Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF


  
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi I
Dosen: H. Asep MP, SST., S.Kep., Ners., MH.Kes.

Disusun Oleh :

1. Hendra Nurdin S 9. Nyinyi Turyani S


2. Dani Rhamdani 10. Nenden Irma A
3. Melly Nur Dinillah 11. Asep Paujian Rahman
4. Ati Sulastri 12. Jajang Nurdin
5. Fithri Akbariah 13. Ade Muharam
6. Euis Yunarsih 14. Suhada
7. Dian Anggraeni 15. Agus Gunawan
8. Yayu Yunita 16. Atep Rismawan

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA
TASIKMALAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini Penulis buat guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Fisiologi I.
Makalah ini membahas tentang “Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf”,
semoga dengan makalah yang Penulis susun ini kita sebagai mahasiswa dapat
menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Penulis mengetahui makalah yang penulis susun ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari
bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing penulis serta temen-temen sekalian,
karena kritik dan saran itu dapat membangun penulis dari yang salah menjadi
benar.
Semoga makalah yang penulis susun ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita, akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Saraf ............................................................................. 2
B. Organisasi dan Sel Saraf........................................................... 3
C. Organisasi Struktural Sistem Saraf........................................... 3
D. Sel-Sel Pada Sistem Saraf......................................................... 4
E. Susunan Saraf Manusia............................................................. 7
BAB III KESIMPULAN ............................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini
mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang
individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga
mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu
berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan
saraf diantara berbagai sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi,
dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan
untuk memahami, belajar, dan berespon terhadap rangsangan merupakan
hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian
dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah;
bagaimana anatomi dan fisiologi sistem saraf?

C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi
dan fisiologi sistem saraf.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf
Sistem saraf adalah pemula kegiatan otot tubuh dan pengatur fungsi
mental dan fisik. Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia.
Sistem saraf:
 Termasuk sistem pengendali
 Merupakan rangkaian organ yang kompleks membentuk sistem terdiri
dari jaringan saraf. Jaringan saraf tersebar di seluruh jaringan tubuh.
 Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima data,
mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke setiap organ
tubuh untuk melakukan tindakan yang penting demi keadaan
homeostasis.
Homeostasis adalah Pengaturan ketenangan internal dan pemeliharaan
kondisi dalam tubuh meskipun terjadi perubahan pada lingkungan
sekitarnya.
Tanpa sistem saraf manusia tidak mampu berkomunikasi,
berinteraksi, beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (internal &
eksternal).
Tiga fungsi sistem saraf:
1. Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat saraf
sensorik yang befungsi khusus sebagai penginput data
2. Fungsi intergrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan
dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang
akan diberikan

2
3. Fungsi koordinasi
Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk
mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2, menghasilkan
gerak dan sekresi terorganisasi

B. Organisasi dan Sel Saraf


Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus
eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk
mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf
dalam tiga cara utama:
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui
reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic)
maupun internal (reseptor viseral).
2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik
yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis,
yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus,
sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh
respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai
efektor.

C. Organisasi Struktural Sistem Saraf


Sistem saraf dibagi menjadi:
1. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh.
Sistem ini terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang
menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor.

3
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan
sistem eferen.
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik
ke SSP
b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan
kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub
divisi:
1) Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan
eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot
rangka.
2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon
involunter pada otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara
mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada
medulla spinalis.
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada
medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis.

D. Sel-Sel Pada Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf dan sel glia
• Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan atau dalam
tubuh, diolah dan respon akan disampaikan ke sel saraf atau organ
lainnya. Tidak dapat membelah
• Sel-sel glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang
belakang, mengisi ruangan di antara sel2 saraf, tidak mengkonduksi
impuls listrik.
Pada sel-sel saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi akson
sehingga mempengaruhi kecepatan penghantaran impuls dari saraf. Dapat
membelah.

4
1. Pengertian Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan
sel dan perpanjangan sitoplasma. Neuron adalah sel yang bertanggung
jawab atas reaksi, transmisi, dan proses pengenalan stimuli; merangsang
aktivitas sel-sel tertentu dan melepas neurotransmitter.
a. Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan
metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari
komponen berikut :
1) Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel
lain seperti kompleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus
ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
2) Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan
ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat
dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan
dengan perak.
b. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda
dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c. Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih
panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi
badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke
badan sel neuron yang menjadi asal akson.

5
2. Klasifikasi Neuron
a. Fungsi
Klasifikasi neuron secara fungsional berdasarkan arah transmisi
impulsnya:
1) Neuron sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik dari
reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke
SSP.
2) Neuron motorik, menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3) Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya
dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan
motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.
b. Struktur
Klasifikasi neuron secara structural berdasarkan jumlah
prosesusnya:
1) Neuron unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau
lebih. Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam
otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan ini.
2) Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron
ini ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan
hidung.
3. Sel Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang
tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah
prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar
darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.
b. Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan
jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan
dipercaya memiliki peran fagositik.

