TIM DOSEN
Indah Trianingsih, SST, M.Kes
R Pranajaya, S.Kp., M.Kes
dr Nian Lusiana
dr Feby
JURUSAN KEBIDANAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salam serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar muhammad SAW,
seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benerang
seperti yang kita rasakan sepertti saat-saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta dalam pembuatan
makalah menjelaskan megenai” SISTEM SARAF” makalah ini kami buat untuk memperdalam ilmu kita
tentang Anatomi.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak pula
pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan orang
banyak supaya mengetahui apa-apa yang ada dalam pelajaran Anatomi.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
\
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf
tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran,
pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar
dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem
saraf.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur syaraf dan bagian-bagiannya?
2. Bagaimana mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf?
3. Bagaimana pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia?
4. Apa sajakah gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
3. Tujuan
1. Mengetahui struktur syaraf dan bagian-bagiannya
2. Mengetahui mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf
3. Mengetahui pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia
4. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM SARAF
A. SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Syaraf (neuron)terdiri dari :
a. Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi
guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
b. Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls.
c. Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu, yang terdapat di otak bagian korteks dan
medula spinalis bagian medialnya, yang disebut nukleus. Sedang jika kumpulan sel syaraf
tersebut terdapat di luar susunan syaraf pusat maka disebut ganglion. Masing-masing serabut
syaraf dibungkus oleh sarung semacam lemak yang berguna untuk pelindung, nutrisi maupun
pembatas antara syaraf yang satu dengan yang lain. Pembungkus axon tersebut
dinamakan neurolemma yang terdiri dari sel-sel schwan. Pada tempat-tempat tertentu sel schwan
mengadakan pengendapan myelin pada lekukan-lekukan/nodus ranvier secara spiral. Sedangkan
serabut syaraf yang berada di otak maupun medula spinalis tidak dibungkus oleh neurolemma
tetapi hanya berupa myelin, serabut-serabut syaraf ini juga terpadu, membentuk substansi putih
yang disebabkan adanya sarung pelindung tersebut (substansi alba).
Sebuah serabut syaraf mempunyai sifat-sifat :
Konduktivitas (penghantar impuls)
Eksitabilitas (dapat dirangsang)
Dapat memberikan respon terhadap rangsang
Adapun macam-macam respon antara lain :
Rangsang mekanik
Rangsang elektrik
Rangsang kimiawi
Rangsang fisik
Penghantar rangsang pada sebuah syaraf adalah : Dendrit sel syaraf axon. Penghantaran
tersebut dinamakan penghantar syaraf maju.
Begitu pula sebuah impuls dapat melalui beberapa syaraf dengan jalan yang sama.
Impuls terdiri dari dua macam :
a. Impuls motorik :
Merupakan impuls yang menuju ke efektor (otot/kelenjar). Impuls motorik yang
ditimbulkan oleh salah satu sel piramidal di daerah motorik otak, akan melewati axon menyusup
ke sumsum tulang belakang berada di substansi putih, axon tersebut kemudian mengkait dendrit
sel motorik pada cornu anterior medulla spinalis, kemudian impuls merambat melewati syaraf
penghubung menuju ke serabut syaraf radix anterior medulla spinalis, lalu dihantar pada
tujuannya yaitu otot (efektornya).
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam
kortex, melintasi axon atau serabut saraf yang sewaktu menyusui sumsum tulang belakang,
berada di dalam substansi putih. Axon itu mengait dendrite sel saraf motorik pada kornu anterior
sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada axon sel-sel tersebut, yang
membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan dihantar
kepada tujuan akhirnya dalam otot.
b. Impuls sensorik :
Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (
dendron ) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian melalui axon sel-sel
ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula
oblongta, dan akhirnya dikrimkan ke otak.
Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkas-
berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang.
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal :
1) Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang
belakang ke saraf periferi ( tepi ).
2) Saraf sensorik atau saraf aferen yang membawa impuls dari periferi menuju otak .
3) Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik, maupun serabut sensorik,
sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari
jenis yang terakhir ini.
Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf
dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi
atau serabut saraf komisural.
