Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM PERSARAFAN PADA MANUSIA


Disusun Oleh :
Kelompok 6

HANNA PUSPARINI (1915401115)

DINA PANI MEI RISKA (1915401104)

TRI UTAMI (1915401112)

TIM DOSEN
Indah Trianingsih, SST, M.Kes
R Pranajaya, S.Kp., M.Kes
dr Nian Lusiana
dr Feby

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN TANJUNG KARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Salam serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar muhammad SAW,
seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benerang
seperti yang kita rasakan sepertti saat-saat sekarang ini.

Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta dalam pembuatan
makalah menjelaskan megenai” SISTEM SARAF” makalah ini kami buat untuk memperdalam ilmu kita
tentang Anatomi.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak pula
pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan orang
banyak supaya mengetahui apa-apa yang ada dalam pelajaran Anatomi.

Bandar Lampung, Juli 2019

penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Saraf Dan Bagian-Bagiannya


B. Mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf
C. Pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia
D. Gangguan Sistem Saraf

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

\
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf
tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran,
pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar
dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem
saraf.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur syaraf dan bagian-bagiannya?
2. Bagaimana mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf?
3. Bagaimana pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia?
4. Apa sajakah gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
3. Tujuan
1. Mengetahui struktur syaraf dan bagian-bagiannya
2. Mengetahui mekanisme Terjadinya Rangsang Syaraf
3. Mengetahui pembagian Sistem Syaraf Pada Manusia
4. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf?
BAB II
PEMBAHASAN

SISTEM SARAF
A. SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Syaraf (neuron)terdiri dari :
a. Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi
guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
b. Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls.
c. Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu, yang terdapat di otak bagian korteks dan
medula spinalis bagian medialnya, yang disebut nukleus. Sedang jika kumpulan sel syaraf
tersebut terdapat di luar susunan syaraf pusat maka disebut ganglion. Masing-masing serabut
syaraf dibungkus oleh sarung semacam lemak yang berguna untuk pelindung, nutrisi maupun
pembatas antara syaraf yang satu dengan yang lain. Pembungkus axon tersebut
dinamakan neurolemma yang terdiri dari sel-sel schwan. Pada tempat-tempat tertentu sel schwan
mengadakan pengendapan myelin pada lekukan-lekukan/nodus ranvier secara spiral. Sedangkan
serabut syaraf yang berada di otak maupun medula spinalis tidak dibungkus oleh neurolemma
tetapi hanya berupa myelin, serabut-serabut syaraf ini juga terpadu, membentuk substansi putih
yang disebabkan adanya sarung pelindung tersebut (substansi alba).
Sebuah serabut syaraf mempunyai sifat-sifat :
 Konduktivitas (penghantar impuls)
 Eksitabilitas (dapat dirangsang)
 Dapat memberikan respon terhadap rangsang
Adapun macam-macam respon antara lain :
 Rangsang mekanik
 Rangsang elektrik
 Rangsang kimiawi
 Rangsang fisik
Penghantar rangsang pada sebuah syaraf adalah : Dendrit sel syaraf axon. Penghantaran
tersebut dinamakan penghantar syaraf maju.
Begitu pula sebuah impuls dapat melalui beberapa syaraf dengan jalan yang sama.
Impuls terdiri dari dua macam :
a. Impuls motorik :
Merupakan impuls yang menuju ke efektor (otot/kelenjar). Impuls motorik yang
ditimbulkan oleh salah satu sel piramidal di daerah motorik otak, akan melewati axon menyusup
ke sumsum tulang belakang berada di substansi putih, axon tersebut kemudian mengkait dendrit
sel motorik pada cornu anterior medulla spinalis, kemudian impuls merambat melewati syaraf
penghubung menuju ke serabut syaraf radix anterior medulla spinalis, lalu dihantar pada
tujuannya yaitu otot (efektornya).
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam
kortex, melintasi axon atau serabut saraf yang sewaktu menyusui sumsum tulang belakang,
berada di dalam substansi putih. Axon itu mengait dendrite sel saraf motorik pada kornu anterior
sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada axon sel-sel tersebut, yang
membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan dihantar
kepada tujuan akhirnya dalam otot.
b. Impuls sensorik :
Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (
dendron ) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian melalui axon sel-sel
ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula
oblongta, dan akhirnya dikrimkan ke otak.
Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkas-
berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang.
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal :
1) Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang
belakang ke saraf periferi ( tepi ).
2) Saraf sensorik atau saraf aferen yang membawa impuls dari periferi menuju otak .
3) Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik, maupun serabut sensorik,
sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari
jenis yang terakhir ini.
Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf
dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi
atau serabut saraf komisural.
Jalan impuls syaraf berkebalikan dengan impuls motorik, asal rangsang dari ujung-ujung
syaraf pada kulit (reseptor) kemudian lewat axon  masuk ke medulla spinalis  naik menuju
ke nukleus medulla oblongata  otak.
Adapun syaraf-syaraf spinal sebagai penghantar impuls tersebut :
 Syaraf sensorik
 Syaraf motorik
 Syaraf campuran
Selain itu juga terdapat serabut syaraf yang menghubungkan berbagai pusat syaraf dalam otak
dan medulla spinalis, yang disebut syaraf asosiasi/serabut syaraf komisural.
B. MEKANISME TERJADINYA RANGSANG SYARAF
Proses terjadinya konduksi impuls syaraf terdapat dua teori antara lain:
a. Teori Membran
Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls syaraf tergantung pada
permeabilitas deferensial perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan Kalium pada membran
neuron yang dikendalikan oleh medan listrik.
Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi tersebut dapat
terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial.
Aksi potensial terjadi terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat istirahat,
neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara membran selnya
tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada didalam membran, sedangkan sedang ion
positif berada di luar membran. Ion Kalium terdapat di dalam membran lebih bebas dan cepat
bergerak ke luar dari pada ion Natrium yang berada di luar membran untuk berdifusi masuk ke
dalam membran. Saat ion Kalium keluar dari membran maka muatan di dalam membran
bertambah negatif, sehingga pada saat ion negatif lebih banyak dari ion positif di luar membran,
maka ion Kalium sulit untuk ke luar membran perbedaan potensialnya mencapai 60-90 mvolt,
pada saat itu diperlukan pompa Natrium yang membutuhkan energi dari ATP, yang mengalirkan
Na ion sehingga terjadi keseimbangan kembali. Saat ion Na masuk, akan menurunkan potensial
transmembran sampai 0 dan terus mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua milidetik
permeabilitas natrium menurun., dan kalium mulai keluar kembali. Demikian proses tersebut
menimbulkan potensial rehat, ini disebut repolarisasi. Jadi gelombang depolarisasi terjadi saat
satu ion kalium keluar yang diimbangi dengan satu ion natrium yang masuk ke dalam membran.
Oleh karena itu satu impuls syaraf merupakan gelombang depolarisasi yang melalui serabut
syaraf.
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
Yang menyatakan bahwa aksi potensional disalurkan oleh adanya arus elektronik yang
mengalir mendahuluinya. Efektifitas arus elektronik dalam meneruskan impuls tergantung pada
besarnya arus, tahana membran, neuron, sitoplasma, dan medium yang mengelilinginya.
C. PEMBAGIAN SISTEM SYARAF PADA MANUSIA
Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
1. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
 Otak
 Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
2. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan dengan
syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
 Syaraf cranial
 Syaraf otonom :
 syaraf simpatis
 syaraf parasimpatetis