6
d. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga
serebral dan ronggal medulla spinalis.
4. Kelompok Neuron
a. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam
SSP.
b. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di
bagian luar SSP dalam saraf perifer.
c. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di
luar SSP.
d. Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf
gabungan; saraf ini  mengandung serabut arefen dan eferen yang
termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e. Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla
spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama.
f. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi
yang berlawanan pada otak atau medulla spinalis.

E. Susunan Saraf Manusia


1. Sistem Saraf Pusat
Susunan saraf pusat dibungkus oleh membran jaringan ikat
yang dinamakan meningen. Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
1. Duramater
2. Arachnoidea mater
3. Pia mater

7
A. Otak
1. Otak besar (cerebrum)
Merupakan bagian terbesar asitem pusat yang mengisi
cavitas cranii (rongga kepala). Pada orang dewasa, volumenya
berkisar antara 1300-1600cc. Permukaan otak manusia tidak
rata tetapi dibentuk oleh tonjolan (girus) dan lekukan (sulcus).
Cereberum terdiri dari telencephalon (hemispherium
cerebri) yang merupakan massa terbesar yang mengisi cavitas
cranii dan diencephalone yang terletak diantaranya.

Bagian luar cerebrum dibentuk oleh massa berwarna


gelap/kelabu yang disebut substantia grisea yang membentuk
korteks dan bagian dalam berupa massa berwarna putih yang
disebut substansia alba. Pada substansia grisea terdapat badan
sel saraf dan pada substansia alba terdapat serabut sel saraf

8
Pada cerebrum terdapat beberapa lobus (daerah) yang
letaknya sesuai dengan tulang yang ada diatasnya, yaitu:
a. Lobus frontalis
b. Lobus parietalis    
c. Lobus temporalis
d. Lobus oksipitalis

Fungsi umum dari cerebrum antara lain :


a. Mengingat pengalaman yang lalu
b. Pusat persarafan yang menangani aktivitas mental, kala,
intelegensi, keinginan, dan memori
c. Pusat menangis, buang air besar, dan buang air kecil

2. Otak Kecil (Cerebellum)


Terletak pada bagian bawah dan belakang tulang tengkorak
dipisahkan dengan sereburm oleh fisura transversalis dan diatas
medula oblongata.
Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut
vermis dan bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer.
Korteks serebellum dibentuk oleh substansia grisea yang
berwarna kelabu, dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu luar, lapisan
purkinye, lapisan glanuler dalam.

9
Fungsi umum dari cerebellum antara lain :
a. Pusat koordinasi dan integrasi
b. Sebagai pusat keseimbangan
c. Sebagai pusat penerima impuls dari reseptor sensai umum
medula spinalis
d. Menerima informasi tentang gerakan yang sedang dan akan
dilakukan dan mengatur gerakan sisi badan.
3. Batang Otak
Menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang
Terdiri dari 2 daerah :
• Medulla Oblongata – bag bawah batang otak,
menghubungkan pons dg sumsum tlg blkg, mengendalikan
denyut jantung , kecepatan bernafas dan aliran darah dalam
pembuluh
• Pons – menyampaikan sinyal dari serebrum ke serebelum

10
Dalam otak terdapat 12 saraf otak yang berhubungan
dengan fungsi sensoris umum dan khusus (peglihatan,
penciuman, pengecapan, pendengaran, keseimbangan) yang
berhubungan dengan pancaindra

B. Medula Spinalis
Medula spinalis adalah bagian sistem saraf pusat yang terletak
caudal terhadap batang otak di dalam canalis vertebralis, memanjang
dari bagian bawah medula oblongata sampai ke korpus vertebralis I
dan II
Pada potongan melintang medulla spinalis dapat dijumpai
berwarna gelap berbentuk kupu-kupu yang dinamakan aubstansia
grisea. Substansia grisea berisi badan sel saraf, yang merupakan sel
saraf motorik dan serabut saraf sensoris. Pada sebelah luar berwarna
putih yang mengelilingi substansia grisea, yang disebut dengan
substansia alba. Substansi alba terdiri atas serabut saraf yang naik ke
otak (serabut ascendens yang membawa impuls sensoris), dan serabut
saraf yang berasal dari otak yang turun ke medulla spinalis (serabut
desendens yang dibentuk serabut saraf motoris)

11
Dalam medula spinalis keluar 31 pasang saraf, yang terdiri dari
saraf sensoris somatis, motoris somatis, dan motorik otonom, dan
terdiri dari :
1. Servikal berjumlah 8 pasang
2. Torakal berjumlah 12 pasang
3. Lumbal berjumlah 5 pasang
4. Sakral berjumlah 5 pasang
5. Koksigeal berjumlah 1 pasang
Medula spinalis mempunyai fungsi :
1. Pusat gerakan otot-otot tubuh terbesar di kornu anterior
2. Mengurus kegiatan refleks-refleks spinalis serta refleks lutut
3. Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke
serebelum
4. Sebagai penghubung antar segmen medula spinalis
5. Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.

12
2. Sistem Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar
otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang
berasal dari otak; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan
ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
a. Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang
otak. Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik,
tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut
motorik.
1) Saraf Olfaktorius ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari
epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik
mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus
olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori),
tempat persepsi indera penciuman berada.
2) Saraf Optik ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan
kerucut retina di bawa ke badan sel akson yang membentuk
saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada
bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen
optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus optic,
bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan
menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk
persepsi indera penglihatan.
3) Saraf Okulomotorius ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri
dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah
dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot
oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka
kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut

13
sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran
perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4) Saraf Traklear ( CN IV )
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri
dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf
cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah
dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata.
Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi
indera otot dari otot oblik superior ke otak.
5) Saraf Trigeminal ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini
membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga
nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan
menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan
sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut
ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
(1) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata,
bola mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal
dan kulit dahi serta kepala.
(2) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah,
rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan palatum.
(3) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah,
gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala.
6) Saraf Abdusen ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri
dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah
nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral
mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari
otot rektus lateral ke pons.

14
7) Saraf Fasial ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak
dalam nuclei pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi
wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron
sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada
dua pertiga bagian anterior lidah.
8) Saraf Vestibulokoklearis ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
(1) Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi
dari reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti
telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada
thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus
temporal.
(2) Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan
dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang
yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.
9) Saraf Glosofaringeal ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal
dari medulla dan menginervasi otot untuk wicara dan
menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik
membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari
sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring
dan laring; neuron ini juga membawa informasi mengenai
tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah
tertentu.
10) Saraf Vagus ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal
dari dalam medulla dan menginervasi hampir semua organ
toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi

15
dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera
abdomen ke medulla dan pons.
11) Saraf Aksesori Spinal ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri
dari serabut motorik. Neuron motorik berasal dari dua area:
bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot
volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari
medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa
informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf
motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot
sternokleidomastoid.
12) Saraf Hipoglosal ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri
dari saraf motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan
mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi
dari spindel otot di lidah.
b. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks
dorsal (posterior) dan ventral(anterior). Pada bagian distal radiks
dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf
spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan
sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan
meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia
kolumna bertebra tempat munculnya saraf tersebut.
1) Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
2) Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
3) Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
4) Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
5) Saraf koksigis, 1 pasang.

16
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen
intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi
yaitu: cabang meningeal, ramus dorsal, cabang ventral dan cabang
viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk
dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan TII yang
merupakan awal saraf interkostal.
c. Sistem Saraf Otonom
SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini
menginervasi jantung; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh
darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input
volunteer; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat
dalam hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat
tambahan pada formasi reticular batang otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri
atau rasa kenyang dan pesan-pesan yang berkaitan dengan
frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang di bawa ke
SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf
motorik viseral pada SSO.
Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi
parasimpatis. Sebagian besar organ yang diinervasi oleh SSO
menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi.
Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis
berbeda dan perannya antagonis.
1) Divisi Simpatis / Torakolumbal
Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan satu
neuron postganglionic panjang. Badan sel neuron
preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu
dalam segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ
tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja

17
organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak
jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus.
Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat
kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat
kontraksi kantung seni.
2) Divisi Para Simpatis / Kraniosakral
Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur
mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut
postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei
batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf
XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral
kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui
radiks ventral.
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika
dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik
memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat
kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat
kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu
berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
3) Neurotransmiter SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis
dan serabut preganglionik parasimpatis yang disebut serabut
kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut post ganglionik
simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan
substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla
adrenal.

18
d. Gerak Refleks
Gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara
tiba-tiba diluar kesadaran kita. Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar.
Dalam gerak refreks rangsang yang diterima oleh tubuh
tidak diteruskan sampai ke otak, tetapi hanya sampai di medulla
spinalis.
Mekanisme gerak refleks :
1. Organ sensorik yang menerima impuls, misal kulit.
2. Impuls dihantarkan menuju kornu posterior (sensorik) medulla
spinalis.
3. Impuls diterima oleh kornu anterior (motorik) medulla spinalis.
4. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantarkan ke
serabut saraf motorik.
5. Organ motorik bergerak karena rangsangan saraf motorik.

19
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai


berikut:
1. Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang
mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang
individu dengan lingkungan sekitarnya.
2. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus,
dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons
terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: input
sensorik, antivitas integratif, dan output motorik.
3. Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron
terdiri dari: badan sel, dendrite, dan akson.
4. Sistem saraf dibagi menjadi: sistem saraf pusat  dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer
terdiri dari saraf cranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal
dari medulla spinalis.

20
DAFTAR PUSTAKA

Fransisca B. Batticaca. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Heryati,Euis dan Nur Faizah. 2008. “Psikologi Faal”, Diktat Kuliah. Fakultas
Ilmu Pendidikan UPI.

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi:


Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk;
editor edisis bahasa Indonesia, Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James
Veldman, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai