Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA

SISTEM SARAF

DI SUSUN OLEH :

NENENG ZAKIYATUS SHOLIHAH 21431022

SITI ARIYANAH 21431002

PUTRI FADILLAH 21431020

UMAR PAHMALA 21431021

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS LA TANSA MASHIRO


2023

KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Saraf” yang berkaitan dengan bentuk dan susunan Pendidikan Indonesia.
Mudah-mudahan kita semua diberikan kelancaran oleh allah SWT dan dimudahkan dalam
urusannya Aamiin.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang penuh dengan
cahaya yaitu Agama Islam.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia dalam rangka
memperoleh nilai mata kuliah Program Studi Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas La Tansa Mashiro.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Pak Jajang Miharja, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia.

2. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan serta teman-teman
sekalian

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
waktu, tenaga dan kemampuan, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan, demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata,
penulis berharap agar makalh ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya, khususnya bagi
saya selaku penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

A. Latar belakang.........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4

C. Tujuan.......................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5

A. Pengertian Sistem Saraf..........................................................................................................5

B. Penyusun Sel Saraf..................................................................................................................5

C. Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat (SSP)..........................................................................6

D. Sistem Saraf Tepi.....................................................................................................................8

E. Gangguan pada Sistem Saraf................................................................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11

Kesimpulan....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tubuh manusia merupakan keseluruhan struktur fisik organisme manusia. Tubuh
manusia terdiri atas kepala, leher, batang badan, dua lengan dan dua kaki. Ketinggian rata-
rata tubuh manusia dewasa sekitar 1,6 m. Ukuran tubuh manusia biasanya ditentukan oleh
gen. Jenis dan komposisi tubuh dipengaruhi oleh faktor pasca kelahiran seperti diet dan
olahraga.

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima


rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan
tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel
saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron)

Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan
tertentu. Ada lima macam indera pada manusia, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika: Saraf-saraf yang berfungsi membawa
rangsangan bekerja dengan baik, Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,dan
alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem Saraf?
2. Apa Saja Penyusun Sel Saraf?
3. Apa Fungsi Sistem Saraf?
4. Bagaimana Mekanisme Kerja Saraf Pusat dan Saraf Tepi?
5. Apa Saja Gangguan yang dapat Terjadi Pada Sistem Saraf?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem saraf dan penyusun sel saraf
2. Mengetahui fungsi-fungsi dari sistem saraf
3. Mengetahui mekanisme kerja saraf pusat maupun saraf tepi
4. Mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem saraf
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impuls
saraf ke susunan saraf pusat, proses impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron sistem
saraf sangat berperan dan iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat
menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Sistem saraf merupakan sistem komunikasi internal yang cepat dan melibatkan
reseptor pengindera, jejaring sel saraf, dan hubungan ke otot serta kelenjar yang menanggapi
sinyal saraf. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf
tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi
terdiri atas dua komponen fungsional sistem saraf motorik dan sistem saraf otonom.

B. Penyusun Sel Saraf


Jaringan Saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel tersebut
dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak terpisahkan yang
menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron pada sel neuroglia akan menyertai titik adapun
sel neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk
kehidupan neuron. Dengan kata lain neurolia berfungsi untuk menjamin kehidupan neuron
agar tetap dapat melaksanakan kegiatan titik neuron merupakan unit struktural dan fungsional
dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan
eksitabilitas (dapat dirangsang) serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan
sangat baik.

Neuron terdiri dari tiga bagian yaitu

a. Badan sel (perikarion)


Badan sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus berjumlah satu atau
lebih yang dikelilingi sitoplasma granular.
b. Dendrit
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma dari bagian badan sel dibandingkan akson
dendrit ini lebih halus lebih pendek dan memiliki percabangan yang lebih banyak.
Fungsi dendrit adalah untuk meneruskan rangsangan dari organ penerima rangsangan
reseptor) menuju ke badan sel
c. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita
dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut:
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut
halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan impuls.
2) Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin
merupakan bagian paling luar dari aks yang berfungsi untuk melindungi akson.
Selain itu, bagian ini pulalah yang berikan nutrisi dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk mempertahankan katan dari akson.
3) Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi
selubung mielin. Bagian ini tersusun dan sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini,
terlihat bagian akson tampak berbuku-buku.

C. Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat (SSP)

Otak dan sumsum tulang belakang SSP vertebrata terkoordinasi secara erat. Otak
menyediakan daya integratif yang mendasari perilaku kompleks vertebrata. Sumsum tulang
belakang, yang membentang di bagian dalam columna vertebralis (tulang belakang),
menghantarkan informasi ke dan dari otak serta membangkitkan pola-pola lokomosi dasar.
Sumsum tulang belakang juga bertindak secara independen dari otak sebagai bagian dari
sirkuit saraf sederhana yang menghasilkan refleks (reflex), respons otomatis tubuh terhadap
rangsangan tertentu.
Refleks melindungi tubuh dengan memicu respons yang cepat dan tak-sadar terhadap
suatu rangsangan tertentu. Misalnya, jika Anda meletakkan tangan Anda di kompor yang
panas, refleks mulai menarik tangan Anda ke belakang sebelum sensasi nyeri telah diolah
dalam otak Anda. Serupa dengan itu, jika lutut Anda tertekuk ketika mengangkat benda berat,
tegangan di lutut Anda memicu refleks yang mengontraksi otot-otot paha, sehingga.
membantu Anda tetap tegak dan mendukung beban itu.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.

a. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata),
dan jembatan varol.
1) Otak Besar (Serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
2) Otak Tengah (Mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan
pusat pendengaran.
3) Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian
belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi
tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil
dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak
besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam
(medula) berwarna putih.

b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang
belakang Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum
tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang
kedua Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
- Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
- Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
- Mengatur gerak refleks tubuh.

D. Sistem Saraf Tepi


Sistem Saraf Tepi mengantarkan informasi ke dan dari SSP dan berperan besar dalam
meregulasi gerakan dan lingkungan internal hewan (Peraga 49.7). Informasi sensoris
mencapai SSP di sepanjang neuron-neuron SST yang dikenal sebagai aferen (afferent, dari
kata Latin yang berarti 'membawa ke arah'). Setelah pemrosesan informasi di dalam SSP,
instruksi kemudian berjalan ke otot, kelenjar, dan sel-sel endokrin di sepanjang neuron SST
yang dikenal sebagai eferen (efferent, dari kata Latin yang berarti 'membawa menjauh).
Secara struktural, SST vertebrata terdiri dari pasangan kiri-kanan saraf kranial dan
spinal serta ganglia yang terkait. Saraf kranial (cranial nerve) menghubungkan otak dengan
lokasi-lokasi yang sebagian besar terdapat dalam organ-organ dan tubuh bagian atas.

Sistem saraf tepi terdiri atas dua komponen fungsional sistem saraf motorik dan sistem saraf
otonom.

a. Sistem motorik (motor system) terdiri dari neuron-neuron yang membawa sinyal ke
otot rangka, terutama sebagai respons terhadap rangsangan eksternal. Walaupun
sistem motorik seringkali dianggap bersifat sadar karena ia merupakan subjek kontrol
sadar, banyak aktivitas otot rangka yang sebenarnya dikontrol oleh batang otak atau
oleh refleks-refleks dimediasi sumsum tulang belakang.
b. Sistem saraf otonom (autonomic nervous system) meregulasi lingkungan internal
dengan mengontrol otot polos dan jantung serta organ-organ sistem pencernaan,
kardiovaskular, ekskresi, dan endokrin. Kontrol ini umumnya berlangsung secara tak
sadar. Tiga divisi-simpatik, parasimpatik, dan enterik- bersama-sama menyusun
sistem saraf otonom.

Divisi simpatik dan parasimpatik dari sistem saraf otonom sebagian besar memiliki
fungsi-fungsi antagonistik (berlawanan) dalam meregulasi fungsi organ. Aktivasi divisi
simpatik (sympathetic division) berkesesuaian dengan kondisi bangun atau pembangkitan
energi (respons 'lawan-atau-lari'). Misalnya, jantung berdetak lebih cepat, pencernaan
dihambat, hati mengubah glikogen menjadi glukosa, dan sekresi epinefrin (adrenalin) dari
medula adrenal dirangsang.