Jalan impuls syaraf berkebalikan dengan impuls motorik, asal rangsang dari ujung-ujung
syaraf pada kulit (reseptor) kemudian lewat axon masuk ke medulla spinalis naik menuju
ke nukleus medulla oblongata otak.
Adapun syaraf-syaraf spinal sebagai penghantar impuls tersebut :
Syaraf sensorik
Syaraf motorik
Syaraf campuran
Selain itu juga terdapat serabut syaraf yang menghubungkan berbagai pusat syaraf dalam otak
dan medulla spinalis, yang disebut syaraf asosiasi/serabut syaraf komisural.
B. MEKANISME TERJADINYA RANGSANG SYARAF
Proses terjadinya konduksi impuls syaraf terdapat dua teori antara lain:
a. Teori Membran
Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls syaraf tergantung pada
permeabilitas deferensial perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan Kalium pada membran
neuron yang dikendalikan oleh medan listrik.
Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi tersebut dapat
terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial.
Aksi potensial terjadi terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat istirahat,
neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara membran selnya
tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada didalam membran, sedangkan sedang ion
positif berada di luar membran. Ion Kalium terdapat di dalam membran lebih bebas dan cepat
bergerak ke luar dari pada ion Natrium yang berada di luar membran untuk berdifusi masuk ke
dalam membran. Saat ion Kalium keluar dari membran maka muatan di dalam membran
bertambah negatif, sehingga pada saat ion negatif lebih banyak dari ion positif di luar membran,
maka ion Kalium sulit untuk ke luar membran perbedaan potensialnya mencapai 60-90 mvolt,
pada saat itu diperlukan pompa Natrium yang membutuhkan energi dari ATP, yang mengalirkan
Na ion sehingga terjadi keseimbangan kembali. Saat ion Na masuk, akan menurunkan potensial
transmembran sampai 0 dan terus mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua milidetik
permeabilitas natrium menurun., dan kalium mulai keluar kembali. Demikian proses tersebut
menimbulkan potensial rehat, ini disebut repolarisasi. Jadi gelombang depolarisasi terjadi saat
satu ion kalium keluar yang diimbangi dengan satu ion natrium yang masuk ke dalam membran.
Oleh karena itu satu impuls syaraf merupakan gelombang depolarisasi yang melalui serabut
syaraf.
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
Yang menyatakan bahwa aksi potensional disalurkan oleh adanya arus elektronik yang
mengalir mendahuluinya. Efektifitas arus elektronik dalam meneruskan impuls tergantung pada
besarnya arus, tahana membran, neuron, sitoplasma, dan medium yang mengelilinginya.
C. PEMBAGIAN SISTEM SYARAF PADA MANUSIA
Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
1. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
Otak
Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
2. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan dengan
syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
Syaraf cranial
Syaraf otonom :
syaraf simpatis
syaraf parasimpatetis
b. Cerebellum
Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang yang menempati fosa kranialis posterior dan
diatapi oleh tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan dura mater yang memisahkannya dari lobus
oksipitalis serebri.
Fungsi serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Serebelum berperan
penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila serabut kortiko-spinal yang melintas dari
kortex serebri ke sumsum tulang belakang mengalami penyilangan, dan dmikian mengendalikan gerakan
sisi yang lain dari tubuh, maka hemisfer serebri mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.
Cedera unilateral pada Serebelum mengakibatkn gangguan pada sikap dan tonus otot. Gerakan
sangat tidak terkoordinir. Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota badan menjadi lemah, dan cara
bicara pun lambat.
c. Batang otak
Terdiri dari : Diencephalon (otak tengah )
Pons varolli
Medulla oblongata
Otak tengah (diensefalon) merupakan bagian atas batang otak. Aqueduktus serebri yang
menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah ini. Otak tengah
dibagi 2 tingkat :
1) Atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan
pendengaran.
2) Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak tengah,
menurun terus menerus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum tulang belakang.
Jalur lintas motorik :
Capsula interna dasar otak tengah pons varolli medulla oblongata medulla
spinalis organ.
Jalur lintas sensorik :
Organ medulla spinalis medulla oblongata pons varolli otak
tengah thalamus kortex sensoris hemisphaerum cerebri.
