Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRUKTUR HEWAN

“SISTEM SARAF (ANATOMI DAN HISTOLOGIS)”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. Yunita Ariyani (4220039)

2. Annisa Fitri (4220023)

3. Ema Yulianti (4220025)

PRODI: BIOLOGI II B

DOSEN PENGAMPU: MARETA WIDIYA, M.Pd.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.Tanpa pertolongan-Nya tentu saya tidak bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Saya mengucapkan syukur atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan
kesehatan sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Struktur Hewan tentang “SISTEM SARAF”

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini jauh darikata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu saya sebagai penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini.Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing Morfologi Tumbuhan
yang telah membimbing saya dalam menulis makalah ini.

Lubuklinggau, 22 April 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar belakang.................................................................................. 1
B. B.Rumusanmasalah.......................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
A. Pengertian Sistem Saraf................................................................... 2
B. Sel Saraf (Neuron)........................................................................... 3
C. Impuls............................................................................................... 6
D. Fungsi Sistem Saraf......................................................................... 6
E. Klasifikasi Sistem Saraf................................................................... 7
F. Anatomi dan Histologi sistem saraf................................................. 9
BAB III PENUTUP.................................................................................... 14
A. Kesimpulan...................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 15

iii
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf merupakan hal terpenting bagi tubuh manusia, system saraf adalah
sistem organ yang dapat meregulasi dan mengatur sistem-sistem organ tubuh yang
lain. Sistem tersebut juga bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat
yang dimiliki manusia.Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap
terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud sistem saraf ?

2. Apa saja penyusun sel saraf ?

3. Apa saja fungsi sistem saraf ?

4. Apa anatomi dan histologis sistem saraf?

C. Tujuan

Adapun tujuan dibuatkannya makalah ini yaitu:

1.Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah

2.Untuk mengetahui pengertian, penyusun, fungsi, sistem saraf

3.Untuk mengetahui anatomi dan histologis sistem saraf

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh.Sistem ini memungkinkan Anda untuk
melakukan berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta
semua aktivitas mental, termasuk berpikir, belajar, dan mengingat.Ini juga
membantu Anda mengontrol bagaimana tubuh bereaksi dalam keadaan darurat.

Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan multiseluler, tetapi bervariasi


dalam kompleksitas.Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf sama
sekali adalah porifera, placozoa dan mesozoa, yang memiliki rancangan tubuh
sangat sederhana. Sistem saraf ctenophora dan cnidaria (contohnya, anemon,
hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri dari jaringan saraf difus. Semua jenis hewan
lain, terkecuali beberapa jenis cacing, memiliki sistem saraf yang meliputi otak,
sebuah central cord (atau 2 cords berjalan paralel), dan saraf yang beradiasi dari
otak dan central cord. Ukuran dari sistem saraf bervariasi dari beberapa ratus sel
dalam cacing tersederhana, sampai pada tingkatan 100 triliun sel pada manusia

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf (neuron) yang mempunyai
bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untukdideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.Fungsi sel
saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:

2
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun
dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut
neuron.
c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.

B. Sel-sel pada Sistem Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf dan sel glial.
Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls dari panca indera
menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim ke otot. Sedangkan sel glial
berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1. Sel Saraf (Neuron)

Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada sistem
saraf.Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls.Setiap satu neuron terdiri
dari tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson.Pada system
saraf, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di dendritic spines, yang
mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total neuron area permukaan. Badan sel
dihubungkan dengan sel yang lain melalui akson yang ujung satu dengan yang
lain membentuk sinaps. Pada masing-masing sinap terjadi komunikasi neuron
dengan sel yang lain.

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel
saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

3
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. Khas dendrit adalah sangat
bercabang dan masing-masing cabang membawa proses yang
disebutdendritic spines.
c. Akson
Akson disebut neurit.Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat
benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel-selsachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu
pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungiakson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

4
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3macam, yaitu
sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

1. Sel saraf sensori


Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan
saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motoris
Fungsi sel saraf motoris adalah mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh
terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat.
Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel sarafintermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat
ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan
sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel
saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya.

5
C. Impuls

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan
adalah sebagai berikut:

a. Perubahan dari dingin menjadi panas.


b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan


menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja
atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
2. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari.
Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
sangat singkat dan tidak melewati otak.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
a. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing
yang masuk ke mata.

D. Fungsi Sistem Saraf

a. Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita,


dilakukan melalui alat indera.

6
b. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi
pada tubuh kita.
c. Mengendalikan kerja organ-organ tubuh

E. Klasifikasi Sistem Saraf

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang.Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem
saraf otonom.mempunyai 3 materi esensial yaitu:

a. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu


b. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih
c. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel
saraf di dalam sistem saraf pusat.

Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan
bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah
berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa
materi putih.

1. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat
lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.
a. Otak-otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan
tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri.
Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas
permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Bagian
dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya
berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3
bagian, yaitu:
 Otak depan (Prosoncephalon)Otak depan berkembang menjadi
telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang

7
menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang
menjadi thalamus, hipotamus.
 Otak tengah (Mesencephalon)Otak tengah terletak di depan otak
kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapattalamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi
otak tengah.
 Otak belakang (Rhombencephalon)Otak belakang berkembang
menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon
berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan
mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata
b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada
bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori
dari reseptor dihantar masuk kesumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.

2. Sistem Saraf Perifer


Sistem saraf periferadalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf
perifermerupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh
yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian,
otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf
pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Sistemsaraf
periferdisusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar

8
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang(saraf spinal), yaitu saraf-
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

F. Anatomi dan Histologi sistem saraf

Anatomi Saraf tepi terdiri dari komponen jaringan pengikat (connective tissue)
dan

komponen saraf.Unit fungsional terkecil pada saraf tepi adalah serat saraf, baik
unmyelinated ataupun myelinated.Serat saraf tidak bermyelin terdiri dari beberapa
akson yang terbungkus oleh sel Schwann, sedang yang bermyelin hanya terdiri
dari satu akson.Membran dari sel Schwann ini membungkus serat saraf untuk
membentuk multilaminated myelin sheath (Flores, Lavernia and Owens, 2000).
Tampak arah aksi potensial menuju sinaps (Flores, Lavernia and Owens,
2000)Struktur dasar neural terdiri dari akson dan sel Schwann. Serabut saraf ada
yang termielinisasi dan yang tidak. Saraf sensoris dan motoris terdiri dari kedua
tipe serabut dengan rasio 4 yang tidak termielinisasi dan 1 yang termielinisasi.
Serabut yang tidak termielinisasi tersusun atas beberapa akson yang mengelilingi
sel Schwann. Pada kebanyakan kasus akson yang tidak termielinisasi berukuran
kecil dengan diameter berkisar antara 0.15 sampai 2.0 µm (Flores, Lavernia and
Owens, 2000).Akson dari serabut saraf yang termielinisasi dilapisi oleh sel
Schwann tunggal. Secara histologis, serabut termielinisasi terdiri dari sitoplasma
sentral yang dikelilingi oleh axolemma yang dikelilingi lagi oleh sel Schwann. Sel
Schwann berfungsi sebagai sel satelit khusus yang dapat diidentifikasi dengan
mikroskop elektron. Pada perbatasan antara sel Schwann, axolemma terpapar
dengan suatu rongga yang disebut dengan nodus Ranvier. Nodus ini membantu
dalam propagasi depolarisasi aksi potensial sepanjang saraf. Bagian termielinisasi
dari akson merupakan bagian yang dapat mempercepat konduksi akson karena
gelombang depolarisasi akan meloncat dari satu nodus ke nodus lainnya. Hal ini
disebut dengan konduksi saltatoris dan hal ini meningkatkan kecepatan transmisi.
Serabut saraf yang tidak termielinisasi dapat menghantarkan impuls elektrik
dengan kecepatan 2-2.5 m/s, sedangkan serabut saraf yang termielinisasi dapat
menghantarkan impuls dengan kecepatan 3-150 m/s (Maggi, Lowe and
Mackinnon, 2003).Jaringan pengikat meliputi struktur endonerium, perinerium,

9
dan epinerium yang mengatur dan melindungi serat saraf dan akson.Jaringan
pengikat endoneurium berupa serat kolagen tipis membungkus serat saraf yang
bermyelin maupun yang tidak bermyelin.Sekelompok serat pembungkus
endonerium, fasikel, terbungkus oleh beberapa pembungkus jaringan pengikat
yang disebut perinerium.