1) Sistem syaraf pusat


Meningia
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur saraf
yang halus itu, membawa pembuluh darah ke situ, dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal memperkecil benturan atau goncangan. Meningia terdiri dari tiga lapis.
1. Pia mater yang menyelipkan dirinya kedalam celah yang ada pada otak dan sumsum tulang
belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erst tadi dengan demikian menyediakan
darah untuk struktur-struktur ini.
2. Arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dari dura mater.
3. Dura mater yang padat dan keras terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi
tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu,
dimana sinus-venus terbentuk, dan dimana dura mater membentuk bagian-bagian berukut : Falx
serebri yang terletak di antara kedua hemisfer otak. Tepi atas falx serebis membentuk sinus
longitudinalis superior atau sinus sagitalis superior yang menerima darah vena dari otak, dan tepi
bawah falx serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis inferior yang
menyalurkan darah keluar falx serebri. Tentorium serebeli memisahkan serebelum dari serebrum.
Diafragma sellae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan yang menutupi sela
tursika yaitu sebuah lekukan pada tulang sphenoid, yang berisi hipofisis.
Meningitis adalah peradangan pada meningia, yang mempunyai gejala berupa
bertambahnya jumlah dan berubahnya susunan cairan serebro-spinal ( CSF ). Infeksi yang terjadi
mungkin disebabkan bakteri atau virus dan diagnosa dapat dilakukan dengan memeriksa cairan
serebro-spinal yang diambil melalui punksi lumbal.
Sistem ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama
lain. Ke dalam rongga-rongga itulah plexus khoroid menyalurkan cairan serebo-spinal. Plexus
khoroid dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat halus dan ditutupi oleh
bagian pia mater yang membelok kedalam ventrikel dan menyalurkan cairan serebro-
spinal. Kedua ventrikel lateral, masing-masing berada satu pada tiap hemisfer otak, dan
bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara kedua thalamus.
Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat yang terdapat diantara serebelum, pons
dan medulla oblongata, melalui saluran kecil, aqueduktus serebri. Celah-celah pada atap
ventrikel keempat memungkinkan cairan serebro-spinal memasuki ruang subarakhnoid yang
mengelilingi keseluruhan otak dan sumsum tulang belakang. Cairan serebro-spinal adalah hasil
sekresi plexus khoroid. Cairan ini bersifat alkali, bening mirip plasma. Tekanannya adalah 60
sampai 140 mm air.
Sirkulasi cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan oleh plexus khoroid ke dalam
ventrikel-ventrikel yang ada di dalam otak; cairan itu masuk ke dalam kanalis sentralis sumsum
tulang belakang dan juga kedalam ruang subarakhnoid melalui celah-celah yang terdapat pada
ventrikel keempat. Setelah itu cairan ini dapat melintasi ruangan diatas seluruh permukaan otak
dan sumsum tulang belakang hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui granulasi
arakhnoid ( granulatio arfachnoidais ) pada sinus sagitalis superior.
Oleh karena susunan ini maka bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang yang sangat
halus, terletak diantara dua lapisan cairan sebelah dalam yang merupakan isi dari ventrikel-
ventrikel otak dan saluran pusat sumsum tulang belakang, dan lapisan cairan sebelah luar yang
berada dalam ruang subarakhnoid. Dengan adanya kedua “bantalan air” ini, maka sistem
persarafan terlindung baik.
,
Fungsi cairan serebo-spinal. Cairan ini bekerja sebagai bufer, melindungi otak dan
sumsum tulang belakang. Menghantarkan makanan ke jaringan sistem persarafan pusat.
Punksi lumbal. Oleh karena sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebrata
lumbalis pertama atau kedua dan ruang subarakhnoid memanjang terus hingga ketinggian
vertebra sakralis kedua, maka contoh cairan serebro-spinal dapat disedot keluar dengan men
yuntikan jarum punksi lumbal ke dalam ruang subarakhnoid diantara titik-titik ini, dan tindakan
ini disebut Punksi lumbal. Pemeriksaan cairan serebo-spinal yang dilakukan dengan cara itu
dapat mengungkapkan keterangan penting tentang kemungkinan adanya meningitis dan
pendarahan subarakhnoid pada otak.
a. Otak
Otak terletak didalam rongga kranium tengkorak. Perkembangan otak manusia, semula otak
berbentuk silinder (bumbung/tabung). Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah dan otak
belakang, jadi :
Otak asal  otak depan
otak tengah
otak belakang
Otak depan berkembang menjadi belahan otak besar (hemisphaerum cerebri), Corpus
striatum danTalami (talami 3 hipotalami). Sedang otak tengah menjadi otak
antara (Diencephalon). Otak belakang berupa Pons varolli (jembatan varol), Medulla
oblongata (sumsum lanjutan) dan Cerebellum (otak kecil). Ketiga otak belakang tersebut
membentuk batang otak.
Otak yang terletak di dalam rongga tengkorak dapat dibedakan menjadi 3 bagian yang
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu : cerebrum, cerebellum, batang otak.
a. Cerebrum
Cerebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-masing disebut fosa
kranialis anterior dan kranialis tengah.
Cerebrum atau otak besar, di bagian kortex cerebri terdapat banyak kumpulan sel-sel
syaraf sehingga membentuk substansi kelabu atau ganglia basalis. Pada korteks tersebut tersusun