Fungsi otak tengah : Mengendalikan kesetimbangan dan gerakan-gerakan mata
Pons Varoli merupakan bagian tengah otak dan karena itu memiliki jalur lintas naik dan turun
seperti pada otak tengah. Fungsi pons varolli :
1. Sebagai jalur lintas motorik mapun sensorik
2. Terdapat serabut penghubung lobus cerebellum
3. Menghubungkan cerebellum dengan kortex cerebri
Medula Oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta mengubungkan pons
dengan sumsum tulang belakang, terletak dalam fosa kranialis posterior adn bersatu dengan
sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang oksipital. Sifat utama Medula
Oblongata adalah bahwa disitu jalur motorik desendens (menurun) melintasi batang otak dari sisi
yang satu menuju sisi yang lain yang disebut duktus motorik. Perpotongan seperti diatas yang
dilakukan jalur sensorik pada medula juga terjadi dan disebut duktus sensorik. Medula
Oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting dan
mengandung ”pusat-pusat vital” yang mengendalikan pernapasan dan kardiovaskuler.Fungsi
medulla oblongata :
1. Mengendalikan pernafasan
2. Mengendalikan sistem cardiovaskuler
b. Medula Spinalis
Medulla spinalis bermula dari medulla oblongata menuju ke arah otak caudal melalui
foramen magnum dan berakhir pada daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah
semakin kecil kecuali pada daerah leher dan daerah pinggang menebal/melebar. Dari penebalan
tersebut plexus-plexus syaraf bergerak guna mensyarafi anggota badan atas dan bawah, dan
untuk daerah dada tidak membentuk plexus tetapi tersebar membentuk syaraf intercostalis.
Pada penampang melintang medulla spinalis tampak gambaran seperti kupu-kupu.
Sayapnya dibentuk oleh tanduk depan/cornu anterior dan tanduk belakang/cornu posterior di
kanan dan kiri. Medulla spinalis juga mempunyai 3 substansi yaitu kelabu dan putih. Serabut-
serabut syaraf tersebut tersusun menjadi beberapa jalur. Medulla spinalis keluar syaraf-syaraf
spinal yang tersusun menurut segmen tubuh.
8 pasang syaraf spinal leher
12 pasang syaraf spinal dada
5 pasang syaraf pinggang
5 pasang syaraf spinal kelangkang
Beberapa syaraf pinggang tungging
Setiap syaraf spinal yang keluar dari medulla spinalis terdiri dua akar yaitu:
Akar depan (radix anterior)
Akar belakang (radix posterior)
Kedua radix tersebut mempunyai kumpulan sel syaraf yang disebut simpul syaraf spinal
(ganglion spinale). Kedua radix tersebut saling bertaut satu sama lain membentuk sebuah syaraf
spinal yang kemdian meninggalkan canalis vertebralis melalui foramen intervertebralis.
Kemudian segera bercabang menjadi cabang ke depan, ke belakang dan cabang penghubung.
Cabang belakang syaraf spinal tersebut (ramus posterior nervi spinali) mensyarafi :
- Otot punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung.
Cabang depan syaraf spinal mensyarafi :
Semua otot kerangka badan
Anggota gerak
Semua kulit kecuali sebagian kecil kulit punggung
Lengan atas yang disebut plexus branchialis, dicabangkan lagi keketiak, bahu, lengan, dan
tangan
Anggota gerak bawah juga membentuk plexus yaitu plexus lumbosacralis mensyarafi paha,
tungkai atas dan bawah
Di daerah plexus brachialis dan plexus lumbosacralis, cabang – cabang depan dari nervi
spinalis tidak membentuk anyaman (plexus) tetapi terpisah sendiri – sendiri sebagai syaraf –
syaraf antar iga (n intercostalis) ke dinding dada dan dinding perut.
Cabang penghubung dan spinalis menuju ke batang simpatis (truncus simpaticus) yaitu
dua untai syaraf membujur di samping columna vertebralis dari atas ke bawah. Pada setiap
segmen tubuh, truncus simpaticus membentuk simpul syaraf yang mensyarafi alat – alat dalam.
