Anda di halaman 1dari 31

SATUAN ACARA PENYULUHAN

diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Keperawatan HIV/AIDS

Dosen Koordinator : Argi Virgona Bangun, S.Kp., M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 2 kelas 2B

Anggota :

Dea Dwi Kartika (213118055) Karmila Novitasari (213118061)


Vina Rizky P (213118056) Nissa Nuranggini (213118062)
Sheila Agustin A (213118057) Nurul Pebriyanti (213118063)
Imam Rifqi M (213118058) Aurora Nur ASS (213118064)
Yudhistira (213118159) Nanda Andiana N (213118065)
Beliana PH (213118160) Nina Maryana (213118066)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI HIV/AIDS PADA PASIEN DAN

KELUARGA ODHA

Pokok Bahasan : KIE (Komunikasi, informasi, dan edukasi) HIV/AIDS

Sub Pokok Pembahasan : Mengenal konsep HIV/AIDS, dan bagaimana hidup dengan
ODHA

Sasaran : Pasien dan keluarga ODHA

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Juni 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Bale RSUD Purwakarta

A.
Tujuan Pembelajaran /Penyuluhan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui tentang


HIV/AIDS dan bagaimana cara hidup dengan ODHA

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Odha dan keluarga Odha
dapat:

a. Menjelaskan kembali pengertian dari HIV/AIDS

B. b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala HIV/AIDS

c. Menjelaskan kembali cara penularan HIV/AIDS

d. Menyebutkan kembali pencegahan HIV/AIDS

e. Memahami dan Menyebutkan kembali bagaimana cara hidup dengan ODHA

Materi Pembelajaran/Penyuluhan

1. Pengertian HIV/AIDS

2. Tanda dan gejala HIV/AIDS


3. Cara penularan

4. Pencegahan HIV/AIDS

C. 5. Bagaimana cara hidup dengan Odha

Metode Pembelajaran /Penyuluhan

D. a. Ceramah dan Tanya jawab,

Media & Alat Pendukung

1. Media .

a. Power point dalam bentuk video animasi berisi tentang materi yang akan
disampaikan seperti pengertian HIV/AIDS, Tanda dan gejala HIV/AIDS, Cara
penularan HIV/AIDS , Pencegahan HIV/AIDS, dan bagaimana hidup dengan
ODHA.

2. Alat Pendukung

a. Kursi untuk tempat duduk para audien

E. b. Meja untuk meletakkan infocus dan laptop

c. Alat tulis untuk mencatat jika ada audien yang ingin bertanya.

d. Infocus sebagai media yang menampilkan materi pembelajaran berupa powerpoint


dalam bentuk video animasi dari laptop

Prose Pembelajaran
No Kegiatan BentukKegiatan Waktu
Fasilitator Klien/Audien
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Memperkenalka  Memperkenalkan diri  Memperhatikan
n diri  Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
 Kontrak Waktu penyuluhan  Menyetujui kontrak
 Menjelaskan  Kontrak waktu waktu
tujuan
pembelajaran
 Melakukan
Appersebsi
(Menggali
pengetahuan
awal dr klien)
2. Pelaksanaan  Fasilitator menjelaskan  Audien menyimak 15 menit
(menjelaskan materi tentangg materi dengan baik
penyuluhan sesuai penyuluhan yaitu :  Audien bertanya
dengan metode 1.Pengertian HIV/AIDS kepada fasilitator
pembelajaran yg 2.Tanda dan gejala
direncanakan dan HIV/AIDS
media pembelajaran 3.Cara penularan
untuk membantu HIV/AIDS
dalam pemahaman 4.Pencegahan HIV/AIDS
klien terhadap 5. bagaimana hidup dengan
materi penyuluhan ODHA
yang  Fasilitator memberikan
diinformasikan ) kesempatan untuk
bertanya
 Fasilitator menanggapi
pertanyaan audien

3. Penutup  Fasilitator  Audien menyimak 10 menit


 Menyimpulkan menyimpulkan materi  Audien menjawab
materi yang telah diberikan pertanyaan
penyuluhan  Fasilitator melakukan  Audien
 Melakukan evaluasi mendengarkan
evaluasi sesuai  Fasilitator memberikan  Audien menjawab
rencana penegasan kepada audien salam
 Melakukan  Fasilitator mengucapkan
reinforcement salam penutup
F.
(penguatkan

terhadap pesan

kesehatan sesuai

dg tema

penyuluhan)

Denah Kegiatan

Keterangan :

a. Fasilitator :

b. Media :
c.Dosenpembimbing :

d. Klien/audien :
G. Buku Sumber

Aryulina, Diah. dkk. 2004. Biologi. Jakarta. Esis Erlangga.

