
seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian
perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh faktor genetik. Namun
sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf
imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps
dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat
pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih
pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh
bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan
penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan
oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang
datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera. Sistem koordinasi merupakan
suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara
serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya
dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-
rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang
bersangkutan.Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses “pakailah, jika
tidak akan hilang”. Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi
karena manusia terus belajar dari rangkaian pengalaman yang dijalani. Sebagai
contoh, tindakan membaca makalah ini sedikit banyak mengubah aktivitas saraf
otak, karena ada informasi yang diserap kedalam ingatan pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian neuron?
2. Bagaimana fisiologi neuron ?
3. Sebutkan sistem saraf ?
4. Jelaskan dan sebutkan bagian dari otak?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
 Agar pembaca mengetahui pengertian neuron, jenis-jenis dan fungsinya.
 Agar pembaca mengetahui bagaimana fisiologis nyeri.
 Agar pembaca memahami susunansistem saraf.
 Agar pembaca memahami bagian-bagian otak.

D. Manfaat penulisan

Menambah wawasan tentang konsep dasar nyaman dan nyeri serta


menerapkannya dalam kehidupan.
BAB II
SEL SARAF(NEURON)

A. Pengertian Neuron
Jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel utama yaitu : Neuron (sel saraf) dan
Neurologia (sel penyokong). Sel struktural dan fungsional jaringan saraf adalah
neuron. Neuron merupakan sel saraf yang bergabung untuk mengantar impuls
atau rangsangan. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomi
dan fungsional sistem persarafan. Terdapat 100 milyar sel saraf dalam sistem
persarafan. Neuron merupakan sel-sel sistem saraf yang menerima masukan
sensoris/aferen dari ujung saraf perifer atau dari organ reseptor sensoris dan
menyalurkan masukan motorik/ masukan eferen ke otot dan kelenjar-kelenjar
yaitu organ-organ efektor. Neouron-neouron membentuk jaringan penghubung
yang sangat rumit, terdiri dari atas sel yang menerima dan menghantar impuls
sepanjang jalur neural atau akson ke SPP untuk dianalisis, diintegrasi,
diinterpretasi, dan direspon. Respon dari stimulus SPP adalah aktivitas otot dan
kelenjar tertentu. Akson dari sebagian besar neuron diselimuti oleh selaput tipis
berlemak yang disebut selubung myelin yang berfungsi mengisolasi akson. Jika
selubung myelin bersambungan, konduksi dapat dihindari, tetapi selubung
myelin ini selalu terhalang oleh sambungan yang disebut nodus Ranvier yang
ada pada hampir setiap 2 mm, dimana myelin itu sangat tipis atau sama sekali
tidak ada. Konduksi dalam benang bermyelin berlangsung lebih cepat daripada
dalam benang yang tidak bermyelin. Dalam evolusi , perkembangan selubung
myelin itu lambat. Kenyataan bahwa pembentukan selubung myelin dalam
banyak bagian otak belum sempurna sampai beberapa waktu setelah lahir,
menunjukan bahwa pematangan sensorik dan kemampuan motorik bayi
berhubungan dengan proses pembentukan myelin yang lambat. (sumber :
Heryati, E dkk. 2008, fisiologi faal:diktat kuliah, FIP universitas pendidikan
indonesia, Bandung.)
(Sumber :http://ourilmuipa18.blogspot.com/2017/10/sistem-saraf.)

a) Jenis Dan Fungsi Neuron


1. Neuron sensoris (aferen)
Neuron aferen, yang berbeda bentuknya dari neuron eferen dan antar
neuron Di ujung perifernya, neuron aferen biasanya memiliki reseptor
sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap jenis
rangsangan tertentu (perubahan yang terdeteksi oleh neuron). (Reseptor
neuron aferen peka rangsang ini jangan disamakan dengan reseptor protein
khusus yang mengikat caraka kimiawi dan ditemukan di membran plasma
semua sel). Badan sel neuron aferen, yang tidak mengandung dendrit dan
masukan prasinaps, terletak di dekat korda spinalis. Akson perifer yang
panjang, yang sering disebut serat aferen, berjalan dari reseptor ke badan
sel, dan akson sentral yang pendek berjalan dari badan sel ke dalam korda
spinalis. Potensial aksi dimulai di ujung reseptor akson perifer sebagai
respons terhadap rangsangan dan merambat di sepanjang akson perifer dan
akson sentral menuju korda spinalis. Ujung akson sentral berdivergensi
dan bersinaps dengan neuron-neuron lain di korda spinalis sehingga
informasi tentang stimulus disebar. Neuron-neuron aferen terutama
terletak di SST. Hanya sebagian kecil ujung akson sentral yang
berproyeksi ke dalam korda spinalis untuk menyalurkan sinyal dari prifer
ke SSP.( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human
physioloigly: Edisi internasional , China : Yolanda Cossio )

2. Neuron motorik (eferen)


Neuron eferen berada di SST. Badan sel-sel neuron eferen berada di
SSP, tempat banyak masukan prasinaps yang terletak sentral
berkonvergensi pada mereka untuk memengaruhi keluarannya ke organ
efektor. Akson-akson eferen (serat eferen) meninggalkan SSP untuk
berjalan ke otot atau kelenjar yang mereka sarafi, menyampaikan keluaran
terpadu mereka ke organ efektor untuk menimbulkan efek. (Jalur saraf
autonom terdiri dari rantai dua-neuron antara SSP dan organ efektor.)
( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human physioloigly,
Edisi internasional : Yolanda Cossio:China )

3. Interneuron
Sekitar 99% dari semua neuron adalah Intarneuron, yang terutama berada
di dalam SSP. SSP manusia diperkirakan memiliki lebih dari 100 miliar
antarneuron. Seperti diisyaratkan oleh namanya, neuron ini terletak antara
neuron aferen dan eferen serta penting dalam integrasi respons perifer
dengan informasi perifer (antar artinya "di antara"). Sebagai contoh,
setelah menerima informasi melalui neuron aferen bahwa Anda
menyentuh suatu benda panas, interneuron-interneuron yang sesuai
memberi pesan sinyal ke neuron eferen yang ditransmisikan ke otot tangan
dan lengan Anda, "Jauhkan tangan dari benda panas!". Semakin kompleks
tindakan yang diperlukan, semakin besar jumlah interneuron yang terletak
antara pesan aferen dan respons eferen. Selain itu, antarkoneksi antara
interneuron-interneuron itu sendiri berperan dalam fenomena abstrak yang
berkaitan dengan "jiwa", misalnya pikiran, emosi, ingatan, kreativitas,
kecerdasan, dan motivasi. Aktivitas-aktivitas ini merupakan fungsi sistem
saraf yang paling kurang dipahami. ( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013.
Introduction to human physioloigly, Edisi internasional, China:Yolanda
Cossio)

(Sumber :Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human


physioloigly, Edisi internasional, China :Yolanda Cossio)