Susunan syaraf tersebut termasuk susunan saraf otonom (mandiri).
Nervi spinalis berjalan melalui foramen intervertebralis dengan arah mengeray,
menyesuaikan, karena spinalis hanya sampai pada pinggang sehingga hanya melanjutkan sebagai
benang ujung (filum terminal). Bagian canalis vertebralis yang terletak dibawahnya diisinoleh
sebagian n spinalis yang berasal dari bagian bawah columna vertebralis dengan berjalan serong
kebawah menuju foramen intervertebralis yang sesuai, terbentuklah ekor kuda (cauda equina).
Plexus utama syaraf spinal :
1. Plexus cervicalis : di bentuk empat syaraf cervical pertama. Letak plexus ini dibawah
otot sterno-mastoid. Dari plexus ini timbul banyak cabang yang berfungsi untuk mensyarafi beberapa otot
leher dan diafragma (n frenicus)
2. Plexus brachialis : dibentuk oleh 4 syaraf cervical lebih rendah dari pembentuk plexus
cervicalis, dan syaraf thoracal pertama. Letaknya dibelakang sagita posterior leher, dibelakang
clavicula dan axila. Mula – mula membentuk tiga berkas (n.c. 5&6) membentuk tangkai atas,
(n.c. 7) membentuk tangkai tengah dan (n.c.8 dan n. th.1) membentuk tangkai bawah. Yang
selanjutnya bergabung membentuk urat lateral yang meneruskan mensyarafi otot dibawah kulit
(muscul ossubkutans) dan urat posterior yang selanjutnya sebagai syaraf radialis dan untuk
sircumflexi, kemudian yang lain adalah urat medial yang melanjutkan diri sebagai syaraf ulnaris,
urat medial dan lateral bertemu membentuk syaraf mediana. Dari syaraf radialis mensyarafi
lengan atas dan otot radialis, syaraf ulnaris mensyarafi lengan atas dan otot ulnaris sedang syaraf
mediana mensyarafi bagian volar, fossa cubiti dan melanjutkan bercabang ke palmaris
mensyarafi ke 3 jari - jari dari lateral, dan ke 2 jari - jari lainnya disyarafi o,eh cabang syaraf
ulnaris.
3. Plexus lumbalis dibentuk oleh akar syaraf lumbal pertama, di dalam otot psoas, dan
mensyarafi otot tersebut.
plexus ini bercabang menjadi :
nervus femoralis melalui bawah ligament inguinale melanjutkan mensyarafi femur / paha
sebelah anterior
nervus obturatorius melalui foramen obturatorium masuk ke paha mensyarafi paha sbelah
dalam
4. Plexus sacralis dibentuk syaraf lumbal keempat dan kelima. Syaraf - syaraf sacralis
bergabung membentuk nervus ischiadichus yang masuk ke dalam paha melalui celah sacrum
melayani paha sebelah posterior, sampai di fossa poplitea, bercabang menjadi n popliteus
medialis dan lateralis yang melayani otot tungkai bawah.
5. Plexus Lumbo-Sekralis menyalurkan saraf-saraf yang utama untuk anggota bawah.
Fungsi medula spinalis:
a. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh
b. Gerak reflek
Gerakan tersebut dapat terjadi bila ada:
1. Organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit.
2. Serabut syaraf sensorik yang akan meneruskan.
Jalannya rangsang:
Impuls menuju sel – sel ganglion radix posterior oleh serabut sel syaraf, impuls dihantar ke
substansi kelabu pada cornu posterior medulla spinalis serabut syaraf penghubung (n
konektor) ke cornu anterior sel syaraf motorik menerima impuls diteruskan melalui
serabut syaraf motorik organ motorik
Untuk gerak refleks maka dibutuhkan struktur sbb :
a. Organ sensorik yang menerima impuls, misalnya kulit.
b. Serabut saraf sensorik, yang menghantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam
ganglion radix posterior dan selanjutnya serabut itu akan meneruskan impuls menuju substansi
kelabu pada kornu posterior medula spinalis.
c. Sumsum tulang belakang, dimana serabut saraf penghantar menghantarkan impuls menuju
kornu anterior melalui medula spinalis.
d. Sel saraf motorik, dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan
impuls tersebut melalui serabut saraf motorik.
e. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Gerak Refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat sari gerak sadar , misalnya menutup mata pada saat terkena debu, dll.
