Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PT. SANBE


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan

Kelompok 3

Disusun Oleh:

Moch Rifky Tritama 213118041 Vina Rizky Pratiwi 213118056


Riska Fitria Yunandi 213118042 Sheila Agustin A 213118057
Widia Purnamasari 213118046 Berlianan Pebrianty 213118060
Diana Shinta Maharani 213118047 Nurul Pebriyanti 213118063
Asmi Yasyfa Rusyda 213118049 Sipa Alawiah 213118067
Nova Wibawanti 213118053 Mira Nurhasanah 213118069

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1


STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cimahi, 20 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
A. Penggolongan studi kelayakan bisnis.............................................................2
B. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis...................................................2
C. Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis.........................................................4
D. Hasil Studi Kelayakan Bisnis..........................................................................6
E. Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis...............................................................6
F. Manfaat studi kelayakan bisnis.......................................................................7
BAB III..........................................................................................................................8
A. Strength...........................................................................................................8
B. Weakness........................................................................................................9
C. Opportunity.....................................................................................................9
D. Treath............................................................................................................10
BAB IV........................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT Sanbe Farma didirikan pada tahun 1975 di Bandung oleh Jahja Santoso
bersaudara. Lokasi pabrik: Kp Cimuncang (Ds Utama Leuwigajah, Cimahi) dan
kantornya berada di Jl Taman Sari (Bandung).
Nama Sanbe merupakan singkatan dari Santoso bersaudara (Jahja Santoso
adalah seorang apoteker lulusan ITB). Kegiatan utama yaitu memproduksi dan
juga menjual obat-obatan.
Pada mulanya Sanbe memproduksi obat-obat etikal, tahun 1985 Sanbe
memproduksi juga obat-obatan untuk hewan. Tahun 1992, Sanbe mulai
memasuki pasar obat bebas (OTC) dengan salah satu merk andalannya yaitu
Sanaflu. Sekarang, Sanbe menduduki peringkat terbaik di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan teori studi kelayakan usaha dalam bisnis
kesehatan?
2. Bagaimana dengan analisis SWOT dalam aspek kelayakan bisnis?
C. Tujuan
Adapaun tujuan penulisan yaitu :
1. Memahani teori studi kelayakan usaha dalam bisnis kesehatan
2. Mengetahui analisis SWOT aspek kelayakan bisnis

1
BAB II
TINJAUAN TEORI STUDI KELAYAKAN USAHA DALAM BISNIS
KESEHATAN
Pada dasarnya, studi kelayakan usaha dalam bisnis kesehatan merupakan hal
yang serupa dan menggunakan tenik yang serupa dengan studi kelayakan bisnis pada
umumnya. Hanya saja dalam bidang bisnis kesehatan, produk atau jasa, tujuan dan
manfaatnya di fokuskan kepada lingkup kesehatan yang dapat menguntungkan
perusahaan,mitra dan konsumen dalam aspek kesehatan. Studi kelayakan bisnis
adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial
ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai
dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar
penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak
dijalankan.

A. Penggolongan studi kelayakan bisnis

1. Orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada


keuntungan yang secara ekonomis
2. Orientasi tidak pada laba(social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-
beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

B. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis

Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan
Bisnis, yaitu:
1. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
a. Izin lokasi

2
b. Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan  hukum lainnya.
c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
d. Surat tanda daftar perusahaan
e. Surat izin tempat usaha dari pemda setempatSurat tanda rekanan dari
f. pemda setempat
g. SIUP setempat
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena
adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
a. Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap
kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
b. Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per
kapita penduduk, apakah proyek dapat mengubah atau justru
mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan
nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
c. Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi
semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi,
penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan
untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner,
dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau
tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak
yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
3. Aspek pasar dan pemasaraN
Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan
dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
a. Potensi pasar
b. Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan
atau hasrat untuk membeli.

3
c. Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
d. Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang
mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen,
kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
e. Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk
meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar
pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
4. Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
5. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
6. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya
dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

C. Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis

1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilak produk
laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi
dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek
lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:
a. ide proyek sesuai dengan kata hatinya
b. pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang
sifatnya teknis
c. keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan metode ilmiah:

4
a. mengumpulkan data
b. mengolah data
c. menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
d. menyimpulkan hasil
e. membuat laporan hasil
3. Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar
atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
a. mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
b. mengevaluasi proyek yang akan dibangun
c. mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos
yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan
diperkirakan akan diperoleh.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap
layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor
tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah
ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan
pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta
kesiapan manajemen.
6. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek.
Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan
operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja secaa efektif dan efisien
dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-

5
kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi
dan operasi.