Bagian luar dari saraf adalah epineurium dan terdiri dari kolagen dan fiber elastis.
Epineurium internal adalah struktur yang terdiri dari fasikel, yang terdiri dari
serabut saraf termielinasi dan yang tidak termielinasi. Fasikel berlainan dalan
jumlah dan ukurannya, yang dapat saja berupa fasikel tunggal (monofasikular),
beberapa fasikel (oligofasikular), atau banyak fasikel (polifasikular). Setiap
fasikel dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut dengan perineurium, yang terdiri
dari fibril kolagen yang tersebar diantara sel perineural. Lapisan perineural adalah
tempat utama dengan permeabilitas selektif karena terdapat tight junctions yang
tersusun diantara sel perineural. Disekitar akson, terdapat matriks kolagen gelatin
longgar yang disebut dengan endoneurium. Walapun jaringan endoneurium
memiliki tensile strength, perineurium menyediakan tensile strength dan
elastisitas dari saraf perifer.(Maggi, Lowe and Mackinnon, 2003).

Histologi Sistem Saraf Lecture Notes : Neurosains Theme : Struktur Mikroskopik


Sistem Saraf Oleh : dr. H. Ahmad Aulia Jusuf, AHK, PhD

A. Pendahuluan Aktivitas selama sehari-hari merupakan hasil kontrol dan kerja


dari jaringan saraf. Di mana dari proses berhitung kecil sampai melakukahal-hal
yang memerlukan emosi dikontrol oleh sistem saraf. Gangguan pada sistem saraf
akan berefek pada seluruh tubuh.

B. Struktur Mikroskopik, Histofisiolagis, dan Histodinamika Jaringan Saraf


Jaringan saraf merupakan salah satu dari empat jaringan dasar tubuh. Di mana
jaringan saraf hanya disusun oleh dua macam sel yaitu neuron dan neuroglia.
Fungsi utamanya adalah untuk komunikasi. Berikut klasifikasi sistem saraf :

1. Anatomi - Saraf Pusat Merupakan susunan jaringan saraf yang disusun oleh
otak serta medulla spinalis. Pelindung sistem saraf pusat adalah tulang tengkorak
dan vertebra. - Saraf Tepi Merupakan susunan jaringan saraf yang terletak di luar

10
dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi disusun oleh 12 pasang saraf kranial serta
31 pasang saraf spinal. Selain itu, ada sistem saraf otonom yang dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu : Saraf Simpatis Akan muncul dari segmen
torakolumbalis  Saraf Parasimpatis Akan muncul dari segmen kraniosakralis.

2. Fungsional - Komponen Sensoris Susunan saraf pusat akan menerima segala


rangsang yang dibawa oleh saraf dari luar tubuh (eksteroseptif) maupun dalam
tubuh (interoseptif). Dari komponen sensoris ini akan dibagi menjadi dua
kelompok, antara lain: Somatosensoris Bagian ini akan menerima impuls dari luar
tubuh

Histologi Sistem Saraf Viseralsensoris Bagian ini akan menerima rangsang dari
dalam tubuh - Komponen Motoris Komponen ini akan menyampaikan impuls dari
sistem saraf pusat menuju jaringan atau efektor. Komponen motoris ini akan
dibagi menjadi dua kelompok, antara lain : Somatomotoris Mensarafi derivat
somit-somit embrio antara lain otot, tulang, dan kulit. Viseralmotoris Mensarafi
organ dalam yang disusun oleh otot polos, otot jantung, serta kelenjar-kelenjar
tubuh. Secara embriologis, sistem saraf akan berkembang saat minggu ke-3 di
mana terjadi proses pembentukan neural plate, neural fold, neural groove, dan
terakhir neural tube. Neural tube akan berkembang menjadi tiga vesikel otak yang
antara lain prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Kemudian,
bagian ektoderm yang memisah dari neural tube (disebut neural crest) akan
berkembang membentuk saraf tepi. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari lecture
notes mengenai embriogenesis sistem saraf. Jaringan saraf memiliki dua
komponen antara lain neuron dan neuroglia. Berikut penjelasannya : 1. Neuron -
Telah berdiferensiasi maksimal sehingga tidak bisa membelah lagi - Memiliki
badan sel (perikarion) - Memiliki juluran atau prosesus yang dibedakan menjadi
dua yaitu akson dan dendrit - Berikut bagian-bagian dari neuron Struktur Motor
Neuron1 Akson dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain :

1. Akson Bermielin Memiliki selubung mielin yang dibuat dari oligodendrosit (di
SSP) dan sel Schwann (di SST). Satu sel oligodendrosit dapat menyelubungi
beberapa akson, namun satu sel Schwann hanya menyelebungi satu akson. Di
mana akan ada celah dari tiap selubung mielin yang disebut nodus Ranvier.

11
2. Akson Tidak Bermielin Akson ini tidak bermielin namun pada saraf tepi hanya
diselubungi sel Schwann dan di saraf pusat dikelilingi oleh jaringan ikat. Dalam
hal ini satu sel Schwann dapat menyelubungi banyak akson. Mielin ini tersusun
atas lipid dan neurokeratin. Selubung mielin ini berwarna putih sehingga
menyusun substansia alba. Untuk melihat mielin di mikroskop dapat diwarnai
dengan pulasan hitam osmium tetraoksida. Selain itu, bisa juga dengan
hematoksilin jika mielin sudah difiksasi dengan bikromat. Proses pembentukan
mielin dimulai dari invaginasi serat saraf ke dalam sitoplasma sel Schwann.
Kemudian kedua ujung sitoplasma dari sel Schwann menyatu (tempat
penyatuannya disebut mesaxon interna) dan membungkus serat saraf. Selanjutnya,
mesaxon interna meluas ke dalam membentuk lamela sitoplasma sel Schwann.
Selanjutnya terjadi penghilangan sitoplasma sel Schwann diikuti dengan
penyatuan membran sitoplasma sehingga terbentuklah garis perioda. Selanjutnya
pembentukan garis in

Histologi Sistem Saraf Badan Sel (Perikarion) Bentuknya bulat lonjong, di


tengahnya terdapat inti sel (bentuknya seperti mata burung hantu atau owl eyes),
kemudian disusun oleh sitoplasma. Nukleus ini akan berwarna pucat, vesikuler
dengan nukleolus yang menonjol. Sitoplasma Organel a) Sitoskeleton Tersusun
atas neurofilamen sebagai penyokong dan mikrotubulus sebagai transporter zat b)
Aparatus Golgi Letaknya paranuklear serta tersusun oleh gelembung-gelembung
agranuler. Fungsi utama dari aparatus Golgi adalah untuk membentuk
glikoprotein. Gelembung- gelembung kecil yang terdapat di aparatus Golgi
merupakan sumber synaptic vesicles yang ditemukan pada terminal akson. c)
Mitokondria Banyak meusun sel saraf karena memiliki metabolisme yang tinggi,
di mana sistem saraf hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. d)
RE Kasar (Badan Nissl) Disusun oleh substansia tigroid (bisa terlihat pada pasien
yang memiliki kulit berpanu). Badan Nissil ini penting untuk menghasilkan
protein. e) Sentriol Akan hilang setelah lahir karena fungsinya untuk pembelahan
sel, sehingga saat dewasa manusia tidak dapat meregenerasi sel saraf.  Juluran
Saraf a) Akson Akson tidak memiliki badan Nissl atau subsansi trigoid. Selain itu
ada akson yang menjorok ke interperioda dari pendekatan membran ekstrasel dari
sitoplasma sel Schwann. Akhirnya terjadi pembentukan mesaxon eksternal akibat