Saraf-saraf spinalis. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen
medula spinalis melalui dua akar, akar anteior dan akar posterior.
Jalur saraf motorik. Impuls berjalan dari kortex serebri menuju sumsum tulang belakang,
melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebo spinalis/ traktus piramidalis.
Neuro motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior sumsum
tulang belakang, keluar lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke periferi,
dan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
Kerusakan pada neuron motorik. Dari segi klinis, perlu dibedakan antara kerusakan
pada neuron motorik atas, seperti jalur motorik pada daerah otak dan gangguan pada neuron
motorik bagian bawah.
Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas, dimana otot-otot sebetulnya
bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan kontrol.
Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah , dimana otot yang terserang
menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks normal. Bila penderita anak-
anak maka anggota geraknya tidak dapat berkembang.
Bell’s palsy adalah contoh lain kasus kerusakan neuron motorik bawah.
Jalur Saraf sensorik. Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri dari 3
neuron.
Yang pertama atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion sensorik,
pada akar posterior sebuah saraf spinalis, lantas dendron yang merupakan sebuah cabangnya,
bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya kulit. Sementara itu
axon, yang merupakan cabang yang lain masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik
menuju kolumna posreior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medula oblongata.
Sel neuron yang kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah
dalam cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekusasio sensorik,
naik melalui ponsdan diensefalon guna mencapai talamus.
Neuron yang ketiga dan terakhir bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula
interna untuk mencapai daerah sensorik kortek serebri. Traktus menaik ini menghantarkan
impuls sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran, sementara yang lainnya menghantarkan
impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu.
Perasaan ( Sensibilitas ). Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls ”
aferen ” untuk ditafsirkan oleh daerah sensorik dalam kortex serebri sebagai sentuhan rasa sakit,
gatal, panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi.
Sinapsis saraf. Axon sebuah saraf adalah serabut penghantar, sementara dendrit (ada
lebih dari satu ) adalah serabut yang menerima impuls saraf dan mengalihkannya menuju sel
saraf. Impuls dapat disalurkan melalui serangkaian neuron, seperti yang terdapat pada neuron
sensorik asendens. Diperkirakan bahwa proses penyaluran impuls tidak harus melalui struktur
tanpa terputus. Proses ini diperlihatkan dalam diagram berikut yang menunjukkan apa yang
disebut persambungan sinaptik.
2) Sistem syaraf tepi
Secara langsung maupun tidak langsung, sistem syaraf tersebut tergantung pada sistem
syaraf pusat. Terdiri dari :
a. Syaraf cranial
Terdapat 12 pasang serabut syaraf cranial, bersifat sensorik atau motorik, juga campuran
antara lain :
1. N olfaktorius (sensorik), syaraf pembau
2. N opticus (sensorik), syaraf penglihat
3. N oculomotoris (motoris), mensyarafi otot mata externa dan penghantar syaraf parasimpatis
untuk melayani o. siliaris dan o. Oris
4. N choclearis (motoris) ke arah sebuah otot mata, m obliquus externa
5. N trigeminus (sensoris) mensyarafi kulit wajah, o.kunyah
6. N abduscens (motoris) mensyarafi satu otot mata yaitu rectum lacriminalis
7. N fascialis (motoris) mensyarafi otot - otot mimik wajah dan kulit kepala.
8. N acusticus (sensoris) untuk pendengaran
9. N glossopharingeus (motorik dan sensorik) mensyarafi lidah dan tekak dan kelenjar parotis
10. N vagus (sensoris dan motoris) mensyarafi semua organ tubuh
11. N accesoris (motoris) terbelah menjadi dua, yang pertama menyertai n vagus, yang lainnya
sebagai n motoris menuju ke otot sternocleiodosmatoideus dan m. Trapezius
12. N hypoglosus (motoris) mensyarafi otot - otot lida
b. Syaraf otonom
Semua alat-alat dalam dikendalikan oleh syaraf otonom. Syaraf otonom terdiri dari dua
sistem:
a. Sistem simpatis
b. Sistem parasimpatis
Syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis bekerja secara antagonis, tidak dibawah kesadaran oleh
karena itu sering disebut syaraf tak sadar.
Sifat - sifat syaraf otonom:
syaraf otonom tidak diatur oleh cerebrum
sebagian besar organ menerima seperangkat ganda syaraf otonom simpatis dan parasimpatis
ujung axon masing - masing serabut tersebut mengeluarkan zat transmiter yang berbeda :
simpatis mengeluarkan noreppneprin oleh karena itu sering disebut serabur adrenergik dan
serabut par simpatis mengeluarkan asetilkholin juga disebut serabut kholinergik, pada setiap
efektor. Jadi yang menyebabkan berbeda, responnya karena zat transmiter tersebut sedang
impuls kedua sistem syaraf tersebut sama.
Impuls motor mencapai organ efektor dari otak dan sumsum tulang belakang melalui dua
neuron : neuron preganglion yang terletak didalam otak atau sumsum tulang belakang dan
neuron postganglion terletak ganglion diluar sistem syaraf pusat
badan sel neuron postganglion dari syaraf simpatis terletak didekat sumsum tulang belakang,
sedang di sistem syaraf parasimpatis terletak didekat atau dalam organ yang dilayani
bekerja secara antagonis
Sistem syaraf simpatis terletak didepan columna vertebralis dan berhubungan serta
bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut – serabut syaraf. Sistem simpatis
tersebut terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion – ganglion, syaraf
tersebut bergerak dari dasar tengkorak yang terletak didepan columna vertebralis dan berakhir
pada pelvis sebagai ganglion coccygeus. Ganglion – ganglion tersebut tersebar:
3 pasang ganglion cervical, didaerah leher
11 pasang ganglion thorakal, didaerah dada
4 pasang ganglion lumbal, di daerah pinggang
4 pasang ganglion sakral, di daerah sakral
Ganglion koksigeus, didaerah koksigeus
Gangliuon-ganglion ini bersambung erat dengan system saraf pusat melalui sumsum tulang
belakang,dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung ,yang bergerak ke luar dari
sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang
belakang.
Ganglion simpatik lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini dan bersama
serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis sebagai berikut:
1. Plexus kardiak, terletak didekat dasar jantung, serta mengarahkan cabangnya ke jantung dan
paru – paru
2. Plexus silika, terletak di sebelah belakang lambung melayani alat – alat dalam rongga
abdomen
3. Plexus mesentrikus, terletak di depan sakrum dan melayani organ – organ dalam pelvis
Serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot otot tak sadar semua pembuluh
darah, serta semua alat alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus. Melayani serabut motorik
sekretorik pada kelenjar keringat, serabut- serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit-yaitu
arrectores pilorum- serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
Syaraf parasimpatis, keluar dari otak melalui syaraf – syaraf kranial ketiga, tujuh, sembilan,
dan sepuluh. Saraf- saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut parasimpatik
lewat, dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan
olehnya. Serabut- serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkuler pada iris, dan dengan
demikian merangsang gerakan- gerakan yang menentukan ukuran pupil mata, menggunakan
saraf cranial ketiga yaitu saraf okulo- motorik. Serabut – serabutnya mencapai iris, pupil melalui
neuron okulomotorik, mencapai kelenjar ludah melalui neuron fascial dan melalui neuron
glossofaringeus. Syaraf parasimpatis yang keluar dari medula spinalis melalui daerah sakral
membentuk urat – urat syaraf pada alat – alat dalam pelvis dan melayani kolon, rektum, dan
kandung kemih.
Serabut- serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh,
fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf cranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah
layanannya luas, serta serabut- serabutnya disebarkan kepada sejumlah besar kelenjar dan organ.
Penyebarannya ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Sistem simpatis dan parasimpatis bekerja secara antagonis pada organ yang sama, misalnya
syaraf simpatis mengencangkan suatu alat dalam maka syaraf parasimpatis mengendorkannya.