D. Hasil Studi Kelayakan Bisnis

Hasil studi kelayakan bisnis berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk


tertulis yang diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif
bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis
yang layak.

E. Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek moral dan etika dalam bisnis, khususnya dalam studi kelayakan bisnis
(SKB) menjadi hal yang penting. Perilaku etis mengacu pada norma-norma atau
standar-standar moral pribadi dalam hubungannya dengan orang lain agar dapat
terjamin tidak seorangpun yang akan dirugikan.
1. Etika peneliti pada responden
Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas
kebebasan pribadi sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik
maupun mental.
2. Etika peneliti pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis pertimbangan-pertimabangan etis
terhadap klien perlu diperhatikan. Karena klien mempunyai hak atas
penelitian yang dilakukan secara etis.
3. Etika peneliti pada asisten
Peneliti biasanya asisten peneliti, tidak etis jika menugaskan seorang
asisten melakukan suatu  wawancara yang bisa membahayakan.
4. Etika klien
Sering terjadi peneliti kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk
mengubah data, mengartikan data dari segi yang menguntungkan atau
menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis yang dianggap merugikan,

6
kalau peneliti menuruti keinginan tersebut bisa jadi profesi peneliti akan
hancur.

F. Manfaat studi kelayakan bisnis

1. Pihak Investor
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan
investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat,
karena investor memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan
diperoleh dan jaminan modal yang akan ditanamkan.
2. Pihak Kreditor
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi
kelayakan bisnis dan mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan
yang dimilliki.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi
kelayakan bisnis untuk mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang
dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor
4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk
dibantu oleh pemerintah.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan
didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional,
karena sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan
nasional.

7
BAB III
ANALISIS SWOT ASPEK KELAYAKAN BISNIS
A. Strength
Pada bagian produksi, Sanbe merupakan pemimpin dalam penelitian
bioavaibilitas dan bioekivalen produk obat dengan menggunakan standard GCP
dan GLP yang terbaru. Laboratorium Sanbe telah terakreditasi oleh National
Accredited Body (KAN) sehingga memperoleh ISO/IEC 17025:2005, dan juga
diakui oleh BPOM.
Selain itu, Sanbe juga menerima sertifikat Good Manufacturing Practice
(GMP) dari Health Science Authority (HSA) Singapura pada pabrik atau
bangunan preparasi steril. Sanbe berpedoman pada GMP yang meliputi semua
rekomendasi dari World Health Organization (WHO). Hal ini membuktikan
bahwa pabrik pengolahan obat yang steril milik Sanbe telah memenuhi Standard
Uni Eropa.
Memiliki pabrik infus steril kemasan softbag yang canggih dan yang pertama
di Indonesia, serta memiliki keunggulan teknologi pembuatan infus yang pertama
dan satu-satunya di Asia Tenggara, yaitu sistem sterilisasi 121° C, selama 15
menit. Sehingga produk infus yang dihasilkan oleh Sanbe berkualitas jauh lebih
tinggi dibanding merek lainnya. Dari sisi leader-nya, Pak Yahya adalah sosok
pemimpin perusahaan yang ulet, tegas, dan jeli menangkap peluang pasar dan
turun tangan dalam semua kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan.
Karyawan merupakan orang-orang yang berkualitas.
Sanbe merajai pasar produk ethical sehingga dapat menekan biaya
promosi/iklan. Sanbe memiliki lobi dan jaringan dokter yang kuat. Tanya saja
dokter di Indonesia yang tidak kenal Sanbe. Dalam penjualan untuk obat generik,
meluncurkan produk generik yang tergolong lebih murah dibanding produk
perusahaan farmasi lainnya.

