Anggota :
CIMAHI
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA ODHA
Sub Pokok Pembahasan : Mengenal konsep HIV/AIDS, dan bagaimana hidup dengan
ODHA
Waktu : 30 menit
A.
Tujuan Pembelajaran /Penyuluhan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Odha dan keluarga Odha
dapat:
Materi Pembelajaran/Penyuluhan
1. Pengertian HIV/AIDS
4. Pencegahan HIV/AIDS
1. Media .
a. Power point dalam bentuk video animasi berisi tentang materi yang akan
disampaikan seperti pengertian HIV/AIDS, Tanda dan gejala HIV/AIDS, Cara
penularan HIV/AIDS , Pencegahan HIV/AIDS, dan bagaimana hidup dengan
ODHA.
2. Alat Pendukung
c. Alat tulis untuk mencatat jika ada audien yang ingin bertanya.
Prose Pembelajaran
No Kegiatan BentukKegiatan Waktu
Fasilitator Klien/Audien
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit
Memperkenalka Memperkenalkan diri Memperhatikan
n diri Menjelaskan tujuan Mendengarkan
Kontrak Waktu penyuluhan Menyetujui kontrak
Menjelaskan Kontrak waktu waktu
tujuan
pembelajaran
Melakukan
Appersebsi
(Menggali
pengetahuan
awal dr klien)
2. Pelaksanaan Fasilitator menjelaskan Audien menyimak 15 menit
(menjelaskan materi tentangg materi dengan baik
penyuluhan sesuai penyuluhan yaitu : Audien bertanya
dengan metode 1.Pengertian HIV/AIDS kepada fasilitator
pembelajaran yg 2.Tanda dan gejala
direncanakan dan HIV/AIDS
media pembelajaran 3.Cara penularan
untuk membantu HIV/AIDS
dalam pemahaman 4.Pencegahan HIV/AIDS
klien terhadap 5. bagaimana hidup dengan
materi penyuluhan ODHA
yang Fasilitator memberikan
diinformasikan ) kesempatan untuk
bertanya
Fasilitator menanggapi
pertanyaan audien
terhadap pesan
kesehatan sesuai
dg tema
penyuluhan)
Denah Kegiatan
Keterangan :
a. Fasilitator :
b. Media :
c.Dosenpembimbing :
d. Klien/audien :
G. Buku Sumber
Nursalam. dkk. 2018. Asuhan Keperawatan pada Pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta.
Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Stop HIV AIDS. [Online]. Tersedia:
https://www.kemkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17042500008
Tarigan, Johannes dan Arik Brakele. Cara Penularan HIV & AIDS. [Online]. Tersedia :
https://www.academia.edu/34804706/CARA_PENULARAN_HIV_and_AIDS
Sistiaran,Colti., Hariyadi,
(2018,Mei).
/en/.
H. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi Pendidkan
2) Alat peraga = alat penyuluhan yang akan digunakan sudah siap menggunakan power
point dalam bentuk video animasi
3) ngan baik,seperti sudah tersedia kursi-kursi bagi audiens dan juga tempat yang
T kondusif
e
m 4) Materi= materi-materi sudah disiapkan untuk penyuluhan
p
a
t b. Evaluasi hasil kegiatan
= 1) Bentuk evaluasi
d
i
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n
d
e
I. Lampiran
1. Materi penyuluhan
a. Pengertian HIV/AIDS
HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu lagi
adanya infeksi awal dimana selama itu orang tersebut hanya sedikit sekali
memperlihatkan atau bahkan tidak memperlihatkan gejala penyakit ini. HIV biasanya
berkembang melalui beberapa tahap. Pada minggu-minggu awal infeksi,
orang dapat memiliki gejala yang mirip dengan demam pembengkakan kelenjar.
Antibodi terhadap virus biasanya baru terbentuk pada saat ini (3 sampai 12 minggu
setelah infeksi terjadi). Mengikuti infeksi awal, terdapat waktu yang panjang
dimana selama itu orang tersebut hanya memperlihatkan sedikit atau bahkan tidak
terlihat adanya gejala-gejala, tetapi keberadaan HIV tersebut telah terdeteksi melalui
adanya antibodi didalam darah. Periode ini biasanya berlangsung dari tiga sampai
delapan tahun setelah infeksi awal. Pada periode ini, virus mulai merusak sistem
kekebalan tubuh dengan timbulnya beberapa gejala seperti kehilangan berat badan,
demam, diare, dan pembesaran pada kelenjar limpa. Hal ini biasanya berlanjut sampai
benar-benar AIDS, yang berkembang pesat sejalan dengan kerusakan yang parah pada
sistem kekebalan tubuh. Orang tersebut dapat menjadi sakit dengan
/en/.
Banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi. Hal ini karena gejala dan
tanda-tanda HIV/AIDS di tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala berat. Infeksi
HIV hingga menjadi AIDS terbagi menjadi tiga fase, yakni sebagai berikut:
Fase pertama umumnya muncul setelah 2-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase
awal ini penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:
a) Sakit kepala.
b) Sariawan.
c) Kelelahan.
d) Radang tenggorokan.
f) Nyeri otot.
g) Ruam.
i) Berkeringat.
Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas muncul karena kekebalan tubuh sedang
melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan lebih. Meski
demikian, harus diingat bahwa gejala tersebut tidak selalu disebabkan oleh HIV. Setelah
gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas hilang, penderita bisa tidak merasakan apa pun
sampai bertahun-tahun kemudian.
Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang
khas, bahkan akan merasa sehat seperti tidak terinfeksi virus. Namun sebenarnya,
virus HIV secara diam-diam berkembang biak dan menyerang sel darah putih yang
berperan dalam melawan infeksi.
Tanda-tanda HIV/AIDS pada fase ini memang tidak terlihat, tapi penderita
tetap bisa menularkannya pada orang lain. Di akhir fase kedua, sel darah putih
berkurang secara drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul.
AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir
kehilangan kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah
putih berada jauh di bawah normal. Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara
lain berat badan menurun drastis, sering demam, mudah lelah, diare kronis, dan
pembengkakan kelenjar getah bening.
Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka
penderita HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu.
Penyakit yang biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:
a) Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan. Gejala HIV pada wanita dapat
dikenali dari infeksi jamur pada vagina yang sering kambuh.
b) Pneumonia.
c) Toksoplasmosis.
d) Meningitis.
e) Tuberkulosis (TB)
b) Kelelahan
dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal
risiko tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena
HIV paling menular pada tahap awal.
e) Ruam kulit
HIV dapat ditularkan melalui darah dan semen. HIV memasuki tubuh melalui luka
atau jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang mengandung HIV. Beberapa
cara penularan HIV adalah sebagai berikut :
2. Transfuse darah.
4. HIV dapat menular dari ibu yang hamil ke bayi yang dikandungnya atau dari ibu
ke bayi yang disusuinya. Darah ibu mengalir ke tubuh bayi melalui plasenta
sehingga HIV akan terbawa ke bayi. Air susu ibun yang terinfeksi HIV
mengalirkan darah yang mengandung HIV melaui air susunya ke dalam tubuh
bayi. Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif,
1. Berjabat tangan
2. Berangkulan
3. Berpelukan
5. Bersentuhan
6. Berenang Bersama
d. Pencegahan HIV/AIDS
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS,
antara lain:
1. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim
vaginal maupun anal.
3. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.
4. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan
dari ibu ke janin.
6. Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah
melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter.
Agar bisa mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi
selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
Pencegahan HIV/AIDS
Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian. Pastikan jarum selalu steril
jika berniat ingin membuat tato ataupun tindik.
2. Hindari seks bebas
Dari segi kesehatan, seks bebas bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
Seks bebas sangat dilarang terlebih dengan pasangan yang berbeda-beda.
3. Menggunakan kondom
Bisa menular lewat darah dan air liur yang masuk ke dalam tubuh atau juga
melalui hubungan seksual. Sebaiknya, saat berhubungan seksual gunakan kondom
sebagai pelindung dan pengaman diri untuk mencegah virus HIV masuk ke dalam
tubuh.
4. Lakukan vaksin
Lakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta lakukan tes secara teratur karena
sangat baik sebagai pencegahan diri dari HIV.
