Anda di halaman 1dari 11

KEMUDAHAN INFORMASI DI ERA DIGITAL

MAKALAH

Dosen Pengampu :
Dr. Asmaul Lutfauziah, M. Pd

Disusun Oleh :
1. Qurotul Aini (1150022001)
2. Siti Nur Afifah (1150022013)
3. Firdausiyatul I. (1150022029)
4. Alifia Nur Alam (1150022035)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, atas karunia taufik dan hidayah-Nya yang tak ternilai besarnya,
sehingga makalah “Anatomi dan Fisiologi Sistem Persyarafan” dapat diselesaikan
tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini supaya bermanfaat. Dengan segala
upaya yang telah kami usahakan makalah ini kami susun dengan maksimal. Garis
besar dari makalah ini yaitu teknologi menjadi alat yang mampu membantu
sebagian besar kebutuhan manusia.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
memberi masukan sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Meski
penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap
makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Surabaya, 18 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Kemudahan Informasi di Era Digital.........................................................3
2.2 Disrupsi Digital Mengubah Pola Pikir.......................................................4
2.3 Filtrasi dan Adaptasi Informasi di Era Digital...........................................5
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan
internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem
tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.
Sistem saraf juga berperan dalam iritabilitas atau kemampuan untuk
menanggapi rangsangan. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas
terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
proses terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama. Pertama,
input sensorik yaitu sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor
yang terletak di tubuh baik eksternal maupun internal. Kedua, aktivitas integratif
yaitu reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar
disepanjang saraf sampai ke otak dan medula spinalis. Ketiga, outpur motorik
yaitu impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respon yang sesuai dari
otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.
Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf pusat atau
sistem serebrospinal dan susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf
simpatik dan susunan saraf parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri atas otak,
sumsum tulang belakang dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari
otak dan sumsum tulang belakang yang disebut urat saraf perifer (urat saraf tepi).
Tubuh manusia terdiri atas berbagai organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi
tertentu yang berbeda. Pengaturan atau koordinasi sangat penting untuk mengatur
organ-organ tubuh tersbut agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam
makalah ini akan dibahas tentang anatomi dan fisiologi sistem saraf.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2) Apa saja penyusun sistem saraf ?
3) Apa saja fungsi sistem saraf ?
4) Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5) Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6) Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem saraf ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf ;
2. Mengetahui apa saja penyusun sitem saraf ;
3. Mengetahui fungsi dari sistem saraf ;
4. Mengetahui apa saja klasifikasi sistem saraf ;
5. Mengetahui mekanisme penghantar impuls ;
6. Mengetahui penyakit dan kelainan yang ada pada sistem saraf.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan,
mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas
sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu
kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai
system.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan
rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem
saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron .
Neuron berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan
ataupun tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen
yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
1. Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap
lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah
rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan
melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat
indera.
2. Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ –
organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
3 Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai
bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar
impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.
2.2 Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami
pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu
membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
1. Berdasarkan Bentuknya

3
Satu sel saraf (neuron) terdiri dari Badan Sel, Dendrit, dan Akson.
A. Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel
dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian
diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
B. Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan
perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan
pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl
dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrit. Dendrit
tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
C. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan
sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf
yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-
bagian yang spesifik ,yaitu sebagai berikut:
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa
serabut-serabut halus. Bagian-bagian inilah yang memilik tugas
pokok untuk meneruskan impuls.
2) Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut schwan. Selubung
mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi
untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang
memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak
dilapisi selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih.
Dengan bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar
lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk neuron.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam


satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf
berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

4
2. Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibagi menjadi 3
macam, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet
(asosiasi).
A. Sel saraf sensorik (aferen)
Sel saraf sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol
membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron
sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan.
Fungsi sel saraf sensorik sebagai penghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensorik berhubungan dengan saraf
asosiasi (intermediet).
B. Sel saraf motorik (eferen)
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek
dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain,
sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau
kelenjar. Fungsi sel saraf motorik sebagai pengirim impuls dari sistem
saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari
tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada di sistem
saraf pusat.
C. Sel saraf asosiasi
Sel saraf asosiasi dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf
pusat. Sel saraf asosiasi menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel
saraf asosiasi lainnya.
2.3 Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi dan menghadapinya secara otomatis atau merasakan
dan memikirkannya.
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar
endokrin dan organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
7. Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita,
dilakukan melalui alat indera.
8. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada
tubuh kita.
9. Mengendalikan kerja organ-organ tubuh

5
2.4 Klasifikasi Sistem Saraf

6
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan
besar terhadap dunia, dan telah melahirkan berbagai macam teknologi baru
yang semakin maju. Teknologi pada era digital ini membawa banyak manfaat
dari berbagai bidang seperti politik, eknomi, sosial budaya, pertahanan atau
keamanan serta teknologi informasi, namun tidak dipungkiri setiap
pemanfaatannya memiliki tantangan. Dibalik kepopulerannya, era teknologi
digital menyimpan berbagai potensi dan dampak negatif yang bisa merugikan
manusia. Kemudahan segala pekerjaan dengan berbagai aplikasi dan
teknologi, justru menjadikan seseorang semakin lebih sedikit bergerak,
aktivitas fisik makin berkurang, muncul kemalasan dan dapat muncul
berbagai penyakit seperti obesitas dan lain sebagainya. Penggunaan media
sosial secara berlebihan dapat menjadi bumerang yang memberi dampak
negatif bagi penggunanya. Teknologi dapat bersifat adiktif (kecanduan) dan
sulit untuk berubah apabila tidak dilakukan treatment khusus dan serius.
Muncul nomophobia yang merupakan ketakutan bila peralatan digital seperti
ponsel ketinggalan, selalu memeriksa ponsel setiap beberapa menit,
kebergantungan pada charger, bahkan merasa ketakutan dan stress bila
baterai lemah atau mungkin sinyalnya tidak maksimal. Bahaya pancaran sinar
ponsel, dan penggunaan posel berlebihan di malam hari akan mengganggu
jam tidur hingga mengurangi waktu istirahat yang pada akhirnya menjadi
gangguan kesehatanan.

1.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

7
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Tahar, P. B. (2022). Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Dalam Menghadapi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 12380-12394.
Annisasabrina. (2016). Literasi Digital Sebagai Upaya Preventif Penanggulangan
Hoax. Jurnal Of Communication Studies, 2.
Danuri, M. (2019). Perkembangan Dan Transformasi Teknologi Digital .
Infocam , 116-122.
Gabriella Marisca Enjel Nikijuluw, A. R. (2008). Perilaku Masyarakat Di Era
Digital. Jurnal Pendidikan, 122-123.
Handayani, S. A. (2020). Humaniora Dan Era Disrupsi Teknologi Dalam Konteks
Historis. E-Prosiding Seminar Nasional, 19-30.
Wahyuni, I. (2022). Transformasi Digital Melalui Teknologi Informasi . Journal
Of Primary Education, 133-144.

Anda mungkin juga menyukai