lipatan-lipatan tak teratur sehingga menambah luas permukaan cerebrum. Sedang pada bagian
medulla terdapat axon-axon yang diselaputi oleh myelin sehingga membentuk substansi alba
(putih) karena lemak myelin tersebut.
Berbagai daerah pada otak. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus membagi hemisfer otak
menjadi beberapa daerah. Kortex serebri bergulung-gulung dan terlipat secara tidak teratur,
sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah. Lekukan diantara
gulungan-gulungan itu disebut sulkus, dan sulkus yang paling dalam membentuk fisura
longitudinalis dan latereralis. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus ini membagi otak dalam beberapa
daerah atau “lobus” yang letaknya sesuai dengan tulang tulang yang berada di atasnya, seperti
lobus frontalis, temporalis, perietalis dan oksipitalis.
Fisura longitudinalis adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum
menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis dura mater yang disebut falx serebri me
nyelipkan dirinya kedalam fisura itu. Dengan cara yang sama sebagian kecil dura mater, yang
disebut flax serebeli, membagi serebelum menjadi hemisfer kanan dan kiri.
Sulkus lateralis atau fisura Silvius, memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis
(pada sebelah anterior) dan dari lobus parietalis pada sebelah posterior.
Kortex adalah asal semua impuls motorik yang mengendalikan otot tulang-tulang. Kortex
juga merupakan daerah akhir untuk menerima semua impuls saraf sensorik yang masuk guna
dinilai dan ditafsirkan, termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit, suhu, getaran, jarinagn, bentuk
dan ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi.
Kortex Serebri terdiri dari banyak lapisan sel saraf; yang adalah substansi kelabu
serebrum. Kortex serebri ini tersusun dalam, banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak
teratur, dan dengan demikian menambah daerah permukaan kortex serebri, persis sama seperti
melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang sebenarnya.
Substansi putih terletak agak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf milik sel-sel pada
kortex.
Kortex cerebri terdiri dari beberapa daerah motoris dan sensoris. Daerah tersebut terletak
persis di depan sulkus sentralis sampai sulkus lateralis. Daerah kortex tersebut mengandung sel-
sel syaraf sebagai awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain dari tubuh.
Daerah motoris bagian atas mengendalikan anggota badan bagian bawah, sedang bagian bawah
tubuh berturut-turut ke atas dikendalikan oled daerah motoris bagian atas ke bawah sampai
daerah kendalinya leher, anggota badan atas maupun kepala.
Pada daerah kortex tersebut, bagian motoris paling bawah disebut broca, ini mempunyai
kaitan dengan kemampuan berbicara seseorang ataupun aktivitas individu, misalnya seseorang
biasa menggunakan anggota badannya untuk kegiatan digunakan bagian sebelah kiri maka broca
berada disebelah kanan dari hemispherum cerebri. Dan begitu pula sebaliknya.
Berbagai macam perasaan dirasakan dan ditafsirkan dikortex sensoris, sedang daerah
auditorik(pendengaran) pada lobus temporalis di bawah fisura longitudinalis, kesan suara
diterima dan ditafsirkan.Daerah visuil (penglihatan) terletak di ujung lobus oksipetalis yang
menerima bayangan kesan-kesan untuk juga ditafsirkan. Pusat pengecap dan penciuman agak
anterior lobus temporalis.
Di dalam hemisphaerum cerebri banyak terbenam ganglia (beberapa kelompok kecil
sunstansi kelabu yang disebut ganglia atau nuklei basalis) dalam substansi putih. Dua
diantaranya adalah nukleus caudatus dan nukleus lentiformis, yang keduanya membentuk corpus
striatum. Struktur tersebut berhubungan erat dengan talamus (yaitu substansi kelabu yang lain),
yang terletak di tengah – tengahnya struktur ini.
Sistem nukleus dengan sistem serabut tersebut merupakan bagian dari sistem
extrapiramidal yang mempengaruhi :
 Tonus dan sikap tubuh
 Menyatu dan menyesuaikan gerakan otot sadar utama yang merupakan sebuah jalur motorik
dengan sistem piramidal.
Thalamus sebagai penerima impuls sensorik yang dapat ditafsirkan pada tingkat
subkortikal atau disalurkan pada daerah sensorik.
Hipothalamus mempunyai beberapa nukleus yang berhubungan dengan hipophise pada
sistem endokrin., nukleus-nukleus tersebut mengendalikan fungsi-fungsinya, seperti lapar, haus,
pengaturan suhu tubuh.
Bagian yang menghubungkan antara kortex cerebri dengan batang otak dan medulla spinalis
adalah capsula interna yang penuh dengan serabut penuh serabut motorik dan sensorik. Pada
saat melintasi substansi kelabu, syaraf-syaraf tersebut terpadu erat. Jika terjadi thrombosis arteri
pada capsula interna, dapat mengakibatkan hemiplegia (kerusakan salah satu sisi tubuh). Sedang
kerusakan pada cerebrovaskuler tersebut dinamakan stroke.
Jadi fungsi Cerebrum :
1. Mengontrol mental; tingkah laku, pikairan, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa dan beberapa perasaan khusus. Fungsi tersebut dilakukan oleh
korteks cerebri yang mengandung pusat-pusat tertinggi.
2. Mengendalikan otot-otot tulang, sebab kortex cerebri tempat semua impuls motoris.
3. Menilai dan menafsirkan impuls yang masuk termasuk sensibilitas kulit, sentuhan, sakit,
tekanan, suhu, getaran, jaringan, bentuk dan ukuran, serta sensibilitas otot dan sendi. Fungsi ini
dipertanggungjawabkan oleh kortex cerebri yang merupakan tempat menerima impuls sensoris.