Nursalam. dkk. 2018. Asuhan Keperawatan pada Pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta.
Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Stop HIV AIDS. [Online]. Tersedia:
https://www.kemkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17042500008

Tarigan, Johannes dan Arik Brakele. Cara Penularan HIV & AIDS. [Online]. Tersedia :
https://www.academia.edu/34804706/CARA_PENULARAN_HIV_and_AIDS

Siregar, Fazidah A. "Pengenalan dan pencegahan AIDS." (2004).

Sistiaran,Colti., Hariyadi,

(2018,Mei).

WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids

/en/.

H. Rencana Evaluasi

a. Evaluasi Pendidkan

1) Waktu = Waktu pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan selama 30 menit


diharapkan selesai secara tepat waktu dan efisien

2) Alat peraga = alat penyuluhan yang akan digunakan sudah siap menggunakan power
point dalam bentuk video animasi
3) ngan baik,seperti sudah tersedia kursi-kursi bagi audiens dan juga tempat yang
T kondusif
e
m 4) Materi= materi-materi sudah disiapkan untuk penyuluhan
p
a
t b. Evaluasi hasil kegiatan

= 1) Bentuk evaluasi

t Bentuk evaluasi yang akan dilaksanakan yaitu evaluasi non test


e
m
2) Jenis evaluasi
p
a
Jenis evaluasi yang akan dilakukan yaitu dalam bentuk lisan ,yaitu bertanya
t kepada audien secara langsung mengenai materi yang telah disampaikan seperti
mengingat kembali apa itu HIV/AIDS ,Tanda dan gejala nya,lalu bagaimana cara
s kita mejalani hidup dengan ODHA.
u
d
a
h

d
i
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

d
e
I. Lampiran

1. Materi penyuluhan

a. Pengertian HIV/AIDS

Pengertian hiv aids menurut who

HIV: Human immunodeficiency virus. Virus yang memperlemah sistem kekebalan


tubuh, dan pada akhirnya menyebabkan AIDS. AIDS: Acquired immunodeficiency
syndrome. Sekelompok kondisi medis yang menunjukkan lemahnya kekebalan tubuh,
sering berwujud infeksi ikutan (infeksi oportunistik) dankanker, yang hingga saat ini
belum bisa disembuhkan.

Human immunodeficiency virus (HIV)

HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu lagi

mengusir infeksi. Hal ini menyebabkan terjadinya sindrom berkurangnya kekebalan


didapat (Acquired Immune Deficiency Syndrome - AIDS). AIDS). Suatu ciri penting
dar iinfeksi HIV adalah bahwa biasanya diperlukan periode yang panjang setelah

adanya infeksi awal dimana selama itu orang tersebut hanya sedikit sekali

memperlihatkan atau bahkan tidak memperlihatkan gejala penyakit ini. HIV biasanya
berkembang melalui beberapa tahap. Pada minggu-minggu awal infeksi,

orang dapat memiliki gejala yang mirip dengan demam pembengkakan kelenjar.
Antibodi terhadap virus biasanya baru terbentuk pada saat ini (3 sampai 12 minggu
setelah infeksi terjadi). Mengikuti infeksi awal, terdapat waktu yang panjang

dimana selama itu orang tersebut hanya memperlihatkan sedikit atau bahkan tidak
terlihat adanya gejala-gejala, tetapi keberadaan HIV tersebut telah terdeteksi melalui
adanya antibodi didalam darah. Periode ini biasanya berlangsung dari tiga sampai
delapan tahun setelah infeksi awal. Pada periode ini, virus mulai merusak sistem
kekebalan tubuh dengan timbulnya beberapa gejala seperti kehilangan berat badan,
demam, diare, dan pembesaran pada kelenjar limpa. Hal ini biasanya berlanjut sampai
benar-benar AIDS, yang berkembang pesat sejalan dengan kerusakan yang parah pada
sistem kekebalan tubuh. Orang tersebut dapat menjadi sakit dengan

infeksi, kanker atau mengalami kerusakan sistem saraf.


WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids

/en/.

b. Tanda dan gejala HIV/AIDS

Banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi. Hal ini karena gejala dan
tanda-tanda HIV/AIDS di tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala berat. Infeksi
HIV hingga menjadi AIDS terbagi menjadi tiga fase, yakni sebagai berikut:

1. Fase pertama: Infeksi HIV akut

Fase pertama umumnya muncul setelah 2-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase
awal ini penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:

a) Sakit kepala.

b) Sariawan.

c) Kelelahan.

d) Radang tenggorokan.

e) Hilang nafsu makan.

f) Nyeri otot.

g) Ruam.

h) Bengkak kelenjar getah bening.

i) Berkeringat.
Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas muncul karena kekebalan tubuh sedang
melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan lebih. Meski
demikian, harus diingat bahwa gejala tersebut tidak selalu disebabkan oleh HIV. Setelah
gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas hilang, penderita bisa tidak merasakan apa pun
sampai bertahun-tahun kemudian.

2. Fase kedua: Fase laten HIV

Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang
khas, bahkan akan merasa sehat seperti tidak terinfeksi virus. Namun sebenarnya,
virus HIV secara diam-diam berkembang biak dan menyerang sel darah putih yang
berperan dalam melawan infeksi.
Tanda-tanda HIV/AIDS pada fase ini memang tidak terlihat, tapi penderita
tetap bisa menularkannya pada orang lain. Di akhir fase kedua, sel darah putih
berkurang secara drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul.

3. Fase ketiga: AIDS

AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir
kehilangan kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah
putih berada jauh di bawah normal. Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara
lain berat badan menurun drastis, sering demam, mudah lelah, diare kronis, dan
pembengkakan kelenjar getah bening.

Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka
penderita HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu.
Penyakit yang biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:

a) Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan. Gejala HIV pada wanita dapat
dikenali dari infeksi jamur pada vagina yang sering kambuh.

b) Pneumonia.

c) Toksoplasmosis.

d) Meningitis.

e) Tuberkulosis (TB)

f) Kanker, seperti limfoma dan sarkoma kaposi.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif


terkena HIV, antara lain:
a) .Demam

Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai


sekitar 39 derajat C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala
ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah
bening, dan sakit tenggorokan.

b) Kelelahan

Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga

dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal

dan tanda lanjutan dari HIV.


c) Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening

ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau


yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak
mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk
nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah
bening.

d) Sakit tenggorokan dan sakit kepala

"Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala

sering dapat merupakan ARS," kata Dr. Horberg. Jika memiliki

risiko tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena
HIV paling menular pada tahap awal.

e) Ruam kulit

Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam


perkembangan HIV/AIDS.

f) Mual, muntah dan diare

Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala


jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, kata
Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari
terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.

"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespon obat mungkin


merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang
biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
baik," kata Dr. Horberg.
c. Cara penularan HIV/AIDS

HIV dapat ditularkan melalui darah dan semen. HIV memasuki tubuh melalui luka
atau jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang mengandung HIV. Beberapa
cara penularan HIV adalah sebagai berikut :

1. Lewat cairan darah

Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIVLewat pemakaian


jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa
disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntikdikalangan pengguna Narkotika.
Penggunaan jarum suntik secara bergantian pada pecandu obat-obatan terlarang.
Darah yang terinfeksi HIV dapat menempel ke jarum suntik jika digunakan oleh
orang lain, HIV dapat masuk ke dalam aliran darah orang tersebut.
SuntikanMelalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan
lain,misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yangmenembus
kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah

2. Transfuse darah.

Darah yang terkontaminasi HIV dapat masuk ke tubuh resipien

3. Lewat cairan sperma dan cairan vagina

Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau hubungan seksual para


homoseksual. Dengan berganti-ganti pasangan, kemungkinan ada pasangan yang
terinfeksi HIV. Pasangan yang terinfeksi HIV sehingga dapat menularkan HIV.
Pasangan yang homoseksual juga berisiko tertular HIV. Hal ini dikarenakan
hubungan seksual antar anus dapat menyebabkan luka. Jika salah satu pasangan
terinfeksi HIV, pasangan lainnya dapat tertular HIV.

4. HIV dapat menular dari ibu yang hamil ke bayi yang dikandungnya atau dari ibu
ke bayi yang disusuinya. Darah ibu mengalir ke tubuh bayi melalui plasenta
sehingga HIV akan terbawa ke bayi. Air susu ibun yang terinfeksi HIV
mengalirkan darah yang mengandung HIV melaui air susunya ke dalam tubuh
bayi. Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif,

danmelahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan

ASI.Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission)ini


berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif
kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif
5. Penularan pada proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak
antara kulit atau membrane mukosa bayi dan darah atau sekresi maternal saat
melahirkan. Semakin lama proses persalinan semakin besar resiko, sehingga
lama persalinan bisa dicegah dengan operasi section caesarea.

HIV Tidak akan menular jika :

1. Berjabat tangan
2. Berangkulan

3. Berpelukan

4. Digigit nyamuk atau Serangga

5. Bersentuhan

6. Berenang Bersama

7. Tinggal serumah dengan ODHA

8. Menggunakan toilet yang sama

9. Memakai alat makan & minum yang sama

d. Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan HIV dan AIDS

Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS,
antara lain:

1. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim
vaginal maupun anal.

2. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.

3. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.

4. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan
dari ibu ke janin.

5. Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

6. Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah
melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter.
Agar bisa mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi
selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.

Pencegahan HIV/AIDS

1. Gunakan jarum yang steril

Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian. Pastikan jarum selalu steril
jika berniat ingin membuat tato ataupun tindik.
2. Hindari seks bebas

Dari segi kesehatan, seks bebas bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
Seks bebas sangat dilarang terlebih dengan pasangan yang berbeda-beda.

3. Menggunakan kondom

Bisa menular lewat darah dan air liur yang masuk ke dalam tubuh atau juga
melalui hubungan seksual. Sebaiknya, saat berhubungan seksual gunakan kondom
sebagai pelindung dan pengaman diri untuk mencegah virus HIV masuk ke dalam
tubuh.

4. Lakukan vaksin

Lakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta lakukan tes secara teratur karena
sangat baik sebagai pencegahan diri dari HIV.

5. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)

PrEP adalah pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi


mereka yang berisiko tinggi tertular HIV. Yang dimaksud dengan berisiko tinggi
tertular HIV adalah mereka yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya.

6. Perhatikan luka yang terbuka

Gunakan pakaian khusus yang disarankan oleh dokter untuk menutup tubuh ketika
menjenguk atau bersentuhan langsung dengan penderita HIV atau AIDS.Selain itu,
ada beberapa gaya hidup sehat untuk membantu anda mencegah HIV/AIDS:-
Makan makanan dengan gizi seimbang.:

a) Rutin berolahraga.
b) Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang termasuk alkohol.

c) Lakukan yoga atau meditasi untuk mengelola stres.

d) Tidak atau berhenti merokok.

e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis menyentuh hewan
peliharaan.

e. Bagaimana cara hidup dengan Odha

Yang perlu diingat, berdekatan atau bersosialisasi dengan ODHA tidak akan
menyebabkan Anda terinfeksi virus HIV. Sebab kenyataannya, virus HIV tidak akan
mudah menyebar seperti virus flu atau sakit perut. Menurut para ahli medis, virus HIV
hanya bisa ditularkan melalui kontak darah, air susu, sperma, ataupun cairan vagina.

Tiga media penularan terakhir lebih jelas bentuknya, berbeda dengan yang
pertama. Air susu berpotensi menularkan virus HIV dari ibu yang sudah berstatus
ODHA kepada bayinya. Sementara sperma ataupun cairan vagina hanya mungkin
menularkan virus HIV kepada mereka yang melakukan hubungan seksual dengan
ODHA.