B. Fisiologi Neuron
a. Impuls Saraf
Impuls saraf secara alami adalah impuls listrik. Merupakan hasil dari
perbedan dalam muatan listrik melintas membran plasma neuron. Per-
berdaan dalam muatan listrik terjadi karena melibatkan ion, yang atom
atau molekul listrik bermuatan. Impuls saraf melakukan perjalanan
menuruni membran akson sebagai potensial aksi listrik ke terminal akson.
Sinyal sistem saraf bergerak dari satu sel ke sel berikutnya secara
melompat dengan cara pancaran kimia.
b. Potensial aksi
Sebuah impuls saraf adalah sudden reversal ( atau pembalikan arah) dari
muatan listrik melintasi membran dari neuron yang beristirahat.
Pembalikan muatan disebut potensial aksi. Ini dimulai ketika neuron
menerima sinyal kimia dari sel lain. Sinyal menyebabkan gerbang pada
saluran ion natrium untuk membuka, memungkinkan ion natrium potisif
mengalir kembali kedalam sel menjadi bermuatan positiv dibandingkan
dengan luar sel. Pembalikan muatan pada akson terjadi sangat cepat
sebagai arus listrik. Dalam neuron dengan selubung myelin, aliran ion
melintas membran hanya pada node antara bagian dari myelin. Akibatnya,
potensi aksi melompat sepanjang membran akson dari node ke node,
bukan menyebabkan lancar sepanjang seluruh membran. Hal ini
meningkatkan kecepatan dimana ia bergerak.
c. Struktur Sinaps
Informasi yang dijalarkan dalam sistem saraf berbentuk impuls
saraf yang melewati serangkaian neuron-neuron, dari satu neuron ke
neuron berikutnya melalui penghubung antar neuron (interneuronal
junctions) yang disebut sebagai sinaps. Fungsi sinaps ini menghubungkan
tombol terminal pada ujung axon sebuah neuron dengan membran neuron
yang lain. Membran pada tombol terminal dikenal sebagai membran
presinaps, sedangkan membran pada neorron penerima dikenal sebagai
membran postsinaps. Kedua membran tersebut dipisahkan oleh suatu celah
sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya ± 200-300 angstrom. Ujung presinaps
mempunyai 2 struktur dalam yang berguna untuk penerus rangsang atau
penghambat sinaps, yaitu kantong sinaps (synaptic vesicle) dan
mitokondria. Sebagian besar ujung presinaps bersifat mudah dirangsang
(excitatory) dan akan mensekresi suatu bahan yang merangsang neuron
postsinaps, sedangkan yang lainnya bersifat mudah dihambat (inhibitory)
dan akan mensekresi suatu bahan yang dapat menghambat
neuron.Kantong sinaps mengandung bahan transmitter (neurotransmiter)
yang bila dilepaskan ke dalam celah sinaps dapat merangsang atau
menghambat neuron tergantung reseptor pada membran neuron.
Mitokondria akan menyediakan ATP yang dibutuhkan untuk mensintesa
bahan-bahan transmitter baru. .(sumber : Heryati, E dkk. 2008, fisiologi
faal:diktat kuliah, FIP universitas pendidikan indonesia, Bandung.)

d. Konduksi Aksonal
Penjalaran impuls saraf terjadi di sepanjang axon. Jika axon terkena
rangsangan pada pusatnya, axon itu akan mengeluarkan impuls ke salah
satu arah, yaitu menuju badan sel atau menjauhi badan sel. Gerakan impuls
saraf ini bersifat elektrokimiawi. Selaput tipis yang menghubungkan
protoplasma sel daya tembusnya tidak sama terhadap berbagai jenis
muatan ion listrik yang biasanya mengapung dalam protoplasma dan
cairan sekeliling sel. Dalam keadaan istirahat, selaput sel mengeluarkan
muatan ion sodium positif (Na+) dan memberi jalan masuk ion potassium
(K+) serta klorida(Cl-). Akibatnya terdapat kekuatan listrik lemah, atau
perbedaan voltase di seberang selaput. Di bagian dalam sel saraf lebih
negatif daripada di bagian luar. Keadaan demikian disebut potensi istirahat
(resting potential). Jika axon terkena rangsangan, kekuatan elektrik di
seberang selaput berkurang tepat pada waktu adanya rangsang. Jika
pengurangan potensi itu cukup besar, daya tembus selaput sel mengalami
perubahan sehingga ion sodium memasuki sel, proses ini disebut
depolarisasi, dan sekarang bagian luar selaput sel menjadi lebih negatif
dibanding dengan bagian luar sel. Fenomena ini disebut potensial
aksi(action potential) sebagai lawan dari potensi istirahat.
e. Transmisi Sinaptik
Hubungan sinaps antar neuron merupakan hal yang sangat penting karena
disanalah sel saraf mengantar isyarat sebuah neuron dilepaskan atau
dibakar, ketika stimulus menyentuhnya melalui banyak axon yang
melampaui tahap gerbang tertentu. Aksi potensial pada neuron mengikuti
asas “semuanya atau tidak sama sekali” (all or none). Terbakar atau
tidaknya neuron itu tergantung pada potensi bertahap yang ada dalam
dendrit dan badan sel. Potensi bertahap itu digerakan oleh rangsangan dari
neuron di seberang sinaps, dan ukuran potensi itu berubah mengikuti
jumlah dan jenis kegiatan yang masuk. Ketika jumlah potensi bertahap
menjadi cukup besar, depolarisasi yang memadai dikeluarkan untuk
menggerakan aksi potensial yang bersifat “all or none”, sehingga informasi
dapat dihantarkan. Misalnya neuron yang menanggapi peregangan otot
akan terbakar dalam ukuran yang sesuai dengan jumlah peregangan, makin
panjang peregangan makin banyak neuron yang terbakar.
f. Jenis Sinaps
Persambungan antar neurons yang terdiri atas sinaps listrik dan sinapsis
kimia.
Sinaps Listrik
Persambungan antar sinaps melalui saluran tipis intraselluler yang dissebut
dengan connextion. Terjadi di sel-sel jantung, otot polos disaluran
pencernaan dan dibeberapa neurons di retina mata.lebih sedikit
dibandingkan sinaps kimia.(Sumber : Rahmi,Upik dkk. 2018, anatomi dan
fisiologi tubuh manusia, UPI PRESS : Bandung)
Sinaps kimia
Komunikasi antar sel dengan menggunakan media kimia yang disebut
dengan neurotransmitter. Neurotransmitter di lepaskan oleh segmen
transmissif pada neuron presinaps. Neurotransmitter memiliki kemampuan
merubah potensial membran istirahat pada post sinaps. Impul sampai ke
ujung sel presinaps depolarisasi membran sel plasma membuka saluran
kalsium yang sensitif vesikal mengeluarkan neuron transmitter melalui
eksositosis masuk ke ruang sinaps. .(Sumber : Rahmi,Upik dkk. 2018,
anatomi dan fisiologi tubuh manusia, UPI PRESS : Bandung)
g. Neurotransmitter

Komunikasi antar neuron terjadi melalui penghubung antar neuron atau


sinaps. Sebuah sinaps bukan merupakan hubungan langsung, tetapi
terdapat celah pemisah (celah sinaps) yang harus dilewati oleh impuls
yang dihantarkan. Meskipun dalam beberapa bagian sistem saraf kegiatan
elektrik satu neuron dapat langsung merangsang neuron lainnya, namun
pada sejumlah besar kasus terdapat senyawa kimia yang berfungsi sebagai
agen pengantar. Ketika sebuah impuls saraf mencapai ujung axon, suatu
senyawa kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan dan masuk ke
dalam celah sinaps. Neurotransmiter terikat pada reseptor khusus pada
selaput sel penerima dan mengubah daya tembusnya ke arah depolarisasi.
Jika depolarisasi menjadi cukup besar untuk dapat melampaui titik
rangsang, maka sel itu membakar aksi potensial melalui axonnya untuk
mempengaruhi neuron lain. Proses ini terjadi pada sinaps eksitatori, tetapi
ada juga sinaps inhibitori yang bekerja bersamaan tetapi dengan cara
berlawanan. (sumber : Heryati, E dkk. 2008, fisiologi faal:diktat kuliah,
FIP universitas pendidikan indonesia, Bandung.)