b. Cerebellum
Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang yang menempati fosa kranialis posterior dan
diatapi oleh tentorium-serebeli, yang merupakan lipatan dura mater yang memisahkannya dari lobus
oksipitalis serebri.
Fungsi serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan. Serebelum berperan
penting dalam koordinasi otot dan menjaga keseimbangan. Bila serabut kortiko-spinal yang melintas dari
kortex serebri ke sumsum tulang belakang mengalami penyilangan, dan dmikian mengendalikan gerakan
sisi yang lain dari tubuh, maka hemisfer serebri mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.
Cedera unilateral pada Serebelum mengakibatkn gangguan pada sikap dan tonus otot. Gerakan
sangat tidak terkoordinir. Semua gerakan sadar dan otot-otot anggota badan menjadi lemah, dan cara
bicara pun lambat.
c. Batang otak
Terdiri dari : Diencephalon (otak tengah )
Pons varolli
Medulla oblongata
Otak tengah (diensefalon) merupakan bagian atas batang otak. Aqueduktus serebri yang
menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah ini. Otak tengah
dibagi 2 tingkat :
1) Atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan
pendengaran.
2) Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak tengah,
menurun terus menerus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum tulang belakang.
Jalur lintas motorik :
Capsula interna  dasar otak tengah  pons varolli  medulla oblongata  medulla
spinalis organ.
Jalur lintas sensorik :
Organ  medulla spinalis  medulla oblongata  pons varolli  otak
tengah  thalamus  kortex sensoris hemisphaerum cerebri.
Fungsi otak tengah : Mengendalikan kesetimbangan dan gerakan-gerakan mata
Pons Varoli merupakan bagian tengah otak dan karena itu memiliki jalur lintas naik dan turun
seperti pada otak tengah. Fungsi pons varolli :
1. Sebagai jalur lintas motorik mapun sensorik
2. Terdapat serabut penghubung lobus cerebellum
3. Menghubungkan cerebellum dengan kortex cerebri

Medula Oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta mengubungkan pons
dengan sumsum tulang belakang, terletak dalam fosa kranialis posterior adn bersatu dengan
sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang oksipital. Sifat utama Medula
Oblongata adalah bahwa disitu jalur motorik desendens (menurun) melintasi batang otak dari sisi
yang satu menuju sisi yang lain yang disebut duktus motorik. Perpotongan seperti diatas yang
dilakukan jalur sensorik pada medula juga terjadi dan disebut duktus sensorik. Medula
Oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting dan
mengandung ”pusat-pusat vital” yang mengendalikan pernapasan dan kardiovaskuler.Fungsi
medulla oblongata :