Divisi parasimpatik (parasympathetic division) umumnya menyebabkan respons


berlawanan yang mendorong diri dan pengembalian fungsi pemeliharaan-diri ('istirahat dan
mencerna'). Misalnya, peningkatan aktivitas pada divisi parasimpatik menurunkan laju detak
jantung, meningkatkan pencernaan, dan meningkatkan produksi glikogen. Akan tetapi, dalam
meregulasi aktivitas reproduktif, divisi parasimpatik berkomplemen, bukan melawan kerja
divisi simpatik. Fungsi keseluruhan dari divisi simpatik dan parasimpatik tercermin dalam
lokasi neuron-neuron di setiap divisi dan neurotransmiter glukosa, yang dilepaskan oleh
neuron-neuron ini.

Divisi enterik (enteric division) SST terdiri dari jejaring-jejaring neuron di dalam saluran
pencernaan, pankreas, dan kandung empedu. Di dalam organ-organ ini, neuron-neuron dari
divisi enterik mengontrol sekresi serta mengontrol otot- otot polos yang menghasilkan
peristalsis. Walaupun divisi enterik dapat berfungsi secara independen, divisi ini normalnya
diregulasi oleh divisi-divisi simpatik dan parasimpatik.
Divisi Parasimpatik Divisi Simpatik
Neuron Praganglion Letak Batang otak, segmen sakral Segmen toraks dan lumbar sumsum
sumsum tulang belakang tulang belakang
Neurotransmiter yang dilepaskan Asetilkolin Asetilkolin
Neuron pascaganglion Letak Ganglia yang dekat dengan Ganglia yang dekat dengan organ
atau di dalam organ target target atau rantai ganglia di dekat
sumsum tulang belakang
Neurotransmiter yang dilepaskan Asetilkolin Norepinefrin

E. Gangguan pada Sistem Saraf


Kelainan sistem saraf dapat dijelaskan secara molekuler.
a. Skizofrenia yang dicirikan oleh halusinasi, delusi, dan gejala-gejala lain,
memengaruhi jalur neuronal yang menggunakan dopamin sebagai neurotransmiter.
b. Depresi Gangguan bipolar, dicirikan oleh fase mania (suasana hati yang meledak-
ledak) dan depresi (suasana hati yang suram) dan depresi mayor, yang membuat
pasien mengalami suasana hati yang suram terus- menerus, seringkali ditangani
dengan obat-obatan yang meningkatkan aktivitas amin-amin biogenik di otak.
c. Kecanduan Obat dan Sistem Reward Otak Penggunaan obat secara kompulsif yang
merupakan ciri dari kecanduan mencerminkan aktivitas yang berubah dari sistem
reward otak, yang normalnya memberikan motivasi bagi tindakan-tindakan, misalnya
makan, yang meningkatkan kesintasan atau reproduksi.
d. Penyakit Alzheimer Penyakit Alzheimer adalah suatu demensia yang terkait dengan
usia dan ditandai dengan pembentukan belitan-belitan neurofibriler dan plak-plak
amiloid di otak.
e. Penyakit Parkinson Penyakit Parkinson adalah kelainan motorik yang disebabkan oleh
kematian neuron-neuron penyekresi-dopamin dan terkait dengan keberadaan agregat-
agregat protein.
f. Terapi Berbasis Sel Punca Otak manusia dewasa mengandung sel-sel punca yang
dapat berdiferensiasi menjadi neuron-neuron dewasa. Induksi diferensiasi sel punca
dan transplantasi sel punca hasil kultur merupakan punca metode-metode yang
berpotensi menggantikan neuron neuron yang rusak akibat trauma atau penyakit.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Sistem saraf merupakan sistem komunikasi internal yang cepat dan melibatkan

reseptor pengindera, jejaring sel saraf, dan hubungan ke otot serta kelenjar yang menanggapi

sinyal saraf. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf

tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi

terdiri atas dua komponen fungsional sistem saraf motorik dan sistem saraf otonom.

Penyusun sel saraf ada badan sel, dendrit dan akson. Otak memiliki 3 bagian yaitu

otak besar, otak Tengah dan otak kecil.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil dkk. Biologi Edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga, 2008.
Kurniawan, Reiza Farandika. Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia. Depok : Vicosta
Publishing, 2014.

Anda mungkin juga menyukai