Gunakan pakaian khusus yang disarankan oleh dokter untuk menutup tubuh ketika
menjenguk atau bersentuhan langsung dengan penderita HIV atau AIDS.Selain itu,
ada beberapa gaya hidup sehat untuk membantu anda mencegah HIV/AIDS:-
Makan makanan dengan gizi seimbang.:
a) Rutin berolahraga.
b) Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang termasuk alkohol.
e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis menyentuh hewan
peliharaan.
Yang perlu diingat, berdekatan atau bersosialisasi dengan ODHA tidak akan
menyebabkan Anda terinfeksi virus HIV. Sebab kenyataannya, virus HIV tidak akan
mudah menyebar seperti virus flu atau sakit perut. Menurut para ahli medis, virus HIV
hanya bisa ditularkan melalui kontak darah, air susu, sperma, ataupun cairan vagina.
Tiga media penularan terakhir lebih jelas bentuknya, berbeda dengan yang
pertama. Air susu berpotensi menularkan virus HIV dari ibu yang sudah berstatus
ODHA kepada bayinya. Sementara sperma ataupun cairan vagina hanya mungkin
menularkan virus HIV kepada mereka yang melakukan hubungan seksual dengan
ODHA.
Sementara, hal-hal berikut tidak akan membuat virus HIV berpindah ke tubuh Anda:
a) Bersentuhan kulit, seperti berjabat tangan atau berpelukan dengan ODHA.
d) Menggunakan peralatan makan atau tempat tidur yang sama dengan orang
ODHA.
f) Anda dan kerabat yang berstatus ODHA digigit oleh nyamuk yang sama. Ternyata,
penularan virus HIV itu tidak mudah, bukan? Karena itu,tak perlu bereaksi
menghindar atau ketakutan jika harus hidup berdampingan dengan ODHA.
Sikap yang tidak reaktif ini perlu agar para ODHA tidak merasa
disingkirkan.
Adapun cara yang lainya bagaimana supaya kita hidup dengan ODHA
1) Dukungan emosional
2) Dukungan pernghargaan
3) Dukungan materi
4) Dukungan informasi
d) Selalu ajak dia bercerita atau berbincang agar dia tida merasa diasingkan
Pada ODHA membutuhkan sikap yang suportif dari lingkungan disekitarnya agar
mereka tidak mudah mengalami stres dan depresi. Dukungan emosional semacam
ini perlu agar ODHA bisa lebih mudah dalam menjaga kesehatannya.
Pemahaman dan informasi terhadap penyakit AIDS yang kurang akan memberikan
keleluasan bagi masyarakat dalam mengkonstruksikan dan mempertahankan pola pemikiran
yang diskriminatif sehingga menciptakan pengkotakan terhadap orang dengan HIV/AIDS
baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, kesehatan maupun dalam pergaulan lingkungan
sosialnya. Situasi-situasi diciptakan sedemikian rupa sehingga menyebabkan ODHA
semakin tenggelam dalam dunianya dan semakin menarik diri dari kehidupan sosialnya.
Saat ODHA memasuki masa transisi sejak mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV,
disinilah keluarga menjadi penting dan menjadi satu kesatuan sistim dalam melihat dan
memahami permasalahan yang sedang terjadi, karena keluarga adalah tempat seorang anak
mempertahankan pola hidup dan melanjutkan satu generasi agar tetap bertahan, maka
keluarga sangat diharapkan untuk memainkan peran yang besar dalam memberi perawatan
dan dukungan kepada anggota-anggotanya yang terinfeksi HIV/AIDS.
2. Mendukung Odha ,Ada 5 bentuk dasar dari dukungan sosial yang dapat diberikan
Memberi dukungan,dan diterima oleh individu (Orford, 1992;Sarafino,2002), yaitu: a.
Dukungan Emosional: meliputi ekspresi dari rasa empati, perawatan, perhatian.
Ini menyebabkan individu merasa nyaman, tenteram, dimiliki, dan dicintai pada
saat kondisi yang menekan (Sheridan, 1992).
b. Dukungan Penghargaan: dukungan yang berpengaruh pada peningkatan self
esteem dan perasaan kompeten, sehubungan dengan adanya penilaian positif
masyarakat Hal ini sangat penting karena dukungan yang diberikan oleh
keluarga merupakan suatu mata rantai dalam proses kesembuhan dan proses
persiapan ODHA agar dapat kembali bersosialisasi dengan lingkungannya dan
menjalani hidup yang wajar.