Ketahuilah, cara-cara ini tidak akan membuat virus HIV menyebar

Sementara, hal-hal berikut tidak akan membuat virus HIV berpindah ke tubuh Anda:
a) Bersentuhan kulit, seperti berjabat tangan atau berpelukan dengan ODHA.

b) Berada di dekat ODHA yang sedang bersin atau batuk.

c) Anda mendonorkan darah ke mereka yang berstatus ODHA.

d) Menggunakan peralatan makan atau tempat tidur yang sama dengan orang
ODHA.

e) Menggunakan kolam renang, atau dudukan kloset yang sama.

f) Anda dan kerabat yang berstatus ODHA digigit oleh nyamuk yang sama. Ternyata,
penularan virus HIV itu tidak mudah, bukan? Karena itu,tak perlu bereaksi
menghindar atau ketakutan jika harus hidup berdampingan dengan ODHA.
Sikap yang tidak reaktif ini perlu agar para ODHA tidak merasa
disingkirkan.

Adapun cara yang lainya bagaimana supaya kita hidup dengan ODHA

a) Lakukan kegiatan seperti biasanya


b) Hindari faktor penularannya

c) Selalu berikan dukungan seperti :

1) Dukungan emosional

2) Dukungan pernghargaan

3) Dukungan materi

4) Dukungan informasi

5) Dukungan jaringan sosial

d) Selalu ajak dia bercerita atau berbincang agar dia tida merasa diasingkan
Pada ODHA membutuhkan sikap yang suportif dari lingkungan disekitarnya agar
mereka tidak mudah mengalami stres dan depresi. Dukungan emosional semacam
ini perlu agar ODHA bisa lebih mudah dalam menjaga kesehatannya.

f..Peran keluarga dalam menghadapi ODHA

Pemahaman dan informasi terhadap penyakit AIDS yang kurang akan memberikan
keleluasan bagi masyarakat dalam mengkonstruksikan dan mempertahankan pola pemikiran
yang diskriminatif sehingga menciptakan pengkotakan terhadap orang dengan HIV/AIDS
baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, kesehatan maupun dalam pergaulan lingkungan
sosialnya. Situasi-situasi diciptakan sedemikian rupa sehingga menyebabkan ODHA
semakin tenggelam dalam dunianya dan semakin menarik diri dari kehidupan sosialnya.
Saat ODHA memasuki masa transisi sejak mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV,
disinilah keluarga menjadi penting dan menjadi satu kesatuan sistim dalam melihat dan
memahami permasalahan yang sedang terjadi, karena keluarga adalah tempat seorang anak

mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan juga untuk bersosialisasi. Untuk

mempertahankan pola hidup dan melanjutkan satu generasi agar tetap bertahan, maka
keluarga sangat diharapkan untuk memainkan peran yang besar dalam memberi perawatan
dan dukungan kepada anggota-anggotanya yang terinfeksi HIV/AIDS.

1. Seperti dengan tidak menjauhi karena takut tertular dan juga

2. Mendukung Odha ,Ada 5 bentuk dasar dari dukungan sosial yang dapat diberikan
Memberi dukungan,dan diterima oleh individu (Orford, 1992;Sarafino,2002), yaitu: a.
Dukungan Emosional: meliputi ekspresi dari rasa empati, perawatan, perhatian.

Ini menyebabkan individu merasa nyaman, tenteram, dimiliki, dan dicintai pada
saat kondisi yang menekan (Sheridan, 1992).
b. Dukungan Penghargaan: dukungan yang berpengaruh pada peningkatan self
esteem dan perasaan kompeten, sehubungan dengan adanya penilaian positif

c. Dukungan Materi: pemberian dukungan yang melibatkan bantuan secara


langsung, seperti bantuan finansial ataupun mengerjakan tugas rumah sehari-
hari.

d. Dukungan Informasi: dukungan diberikan dalam bentuk saran, pengarahan, dan


umpanbalik mengenai cara menghadapi atau memecahkan masalah yang ada
e. Dukungan Jaringan Sosial: dukungan diberikan dalam bentuk kebersamaan
sehingga individu merasa sebagai bagian dari jaringan kelompok yang ada di

masyarakat Hal ini sangat penting karena dukungan yang diberikan oleh

keluarga merupakan suatu mata rantai dalam proses kesembuhan dan proses
persiapan ODHA agar dapat kembali bersosialisasi dengan lingkungannya dan
menjalani hidup yang wajar.

Anda mungkin juga menyukai