DOSEN PEMBIMBING :
ARMIA, A.Md.Rad
DISUSUN OLEH :
ANNISA YUMNA FALSAFI
DARA MAWADDAH
SUCI ULFA
HASYA FILZAH
TIGRIS SIKANA
SAHISRA WANRIZKI
MUHAMMAD FAJRI
RIFKA ARDIANSYAH
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf
tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran,
pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar
dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem
saraf.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa saja fungsi sistem saraf ?
3. Apa saja kelainan pada sistem saraf ?
4. Apa saja penggolongan sistem saraf ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
2. Untuk mengetahui penyusun sistem saraf
3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
4. Untuk mmengetahui penggolongan sistem saraf
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural
dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang
cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah
rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan
lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk
melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua
segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan
membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls
lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di
sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat
kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Fungsi Sistem Saraf
Menurut fungsinya, sistem saraf mempunyai tiga jenis sel saraf, yaitu :
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang
kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya
ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya
panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari
pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit
yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang
belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Penggolongan sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf
tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan
juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem
saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi
menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan atau pun
stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima, serta
digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan yang
diberikan.
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan juga
pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf.
Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan,
dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih berminyak.
Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal yang mempunyai
fungsi dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga memberikan perlindungan
terhadap otak dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam otak besar
ditemukan banyak pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen
ke bagian otak besar.
Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah
sebagai berikut:
1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah tengkuk.
2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk bagian
belakang torax atau dada.
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah
lumbal atau pinggang.
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os sakrum
(tulang kelangkang).
5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang
koksigeus (tulang tungging).
System saraf tepi
saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari
otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan kelenjar
tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta
otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf
otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja keduanya
saling berlawanan.
Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf
ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan.
2. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural
dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang
cukup kuat.
3. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai sensasi dari
dalam dan luar tubuh .
4. Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga
bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf
somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami menyadari banyak
kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah ini. Sekian
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf Pusat.
Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 , No.1.
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.