8
Sanbe memiliki kekuatan dalam mengontrol distribusi obat-obatannya. Ini
terutama karena produk mereka didistribusikan oleh distributor tunggal, PT Bina
San Prima.
B. Weakness
Belum mampu mengelola sumber daya manusia secara profesional, sistem
human resources atau people management belum kokoh. Ini terlihat dari
banyaknya karyawan yang keluar dan masuk dalam frekuensi yang tinggi.
Menurut pandangan Jahja B Soenarjo, CEO Direction Strategy Consulting :
“Gaya Jahja Santoso dalam memimpin Berusahaan masih konvensional sehingga
Sanbe belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara profesional”. Jahja
Santoso belum memberi kekuasaan secara penuh (masih setengah percaya pada
putra dan orang-orang kepercayaannya).
C. Opportunity
Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat per kapita.
Sanbe Farma memiliki international operations di 12 negara. Dengan demikian,
kesempatan Sanbe Farma untuk menjadi pemain global semakin terbuka lebar.
12 Januari 2006, Sanbe Farma meresmikan pabrik infus steril kemasan softbag
pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pasar infus saat ini masih
lenggang pemain. Satu-satunya saingan yang leading di bisnis ini hanyalah PT
Otsuka Indonesia, sehingga kesempatan Sanbe Farma untuk memasuki pasar
infus masih sangat besar.
Dibukanya Santosa Bandung International Hospital. RS ini akan menjadi
rumah sakit pertama untuk pendistribusian infus dan beberapa produk baru Sanbe
Farma lainnya. Infus menyasar pasar menegah ke atas. Dengan semakin
bertumbuh suburnya rumah sakit mewah (Brawijaya Woman and Children
Hospital, Siloam Geneagles, Medikaloka Health Care), produk Sanbe Farma ini
akan dengan mudah diserap olah pasar. Ada tambahan informasi, Yahya adalah
seorang pemeluk agama yang taat dan mampe menjalin hubungan yang baik

9
dengan RS yayasan di Indonesia. Maka tidak heran, walau RS kecil di suatu
kecamatan pun, maka akan Anda temui infus Sanbe.
Mendirikan San-Clin-Eq, sebuah lembaga pengujian BA/BE, dengan peluang
pasar yang menjanjikan dan jumlah pemain yang masih lenggang, peluang San-
Clin-Eq bersaing di industri pengujian BA/BE masih sangat besar.
D. Treath
Persaingan pasar produk infus sangat ketat, karena pasar produk infus
dikuasai oleh Otsuka. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sanbe untuk bisa
merebut pasar infuse di Indonesia. Sanbe harus menerapkan manajemen SDM
yang professional sehingga dapat menjamin adanya regenerasi yang akhirnya
diharapkan tetap bisa mempertahankan sanbe sebagai perusahaan farmasi no 1 di
Indonesia.
Banyaknya medrep dari perusahaan farmasi lain yang kemampuannya tidak
bisa diabaikan sehingga Sanbe perlu meningkatkan kembali kinerja personal
selling (medical representative). Menjamin bahwa produk me-too yang
dipasarkan oleh Sanbe telah melewati uji BA/BE, mengingat pada tahun 2008
semua produk me-too harus memenuhi syarat BA/BE dan tidak hanya diberi logo
atau dibubuhi merk dagang. Dengan demikian, sanbe bisa tetap bersaing dengan
originator (korporasi multinasional pemegang paten awal) maupun pesaing lokal.
Masa kini, sebagian masyarakat Indonesia mulai beralih menggunakan produk
herbal. Oleh karena itu, sanbe perlu melakukan inovasi produk dengan berusaha
memproduksi obat-obat herbal.

10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PT Sanbe Farma didirikan pada tahun 1975 di Bandung oleh Jahja Santoso
bersaudara. Lokasi pabrik: Kp Cimuncang (Ds Utama Leuwigajah, Cimahi) dan
kantornya berada di Jl Taman Sari (Bandung).

Nama Sanbe merupakan singkatan dari Santoso bersaudara (Jahja Santoso


adalah seorang apoteker lulusan ITB). Kegiatan utama yaitu memproduksi dan
juga menjual obat-obatan.

Pada mulanya Sanbe memproduksi obat-obat etikal, tahun 1985 Sanbe


memproduksi juga obat-obatan untuk hewan. Tahun 1992, Sanbe mulai
memasuki pasar obat bebas (OTC) dengan salah satu merk andalannya yaitu
Sanaflu. Sekarang, Sanbe menduduki peringkat terbaik di Indonesia.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapatbermanfaat bagi


pembaca. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi karna
kami masi dalam tahap belajar, adapun saran dan kritik yang ingin disampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami.

Makalah ini masi jauh dari kesempurnaan, maka dari itu pembaca disarankan
untuk membaca lagi dari berbagai referensi lainnya,agar pengetahuan pembaca
semakin luas khazanah keilmuan kita bersama

11

Anda mungkin juga menyukai