1. Mengendalikan pernafasan
2. Mengendalikan sistem cardiovaskuler
b. Medula Spinalis

Medulla spinalis bermula dari medulla oblongata menuju ke arah otak caudal melalui
foramen magnum dan berakhir pada daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah
semakin kecil kecuali pada daerah leher dan daerah pinggang menebal/melebar. Dari penebalan
tersebut plexus-plexus syaraf bergerak guna mensyarafi anggota badan atas dan bawah, dan
untuk daerah dada tidak membentuk plexus tetapi tersebar membentuk syaraf intercostalis.
Pada penampang melintang medulla spinalis tampak gambaran seperti kupu-kupu.
Sayapnya dibentuk oleh tanduk depan/cornu anterior dan tanduk belakang/cornu posterior di
kanan dan kiri. Medulla spinalis juga mempunyai 3 substansi yaitu kelabu dan putih. Serabut-
serabut syaraf tersebut tersusun menjadi beberapa jalur. Medulla spinalis keluar syaraf-syaraf
spinal yang tersusun menurut segmen tubuh.
 8 pasang syaraf spinal leher
 12 pasang syaraf spinal dada
 5 pasang syaraf pinggang
 5 pasang syaraf spinal kelangkang
 Beberapa syaraf pinggang tungging
Setiap syaraf spinal yang keluar dari medulla spinalis terdiri dua akar yaitu:
 Akar depan (radix anterior)
 Akar belakang (radix posterior)
Kedua radix tersebut mempunyai kumpulan sel syaraf yang disebut simpul syaraf spinal
(ganglion spinale). Kedua radix tersebut saling bertaut satu sama lain membentuk sebuah syaraf
spinal yang kemdian meninggalkan canalis vertebralis melalui foramen intervertebralis.
Kemudian segera bercabang menjadi cabang ke depan, ke belakang dan cabang penghubung.
Cabang belakang syaraf spinal tersebut (ramus posterior nervi spinali) mensyarafi :
- Otot punggung sejati dan sebagian kecil kulit punggung.
Cabang depan syaraf spinal mensyarafi :
 Semua otot kerangka badan
 Anggota gerak
 Semua kulit kecuali sebagian kecil kulit punggung
 Lengan atas yang disebut plexus branchialis, dicabangkan lagi keketiak, bahu, lengan, dan
tangan
 Anggota gerak bawah juga membentuk plexus yaitu plexus lumbosacralis mensyarafi paha,
tungkai atas dan bawah
Di daerah plexus brachialis dan plexus lumbosacralis, cabang – cabang depan dari nervi
spinalis tidak membentuk anyaman (plexus) tetapi terpisah sendiri – sendiri sebagai syaraf –
syaraf antar iga (n intercostalis) ke dinding dada dan dinding perut.
Cabang penghubung dan spinalis menuju ke batang simpatis (truncus simpaticus) yaitu
dua untai syaraf membujur di samping columna vertebralis dari atas ke bawah. Pada setiap
segmen tubuh, truncus simpaticus membentuk simpul syaraf yang mensyarafi alat – alat dalam.
Susunan syaraf tersebut termasuk susunan saraf otonom (mandiri).
Nervi spinalis berjalan melalui foramen intervertebralis dengan arah mengeray,
menyesuaikan, karena spinalis hanya sampai pada pinggang sehingga hanya melanjutkan sebagai
benang ujung (filum terminal). Bagian canalis vertebralis yang terletak dibawahnya diisinoleh
sebagian n spinalis yang berasal dari bagian bawah columna vertebralis dengan berjalan serong
kebawah menuju foramen intervertebralis yang sesuai, terbentuklah ekor kuda (cauda equina).
Plexus utama syaraf spinal :
1. Plexus cervicalis : di bentuk empat syaraf cervical pertama. Letak plexus ini dibawah
otot sterno-mastoid. Dari plexus ini timbul banyak cabang yang berfungsi untuk mensyarafi beberapa otot
leher dan diafragma (n frenicus)
2. Plexus brachialis : dibentuk oleh 4 syaraf cervical lebih rendah dari pembentuk plexus
cervicalis, dan syaraf thoracal pertama. Letaknya dibelakang sagita posterior leher, dibelakang
clavicula dan axila. Mula – mula membentuk tiga berkas (n.c. 5&6) membentuk tangkai atas,
(n.c. 7) membentuk tangkai tengah dan (n.c.8 dan n. th.1) membentuk tangkai bawah. Yang
selanjutnya bergabung membentuk urat lateral yang meneruskan mensyarafi otot dibawah kulit
(muscul ossubkutans) dan urat posterior yang selanjutnya sebagai syaraf radialis dan untuk
sircumflexi, kemudian yang lain adalah urat medial yang melanjutkan diri sebagai syaraf ulnaris,
urat medial dan lateral bertemu membentuk syaraf mediana. Dari syaraf radialis mensyarafi
lengan atas dan otot radialis, syaraf ulnaris mensyarafi lengan atas dan otot ulnaris sedang syaraf
mediana mensyarafi bagian volar, fossa cubiti dan melanjutkan bercabang ke palmaris
mensyarafi ke 3 jari - jari dari lateral, dan ke 2 jari - jari lainnya disyarafi o,eh cabang syaraf
ulnaris.
3. Plexus lumbalis dibentuk oleh akar syaraf lumbal pertama, di dalam otot psoas, dan
mensyarafi otot tersebut.
plexus ini bercabang menjadi :
 nervus femoralis melalui bawah ligament inguinale melanjutkan mensyarafi femur / paha
sebelah anterior
 nervus obturatorius melalui foramen obturatorium masuk ke paha mensyarafi paha sbelah
dalam
4. Plexus sacralis dibentuk syaraf lumbal keempat dan kelima. Syaraf - syaraf sacralis
bergabung membentuk nervus ischiadichus yang masuk ke dalam paha melalui celah sacrum
melayani paha sebelah posterior, sampai di fossa poplitea, bercabang menjadi n popliteus
medialis dan lateralis yang melayani otot tungkai bawah.
5. Plexus Lumbo-Sekralis menyalurkan saraf-saraf yang utama untuk anggota bawah.
Fungsi medula spinalis:
a. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh
b. Gerak reflek
Gerakan tersebut dapat terjadi bila ada:
1. Organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit.
2. Serabut syaraf sensorik yang akan meneruskan.
Jalannya rangsang:
Impuls menuju sel – sel ganglion radix posterior oleh serabut sel syaraf, impuls dihantar ke
substansi kelabu pada cornu posterior medulla spinalis  serabut syaraf penghubung (n
konektor)  ke cornu anterior  sel syaraf motorik menerima impuls  diteruskan melalui
serabut syaraf motorik  organ motorik
Untuk gerak refleks maka dibutuhkan struktur sbb :
a. Organ sensorik yang menerima impuls, misalnya kulit.
b. Serabut saraf sensorik, yang menghantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam
ganglion radix posterior dan selanjutnya serabut itu akan meneruskan impuls menuju substansi
kelabu pada kornu posterior medula spinalis.
c. Sumsum tulang belakang, dimana serabut saraf penghantar menghantarkan impuls menuju
kornu anterior melalui medula spinalis.
d. Sel saraf motorik, dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan
impuls tersebut melalui serabut saraf motorik.
e. Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.

Gerak Refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat sari gerak sadar , misalnya menutup mata pada saat terkena debu, dll.
Saraf-saraf spinalis. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen
medula spinalis melalui dua akar, akar anteior dan akar posterior.
Jalur saraf motorik. Impuls berjalan dari kortex serebri menuju sumsum tulang belakang,
melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebo spinalis/ traktus piramidalis.
Neuro motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior sumsum
tulang belakang, keluar lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke periferi,
dan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
Kerusakan pada neuron motorik. Dari segi klinis, perlu dibedakan antara kerusakan
pada neuron motorik atas, seperti jalur motorik pada daerah otak dan gangguan pada neuron
motorik bagian bawah.
 Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada neuron motorik atas, dimana otot-otot sebetulnya
bukan lumpuh, tetapi lemah dan kehilangan kontrol.
 Poliomielitis adalah contoh kerusakan neuron motorik bawah , dimana otot yang terserang
menjadi lumpuh dan lemah, juga mengecil dan kehilangan refleks normal. Bila penderita anak-
anak maka anggota geraknya tidak dapat berkembang.
 Bell’s palsy adalah contoh lain kasus kerusakan neuron motorik bawah.
Jalur Saraf sensorik. Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri dari 3
neuron.
Yang pertama atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion sensorik,
pada akar posterior sebuah saraf spinalis, lantas dendron yang merupakan sebuah cabangnya,
bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya kulit. Sementara itu
axon, yang merupakan cabang yang lain masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik
menuju kolumna posreior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medula oblongata.
Sel neuron yang kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah
dalam cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekusasio sensorik,
naik melalui ponsdan diensefalon guna mencapai talamus.
Neuron yang ketiga dan terakhir bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula
interna untuk mencapai daerah sensorik kortek serebri. Traktus menaik ini menghantarkan
impuls sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran, sementara yang lainnya menghantarkan
impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu.
Perasaan ( Sensibilitas ). Saraf sensorik tepi akan menghantarkan beberapa impuls ”
aferen ” untuk ditafsirkan oleh daerah sensorik dalam kortex serebri sebagai sentuhan rasa sakit,
gatal, panas dan dingin yang berasal dari struktur tepi.
Sinapsis saraf. Axon sebuah saraf adalah serabut penghantar, sementara dendrit (ada
lebih dari satu ) adalah serabut yang menerima impuls saraf dan mengalihkannya menuju sel
saraf. Impuls dapat disalurkan melalui serangkaian neuron, seperti yang terdapat pada neuron
sensorik asendens. Diperkirakan bahwa proses penyaluran impuls tidak harus melalui struktur
tanpa terputus. Proses ini diperlihatkan dalam diagram berikut yang menunjukkan apa yang
disebut persambungan sinaptik.
2) Sistem syaraf tepi
Secara langsung maupun tidak langsung, sistem syaraf tersebut tergantung pada sistem
syaraf pusat. Terdiri dari :
a. Syaraf cranial
Terdapat 12 pasang serabut syaraf cranial, bersifat sensorik atau motorik, juga campuran
antara lain :
1. N olfaktorius (sensorik), syaraf pembau
2. N opticus (sensorik), syaraf penglihat
3. N oculomotoris (motoris), mensyarafi otot mata externa dan penghantar syaraf parasimpatis
untuk melayani o. siliaris dan o. Oris
4. N choclearis (motoris) ke arah sebuah otot mata, m obliquus externa
5. N trigeminus (sensoris) mensyarafi kulit wajah, o.kunyah
6. N abduscens (motoris) mensyarafi satu otot mata yaitu rectum lacriminalis
7. N fascialis (motoris) mensyarafi otot - otot mimik wajah dan kulit kepala.
8. N acusticus (sensoris) untuk pendengaran
9. N glossopharingeus (motorik dan sensorik) mensyarafi lidah dan tekak dan kelenjar parotis
10. N vagus (sensoris dan motoris) mensyarafi semua organ tubuh
11. N accesoris (motoris) terbelah menjadi dua, yang pertama menyertai n vagus, yang lainnya
sebagai n motoris menuju ke otot sternocleiodosmatoideus dan m. Trapezius
12. N hypoglosus (motoris) mensyarafi otot - otot lida
b. Syaraf otonom
Semua alat-alat dalam dikendalikan oleh syaraf otonom. Syaraf otonom terdiri dari dua
sistem:
a. Sistem simpatis
b. Sistem parasimpatis
Syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis bekerja secara antagonis, tidak dibawah kesadaran oleh
karena itu sering disebut syaraf tak sadar.
Sifat - sifat syaraf otonom:
 syaraf otonom tidak diatur oleh cerebrum
 sebagian besar organ menerima seperangkat ganda syaraf otonom simpatis dan parasimpatis
 ujung axon masing - masing serabut tersebut mengeluarkan zat transmiter yang berbeda :
simpatis mengeluarkan noreppneprin oleh karena itu sering disebut serabur adrenergik dan
serabut par simpatis mengeluarkan asetilkholin juga disebut serabut kholinergik, pada setiap
efektor. Jadi yang menyebabkan berbeda, responnya karena zat transmiter tersebut sedang
impuls kedua sistem syaraf tersebut sama.
 Impuls motor mencapai organ efektor dari otak dan sumsum tulang belakang melalui dua
neuron : neuron preganglion yang terletak didalam otak atau sumsum tulang belakang dan
neuron postganglion terletak ganglion diluar sistem syaraf pusat
 badan sel neuron postganglion dari syaraf simpatis terletak didekat sumsum tulang belakang,
sedang di sistem syaraf parasimpatis terletak didekat atau dalam organ yang dilayani
 bekerja secara antagonis
Sistem syaraf simpatis terletak didepan columna vertebralis dan berhubungan serta
bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut – serabut syaraf. Sistem simpatis
tersebut terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion – ganglion, syaraf
tersebut bergerak dari dasar tengkorak yang terletak didepan columna vertebralis dan berakhir
pada pelvis sebagai ganglion coccygeus. Ganglion – ganglion tersebut tersebar:
 3 pasang ganglion cervical, didaerah leher
 11 pasang ganglion thorakal, didaerah dada
 4 pasang ganglion lumbal, di daerah pinggang
 4 pasang ganglion sakral, di daerah sakral
 Ganglion koksigeus, didaerah koksigeus
Gangliuon-ganglion ini bersambung erat dengan system saraf pusat melalui sumsum tulang
belakang,dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung ,yang bergerak ke luar dari
sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang
belakang.
Ganglion simpatik lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini dan bersama
serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis sebagai berikut:
1. Plexus kardiak, terletak didekat dasar jantung, serta mengarahkan cabangnya ke jantung dan
paru – paru
2. Plexus silika, terletak di sebelah belakang lambung melayani alat – alat dalam rongga
abdomen
3. Plexus mesentrikus, terletak di depan sakrum dan melayani organ – organ dalam pelvis
Serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot otot tak sadar semua pembuluh
darah, serta semua alat alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus. Melayani serabut motorik
sekretorik pada kelenjar keringat, serabut- serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit-yaitu
arrectores pilorum- serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
Syaraf parasimpatis, keluar dari otak melalui syaraf – syaraf kranial ketiga, tujuh, sembilan,
dan sepuluh. Saraf- saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut parasimpatik
lewat, dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan
olehnya. Serabut- serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkuler pada iris, dan dengan
demikian merangsang gerakan- gerakan yang menentukan ukuran pupil mata, menggunakan
saraf cranial ketiga yaitu saraf okulo- motorik. Serabut – serabutnya mencapai iris, pupil melalui
neuron okulomotorik, mencapai kelenjar ludah melalui neuron fascial dan melalui neuron
glossofaringeus. Syaraf parasimpatis yang keluar dari medula spinalis melalui daerah sakral
membentuk urat – urat syaraf pada alat – alat dalam pelvis dan melayani kolon, rektum, dan
kandung kemih.
Serabut- serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh,
fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf cranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah
layanannya luas, serta serabut- serabutnya disebarkan kepada sejumlah besar kelenjar dan organ.
Penyebarannya ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Sistem simpatis dan parasimpatis bekerja secara antagonis pada organ yang sama, misalnya
syaraf simpatis mengencangkan suatu alat dalam maka syaraf parasimpatis mengendorkannya.

System pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis )


Cuma sebagian kecil organ dan kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan ,yaitu
simpatis dan parasimpatis . sebagian besar organ dan kelenjar memiliki pelayanan ganda,yaitu
menerima beberapa serabut dari sitem simpatis di samping beberapa serabut dari saraf otonom
sacral atau cranial. Keaktifan organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf, sementara di lain
pihak dilambatkan/diberhentikan oleh sekelompok urat lain-dengan kata lain masing-masing
kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian,penyesuaian –tepat antara aktivitas dan
istirahat tetap dipertahankan, sementara ritme kegiatan halus organ-organ
dalam,kelenjar,pembuluh darah serta otot tak sadar juga dipertahankan.
Dengan demikian,jantung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis ,dan serabut
inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso-dilator.
Gambar
Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan
memperlambat gerakan peristaltic berturut-turut.

Kegiatan ditambah atau dirangsang Kegiatan diperlambat atau


Organ oleh dihentikan oleh
Simpatis (kecepatan dan kekuatan Vagus (kecepatan dan
Jantung ditambah) kekuatan dikurangi)
Bronchi Vagus (konstriksi) Simpatis (dilebarkan )
Lambung Vagus (konstraksi) Simpatis (dikendorkan )
Usus Vagus (konstraksi) Simpatis (dikendorkan )
Kantong kencing Otonom sacral (konstraksi) Simpatis (dikendorkan )
Pupil mata (iris) Otonom cranial ke-3 (kontraksi) Simpatis (dilebarkan )
Apabila sebuah organ memiliki otot sfinkter,maka serabut saraf yang menyebabkan kontraksi
organnya akan menghambat sfinkter ,dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada lambung
dalam sfinkter pilorik, usus dalam sfinkter ileokolik, dan kantong kencing dalam sfinkter uretra
interna. Sebagai contoh misalnya,pada kegiatan mikturisi sfinkter uretra dikendorkan , sementara
otot pada dinding kandung kencing berkontraksi, sehingga memungkinkan kandung kencing
dikosongkan.
Zat transmiter yang dihasilkan adalah asetilkholin yang berfungsi dari asetilkholin setelah
disekresi oleh syaraf kholinergik simpatis, zat tersebut kemudian disintesa oleh vesikel yang ada
di ujung syaraf tersebut, kemungkinan juga terjadi di axoplasma, reaksi utama yang terjadi
sebagai berikut:
Acetyl+ KoA + Kolin  Kholin acetylase Acetylkholin
Acetylkholin  (kholinesterase)  Ion acetat + kholin
Kholin yang terbentuk tersebut dibawa kembali ke dalam ujung syaraf terminal untuk disintesa
acetylkholin baru . Dalam pemecahan acetylkholin tersebut diatas, biasanya memerlukan waktu
yang cepat sekali hanya beberapa detik setelah sekresinya, tetapi kadang – kadang tahan selama
beberapa detik, sehingga sejumlah kecil difusi di cairan sekitarnya, cairan tersebut mengandung
semacam kholinesterase lain yang disebut kholinesterase serum yang dpaat memecahkan
acetylkholin yang tersisa dalam beberapa detik berikutnya. Oleh karena itu kegiatan acetylkholin
di ujung syaraf kholinergik hanya beber5apa detik atau sepersekian detik.
Sedang sintesa norepineprin dimulai dari exoplasma dari ujung syaraf terminal serabut
syaraf adrenergik dan diselesaikan di vesikel.
Tirosin  hidroksilasi  DOPA
DOPA  dekarboksilasi  Dopamin
Transpor dopamin ke dalam vesikel
Dopamin  hidroksilasi  norepineprin
Jika ini terjadi di medulla adrenalis maka reaksi tersebut masih dilanjutkan:
Norepinephrin  metilasi  epenephrin
Guna pemecaha / penghilangan Norepinephrin yang disekresi di ujung syaraf terminal
serabut syaraf adrenergik maka dilakukan:
1. Difusi kembali ke ujung syaraf adrenergik secara transpor aktif, sehingga 50-80% yang
diserap dari Norepinephrin yang disekresikan
2. Difusi menjauhi ujung syaraf tersebut, ke dalam cairan tubuh sekitarnya kemudian masuk ke
dalam darah, inilah yang memindahkan Norepinephrin yang tersisa
3. Sebagian kecil dipecah oleh enzim monoamin aoksidase (COMD) yang tersebar di seluruh
jaringan
Lama bekerjanya Norepinephrinyang lansung disekresikan ke dalam jaringan sangat cepat sekali
hanya beberapa detik khususnya yang berada di ujung syaraf adrenergik, kecuali Norepinephrin
maupun ephinephrinyang disekresi oleh adrenal masuk ke dalam darah, aktif sampai jaringan
yang kemudian diperoleh oleh enzym COMT, terutama di hepar. Jadi kira - kira 10-30 detik,
setelah itu terjadi penurunan selama satu sampai beberapa menit.
Mekanisme pengaruh zat transmiter syaraf otonom terhadap reseptor pada organ – organ dalam
(otot polos atau kelenjar).
Acetylkholin, Norepinephrin dan ephinephrin yang disekresikan oleh syaraf otonom akan
merangsang organ efektor:
1. Bereaksi dengan reseptor (protein/ lipoprotein) yang terdapat didalam membran sel, sehingga
mengubah permeabilitas membran yang dapat mengakibatkan kemungkinan terjadi aksipotensial
misalnya pada otot polos atau mengakibatkan efek elektronik pada sel misalnya pada sel kelenjar
untuk menimbulkan respons. Ion tersebut menimbulkan efek langsung pada sel reseptor,
misalnya ion kalsium akan meningkatkan kontraksi otot polos.
2. Meningkatkan kegiatan enzym yang terdapat dalam sel efektor, misalnya ephineprin
meningkatkan kegiatan adenil siklase dalam membran sel, yang menyebabkan pembentukan
AMP siklis, yang sangat berperanan dalam banyak kegiatan intrasel.