12
penyatuan dinding sitoplasma sel Schwann untuk kedua kalinya. Namun masih
ada sitoplasma di antara selubung mielin akibat kegagalan pendekatan, struktur ini
disebut celah atau insisura Schmidt Lanterman. Fungsi dari selubung mielin ini
adalah insulator listrik sehingga tidak terjadi kebocoran ion di neuron dan
menyebabkan aliran listrik pada pensinyalan di neuron semakin cepat. Selain
selubung mielin, akson pada saraf perifer akan disusun oleh selubung sel Schwann
jika akson tersebut tidak bermielin. Selubung ini disebut dengan neurilema. Saraf
perifer juga dibungkus oleh beberapa lapisan, antara lain :

- Epineurium (paling luar) yang disusun oleh jaringan ikat fibrosa

- Perineurium yang disusun oleh jaringan ikat kolagen di mana lapisan ini
membungkus satu fasikulus

-Endoneurium disusun oleh sel fibroblast gepeng, kolagen, dan serat retikulin
halus di mana akan menyelubungi satu serat saraf dan sangat berhubungan dengan
neurilema.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang


telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1.Persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1
Pantai Cermin pada konsep sistem saraf pada manusia adalah 8%. Siswa
mengalami mikonsepsi tertinggi pada subkonsep saraf tak sadar (51,1%), pada
konsep sistem saraf manusia (34%), dan pada subkonsep susunan sistem saraf
(32,3 %).

2.Penggunaan Peta konsep untuk menganalisis miskonsespsi siswa pada sistem


saraf dapat dilihat dari ketepatan susunan peta konsep yang dibuat oleh siswa,
seperti ketepatan proposisi, hierarki, kaitan silang dan contoh dalam pembuatan
peta konsep sistem saraf manusia. Jika proposisi yang digunakan untuk
mengubungkan dua konsep sistem saraf maka konsep tersebut dinyatakan
miskonsepsi, kemudian jika kata pengubung kaitan silang antar konsep dari
hierarki yang berbeda tidak tepat itu juga dinyatakan miskonsepsi. Kemudian
siswa juga dinyatakan miskonsepsi dari ketidaklengkapan konsep-konsep sistem
saraf yang tercantum.

B. Saran

Saran Berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti, yaitu:

1. Bagi guru, diharapkan lebih memperhatikan dalam menyampaikan konsep


yang diajarkannya agar siswa tidak mengembangkan konsepsi yang salah dan
tidak mengemukakan konsep berdasarkan pendapatnya sendiri. Kemudian
memilih dan merancang strategi pembelajaran yang tepat agar kesalahan dalam
memahami konsep (miskonsepsi) tidak terjadi pada siswa. Diharapkan juga
guru dapat memberikan remediasi secepat mungkin ketika ditemukan

14
miskonsepsi pada siswa tersebut, karena jika dibiarkan akan terus terjadi dan
dapat mengganggu pemahaman konsep siswa selanjutnya yang terkadang
masih berkaitan antar konsep tersebut:

2. Memberikan evaluasi pada siswa dalam bentuk peta konsep yang lebih sering
kepada siswa agar terhindar dari kesalahan dalam membuat peta konsep dan
dalam penyusunannya harus didukung dengan motivasi, sehingga peta konsep
yang dibuat menjadi bermakna serta diharapka tidak ditemukan miskonsepsi
pada peta konsepnya.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
miskonsepsi pada konsep-konsep biologi dengan melakukan teknik analisis
yang lainya, seperti CRI, pilihan ganda beralasan, analogi, two-tier test,
wawancara klinis, test esai tertulis, dan atau gabungan dari beberapa teknik
tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/neuron-sel-saraf/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf

https://123dok.com/document/yn4nxmkz-makalah-sistem-saraf-manusia-
fisiologi.html

https://www.slideshare.net/mobile/itaufiqqurrachman/c1-histologi-sistem-saraf

https://studylibid.com/doc/77825/makalah-sistem-saraf

16

Anda mungkin juga menyukai