Secara umum neurotransmitter dibagi dalam 4 klas, yaitu :

Klas I : Asetilkholin

Klas II : Monoamin, contohnya: epinefrin, norepinefrin, dopamine,


serotonin

Klas III : Asam amino, contohnya : GABA, Glisin,glutamat

Klas IV : Peptida, contohnya : endorfin, somatostatin, ACTH, enkefalin,


substansi P, neurotensin, dan lain-lain.

Asetilkholin (ACh)

Disekresi oleh neuron-neuron di sebagian besar otak dan ganglia basalis,


neuron motorik yang menginervasi otot skelet, neuron preganglion sistem
saraf otonom, neuron postganglion saraf parasimpatik dan sebagian saraf
simpatik. Pada sebagian besar kasus, asetilkholin mempunyai efek eksitasi,
namun dapat juga berefek inhibisi pada beberapa ujung saraf parasimpatik
perifer,misalnya pada otot jantung. ACh yang disekresikan oleh neuron
motorik pada otot skelet bertanggung jawab terhadap kontraksi atau gerakan
otot. Obat-obatan tertentu seperti toksin botulinum atau curare dapat
menghalangi pengaliran ACh dari tombol terminal pada ujung axon,
sehingga menyebabkan kelumpuhan otot. ACh yang ditemukan di otak
berhubungan dengan proses belajar dan memori, sehingga bila ada
gangguan pada neurotransmitter ini diduga berhubungan dengan penyakit
Alzheimer yang memiliki salah satu gejala berupa gangguan memori.
Norepinefrin (NE)

Disekresi oleh sebagian besar neuron yang ada di batang otak dan
hipotalamus, membantu pengaturan seluruh aktivitas dan suara hati dari
pikiran kehendak. Pada sebagian besar daerah ini mungkin terjadi eksitasi,
namun pada daerah lain terjadi inhibisi. NE juga disekresikan oleh neuron
postgangglion sistem saraf simpatis. NE diduga berfungsi untuk merekam
informasi dalam jangka panjang dan membantu mengembangkan sinaps
baru yang berhubungan dengan memori. NE dilepaskan karena adanya
rangsangan simpatetis, seperti dalam gejala ‘fight or flight’. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa seseorang kadang dapat mengingat informasi secara
sangat jelas ketika terkejut, takut, atau marah.

Dopamin

Disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra.


Pengaruh dopamine biasanya inhibisi. Jumlah dopamine yang meningkat di
otak (lobus frontalis dan sistem limbik) diduga kuat berhubungan dengan
gejala-gejala schizofrenia.

Serotonin

Disekresikan oleh nucleus yang berasal dari batang otak dan berproyeksi di
sebagian besar area otak. Serotonin dapat bekerja sebagai penghambat jaras
rasa sakit dalam medulla spinalis, dan juga dianggap dapat membantu
pengaturan kehendak/hati nurani seseorang. Serotonin yang menurun
berhubungan dengan gejala depresi, dari penelitian dengan alat pencitraan
otak terdapat penurunan jumlah reseptor postsinaps 5-HT1A dan 5-HT2a
pada pasien denagn depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat
menjadi penanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi. Kadar serotonin
rendah didapat pada penderita yang agresif dan bunuh diri (Bhagwagar
2002, Thase ME 2000, dalam Amir, N 2005). Sementara jumlah yang
meningkat diduga dapat menyebabkan tidur dan relaksasi.
Enkefalin

Diduga disekresikan oleh ujung saraf di medulla spinalis, batang otak,


thalamus, dan hipotalamus.Bahan ini bekerja sebagai transmitter eksitasi
yang merangsang sistem lain untuk menghambat penjalaran rasa nyeri.

GABA (asam gamma-aminobutirat)

Disekresikan oleh ujung saraf dalam medulla spinalis, serebelum, ganglia


basalis, dan korteks. Bahan ini dianggap menyebabkan efek inhibisi. Jumlah
GABA yang menurun ditambah serotonin yang kurang berhubungan dengan
tindakan kekerasan dan agresifitas. Bila GABA dan serotonin meningkat
diduga berhubungan dengan perilaku pasif.

Endorfin

Zat ini semacam “morfin” di dalam otak, dan sering disebut sebagai opiat
endogen. Fungsinya sebagai penenang dan penghilang rasa sakit. Zat ini
dapat dilepaskan karena ada rasa nyeri, latihan relaksasi, latihan yang berat,
dan makan cabai yang sangat pedas

C. Susunan Saraf Pusat


Susunan saraf pusat terdiri atas neuron dan akson yang terdapat pada otak
(otak besar, otak kecil, batang otak) dan medula spinalis (sumsum tulang
belakang)

a. Otak
Bagian dari otak secara garis besar terdiri dari:
1. Cerebral hemisphere (cerebrum: otak besar)

Hemisphere cerebral (cerebrum:otak besar) terdiri dari kanan dan kiri


bagian atas dari otak yang mengisi lebih dari setengah masa otak.
Permukaannya berasal dari bagian yang menonjol (gyri) dan lekukan (sulci).
Berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus-menerus menerima input
dari otot, tendod, sendi dan organ vestibular (keseimbngan) dalam bentuk
proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari

yang lain). Mengintegrasikan kontraksi otot satu dengan yang lain,


mengatur tonus otot. (Sumber : Setiadi. 2007. Anotomi dan
fisiologi manusia,Jakarta: Graha ilmu)

Cerebrum dibagi dalam 4 lobus yaitu :

 Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang bertanggung jawab


untuk proses berpikir. Berperan mengontrol motorik terhadap pergerakan
yang disadari termasuk bicara dan mengontrol ekspresi, emosi, dan
perilaku serta moral.
 Lobus parientalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan
sensasi perabaan, tekanan, dan sedikit menerima perubahan temperatur.
Berperan dalam sensasi umum apresiasi terhadap tekstur, berat,
mengenali bentuk benda yang dipegang dan selera dalam hal pengecapan.
 Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari
mata. Berperan mengatur penglihatan, pengaturan ekspresi, memaknai
hasil penglihatan, memahami bahasa tulisan dan bahasa.
 Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima sensasi dari
telinga. Berperan mengontrol pendengaran, keseimbangan, emosi dan
memori, pemahaman terhadap bicara atau kata-kata, halusinasi, memori
jangka pendek.

Area khusus otak besar (cerebrum) adalah:

 Somatic area yang menerima implus dari reseptor sensori tubuh


 Primary motor area yang mengirim implus ke otot skeletal
 Broca’s area yang terlibat dalam kemampuan bicara.
( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human physioloigly, Edisi
internasional, China:Yolanda Cossio)

2. Cerebelum (otak kecil)

Terletak dalam fosa cranial posterior, dibawah tentorium cerebelum bagian


posterios dari pons varoli dan medulla oblongata, cerebelum mempunyai dua
hemisfer yang dihubungkan oleh fermis, berat cerebelum lebih kurang 150 gram
(85-9%) dari berat otak seluruhnya.

Fungsi cerebelum mengembalikan tonus otot di luar kesadaran yang merupakan


suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian
terhadap:

 Perubahan ketegangan dalam otot untuk mempertahankan keseimbangan


dan sikap tubuh.
 Terjadinya kontraksi dengan lancar dan teratur pada pergerakan dibawah
pengendalian kemauan dan mempunyai aspek ketrampilan.
Setiap pergerakan memerlukan koordinasi dalam kegiatan jumlah otot. Otot
antagonis berusaha memfiksasi sendi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
oleh bermacam pergerakan.

3. Batang Otak

Batang otak adalah penghubung vital antara korda spinalis dan bagian-bagian otak
yang lebih tinggi. Batang otak terdiri dari:

 Medulla
Vital dalam pengaturan jantung, vasomotor/ kontriksi dan dilatasi PD dari
pusat pernafasan. MO memonitor kadar CO yang berperan dalam pengaturan
pernafasan. Mengatur muntah, bersin, batuk dan menelan. Dibagian ventral
terdapat pyiramid yang merupakan jalur motorik dari serebral ke spinal. Jalur
di pyiramid menyilang (pyiramidal decussation) sehingga dibawah medulla
keadaan motorik tubuh dikontrol oleh bagian yang berlawanan dalam hemisfer
serebri.
 Pons
Berada diatas medulla oblongata. Pada bagian Dorsal Terdapat FR, nuklei
syaraf kranial jalur asenden dan desenden. Dalam FR terdapat pusat apneu dan
pneumotoxic yang membantu dalam pengaturan pernafasan.
 Serebelum
Berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus menerima
input dari otot, tendon, sendi, dan organ vestibular ( keseimbangan) dalam
bentuk proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari
yang lainnya). Menintegrasikan kontraksi otot satu dengan yang lain, mengatur
tonus otot.Letaknya berbatasan dengan medulla spinalis dibagian bawah dan
diensepalon dibagian atas sedikit menyempit saat keluar dari tengkorak melalui
foramen magnum untuk bersatu dengan medulla spinalis. Memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Sebagian besar dari 12 pasang saraf kranialis berasal dari batang otak. Satu
pengecualian dengan utama, saraf-saraf ini menyarafi struktur-stuktur
dikepala dan leher dengan serat sensorik dan motorik. Mereka penting
dalam penglihatan, pendengaran, pengecapan, penhirupan, sensasi wajah
dan kulit kepala, gerakan mata, mengunyah menelan, ekspresi wajah, dan
salivasi. Pengecualian utama adalah saraf kranialis x, saraf vagus. Vagus
adalah saraf utama sistem saraf saraf parasimpatis.
2. Di batang otak terkumpul kelompok-kelompok neuron atau pusat yang
mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah, pernapasan, dan banyak
aktivitas pencernaan. Kumpulan fungsional badan-badan sel sarah di
dalam SSP juga disebut sebagai pusat, seperti pusat pengaturan respirasi di
batang otak, atau sebagai nukleus (jamak nuklei), seperti nukleus basal.
3. Batang otak berperan dalam mengatur refleks otot yang terlibat dalam
keseimbangan dan postur.
4. Terdapat suatu anyaman neuron-neuron yang saling berhubungan yang
disebut formasio retikularis yang meluas di seluruh batang otak dan masuk
ke dalam talamus. Jaringan ini menerima dan mengintegrasikan semua
masukan sinaptik sensorik yang datang. Serat-serat asendens yang berasal
dari formasio retikularis membawa sinyal ke atas untuk memba-ngunkan
dan mengaktifkan korteks serebrum . Serat-serat inimembentuk
reticular activating system (RAS) yang mengontrol derajat keseluruhan
kewaspadaan korteks dan penting dalam kemampuan untuk mengarahkan
perhatian. Sebaliknya, serat-serat desendens dari korteks, terutama daerah
motoriknya, dapat mengaktifkan RAS.
5. Pusat-pusat yang mengatur tidur secara tradisional di-anggap terdapat di
dalam batang otak, meskipun bukti-bukti terakhir mengisyaratkan bahwa
pusat yang mendorong tidur gelombanglambat terletak di hipotalamus.
( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human physioloigly,
Edisi internasional, China:Yolanda Cossio)

D. Susunan Saraf Tepi


Susunan saraf tepi ( pheripheral nervous system) terdiri atas neuron dan akson
yang terletak diluar susunan saraf pusat Sistem ini terdiri dari jaringan saraf
yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga
mencakup saraf cranial yang berasal dari otak ; saraf spinal, yang berasal dari
medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

a. Saraf Kranial

12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa
saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar
tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik.

1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )

Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa
nasal.Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar
melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori),
tempat persepsi indera penciuman berada.

2. SARAF OPTIK ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke
badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari
bola mata pada bitnik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen
optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi
lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual
lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.

3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh
otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang
membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut
sensorik membawa informasi indera otot(kesadaran perioperatif) dari otot
mata yang terinervasi ke otak.

4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV )

Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan
merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari
langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola
mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot
dari otot oblik superior ke otak.

5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V )

Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri
dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah
dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan
menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron
sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang kearah
distal menjadi 3 divisi :

 Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar
air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
 Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas,
gusi dan bibir) dan palatum.
 Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit
rahang dan area temporal kulit kepala.

6. SARAF ABDUSEN ( CN VI )

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi
otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari
otot rektus lateral ke pons.

7. SARAF FASIAL ( CN VII )

Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons.


Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan
kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap
pada dua pertiga bagian anterior lidah.

8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )

Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear
atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla,
ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan
kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa
informasi yang m dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang
yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.

9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )

Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan


menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari
sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ;
neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor
sensorik dalam pembuluh darah tertentu.

10. SARAF VAGUS ( CN X )

Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik
membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera
abdomen ke medulla dan pons.

11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla
dan menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari
medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang
sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring,
trapezius dan otot sternokleidomastoid.

12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )

Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron
sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.

b. Saraf Spinal

31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior)
dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks
bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf
gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui
neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen. Saraf spinal
diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.

 Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.


 Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
 Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
 Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
 Saraf koksigis, 1 pasang.

Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf


kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus
dorsal, cabang ventral dan cabang viseral. Pleksus adalah jarring-jaring
serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali
TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

c. Sistem Saraf Otonom

SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi


jantung; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta
kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input volunteer ; walaupun demikian,
sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla dan korteks
serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang otak. Serabut
aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan
pernapasan, yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur
serabut saraf motoric viseral pada SSO. Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu
divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar organ yang diinervasi
oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi.
Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan
perannya antagonis.

DIVISI SIMPATIS / TORAKOLUMBAL

Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron postganglionic


panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral
substansi abu-abu dalam segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla
spinalis.

DIVISI PARA SIMPATIS / KRANIOSAKRAL


Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang
terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron
terletak dalam nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan
saraf XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua,
ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral.

NEUROTRANSMITER SSO

Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut


preganglionic parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin
dilepas oleh serabut post ganglionik simpatis, yang disebut serabut
adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas
oleh medulla adrenal.( Sumber: https:// simdos. unud.ac.id/ uploads/file...
/0e723012 6389d79c12c8c3168fb9d08a.pdf)

E. Lapisan Meningen Otak

Meningen adalah selaput atau membrane yang melapisi dan melindungi otak.
Meningen terdiri dari 3 bagian, yaitu durameter, arachnoid, dan piameter.

1. Durameter
Durameter merupakan lapisan paling luar yang tebal, keras dan fleksibel tetapi
tidak dapat direnggangkan (unstretchable). Bagian terluar durameter, adalah
lapisan periosteum tulang tengkorak yang merupakan lapisan yang kuat,
lapisan fibrosa yang mengandung PD, serta memberikan nutrisi pada tulang.
Bagian dalam durameter tersambung dengan durameter spinal yang terbentang
menuju fisura yang membelah serebri menjadi dua yaitu hemisfer kiri dan
kanan dan sampai pada fissure antara serebrum dan serebelum.
Durameter terdiri dari dua lapis yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal.
Lapisan endosteal merupakan lapisan periosteum yang menutupi permukaan
dalam tulang cranium. Lapisan endosteal ini sering disebut dengan cranial
durameter yang terdiri dari jaringan fibrous yang padat dan kuat yang
membungkus otak.
Lapisan meningeal merupakan lapisan yang membentuk empat septum
kedalam yaitu:
a. Falx cerebri merupakan lipatan durameter berbentuk bulan sabit yang
terletak pada garis tengah diantara kedua hemister cerebri. Ujung bagian
anterior melekat pada crista galli. Bagian posterior melebar, menyatu
dengan permukaan atas tentorium cerebelli.
b. Tentorium cerebelli merupakan lipatan durameter yang menutupi fossa
cranii posterior dan menutupi permukaan atas cerebellum dan menopang
lobus occipitalis cerebri
c. Falx cerebelli merupakan lipatan durameter yang melekat pada
protuberantia occipitalis interna
d. Diaphragma sellae merupakan lipatan sirkuler kecil dari durameter, yang
menutupi sella turcica dan fossa pituitary pada os sphenoidasis. Lapisan
ini memisahkan pituitary gland dari hypothalamus dan chiasma opticum.

Pada pemisahan dua lapisan durameter ini, diantaranya terdapat sinus


duramatris yang berisi darah vena. Sinus ini menerima darah dari drainase
vena pada otak dan mengalir menuju vena jugularis interna.

2. Arachnoid
merupakan jaringan bagian tengah yang bentuknya seperti jaring laba-Iaba
atau jaringan ikat yang Sifatnya lembut, berongga-rongga dan terletak di
bawah lapisan durameter.
3. Piameter
Piameter merupakan jaringan pelindung yang terletak pada lapisan paling
bawah (paling dekat dengan otak, sumsum tulang belakang, dan melindungi
jaringan-jaringan saraf yang lain). Lapisan ini mengandung pembuluh darah
yang mengalir di otak dan sumsum tulang belakang. Antara pia mater dan
membran arachnoid terdapat bagian yang disebut subarachnoid space yang
dipenuhi oleh cairan cerebrospinal fluid (CSF). ( Sumber : Dr. Fitriani
Lumongga : Meningen dan Cerebrospinal Fluid, 2007 USU Repository 2008)
F. FUNGSI CSF (Cairan Serebrospinal)
Cairan serebrospinal merupakan cairan yang tidak berwarna yang mengisi
dan mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dan memberikan
penghalang mekanis terhadap kejut. Fungsi utama cairan serebrospinal adalah
untuk melindungi otak di rongga tengkorak. Jika terjadi pukulan dikepala yang
menggerakkan seluruh bagian otak secara simultan, biasanya tidak ada
bagian otak yang terkompresi oleh pukulan secara langsung. Ketika pukulan
pada kepala sangat parah, biasanya tidak akan merusak bagian otak pada sisi
ipsilateral, melainkan pada sisi yang berlawanan.
Fenomena ini dikenal dengan contrecoup dan menggambarkan ruang
antara otak dan tengkorak yang berlawanan dari arah pukulan lalu
menyebabkan pergerakan mendadak dari otak. Ketika tengkorak tidak lagi
dipengaruhi oleh pukulan, ruang tersebut akan hancur dan akan terjadi
benturan otak dengan bagian dalam tengkorak. Terdapat beberapa fungsi lain
dari cairan serebrospinal, yaitu :
1. Bertindak sebagai buffer, melindungi otak dari kejutan.
2. Menerima sampah metabolisme dalam otak dan mengalirkannya kedalam
darah.
3. Melindungi otak dari bakteri
4. Cairan cerebrospinal mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari
otak, seperti CO2, laktat, dan ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak
hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan untuk memindahkan produk
seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya yang akan
diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.

a. Proses Pembentukan Dan Aliran CSF


Cairan serebrospinal (CSF) terdapat pada (a) ventrikel otak, (b) sisterna di
sekitar otak, dan (c) ruang subaraknoid di sekitar otak dan sumsum tulang
belakang. Cairan serebrospinal memiliki volume sekitar 150 mL dan memiliki
specific gravity 1.002 hingga 1.009. Fungsi utama cairan serebrospinal adalah
untuk melindungi otak di rongga tengkorak. Jika terjadi pukulan di kepala
yang menggerakkan seluruh bagian otak secara simultan, biasanya tidak ada
bagian otak yang terkompresi oleh pukulan secara langsung. Ketika pukulan
pada kepala sangat parah, biasanya tidak akan merusak bagian otak pada sisi
ipsilateral, melainkan pada sisi yang berlawanan. Fenomena ini dikenal dengan
contrecoup dan menggambarkan ruang antara otak dan tengkorak yang
berlawanan dari arah pukulan lalu menyebabkan pergerakan mendadak dari
otak. Ketika tengkorak tidak lagi dipengaruhi oleh pukulan, ruang tersebut
akan hancur dan akan terjadi benturan otak dengan bagian dalam tengkorak.
Pembentukan Pleksus koroid (pembuluh darah seperti bunga kol yang ditutupi
lapisan tipis sel epitel) pada empat ventrikel serebral merupakan lokasi utama
dari pembentukan cairan serebrospinal yang terus dihasilkan dari pleksus
koroid sekitar 30 mL per jam. Dibandingkan dengan cairan ekstraselular
lainnya, konsentrasi sodium dan klorida pada cairan serebrospinal 7% lebih
tinggi dan konsentrasi glukosa dan potassium 30% lebih rendah. Perbedaan
komposisi dari cairan serebrospinal ini menunjukkan bahwa cairan
serebrospinal merupakan hasil sekresi koroid dan bukan filtrat sederhana dari
kapiler. Derajat keasaman (pH) dari cairan serebrospinal diatur dan
dipertahankan pada angka 7,32. Perubahan pada PaCO2 dapat mengakibatkan
perubahan pH cairan serebrospinal, yang menggambarkan kemampuan karbon
dioksida untuk melewati sawar darah otak dengan mudah. Akibatnya, asidosis
respirasi akut atau alkalosis menghasilkan perubahan pada pH cairan
serebrospinal. Transport aktif ion bikarbonat akan mengembalikan pH cairan
serebrospinal menjadi 7.32, meskipun terdapat perubahan pada pH arterial.
Reabsorpsi Hampir seluruh cairan serebrospinal yang terbentuk setiap hari
diserap kembali ke dalam sirkulasi vena melalui struktur khusus yang dikenal
sebagai vili araknoid atau granulation. Vili ini menonjol dari ruang
subaraknoid ke sinus vena otak dan terkadang masuk ke pembuluh darah
sumsum tulang belakang. Vili araknoid merupakan trabekula yang menonjol
melalui dinding vena, menghasilkan area yang sangat permeabel dan
memungkinkan aliran cairan serebrospinal mengalir bebas ke dalam
sirkulasi.Besarnya reabsorbsi tergantung pada gradien tekanan antara cairan
serebrospinal dan sirkulasi vena. Sirkulasi Cairan serebrospinal dibentuk di
ventrikel serebral lateral dan masuk ke ventrikel ketiga melalui foramen
Monro, dimana cairan serebrospinal ini kemudian bercampur dengan yang
cairan terbentuk disana. Cairan serebrospinal ini lalu melewati saluran Sylvius
menuju serebral ventrikel keempat, dimana proses keluar masuknya cairan
serebrospinal menurut siklus kardiak masih ada cairan serebrospinal yang
dibentuk. Cairan serebrospinal masuk ke magna cisterna melalui foramen
lateral Luschka dan melalui foramen tengah Magendie. Dari titik ini, cairan
serebrospinal mengalir melalui ruang subaraknoid ke serebrum, dimana
sebagian besar merupakan lokasi vili araknoid. Hidrosefalus Obstruksi
sirkulasi cairan serebrospinal pada neonatus berdampak pada terjadinya
hidrosefalus. Contohnya, pada blokade saluran Sylvius berefek pada ekspansi
ventrikel lateral dan ventrikel serebral ketiga serta kompresi otak. Tipe
obstruksi ini mengakibatkan terjadinya hidrosefalus nonkomunikan yang di
tangani dengan pembedahan yaitu pembuatan jalur untuk mengalirkan cairan
serebrospinal di antara sistem ventricular serebral dan ruang subaraknoid.
Tekanan Intrakranial Tekanan intrakranial normal adalah 15 mmHg. Tekanan
ini diatur oleh laju pembentukan dan resistensi serta reabsorpsi cairan
serebrospinal melalui vili araknoid yang ditentukan oleh tekanan vena. Selain
itu, peningkatan aliran darah serebral, seperti saat menghirup anestesi volatile,
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial bersamaan dengan
peningkatan aliran darah serebral dan volume darah serebral. Tekanan darah
sistemik tidak mengubah tekanan intrakranial dalam autoregulasi normal.
Papiledema Secara anatomi, dura otak meluas sebagai selubung di sekitar saraf
optikus dan terhubung dengan sklera. Peningkatan tekanan intrakranial akan
ditransmisikan ke selubung saraf optik. Tekanan yang meningkat pada
selubung optik menghambat aliran darah di vena retina, mengakibatkan
peningkatan tekanan kapiler retina dan edema retina. Jaringan pada diskus
optikus menjadi edema dan bengkak pada rongga mata. Pembengkakan diskus
optik disebut papilledema.
Sawar Darah Otak

Sawar darah otak menggambarkan impermeabilitas dari kapiler pada cairan


serebrospinal, termasuk pleksus koroid, untuk mensirkulasi bahan seperti
elektrolit dan bahan eksogen serta toksin. Akibatnya, sel saraf dan glial pada
sistem saraf pusat, hidup dalam lingkungan yang terkendali. Sawar darah otak
dipertahankan oleh hubungan antara sel endotel dan kapiler otak. Pembentukan
kapiler otak oleh sel glial dapat menurunkan permeabilitas. Sawar darah otak
dibentuk minimal saat neonatus dan cenderung untuk terjadi kerusakan pada area
yang terkena radiasi, infeksi atau terkena neoplasma. Sawar darah otak juga relatif
permeabel pada daerah pituitari posterior dan zona pemicu kemoreseptor. Sawar
darah otak dikarakteristikkan dengan transport aktif yang dimediasi oleh p-
glycoprotein transporter (p-GP). Protein ini merupakan bagian dari ATP binding
cassette (ABC).Transport aktif dari morfin yang keluar dari sistem saraf pusat
difasilitasi oleh p-GP dan bertanggung jawab atas >90 menit penundaan antara
bolus morfin dan efek puncak morfin. (Sumber :https://simdos. unud.ac
.id/uploads/file_ penelitian 1_dir/0e7230126389d79c12c8c3168fb9d08a.pdf )
( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human physioloigly, Edisi
internasional, China:Yolanda Cossio)
Sistem Limbik
Sistem limbik merupakan suatu bagian otak yang berada pada bagian atas batang
otak dan di bawah korteks. Struktur limbic terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Hipothalamus
Berukuran kecil, seperti mutiara. Bagian orak ini memegang peranan
penting dalam aliran adrenalin, pusat emosi, mengontrol molekul-molekul yang
membuat seseorang merasa marah, atau tidak senang. Hipotalamus adalah
bagian otak yang be risi sejumlah nukleus kecil. Hipotalamus terletak di bawah
thalamus, tepat di atas batang otak. Dalam terminologi neuroanatomy,
membentuk bagian ventral diencephalon tersebut. Semua otak vertebrata yang
mengandung hipotalamus. Pada manusia, itu adalah kira-kira ukuran badam.
Hipotalamus bertanggung jawab untuk proses metabolisme tertentu dan
kegiatan lain dari Sistem Saraf otonom. Ini mensintesis dan mengeluarkan
neurohormonnya, sering disebut hipotalamus-melepaskan hormon, dan ini pada
gilirannya merangsang atau menghambat sekresi hormon hipofisis.
2. Septum
Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi, jamak:
Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang.
3. Epithalamus
Epithalamus adalah segmen posterior dorsal diencephalon (segmen di
tengah otak yang juga mengandung hipotalamus dan thalamus) yang meliputi
habenula habenula, the stria medullaris dan pineal body. Fungsinya adalah
hubungan antara sistem limbik ke bagian lain dari otak
4. Nuklei Anterior Thalamus
Kumpulan nuclei pada ujung rostral bagian thalamus dorsal. Nuklei
Anterior thalamus menerima serabut afferent mammillary bodies melalui
mammillothalamic tract dan subiculum, melalui fornix. Mereka juga
memproses untuk cingulate gyrus.
5. Ganglia Basalis
Kumpulan massa abu-abu yang berada pada bagian dalam hemisfer celebri
(massa putih/serabut saraf) dan terdiri dari nucleus caudatus. Nukleus caudatus
adalah massa kelabu yangmemanjang bagian cranial tepat di sisi lateral
ventrikel lateralis dan berbentukseperti buah per memanjang ke belakang
mempunyai ekor dan berakhir pada amygdala. Terlihat melingkari putamen
danmelakukan hubungan commisura dengan putamen –commisura asosiasi.
6. Hipokampus
Hipokampus (bahasa Inggris: Hippocampus) adalah bagian dari otak
besar yang terletak di lobus temporal. Manusia memiliki dua hippocampus,
yakni pada sisi diri dan kanan. Hipokampus merupakan bagian dari sistem
limbik dan berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi ruangan.
Sistem Kranial

Sebagian besar dari 12 pasang saraf kranial berasal dari batang otak. Beberapa
saraf kranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun
dari serabut sensorik dan motorik. Mereka penting dalam penglihatan,
pendengaran, pengecapan, penghiduan, sensasi wajah dan kulit kepala, gerakan
mata, mengunyah, menelan, ekspresi wajah, dan salivasi. ( Sumber: Sherwood,
lauralee. 2013. Introduction to human physioloigly: Edisi internasional , China :
Yolanda Cossio )

1) Saraf Olfaktorius
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa
nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke ujung bulbus olfaktori dan
menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus
olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
2) Saraf Optik
Merupakan saraf sensorik. Implus dari batang dan kerucut retina di bawa
ke badan sel akson yang membentuk saraf optik. Setiap saraf optik keluar dari
bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga kranial melalui foramen
optik. Seluruh serabut memanjang saat traktus optik, bersinapsis pada sisi
lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai area visual
lobus oksipital untuk persepsi indera pengelihatan.
3) Saraf Okulomotoris
Merupakan saraf gabungan, tapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa implus ke seluruh
otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang
membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut
sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot
mata yang terinervasi ke otak.
4) Saraf Traklear
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik
dan merupakan saraf terkecil dalam saraf kranial. Neuron motorik berasal dari
langit-langit otak tengah dan membawa implus ke otot oblik superior bola
mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot
dari otot oblik superior ke otak.
5) Saraf Trigeminal
Yaitu saraf kranial terbesar, yang merupakan saraf gabungan tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf
sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron
motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot
buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal.
Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
a. Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata,
kelnjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dari serta kepala.
b. Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi
atas, gusi dan bibir) dan palatum.
c. Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit
rahang dan area temporal kulit kepala
6) Saraf Abdusen
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari sebuah nukleus pada pons yang menginervasi otot
rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptik dari otot
rektus lateral ke pons.
7) Saraf Fasial
Merupakan saraf gabungan. Neron motorik terletak dalam nuclei pons.
Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan
kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari resptor pengecap
pada dua pertiga bagian anterior lidah.
8) Saraf Vestibulokokliaris
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear
atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran
dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke
arah auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa informasi yang
berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang
diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.
9) Saraf Glosofaringeal
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan
menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga
bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring. Neuron ini juga
membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam
pembuluh darah tertentu.
10) Saraf Vagus
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla
dan menginervasi hampir semua organ thoraks dan abdomen. Neuron sensorik
membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera
abdomen ke medulla dan pons.
11) Saraf Aksesori Spinal
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area: bagian kranial berawal dari medulla dan
menginervasi otot volunter faring dan laring, bagian spinal muncul dari
medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezeus dan
sternokleidomastoideus. Neutron sensorik membawa informasi dari otot yang
sama yang terinervasi oleh saraf motorik; misalnya otot laring, faring, trapezius
dan otot sternokleidomastoid.
12) Saraf Hipoglosal

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron
sensorik membawa informasi dari spindle otot di lidah.
Proses Terbentuknya Memori

Memori adalah penyimpangan pengetahuan yang didapat untuk dapat


diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingat merupakan dasar bagi individu
untuk mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu.
Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi agar berhasil
dan secara sengaja menghindari keadaan-keadaan tidak menyenangkan yang
seharusnya dapat diprediksi.

Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyimpanan


pengetahuan dikenal sebagai jejak memori. Secara umum, yang disimpan adalah
konsep, bukan informasi verbatim. Ketika Anda membaca halaman ini, Anda
menyimpan konsep yang dibahas, bukan kata-kata spesifiknya. Kemudian, ketika
Anda mengambil kembali konsep dari ingatan, Anda akan mengubahnya menjadi
kata-kata Anda sendiri. Namun, kita dapat saja mengingat potongan informasi
kata demi kata.

Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan paling sedikit dalam dua


cara: ingatan jangka-pendek dan ingatan jangka-panjang. Ingatan jangka-pendek
berlangsung beberapa detik hingga jam, sedangkan ingatan jangka-panjang
dipertahankan dalam hitungan harian hingga tahunan. Proses pemindahan dan
fiksasi jejak ingatan jangka-pendek menjadi simpanan ingatan jangka-panjang
dikenal sebagai konsolidasi.

Suatu konsep yang baru dikembangkan adalah konsep memori kerja, atau
apa yang disebut "papan tulis pikiran yang dapat dihapus". Memori kerja secara
temporer menahan dan menghubungkan berbagai potongan informasi yang
relevan dengan kegiatan mental yang sedang dilakukan. Melalui memori kerja,
Anda secara singkat menahan dan memproses data untuk segera digunakan, baik
informasi baru yang didapat maupun pengetahuan simpanan yang relevan yang
secara transien dimajukan ke memori kerja sehingga Anda dapat mengevaluasi
data yang datang sesuai konteks. Fungsi integratif ini sangat penting bagi
kemampuan Anda untuk berpikir, merencanakan, dan membuat penilaian. Dengan
membandingkan dan memanipulasi informasi baru dan lama dalam memori kerja,
Anda dapat memahami apa yang sedang Anda baca, melakukan percakapan,
menghitung tips restoran dalam kepala Anda, mencari jalan pulang, dan
mengetahui bahwa Anda harus menggunakan pakaian hangat jika Anda melihat
salju di luar. Secara singkat, memori kerja memungkinkan orang memadukan
pikiran-pikiran dalam rangkaian logis dan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan.

Temuan-temuan baru mengisyaratkan bahwa jika suatu ingatan yang


terbentuk dipanggil kembali secara aktif, ingatan tersebut menjadi labil (tak-stabil
atau dapat mengalami perubahan) dan harus dikonsolidasikan kembali ke keadaan
inaktif yang distabilkan ulang. informasi baru dapat diserap ke dalam jejak
ingatan lama selama rekonsolidasi. Oleh sebab itu, ingatan lama sebenarnya dapat
diubah setiap saat ketika diingat kembali.

Perbandingan Memori Jangka-Pendek dan Jangka Panjang

Karakteristik Memori Jangka- Memori Jangka-


Pendek Panjang
Waktu penyimpanan Segera Belakangan; harus
setelah akuisisi dipindahkan dari
informasi baru ingatan jangka-pendek
ke jangka-panjang
melalui konsolidasi;
ditingkatkan oleh
latihan atau daur-ulang
informasi melalui cara
jangka-pendek
Durasi Berlangsung dalam Dipertahankan dalam
hitungan detik hingga hitungan harian hingga
jam tahunan
Kapasitas penyimpanan Terbatas Sangat besar
Waktu pengambilan Cepat Pengambilan kembali
kembali (mengingat) lebih lambat, kecuali
untuk ingatan yang telah
tertanam kuat, yang
cepat kembali diingat
Ketidakmampuan Dilupakan secara Biasanya tidak dapat
mengingat kembali permanen; ingatan cepat diingat hanya secara
(lupa) lenyap kecuali transien; jejak ingatan
terkonsolidasi menjadi relatif stabil
ingatan jangka-panjang
Mekanisme Melibatkan modifikasi Melibatkan perubahan
penyimpanan transien fungsi sinaps fungsional atau
yang ada, misalnya struktural yang relatif
perubahan jumlah permanen antara
neurotransmiter yang neuron-neuron yang
dikeluarkan sudah ada, misalnya
pembentukan sinaps
baru; sintesis protein
baru berperan penting

Perbandingan Ingatan Jangka-Pendek Dan Jangka-Panjang

Informasi yang baru diperoleh pada awalnya diendapkan di ingatan


jangka-pendek, yang kapasitas penyimpanannya terbatas. Informasi dalam ingatan
jangka-pendek mengalami salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera
dilupakan (misalnya, lupa nomor telepon setelah Anda melihatnya dan memutar
nomornya), atau dipindahkan ke dalam mode ingatan jangka-panjang yang lebih
permanen melalui latihan aktif atau pengulangan. Daur-ulang informasi yang baru
diperoleh melalui ingatan jangka-pendek memperbesar kemungkinan bahwa
informasi baru ini akan terkonsolidasi menjadi ingatan jangkapanjang. (Karena
itu, ketika Anda belajar "borongan" untuk ujian, retensi jangka-panjang informasi
Anda kurang!). Hubungan ini dapat diibaratkan pembuatan film foto. Bayangan
asal (ingatan jangka-pendek) akan segera lenyap kecuali jika bayangan tersebut
difiksasi secara kimiawi (dikonsolidasikan) untuk menghasilkan gambar yang
bertahan lebih lama (ingatan jangka-panjang). Kadang-kadang hanya sebagian
ingatan yang terfiksasi, sementara yang lain lenyap. Informasi yang menarik atau
penting bagi individu lebih besar kemungkinannya didaur-ulang dan difiksasi
dalam ingatan jangka-panjang, sementara informasi yang kurang penting cepat
terhapus.

Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka-panjang jauh lebih besar


daripada kapasitas untuk ingatan jangka-pendek. Berbagai aspek informasi pada
jejak ingatan jangka-panjang tampaknya diproses, dikodifikasi, dan kemudian
disimpan dengan ingatan lain dari jenis yang sama; sebagai contoh, ingatan visual
disimpan secara terpisah dari ingatan pendengaran. Organisasi ini memudahkan
pencarian ingatan simpanan agar informasi yang diinginkan dapat diperoleh.
Sebagai contoh, dalam mengingat wanita yang pernah Anda jumpai, Anda dapat
menggunakan berbagai petunjuk mengingat dari berbagai simpanan, misalnya
nama, penampilan, parfum yang dia gunakan, ucapan yang dia lontarkan, atau
lagu yang terdengar sebagai latar belakang.

Pengetahuan simpanan tidak berguna kecuali jika dapat diambil kembali


dan digunakan untuk memengaruhi perilaku saat ini atau mendatang. Karena
gudang ingatan jangka-panjang lebih besar, sering diperlukan waktu lebih lama
untuk mengingat kembali ingatan jangka-panjang daripada ingatan jangka-
pendek. Mengingat adalah proses mengambil kembali informasi spesifik dari
simpanan ingatan; melupakan adalah ketidakmampuan mengambil kembali
informasi yang disimpan. Informasi yang lenyap dari ingatan jangka-pendek akan
dilupakan selamanya, tetapi informasi dalam simpanan jangka-panjang sering
hanya dilupakan secara transien. Contohnya, sering Anda hanya sesaat tidak dapat
mengingat nama seorang teman, tetapi nama tersebut "tiba-tiba muncul" di benak
Anda kemudian. Beberapa bentuk ingatan jangka-panjang yang melibatkan
informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari pada hakikatnya tidak
pernah dilupakan dan cepat diakses kembali, misalnya mengetahui nama Anda
atau mampu menulis.( Sumber: Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human
physioloigly: Edisi internasional , China : Yolanda Cossio )
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel utama yaitu : Neuron (sel saraf) dan
Neurologia (sel penyokong). Neuron merupakan sel saraf yang bergabung
untuk mengantar impuls atau rangsangan. Neuron adalah suatu sel saraf dan
merupakan unit anatomi dan fungsional sistem persarafan. Jenis neuron ada 3
yaitu : Neuron sensoris (aferen), Neuron motorik (eferen) Interneuron.
Fisiologi Neuron yaitu impuls saraf. Potensial aksi, sinaps , dan
neutrotransmitter.

Susunan sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Susunan Saraf Pusat terdiri atas neuron dan akson yang terdapat pada otak
(otak besar, otak kecil, batang otak) dan medula spinalis (sumsum tulang
belakang)
2. Susunan Saraf Tepi ( pheripheral nervous system) terdiri atas neuron dan
akson yang terletak diluar susunan saraf pusat Sistem ini terdiri dari
jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem
ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak ; saraf spinal, yang
berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang
berhubungan.
Meningen adalah selaput atau membrane yang melapisi dan melindungi
otak. Meningen terdiri dari 3 bagian, yaitu durameter, arachnoid, dan piameter.

Fungsi CSF (Cairan Serebrospinal) Cairan serebrospinal merupakan cairan


yang tidak berwarna yang mengisi dan mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang dan memberikan penghalang mekanis terhadap kejut. Fungsi utama
cairan serebrospinal adalah untuk melindungi otak di rongga tengkorak.
B. Saran
Untuk dapat memahmi sistem saraf, selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada ( buku,
internet, dan lan-lain )kita harus dapat mengkaitkan materi–materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari , agar lebih mudah untuk
paham dan akan selalu ingat
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Fitriani Lumongga : Meningen dan Cerebrospinal Fluid, 2007


USU Repository 2008.
 Heryati, E dkk. 2008, fisiologi faal:diktat kuliah, FIP universitas
pendidikan indonesia, Bandung.
 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file.../0e7230126389d79c12c8c3
168fb9d08a.pdf.
 https://simdos. unud.ac .id/uploads/file penelitian 1_dir/0e723012

63 89d79c12c8c3168fb9d08a.pdf
 Rahmi,Upik dkk. 2018, anatomi dan fisiologi tubuh manusia, UPI
PRESS : Bandung.
 Sherwood, lauralee. 2013. Introduction to human physioloigly:
Edisi internasional , China : Yolanda Cossio.
 Setiadi. 2007. Anotomi dan fisiologi manusia,Jakarta: Graha ilmu)
 staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/.../ANATOMI-FISIOLOGI-
SISTEM-SARAF.pdf.

Anda mungkin juga menyukai