D. GANGGUAN SISTEM SARAF


1. Gangguan pada serebrum. Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah cedera atau yang
menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung dari daerah dan neuron yang
terserang.
 Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks-meninggi merupakan
akibat dari neuron atas yang terkena cedera. Hemiplegis hanya dapat menyerang lengan dan
tungkai sebelah saja, sedang otot wajah, kepala, leher dan badan kendati badan tidak terkena,
 Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada halur sensorik. Gerak refleksi tidak normal,
ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik pupil mata yang mengalami kontrasi atau
tidak dapat berkontraksi.
2. Ganglion Basalis. Penyakit parkison, paralisis agitans diduga disebabkan oleh degenerasi
ganglion-ganglion basalis.
3. Batang otak, pons dan medula oblongata. Pusat-pusat vital pengendalian pernapasan dan tekanan
darah terletak di sini, sehingga suatu kerusakan pada daerah ini akan menyebabkan kematian. Jumlah
jalur saraf yang berpusat disini sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjedi
di situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan.
4. Kerusakan pada sumsum tulang belakang. Seringkali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila cedera itu mengenai daerah
servikal pada lengan, badan dan tungkai maka penderita itu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak
terserang cedera maka diafragma mungkin tidak terserang, sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka
dibutuhkan pernapasan buatan.
5. Spastisitas dan kekakuan. Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot mendapat kembali
tonusnya, kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spastik dan kaku. Gerak refleks
terjadi khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan dengan kelompok otot flexor dan abduktor,
walaupun tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan pengendalian sadar hilang.
Pada tahap ini ada kemungkinan terjadi deformitas.
6. Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas, dapat
menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, oleh karena ini
merupakan cedera neuron motorik bawah yang menyebabkan hilangnya perasaan.
7. Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan dengan dengan adanya gangguan pada
saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan, seperti pada neuritis alkohol maupun karena
tekanan. Simptom yang timbul karena peradangan ada macam-macam biasanya berupa rasa sakit
yang justru menghebat pada malam hari, dan tidak berkurang kendati si penderita beristirahat.
Jenis-jenis neuritis dinamakan sesuai dengan plexus atau urat saraf yang terserang, misalnya :
a. Neuritis plexus brakhialis yang mungkin disebabkan infeksi, cedera ataupun tekanan.
b. Neuritis nervus radialis, dapat cidera apabila lengan dibiarkan bergelantungan pada sisi alat
pengusung atau meja operasi.
c. Tekanan pada nervus ulnaris, dapat timbul karena bertelekan pada siku pada saat berbaring.
d. Kompresi nervus medianus dalam saluran karpal.
8. Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan yang berasal dari prolapsus diskus
intervertebralis atau karena cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra.
Nervus popliteus lateralis apabila tungkai dibalut gips, dapat tertekan pada saat gips itu
melingkari kepala fibula.
9. Ensefaliatis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan infeksi virus.
10. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak.
 Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat khusus serta berkembang
pesat. Termasuk kedalamnya adalah semua pembedahan yang dilakukan terhadap otak, sumsum
tulang belakang dan saraf tepi.
 Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat tumor,
darah atau gumpalan darah ataupun fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN :
1. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain
2. Syaraf (neuron)terdiri dari :
 Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi
guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls yang menuju ke dendrit.
 Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls.
 Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
3. Proses terjadinya konduksi impuls syaraf ada dua teori :
a. Teori Membran
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
4. Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
a. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
 Otak
 Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
b. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang berhubungan dengan
syaraf pusat secara langsung maupun tidak langsung.
 Syaraf cranial
 Syaraf otonom :
 syaraf simpatis
 syaraf parasimpatetis
5. Gangguan pada system syaraf :
 Gangguan pada serebrum
 Ganglion Basalis
 Batang otak, pons dan medula oblongata
 Kerusakan pada sumsum tulang belakang
 Spastisitas dan kekakuan
 Terputusnya serabut saraf campuran
 Neuritis
 Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
 Ensefaliatis
 Meningitis
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Rosyidi, Alvi. 1996. Anatomi – Fisiologi dan Gizi Manusia. Surakarta: UNS
Heryati,Euis dan Nur Faizah. 2008. “Psikologi Faal”, Diktat Kuliah. Fakultas Ilmu Pendidikan
UPI.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk; editor edisis bahasa Indonesia,
Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldman, editor
edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai