SISTEM SARAF
DI SUSUN OLEH :
PENDIDIKAN BIOLOGI
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Saraf” yang berkaitan dengan bentuk dan susunan Pendidikan Indonesia.
Mudah-mudahan kita semua diberikan kelancaran oleh allah SWT dan dimudahkan dalam
urusannya Aamiin.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang penuh dengan
cahaya yaitu Agama Islam.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia dalam rangka
memperoleh nilai mata kuliah Program Studi Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas La Tansa Mashiro.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Pak Jajang Miharja, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia.
2. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan serta teman-teman
sekalian
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
waktu, tenaga dan kemampuan, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan, demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata,
penulis berharap agar makalh ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya, khususnya bagi
saya selaku penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
Kesimpulan....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh manusia merupakan keseluruhan struktur fisik organisme manusia. Tubuh
manusia terdiri atas kepala, leher, batang badan, dua lengan dan dua kaki. Ketinggian rata-
rata tubuh manusia dewasa sekitar 1,6 m. Ukuran tubuh manusia biasanya ditentukan oleh
gen. Jenis dan komposisi tubuh dipengaruhi oleh faktor pasca kelahiran seperti diet dan
olahraga.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan
tertentu. Ada lima macam indera pada manusia, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika: Saraf-saraf yang berfungsi membawa
rangsangan bekerja dengan baik, Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,dan
alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem Saraf?
2. Apa Saja Penyusun Sel Saraf?
3. Apa Fungsi Sistem Saraf?
4. Bagaimana Mekanisme Kerja Saraf Pusat dan Saraf Tepi?
5. Apa Saja Gangguan yang dapat Terjadi Pada Sistem Saraf?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem saraf dan penyusun sel saraf
2. Mengetahui fungsi-fungsi dari sistem saraf
3. Mengetahui mekanisme kerja saraf pusat maupun saraf tepi
4. Mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem saraf
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impuls
saraf ke susunan saraf pusat, proses impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron sistem
saraf sangat berperan dan iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat
menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Sistem saraf merupakan sistem komunikasi internal yang cepat dan melibatkan
reseptor pengindera, jejaring sel saraf, dan hubungan ke otot serta kelenjar yang menanggapi
sinyal saraf. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf
tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi
terdiri atas dua komponen fungsional sistem saraf motorik dan sistem saraf otonom.
Otak dan sumsum tulang belakang SSP vertebrata terkoordinasi secara erat. Otak
menyediakan daya integratif yang mendasari perilaku kompleks vertebrata. Sumsum tulang
belakang, yang membentang di bagian dalam columna vertebralis (tulang belakang),
menghantarkan informasi ke dan dari otak serta membangkitkan pola-pola lokomosi dasar.
Sumsum tulang belakang juga bertindak secara independen dari otak sebagai bagian dari
sirkuit saraf sederhana yang menghasilkan refleks (reflex), respons otomatis tubuh terhadap
rangsangan tertentu.
Refleks melindungi tubuh dengan memicu respons yang cepat dan tak-sadar terhadap
suatu rangsangan tertentu. Misalnya, jika Anda meletakkan tangan Anda di kompor yang
panas, refleks mulai menarik tangan Anda ke belakang sebelum sensasi nyeri telah diolah
dalam otak Anda. Serupa dengan itu, jika lutut Anda tertekuk ketika mengangkat benda berat,
tegangan di lutut Anda memicu refleks yang mengontraksi otot-otot paha, sehingga.
membantu Anda tetap tegak dan mendukung beban itu.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.
a. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata),
dan jembatan varol.
1) Otak Besar (Serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
2) Otak Tengah (Mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan
pusat pendengaran.
3) Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian
belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi
tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil
dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak
besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam
(medula) berwarna putih.
Sistem saraf tepi terdiri atas dua komponen fungsional sistem saraf motorik dan sistem saraf
otonom.
a. Sistem motorik (motor system) terdiri dari neuron-neuron yang membawa sinyal ke
otot rangka, terutama sebagai respons terhadap rangsangan eksternal. Walaupun
sistem motorik seringkali dianggap bersifat sadar karena ia merupakan subjek kontrol
sadar, banyak aktivitas otot rangka yang sebenarnya dikontrol oleh batang otak atau
oleh refleks-refleks dimediasi sumsum tulang belakang.
b. Sistem saraf otonom (autonomic nervous system) meregulasi lingkungan internal
dengan mengontrol otot polos dan jantung serta organ-organ sistem pencernaan,
kardiovaskular, ekskresi, dan endokrin. Kontrol ini umumnya berlangsung secara tak
sadar. Tiga divisi-simpatik, parasimpatik, dan enterik- bersama-sama menyusun
sistem saraf otonom.
Divisi simpatik dan parasimpatik dari sistem saraf otonom sebagian besar memiliki
fungsi-fungsi antagonistik (berlawanan) dalam meregulasi fungsi organ. Aktivasi divisi
simpatik (sympathetic division) berkesesuaian dengan kondisi bangun atau pembangkitan
energi (respons 'lawan-atau-lari'). Misalnya, jantung berdetak lebih cepat, pencernaan
dihambat, hati mengubah glikogen menjadi glukosa, dan sekresi epinefrin (adrenalin) dari
medula adrenal dirangsang.
Divisi enterik (enteric division) SST terdiri dari jejaring-jejaring neuron di dalam saluran
pencernaan, pankreas, dan kandung empedu. Di dalam organ-organ ini, neuron-neuron dari
divisi enterik mengontrol sekresi serta mengontrol otot- otot polos yang menghasilkan
peristalsis. Walaupun divisi enterik dapat berfungsi secara independen, divisi ini normalnya
diregulasi oleh divisi-divisi simpatik dan parasimpatik.
Divisi Parasimpatik Divisi Simpatik
Neuron Praganglion Letak Batang otak, segmen sakral Segmen toraks dan lumbar sumsum
sumsum tulang belakang tulang belakang
Neurotransmiter yang dilepaskan Asetilkolin Asetilkolin
Neuron pascaganglion Letak Ganglia yang dekat dengan Ganglia yang dekat dengan organ
atau di dalam organ target target atau rantai ganglia di dekat
sumsum tulang belakang
Neurotransmiter yang dilepaskan Asetilkolin Norepinefrin
Kesimpulan
Sistem saraf merupakan sistem komunikasi internal yang cepat dan melibatkan
reseptor pengindera, jejaring sel saraf, dan hubungan ke otot serta kelenjar yang menanggapi
sinyal saraf. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf
tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi
terdiri atas dua komponen fungsional sistem saraf motorik dan sistem saraf otonom.
Penyusun sel saraf ada badan sel, dendrit dan akson. Otak memiliki 3 bagian yaitu
Campbell, Neil dkk. Biologi Edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga, 2008.
Kurniawan, Reiza Farandika. Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia. Depok : Vicosta
Publishing, 2014.